Sail Tomini dan Festival Boalemo 2015 Hadirkan Presiden dan Wapres

Gorontalo - Festival Boalemo dan Sail Tomini 2015 akan digelar pada September mendatang. Presiden dan Wakil Presiden, serta sejumlah menteri dikabarkan akan menghadiri gelaran tersebut. Menurut data yang diperoleh dari Pemerintah Provinsi Gorontalo, agenda Sail Tomini dan festival Boalemo 2015 telah dicanangkan April 2015 silam di Jakarta.

Puncak acara sendiri akan berlangsung pada 10 September 2015 mendatang. Sejumlah kegiatan seperti pentas budaya dan atraksi wisata, gebyar seni 2015, festival kuliner nusantara serba ikan, hingga fashion karawo dan karawo song 2015 akan meramaikan dua perhelatan ini.

Tak hanya itu, para pengunjung juga akan disuguhkan atraksi dari TNI Angkatan Udara, seperti terjun payung, paramotor, aeromodeling, demo terbang aying, dan playpass pesawat tempur. Gelaran tahunan ini juga menjadi lengkap dengan adanya Festival Layang-layang, Lomba Bahari, Pameran Potensi Daerah, Ekowisata Hutan Nantu, hingga Agrowisata Perkebunan Cokelat.

Namun sebelum puncak acara, sesuai jadwal yang diperoleh awak Liputan6.com, Selasa (25/8/2015), beberapa kegiatan akan diselenggarakan, seperti Festival Saronde pada 30 – 31 Agustus di Kabupaten Gorontalo Utara, Seminar Konservasi dan Taman Laut di Universitas Negeri Gorontalo, hingga bakti sosial pada 4 September 2015.

Sementara itu, Danlanal Gorontalo, Letkol Laut (P), Baroyo Eko Basuki saat ditemui awak media mengungkapkan, untuk pengamanan laut akan dimulai pada H – 5 dan akan disterilkan dalam radius 5 mil.

Kutai Timur Agendakan Festival Budaya setiap Tahun

Sangatta, Kaltim - Pemkab Kutai Timur bertekad mengagendakan festival budaya setiap tahun dengan tujuan mengenalkan kebudayaan daerah secara maksimal. Selanjutnya, diharapkan, mampu menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke Kutim.

Rencana tersebut disampaikan Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman saat berkunjung ke Long Segar, Kecamatan Telen, belum lama ini.

“Bangsa Indonesia harus mencintai kebudayaannya. Oleh karena itu, ke depan salah satu misi saya adalah mengembangkan seni dan budaya di daerah ini, baik itu budaya lokal Suku Dayak, Kutai, dan Banjar maupun budaya dari berbagai daerah yang ada di Kutai Timur,” kata Ardiansyah, saat menghadiri sekaligus membuka Musyawarah Kerukunan Dayak Kenyah Lepoq Jalan se-Kutai Timur, di Desa Long Segar, Kecamatan Telen.

Pengembangan sekaligus pelestarian kebudayaan bisa dilakukan melalui pelaksanaan festival budaya setiap tahun. Selanjutnya melalui kebudayaan, satu daerah dapat lebih berkembang karena menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, dengan mengembangkan seni dan budaya maka pengembangan maupun perhatian terhadap kesenian tradisional dapat lebih diukur.

“Pengembangan seni dan budaya sangat penting untuk memajukan daerah dan manfaatnya bagi masyarakat,” sebut Ardiansyah yang didampingi ketua Tim Penggerak PKK, Siti Robiah.

Keinginan Bupati untuk mengembangkan seni dan budaya melalui festival setiap tahun tersebut, mendapat apresiasi dan sambutan positif sejumlah tokoh adat dan masyarakat Dayak Kenyah.

Ketua Umum Kerukunan Dayak Kenyah Kaltim-Kaltara, Hubang Hadianto, mengakui bahwa rencana tersebut sangat positif dan patut didukung oleh semua pihak.

“Saya setuju dengan program itu, demi pembinaan sekaligus meningkatkan daya tarik budaya Dayak Kenyah dan Kayan di daerah Kutim. Selama ini, karena kami, suku Dayak yang tinggal jauh terpencil di Long Segar ini hanya bisa dikenal masyarakat luas melalui seni budayanya,” papar Hubang.

Lebih lanjut dikatakan, niat Bupati Kutim mengangkat budaya suku Dayak sangat tepat sehingga patut didukung semua kalangan. Berikut, dia mengajak masyarakat luas, untuk berkunjung ke Long Segar.

“Kami masyarakat Dayak Kenyah sangat terbuka menyambut kedatangan siapa saja untuk bersama-sama menikmati budaya Indonesia warisan leluhur. Silakan datang untuk melihat kehidupan kami di sini dan sekaligus menikmati keindahan budaya yang dimiliki,” tegasnya.

Pernyataan yang sama disampaikan Enggong Anyek, salah seorang tokoh adat suku Dayak Kenyah, Desa Long Segar. Menurut dia, keinginan Bupati Ardiansyah sangat bijak dan luar biasa. Karena dengan begitu, budaya masyarakat Dayak di pedalaman akan semakin dikenal luas oleh warga dari luar daerah.

Diaspora Keturunan Jawa Potensi Wisata Yogya

Yogyakarta - Keberadaan diaspora (warga negara keketurunan) Jawa yang menetap di sejumlah negara, seperti Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, Singapura dan lainnya sebetulnya menjadi potensi pariwisata yang luar biasa jika mampu dikelola dengan baik. Selain itu juga menjadi upaya diplomasi budaya yang baik dengan negara-negara tersebut.

"Seperti yang belum lama ini digelar ada pertemuan Diaspora Indonesia di Jakarta. Di sela kegiatan ada 200 Diaspora Jawa yang melakukan pertemuan di Yogya berasal dari sejumlah negara. Saya sempat ketemu dan ngobrol sampai 3 jam. Ternyata ada potensi besar yang bisa dimanfaatkan melalui saudara kita yang di luar negeri ini," ucap Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono kepada awak media, Kamis (20/08/2015).

Umar menjelaskan, rata-rata Diaspora Jawa di luar negeri memiliki tingkat perekonomian yang cukup tinggi. Buktinya mereka mampu membiayai sendiri perjalanannya ke Indonesia untuk ikut pertemuan tersebut. Selain itu khusus Diaspora Jawa masih memiliki ketertarikan yang sangat tinggi terhadap budaya Jawa yang sering diceritakan leluhur mereka.

"Rata-rata sudah keturunan ketiga atau keempat. Budaya Jawa masih terus dilestarikan tapi kebanyakan sifatnya tradisional. Dalam konteks seni budaya inilah mereka menyebut Yogya sebagai pusatnya. Meski Diapora Jawa ini bukan hanya keturunan Yogyakarta, tapi juga daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur," lanjut Umar.

Tidak heran Umar melanjutkan, ketika mereka diajak menyaksikan ajang Yogyakarta Gamelan Festival yang baru saja selesai digelar sambutannya luar biasa. Bahkan mereka meminta Pemda DIY untuk bersedia mengirimkan pengajar kebudayaan serta gamelan komplit ke negara yang ditinggali.

"Bahkan mereka siap membayar untuk itu. Mereka bilang apa yang dilihat ini seperti yang diceritakan secara turun-temurun oleh leluhur yang pertama kali datang ke negara tersebut. Dan mereka sudah membuktikannya karena sebagian besar baru pertama kali juga datang ke Indonesia dan Yogyakarta. Hal ini menunjukkan diplomasi budaya jalan. Dan inilah potensi yang sebaiknya segera ditindaklanjuti," sebut Umar.

Karena itulah ke depan pihaknya akan membuat perencanaan matang untuk mengakomodir besarnya antusiasme Diaspora Jawa ini. "Nanti kami siapkan agenda. Sehingga ketika mereka ke Yogya bertepatan dengan agenda-agenda seni budaya yang sedang digelar. Sebab kemarin mereka sempat kecewa ketika tahu akan ada beberapa event seni budaya lain tapi tidak sempat melihat karena keburu pulang ke negara masing-masing," tukas Umar.

Barong Osing dan Gandrung Banyuwangi Tampil di Museumsuferfest Frankfurt

Jakarta - Indonesia akan menjadi theme country di Festival Museum atau Museumsuferfest di Frankfurt, Jerman pada 28-30 Agustus 2015. Sederet penyanyi muda hingga musisi kontemporer dari Tanah Air akan mengisi acara tersebut. Uniknya, kesenian tradisioal pun tak ketinggalan untuk diusung, yakni seni pertunjukan asal Banyuwangi, Jawa Timur.

Kesenian barong Osing dan gandrung Banyuwangi akan muncul sebagai alternatif dari tampilan-tampilan kontemporer Indonesia di festival seni budaya terbesar di Eropa yang digelar di sepanjang sungai Main, Frankfurt tersebut. Kehadiran Indonesia di acara tersebut merupakan bagian dari penunjukan sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015, Oktober nanti.

Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar (KPPS) Indonesia untuk Frankfurt Book Fair yang dipimpin Slamet Rahardjo telah memutuskan akan membawa dan menampilkan kesenian dari Banyuwangi tersebut. Anggota KPPS Endo Suanda, yang juga ahli etnomusikologi dan seni pertunjukan Indonesia berandil besar untuk memastikan barong Osing dan gandrung dari Banyuwangi bisa berangkat ke Frankfurt.

Apa alasannya? “Barong Bali semua tahu. Saman yang rampak makin memasyarakat, tari-tari Minang sering jadi sumber untuk koreografi baru yang mutakhir, tari Jawa banyak dipelajari, diteliti, dan ditulis orang asing, tapi tidak dengan Barong Banyuwangi," papar Endo saat ditemui di sela kesibukannya mengawasi latihan di Salihara, Jakarta.

Di Museumsuferfest nanti, Barong Osing Banyuwangi akan tampil bersama legenda kesenian Gandrung, Temu Misti. “Mungkin inilah pertama kali Ibu Temu keluar negeri, tampil bersama dengan Barong di perhelatan budaya penting Eropa, bahkan dunia,” tambah Endo.

Temu Misti adalah legenda hidup Banyuwangi. Dialah salah satu orang yang paling berperan atas masih bertahannya kesenian gandrung. Saking vitalnya posisi dan peran Mbok Temu, demikian ia bisa disapa, kesenian gandrung pun seperti disinonimkan dengan namanya yakni Gandrung Temu.

Selain barong dan gandrung, dari Indonesia akan tampil juga grup Kua Etnika yang dipimpin oleh Djaduk Ferianto, Dwiki Dharmawan, bonita and the husBand, Orkes Melayu Banter Banget, Dira Sugandi dan JFlow.

Berharap Reog Dapat Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Budaya

Jakarta - Seniman dan pegiat Reog berkomitmen akan terus mengawal seni budaya Reyog untuk segera mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

"Kami siap mengawal Reog agar segera diakui sebagai warisan budaya dunia. Kami juga meminta pemerintah untuk memfasilitasi proses usulan supaya Reog mendapatkan pengakuan dari UNESCO," kata Ketua Komunitas Reog Ponorogo (KRP) Suyatno di sela-sela Syukuran Milad ke-I Komunitas Reog Ponorogo (KRP) di Kawasan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (21/8).

Syukuran milad perdana tersebut dihadiri puluhan grup reyog dan pegiat reog yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya.

Suyatno mengungkapkan, KRP juga telah melakukan road show dengan menemui Bupati Ponorogo M Amin, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, bahkan telah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo untuk memperjuangkan pengakuan Reog sebagai warisan budaya dunia.

KRP merupakan organisasi yang akuntabel, karena memiliki kelengkapan, seperti AD/ART, Akte Notaris, Keputusan Menkumham RI, rekening organisasi, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Bakesbangpol.

"Walaupun KRP baru setahun didirikan, tapi kami sudah mempunyai kelengkapan organisasi, jadi kami bukan organisasi abal-abal atau ilegal. Bahkan Gubernur DKI mengapresiasi kelengkapan administrasi yang KRP miliki," tegas Suyatno.

Sementara Ketua Panitia, Agus Susanto menjelaskan sebenarnya Milad KRP dirayakan pada Selasa (11/8) lalu, namun karena padatnya agenda, seperti partisipasi Reyog mini ke Ponorogo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) serta bermacam undangan Hari Kemerdekaan, membuat perayaan milad KRP molor.

"Kegiatan milad antara lain diisi pemotongan tumpeng, penayangan slide foto dan berita aktivitas KRP, serta diiringi alunan musik khas Reyog," kata Agus Susanto dalam rilisnya.

Delapan Etnis di Lahat Unjuk Kebolehan dalam Pentas Seni

Lahat, Sumut - Setidaknya delapan etnis yang ada di Kabupaten Lahat unjuk kebolehan dalam acara pentas seni dan budaya antar enis paguyuban se Kabupaten Lahat, Senin (24/8/2015).

Masing-masing etnis menampilkan kesenian dan kebudyaan masing-masing seperti halnya etnis Cina yang menampilkan kesenian barongsai.

Kepala Kesbangpol Lahat, Surya Deswan mengungkapkan setidaknya delapan etnis ikut serta dalam pentas seni kali ini yakni Etnis padang, etnis Jawa, Sunda, Cina/Tiong Hoa, Etnis ogan komering Ilir (Oki), Musi Banyuasin (Muba), etnis Batak dan Ogan Komering Ilir (Oku).

"Kegiatan ini tujuan untuk silaturahmi masing masing etnis di Lahat. Kegiatan ini juga untuk melestarikan dan mempertahankan nilai nilai seni dan budaya antar etnis yang ada di kabupaten lahat," terang Deswan di sela-sela pentas di Halaman parkir gedung PKK Lahat.

Jabar akan Bangun Rumah Budaya di Australia Selatan

Bandung, Jabar - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan membangun sebuah Rumah Budaya di Adelaide, Australia Selatan. Bangunan ini dibuat, sebagai salah satu bentuk kerja sama memperkenakan kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa Barat.

"Itu bentuknya seperti satu anjungan di Taman Mini, dan itu akan mulai dibangun setelah kita melakukan MoU dengan Australia Selatan pada September 2015 mendatang," ujar Plt Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa usai menerima kunjungan delegasi Universitas Flinders, di Gedung Sate Bandung, Senin (24/8).

Menurut Iwa, Ia telah menugaskan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari untuk mengisi materi di Rumah Budaya di Adelaide, Australia Selatan. Selain angklung, kata dia, di Rumah Budaya tersebut nantinya bakal ada gamelan dan leaflet budaya seniman. Ia berharap, nantinya masyarakat Australia Selatan mengenal dan memahami budaya Jawa Barat pada khususnya, Indonesia umumnya.

Selain itu, kata dia, dengan adanya kerja sama tersebut maka Australia Selatan juga akan diberikan kesempatan untuk memperkenalkan budaya kepada masyarakat Jawa Barat. Nantinya, pemprov akan mengusulkan lokasi. Pemprov Jawa Barat, kata Iwa, rencananya akan memberdayakan pelajar Indonesia yang berada di Australia Selatan untuk menjadi petugas piket di Rumah Budaya Jawa Barat.

"Daripada mengirim PNS ke sana itu kan ribet dan memerlukan anggaran lain," katanya.

Makanya, kata dia, Ia akan memberdayakan pelajar atau mahasiswa di sana untuk magang menjadi petugas piket di Rumah Budaya ini. Pertemuan tersebut, merupakan tindak lanjut pertemuan dari rencana sister city antara Australia Selatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Festival dan Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional Digelar

Palembang, Sumsel - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyelenggarakan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Palembang, Sumatera Selatan, mulai 24 Agustus hingga 29 Agustus 2015.

Festival bertema "Mewujudkan Revolusi Mental Melalui Seni" ini dihadiri oleh siswa dari berbagai daerah di Tanah Air.

Acara FLS2N ini akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.

Menurut Direktur Pembinaan SMA Kabsudit Kelembagaan dan Peserta Didik Suharlan, kegiatan FLS2N diadakan untuk meningkatkan kualitas siswa sehingga mampu mengembangkan potensi dan karakter melalui penghayatan dan penguasaan seni budaya.

Selain itu, untuk memberikan kesempatan yang sama bagi siswa guna meningkatkan pemahaman dan keahlian pada berkesenian yang berakar kearifan lokal untuk meningkatkan eksistensi di dunia global.

"Tujuannya memberikan pengalaman kompetisi dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran untuk mencapai prestasi tertinggi di bidangnya," kata Harlan, di acara Pembukaan FLS2N di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (24/8).

Acara ini juga untuk mempererat tali persahabatan, kesatuan bangsa sesama siswa yang berasal dari berbagai karakter dengan tingkat keterampilan berbudaya yang berbeda.

Harlan menyebutkan, cabang seni yang diperlombakan dibagi menjadi dua yaitu, cabang pertunjukan dan cabang penciptaan.

Adapun seni pertunjukan seperti, baca puisi, tari berpasangan, dan solo vokal. Sementara untuk cabang seni penciptaan, yaitu cipta puisi, pembuatan film pendek, desain poster, dan kriya.

Harlan menjelaskan, setiap provinsi diwajibkan mengikuti tujuh jenis lomba seni dan siswa yang berhak mengikuti lomba adalah siswa kelas X dan XI pada tahun pelajaran 2014/2015.

Lumajang Punya Museum Purbakala dan Budaya

Lumajang, Jatim - Pemerintah Kabupaten Lumajang meluncurkan museum purbakala dan budaya pada Senin hari ini, 24 Agustus 2015. Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, Indriyanto mengatakan museum daerah ini menyimpan benda-benda bersejarah dari Kabupaten Lumajang.

Dia menjelaskan, museum daerah ini dibagi dua yakni untuk sejarah purbakala dan budaya. "Walaupun tidak semuanya bukan orisinil, termasuk patung-patung, prasasti yang dulu berkaitan dengan sejarah Lumajang, tulisan-tulisan dari lontar, tersimpan di museum ini," kata Indriyanto, Minggu, 23 Agustus 2015.

Tulisan-tulisan yang menyebutkan Lumajang, seperti dalam kitab Pararaton dan Negara Kertagama, cuplikannya disimpan di museum ini. Selain itu ada juga peninggalan masa kolonial. Museum juga menyimpan hasil kesenian daerah yakni Jaran Kencak beserta asesorisnya, Topeng Kaliwungu, Gamelan Danglung khas Lumajang, Busana pengantin khas Lumajang serta Batik Lumajang.

"Kami menyadari materi belum lengkap karena masih awal, tetapi kedepan kami akan terus mencoba untuk melengkapi lagi isi museum daerah," tutur Indriyanto. Museum nantinya tidak hanya menjadi media menyimpan dan melestarikan saja, tetapi juga media untuk pembelajaran dan penelitian. "Seridaknya kami sudah mewujudkan keinginan masyarakat Lumajang ihwal museum daerah."

Indriyanto menjelaskan, pihaknya berupaya melengkapi semua koleksi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya di Kabupaten Lumajang. "Untuk koleksi benda purbakala itu ada prasejarah, kolonial serta sejarah klasik," katanya. Benda-benda yang disimpan di museum ini ada yang berasal dari hibah maupun penemuan. "Ada yang dari hibah Bupati Lumajang pada masa Belanda seperti pusaka serta barang-barang lainnya."

Sedangkan untuk temuannya, ada prasasti. Untuk melengkapi prasasti Pasrujambe karena yang asli tersimpan di Museum Mpu Tantular, pemerintah kabupaten Lumajang membuat replikanya. Barang yang sudah masuk museum, kata dia dicatat di arsip nasional dan tidak boleh dipindahkan. "Kalau pinjam pakai bisa, tetapi kami sudah buatkan replikanya," ujarnya.

Pihaknya saat ini tengah berupaya untuk menginventarisasi benda-benda bersejarah yang dipegang masyarakat. "Kami akan jemput bola. Masyarakat di Lumajang masih banyak yang malu-malu dan ada yang takut untuk mengatakan kepemilikan atau penemuannya," tuturnya.

Sebagai tempat penelitian serta pembelajaran, ada pemandu yang telah disiapkan untuk melayani keingintahuan pengunjung ihwal benda-benda bersejarah di museum daerah ini.

Selain pembukaan museum Daerah Kabupaten Lumajang, juga akan digelar pameran dari Asosiasi Museum Daerah (Ameda) Jawa Timur yang diikuti sejumlah museum dari Malang, Bangkalan, Probolinggo serta beberapa daerah lainnya.

Sawahlunto gelar lomba fotografi ‘Songket Carnival’

Sawahlunto, Sumbar - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, akan menggelar lomba fotografi untuk memeriahkan kegiatan International Songket Carnival 2015, memperebutkan total hadiah sebesar Rp50 juta, 28 Agustus 2015.

Kepala Bagian Humas Sawahlunto, Zainul Anwar di Sawahlunto, Kamis, mengatakan dalam lomba tersebut mengusung tema "Songket Carnival", dengan objek bidikan peserta karnaval songket maupun kegiatan songket carnaval itu sendiri.

"Bagi karya foto terbaik berhak meraih hadiah utama sebesar Rp15 juta, sementara untuk terbaik dua dan tiga akan memperoleh hadiah masing Rp10 juta dan Rp5 juta," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, bagi sepuluh foto terbaik lainnya juga akan diberikan hadiah masing-masing Rp1 juta.

Menurutnya, Lomba fotografi itu ditujukan untuk menggenjot promosi kegiatan Sawahlunto International Songket Carnival 2015, untuk mendukung penguatan potensi kota itu sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia.

Ia mengatakan, tema lainnya yang akan menjadi bidikan peserta lomba, yakni Kota Tua, dengan objek bangunan tua, maupun peninggalan bersejarah yang ada di kota itu.

"Khusus untuk tema Kota Tua, peserta akan memperebutkan hadiah utama sebesar Rp2,5 juta, yang disusul dengan peringkat kedua dan ketiga masing-masing Rp1,5 juta dan Rp1 juta," kata dia.

Untuk sepuluh hasil foto terbaik lainnya, lanjutnya, para peserta akan mendapatkan hadiah masing-masing Rp500 ribu.

"Ini kesempatan bagi para fotografer handal maupun pemula untuk menunjukan eksistensi dan kemampuan mereka, karena lomba tersebut terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya apapun," ujar dia.

Terkait pendaftaran peserta, dia mengatakan para peserta bisa datang langsung ke bagian humas Pemerintah Kota Sawahlunto, atau bisa juga secara online, melalui website www.sawahluntokota.go.id.

Sementara itu, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, mengundang seluruh fotografer nasional maupun lokal, untuk turut berkontribusi dalam meramaikan lomba fotografi tersebut.

"Secara terbuka, Sawahlunto mengundang seluruh fotografer lokal maupun nasional, untuk bersaing menunjukan eksistensi dalam mendapatkan bidikan terbaik dalam kegiatan ini," kata dia.

Dalam kegiatan tersebut, Pemerintah Kota Sawahlunto juga menargetkan pemecahan rekor MURI dengan kategori pemakaian songket terbanyak dalam satu kegiatan.

Festival Khatulistiwa, Agar Kalbar Dikenal Orang

Pontianak, Kalbar - Dentuman 70 meriam karbit dan pengibaran bendera start yang melepas keberangkatan 100 kapal motor hias oleh Presiden Joko Widodo menandai dimulainya Festival Khatulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), kemarin (22/8).

Para peserta yang menyusuri Sungai Kapuas dari Rumah Radakng menuju Tugu Khatulistiwa itu dikawal langsung oleh empat kapal milik Angkatan Laut: KRI Sembilang 850, KRI Kujang 642, KRI Silas Papare 386, dan KRI Teluk Cirebon 543.

Karnaval Khatulistiwa merupakan pergelaran budaya yang menyuguhkan atraksi di darat dan sungai. Pesertanya total mencapai sekitar 4 ribu orang dari 24 provinsi dari seluruh Indonesia. Sebanyak 1.482 orang di antaranya merupakan perwakilan tuan rumah Kalbar.

Jokowi berkesempatan mengikuti pawai dengan mobil hias, juga menaiki tank. Gubernur Kalimantan Barat Cornelis berharap pelaksanaan Karnaval Khatulistiwa bisa menjadikan provinsi yang dipimpinnya terkenal secara nasional maupun internasional. Selama ini negara-negara lain hanya mengenal Pulau Jawa dan Bali.

”Kalbar selama ini tak dikenal. Kalau sudah diambil orang, marah pula,” ujar Cornelis.

Karnaval Budaya Pelajar Mengesankan

Palembang - Sumsel - Puncak perayaan Pekan Budaya Pelajar Sumsel tahun 2015 diikuti sekitar 1.500 pelajar seSumsel berlangsung mengesankan, kemarin. Setiap peserta tampil mengagumkan dan menarik perhatian ribuan penonton.

Warga yang awalnya kecewa karena beberapa ruas jalan di dari dan mengarah ke Kantor Gubernur di Jalan Kapt Arivai ditutup, terdecak kagum dengan apa yang mereka lihat. “Selama ini kan di Palembang paling pameran-pameran atau expo, yang kebanyakan mahal– mahal.

Sebelumnya kalau mau lihat karnaval seperti ini harus ke Jember dan daerah lainnya. Ini harus digelar setiap tahun, mantap ini,” ujar seorang warga yang mengaku tidak mengetahuiadanya karnaval. Karnaval diikuti ribuan peserta yang merupakan pelajar dengan menampilkan berbagai kreasi.

Karnaval dimulai dari halaman Kantor Gubernur Sumsel-Jalan Kapten Arivai – perempatan RS Charitas-Jalan Kapt Arivai dan dan finish di PSCC. Wakil Gubernur Sumsel Ishak Mekki mengatakan, Karnaval ini sangat penting dalam mendorong kreativitas dan kreasi generasi muda. Selain memupuk rasa cinta terhadap seni dan budaya daerah ternyata dapat mengangkat dan mempromosikan kemajuan daerah.

“Lewat acara seperti ini maka kebudayaan yang ada di Sumsel dapat terus ditingkatkan, dijaga dan dilestarikan. Selain itu me lalui karnaval ini kita harapkan ke bu dayaan yangadadiSumseldapatmen jadiandalan dalam mempromosikan Sumsel,” ujar Mekkiusaime le paskarnawal. Mantan Bupati OKI menjelaskan, kegiatan seperti ini menjadi salah satu bagian untuk memajukan pendidikan, seni dan budaya di Sumsel.

“Pemerintah berupaya menjalankan komitmennya diberbagai bidang termasuk pendidikan. Sehingga siswa berprestasi dan kurang mampu dapat terus mengenyam pendidikan tinggi melaluikuliahgratis. Untukitukamiharap pelajar di Sumsel dapat terus berprestasi danmenjadiandalanbagi sekolah, daerah bahkanbagi negara,”imbuhnya.

Ishak mengatakan, dalam puncak Pekan Budaya Pelajar Sumsel ini diikuti peserta dari SD, SMP, SMA dan SMK. Bahkan, beragam busana tradisional dan adat ditampilkan dari 17 kabupaten/kota di Sumsel. Selain busana pakaian adat, ada pula busana kreasi yang turutmemeriahkan pagelaran karnaval ini.

“Ajang seni dan budaya ini tidak hanya dipertandingkan di tingkat lokal bahkan di tingkat nasional dan dunia juga dipertandingkan, maka dari itu seni budaya merupakan panggung yang utama dalam mempro mosikan suatu daerah. Apalagi dalam waktu dekat, menjelang Asian Games 2018, kita juga dapat menampilkan seni budaya asal Sumsel bagi tamu-tamu kita yang berasal dari negara lain.

Saya harapkan agar pekan budaya ini terus dilestarikan dan ditingkatkan sehingga kedepannya akan semakin baik,”sebutnya. Sementara Kepala Dinas Pen didikan Provinsi Sumsel Widodo menuturkan, pekan bu daya Provinsi Sumsel sebagai wadah bagi siswa untuk me nun jukkan ke mam puan dan kreativitas. “Ke giat an ini dido rong menjadi agenda tahunan.

Selain itu diharapkan pula pada tahun ketiga pekan budaya Sumsel ini, dapat menjadi agen da nasional, bahkan pada tahun kelima diharapkan menjadi agen da dunia atau negara lain bisa bergabung dalam acara ini,”kata Widodo. Lewat kegiatan seperti ini sambung Widodo, juga dapat menjadi sarana menanamkan karakter bangsa khususnya bagi pe lajar.

Disitulah, mereka akan terus memperkuat akar budaya dan nilai luhir keda e rahan. “Memang besar harapan kita ini jadi agenda rutin se ka ligus menyambut Asian Games 2018 juga menjadi tujuan da lam penyeleng garaanacaraini,” pungkasnya. Adapun, dalam pekan bu da ya ini terdapat beberapa ke giat an turut ditampilkan antara lain lombamusiketnik, lombakuliner, pameran karya seni, lomba tari kreasi, lomba mo difikasi pakaian adat dan lomba barisan karnaval.

Berdasarkan pantauan, pelaksanaan puncak Pekan Budaya Pelajar Sumsel ini berjalan sangat meriah. Tidak hanya ribuan siswa yang ber par ti sipasi ingin membuat bangga sekolah dan daerahnya saja, namun masyarakat pun tak mau ketinggalan untuk menyaksikan kegiatan ini. Nampak, da lam iring-iringan Karnaval para siswa tak goyah meski sore ke marin cuaca cukup panas.

Nam pak meriah, saat siswa dari PAUD dan SD memamerkan pa kaian adat Sumsel dan juga pa kaian adat nusantara. Saat karnival, siswa SD IBA main eng grang, ular tangga, main batok kelapa, dan aneka mainan tra disional anak. Selain itu, para siswa ada yang unjuk kebolehan mar ching band, pencak silat dari SMP Olahraga Sumsel,

hingga parade modifikasi pa kaian adat yang diikuti per wakilan kabupaten/kota. Bahkan dalam kegiatan ini hadir tamu perwakilan dari Salatiga yang menampilkan tarian daerah dan juga modifikasi pa kai an adat yang cukup menawan.

"Horas... Beta Mangan Hita" di Festival Kuliner Serpong

Serpong, Banten - Dari jauh tampak samar tulisan “Horas” terpampang kokoh. Di belakangnya terdapat tiga Rumah Bolon, rumah adat khas Batak berbaris lurus. Jalan sedikit melewati itu, mata akan dimajakan dengan ratusan stand berhiaskan gorga, motif khas Batak. Di antara stand-stand tersebut, tampak bangunan serupa Tugu Revolusi, bangunan khas Karo.

Sepintas tempat ini tampak seperti kampung adat Batak. Tapi bukan, ini adalah Festival Kuliner Serpong (FKS) 2015. Festival yang diadakan di Summarecon Mall Serpong (SMS) ini sudah dimulai sejak tanggal 14 Agustus dan akan berakhir tanggal 6 September 2015.

Tema FKS yang diangkat tahun ini adalah “Horas... Beta Mangan Hita”, bahasa Batak yang berarti “Mari Kita Makan”. Melalui tema ini, pengunjung diajak untuk menikmati sensasi makan di Tano Batak.

Jika ingin makan, harus mengabil kartu dulu. Kartu ini kemudian dapat diisi dengan nominal uang. Berbekal kartu ini pengunjung dapat menikmati lebih dari 200 pilihan menu dalam 63 stand dan 26 gerobak.

Sambil makan, mata juga akan dihiasi dengan pelayan yang lalu-lalang menggunakan ulos dan topi adat. Rasanya seperti sedang makan di pesta adat Batak.

Tak hanya mata yang dimanjakan, telinga juga. Alunan uning-uningan, alat musik khas Batak terus berputar di telinga. Khusus di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, alunan suara melengking dari trio Batak akan menghibur pengunjung langsung dengan lagu-lagu batak.

“Tahun ini kami mau membawa ambience batak dan Sumatera Utara di sini, ini sesuai dengan salah satu visi kami, yakni melestarikan kebudayaan Indonesia,” papar Christina Manihuruk, Public Relation Coordinator SMS, Sabtu (22/8/2015).

Selain itu, FKS juga menampilkan artis-artis Batak untuk mengobati kerinduan para ‘anak medan’ yang merantau. Beberapa di antaranya seperti Vicky Sianipar, Victor Hutabarat, dan Novita Dewi Marpaung.

Vicky Sianipar tampil dalam acara pembuka 14 Agustus silam. Sedangkan Victor Hutabarat sendiri tampil tanggal 17 Agustus lalu. Sementara Dewi Marpaung akan menghibur pengunjung pada hari Minggu, 23 Agustus 2015.

“Waktu Vicky manggung, itu penuh banget. Dia sampai manggung melebihi jadwal. Nggak mau turun, diminta nyanyi terus sama pengunjung,” kata Christina.

Christina percaya diri acara ini akan mampu memberikan nuansa Batak dan mengobati kerinduan masyarakat Batak yang tak bisa pulang ke kampung halaman.

Hal ini dibenarkan oleh Cindy Siagian, salah satu pengunjung. Cindy yang lama tak pulang kampung mengaku terobati dengan nuansa yang ditawarkan tempat ini. “Mirip banget kayak di kampung suasananya. Ya, mengobati kerinduan lah karena sudah lama ga pulang,” ujar Cindy yang sedang makan bersama keluarganya.

Meski demikian Cindy menyayangkan kurangnya varian makanan batak yang ada. “Pilihan makanan khas bataknya kayaknya masih kurang sih, lebih banyak makanan Indonesia (daerah lain),” jelasnya.

Jika penasaran ingin merasakan sensasi Tano Batak, silahkan datang ke Festival Kuliner Serpong di Area Parkir Selatan Sumarecon Mall Serpong (SMS), Gading Serpong, Tangerang. Tak hanya makan, di sini pengunjung bahkan bisa membeli ulos.

Tari Jaipong Perlu Ditolong

Cikole, Jabar - Makin hari kebudayaan lokal mulai tidak lagi diminati para generasi muda, khususnya oleh masyarakatnya sendiri. Dengan melihat fenomena tersebut, Sanggar Tari Catrik Palagan Kota Sukabumi terus berupaya untuk ‘menolong’ kebudayaan Sunda agar tidak hilang ditelan zaman. Salah satunya dengan melestarikan tari tradisional jaipong yang merupakan khas Jawa Barat. Dengan mengadakan ujian tari jaipong bagi usia sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) yang berlangsung di Jalan Kenari Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi itu merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh Sanggar Tari Catrik Palagan.

Acara yang digelar untuk menilai sejauh mana kemampuan tari yang mereka kuasai merupakan kegiatan ke-15 kali diadakan sejak tahun 1999. Dengan seluruh peserta ujian yang berjumlah 53 orang ini mereka berasal dari empat kategori yang berbeda yakni dasar 1, dasar 2, terampil hingga mahir. Peserta ujian sendiri sengaja dibatasi mengingat durasi yang diperlukan untuk seorang peserta saja sudah banyak memakan waktu.

Ki Domon (48) selaku Pendiri Sanggar Tari Catrik Palagan, mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk konsistensi dari sanggar tarinya untuk mendidik anak-anak di bidang tari, khususnya jaipong. Pihaknya menuturkan dalam ujian ini, ada beberapa aspek yang dinilai di antaranya wiraga, wirasa, wirahma dan juga payus (pantes). Semua komponen seperti kostum, gerakan dan juga keempat aspek tersebut jika disatukan menjadi satu keutuhan tarian yang benar.

Menurut Ki Domon, keistimewaan ujian kali ini tentu terdapat pada perkembangan tari jaipong dari tahun ke tahun. Dengan mengembangkan inovasi tari jaipong seperti ini, ia berharap sanggar tarinya bisa terus eksis dengan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah.

“Hingga kini, banyak kalangan yang mendukung dan menyukai kegiatan ini. Pemerintah pun sejauh ini sudah banyak membantu dengan menyediakan fasilitas tempat latihan seperti di Gedung Juang, Islamic Center dan juga di sini (Rengganis, red). Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pun turut memberikan bentuk dukungannya dengan menandatangani sertifikat kelulusan pada ujian menari ini,” jelas Ki Domon kepada Radar Sukabumi, Minggu (23/8/15).

Meski hingga kini sanggar tari ini belum memiliki aula pribadi, namun ternyata sanggar tari ini berhasil menelurkan beberapa alumni yang berkiprah di dunia seni tari menjadi penari profesional bahkan hingga ke mancanegara. Beberapa di antaranya bahkan turut hadir untuk menjadi juri dalam ujian kali ini. Hal ini menjadikan suatu kehormatan tersendiri bagi Sanggar Tari Catrik Palagan karena kecintaan mereka terhadap seni tradisi ini masih terus melekat hingga kini. Sesuai dengan harapan Ki Domon yang ingin menjadikan seni tradisi ini bisa digandrungi oleh semua kalangan terutama dari anak-anak dan remaja. Untuk itu ia menitikberatkan rasa ‘nyaah’ (sayang) pada seni budaya pribumi.

Kehebatan Sanggar Tari Catri Palagan ini rupanya tak hanya di wilayah Kota Sukabumi saja, seperti pada 22 Agustus kemarin misalnya, pihaknya baru saja meraih peringkat ketujuh sebagai penyajian unggulan dari 33 provinsi yang hadir dalam Parade Tari Nusantara, yang diselenggarakan di TMII dari perwakilan Jawa Barat dengan Tari Wangsa Suta. Ketika ditanya apa yang membuatnya tertarik untuk mengembangkan seni tari ini, ia menjawab bahwa ini merupakan tanggung jawab kita semua selaku orang Jawa Barat, Sunda khususnya, kepada kelestarian kehidupan seni dan budaya itu sendiri. “Kalau bukan kita siapa lagi? Masa orang lain saja menyukai seni budaya kita, kita sendiri tidak? Jangan sampai jati silih ku junti lah (jangan sampai budaya sendiri kalah dengan budaya asing),” pungkasnya.

Musik Ghazal Melayu Serumpun Digelar 2016 di Meranti

Selatpanjang, Riau - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti tertarik untuk mengembangkan musik gazal di Kota Sagu, Kepulauan Meranti, Riau. Selaku wilayah ujung (terluar) di Provinsi Riau, musik ghazal dinilai tepat untuk dikembangkan. Guna mewujudkan itu, Disparpora berencana akan menggelar festival musik ghazal pada tahun depan (tahun 2016).

Wacana itu sebagaimana disampaikan Kepala Disparpora Kepulauan Meranti, Drs H Ishak Izrai, Jumat (21/8/2015) sore. Kata Ishak, dulu sewaktu Meranti pertama kali dimekarkan, perhelatan yang menampilkan musik gazal sudah pernah digelar. Sehingga, Ishak menilai sudah saatnya pagelaran musik itu kembali digaungkan di Kota Sagu.

"Musik ghazal itu dalam pelaksanaannya akan melibatkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, dan beberapa negara lainnya," kata Ishak.

Saat ini, kata Ishak lagi, baru di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, (dulunya merupakan wilayah ujung Provinsi Riau, red) yang terkenal dengan musik ghazalnya. Namun, karena saat ini Kepulauan Meranti yang merupakan wilayah ujung di Riau, maka niat untuk kembali mengembangkan musik itu semakin besar. "Beberapa waktu lalu wacana ini sempat juga kita sampaikan ke provinsi. Alhamdulillah, mendapat sambutan yang bagus. Kalau di Siak dan Bengkalis terkenal dengan zapinnya, kita harap ke depan Meranti juga terkenal dengan ghazalnya," ujar Ishak lagi.

Guna mewujudkan wacana itu, kata Ishak, dalam waktu dekat mereka akan menggelar rapat koordinasi dengan banyak pihak. Guna membahas kesiapan pagelaran musik ghazal Melayu serumpun itu tahun depan. "Dalam waktu dekat kita akan rapat bersama pihak terkait. Semoga kita satu kata, sehingga pagelaran itu terlaksana tahun depan," ujarnya lagi.

Ingin Rasakan Sensasi Menenun? Kunjungi Pekan Tenun di Lombok

Mataram, NTB -Selama sepekan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan ‘Pekan Tenun’. Pengunjung bisa melihat dan bertanya langsung kepada perajin tenun tentang bagaimana proses pembuatan kain tenun. Selain itu, para pengunjung juga bisa langsung mencoba menggunakan alat tenun yang terdapat di beberapa stand.

"Bagus, kalau sudah terbiasa mungkin bisa. Ini pengalaman baru saya. Motif corak dan kekuatan kainnya bagus. Satu gini aja dua minggu katanya baru jadi," kata Tini, salah satu pengunjung yang mencoba mengoperasikan alat tenun.

Selain bisa melihat proses membuat kain tenun, pengunjung juga bisa membeli kain tenun dari para perajin. Berbagai motif kain tenun khas NTB seperti rang-rang, motif nanas hingga motif bulan begantung tersedia dalam pekan tenun.

Menurut Lina, salah satu penjual di stand tenun mengatakan, harga satu lembar kain tenun tergantung dari lamanya proses pembuatan dan tingkat kesulitan dalam menenun. Untuk menyelesaikan satu lembar kain tenun, perajin membutuhkan waktu dua minggu hingga lebih dari satu bulan. "Harganya bisa Rp 250.000 sampai satu juta lebih, tergantung motifnya," katanya.

Selain kain tenun, pengunjung juga bisa berbelanja langsung berbagai model tas, dompet, sepatu dan pakaian, yang semuanya dikreasikan menggunakan kain tenun.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Faosal mengatakan, pekan tenun kali ini sengaja diselenggarakan di Jalan Tenun untuk mengingatkan pada masyarakat bahwa tenun harus dipertahankan, sebagai salah satu warisan budaya NTB yang memiliki nilai ekonomi tinggi. "Total ada 18 sentra pembuatan kain tenun dari Mataram sampai Sape," katanya.

Pekan tenun mulai dibuka sejak Rabu (19/8/2015). Pekan tenun juga akan dimeriahkan dengan fashion show, busana tenun, dan seminar tenun.

Sumsel Gelar Pekan Budaya Pelajar

Palembang, Sumsel - Kesenian daerah dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Selatan tampil pada pagelaran Pekan Budaya Pelajar yang diselenggarakan Dinas Pendidikan provinsi ini.

Pelajar sekolah dari berbagai daerah itu menampilkan kesenian daerahnya masing-masing pada Lomba Musik Etnik dalam kegiatan yang akan dijadikan kalender tahunan ini, kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Widodo, di Palembang, Jumat (21/08/2015).

Dia menjelaskan, tujuan pelaksankan lomba musik tradisional dari kabupaten dan kota di Sumsel tersebut adalah untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan yang ada.

Kesenian tradisional daerah harus selalu lestari, sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi para pelajar dalam mecipta dan mempertahankan budaya daerah, kata dia lagi.

"Para pelajar perlu dimotivasi untuk melestarikan dan mengangkat kesenian daerah," ujar dia.

Apalagi kesenian daerah harus dikembangkan supaya generasi penerus semakin mencintai seni dan budaya tradisional, katanya pula. Karena itu, pihaknya menggelar Pekan Budaya Pelajar Sumsel, di antaranya menghadirkan Lomba Musik Etnik.

Pekan Budaya Pelajar ini akan terus digelar menjadi kalender tahunan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel.

Pameran Pertukaran Budaya Indonesia-Tiongkok

Medan, Sumut - Pameran Pertukaran Budaya Indonesia-Tiongkok yang digelar Hao Bao Daily dengan Konjen Republik Rakyat Tiongkok Medan di The Regale International, Convention Center Jalan H.Adam Malik Medan, selama 3 hari, Jumat sampai Minggu (21-23 Agustus 2015) diharapkan menjadi salah satu sarana yang tepat untuk mengenalkan seni budaya Indonesia-Tiongkok lewat berbagai macam lukisan, sulaman dan pernak-pernik lainnya termasuk pertunjukan seni bela diri wushu.

Acara pameran dibuka secara resmi oleh Plt. Gubsu H.T. Erry Nuradi, M.Si yang dihadiri Pemimpin Umum Harian Analisa dan Hao Bao Daily Supandi Kusuma, Ketua Panitia Tony, SH serta undangan dari FKPD.

Menurut Anggota DPRD Medan Wong Chun Sen/Tarigan yang hadir pada acara pembukaan pameran, acara seperti ini sangat tepat dijadikan sarana untuk mengenalkan seni budaya Tiongkok dan Indonesia kepada generasi muda.

“Kalau seni budaya yang ada tidak dikenalkan kepada generasi muda, maka ke depan seni budaya seperti kaligrafi Tiongkok, lukisan dan sulaman akan punah dan makin tak dikenal oleh generasi penerus kita,” kata Tarigan saat dihubungi Analisadaily.com.

Lebih lanjut Tarigan menyampaikan bahwa acara seperti ini harus digelar secara berkesinambungan agar seni dan budaya kuno yang dimiliki kedua negara bisa dilestarikan.

Event pameran ini juga, tambah Tarigan jadi salah satu langkah positif untuk membangun hubungan kedua negara dalam banyak hal termasuk dalam pengembangan sektor industri dan perdagangan.

Ganjar Pranowo Buka Pesta Rakyat Jateng

Purwokerto, Jateng - Ribuan warga dari berbagai daerah di Jawa Tengah memadati pelataran Gelanggang Olahraga (GOR) Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2015) malam. Warga berkumpul dalam hajatan pesta rakyat dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Provinsi Jateng, yang perayaannya dipusatkan di Banyumas.

Suasana kegiatan terlihat ramai. Parade seni dan budaya dari 35 kabupaten/kota mengawali semarak pesta rakyat. Selain itu, juga ada tambahan aksi marching band dari taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta.

Sebelum pesta dibuka, delapan penari asal Negara Belgia juga ikut menyambut kehadiran Gubernur serta Bupati dan Wali Kota. Mereka menarikan tari Jaran Kore, atau yang biasa disebut Kuda Lumping sebagai tarian pembuka.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampil memikat mengenakan busana adat banyumasan. Ia memakai blangkon dan seragam hitam, bawahnya memakai jarik yang diikat ke pinggang. Dalam balutan busana tersebut, Ganjar membuka pesta rakyat yang disaksikan ribuan orang.

"Saya merasa rasa guyup, warga Jateng luar biasa. Ini kontribusi besar dari Jateng untuk Indonesia, sehingga ultah ke-2 Jateng sengaja ditaruh di Banyumas," kata Ganjar, Jumat (21/8/205) malam.

Dia menuturkan, pesta rakyat beriringan dengan hari kemerdekaan mempunyai keuntungan tersendiri. Dengan pesta rakyat, Pempov ingin memperdekat jarak dengan masyarakat.

"Tahun depan digilir lagi. Saya ingin katakan Jateng ini sangat colorful, semua bisa berpartisipasi," tuturnya.

Bupati Banyumas Ahmad Husein mengapresiasi pesta rakyat yang digelar di wilayahnya. Ia mengaku semringah karena roda perekonomian warganya bisa bergeliat. Dengan demikian, warga setempat bisa lebih sejahtera.

"Hotel kita di sini penuh. Kuliner juga laris. Itu menambah income kita. Pengusaha dapat untung, warga juga senang. Terima kasih banyak," ujar Husein.

Perhatian dari masyarakat juga tinggi. Meski acara dinilai sukses, namun membawa sejumlah persoalan. Salah satu yang mencolok adalah masalah pengangguran di Jawa Tengah.

"Kita masih punya PR. Pesta ini sukses tapi warga masih beludak cari pekerjaan di Job Fair tadi," kata Husein.

Pesta rakyat nantinya akan digelar setiap tahun secara bergiliran. Masing-masing daerah diharuskan untuk melakukan promosi atas potensi wilayah dan budaya masing-masing. Konsep yang ditampilkan juga harus berlandaskan semangat tradional-modern. Masyarakat serta pengunjung yang datang leluasa diberi pilihan untuk menikmati hasil cepretan foto dua tahun kemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo.

Galeri foto ditampilkan di anjungan tepat pintu masuk GOR Satria. Anjungan juga dilengkapi janji kampanye beserta visi-misi kepemimpinan Gubernur Jateng selama lima tahun.

Meriah. Pawai Budaya Jelang Pembukaan Pacu Jalur

Talukkuantan, Riau - Pawai budaya sempena pembukaan pacu jalur tahun 2015 berlangsung semarak dan meriah, Kamis ( 20/8/2015) dari pagi hingga sore. Peserta dari 15 kecamatan menampilkan potensi budaya, istiadat termasuk keragaman etnis yang ada di Kuansing. Peserta pawai budaya yang bertempat di lapangan Limuno tempat berlangsungnya acara terlihat padat oleh peserta pawai maupun para penonton yang menyaksikan pawai.

Pawai budaya yang dihadiri Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi, Bupati Kuansing Sukarmis, Kapolda Riau, Danrem 031/WB Wirabima, Ketua KPU Riau, Ketua DPRD Riau, Wali Kota Bukittinggi, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Kementrian Pariwisata, Pejabat Walikota Bukit Tianggi, Kajati Riau dan unsur perguruan tinggi, muspida dan juga dihadiri pimpinan perusahaan, kalangan pemuka masyakat Kuansing di Pekanbaru dan daerah lain yang hadir dan ribuan masyarakat.

Hadirin terfokus saat masing-masing kecamatan menampilkan pawai potensi budaya yang ada, mulai dari tradisi mengantar jambar atau sasampek, mengantar anak tamat kaji dengan minitatur pesawat buraq, kayak, randai, mendulang ome, parahu baganduang, dan lain-lain diatraksikan oleh peserta pawai secara langsung dihadapan tamu kehormatan.

Selain itu juga menampilkan pawai kegiatan sehari-hari warga Kuansing seperti mamikek buruang, manjalo ikan juga tidak luput dari tampilan. Tidak hanya itu potensi warga tempatan, potensi masing-masing etnis yang ada di Kuansing mulai dari suku Jawa, Minang, Batak bahkan etnis Tionghoa juga ditampilkan.

Para tamu bertepuk tangan, tertawa dan tersenyum saat peserta pawai beraksi berjalan di lapangan limuno. Festival pacu jalur ini juga sebagai momen percepatan pembangunan, pariwisata dan lain-lain dalam mewujudkan visi riau 2020 dalam mewujudkan Riau yang agamis.

Bupati Kuansing H Sukarmis mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuansing mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mengembangkan potensi wisata di Kuansing. Dan juga kepada masyarakat agar meningkatkan pariwisata agar meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerintah kabupaten.

"Saya berharap kepada siapapun yang menjadi Bupati Kuansing nantinya agar bisa melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan. Dan kepada masyarakat agar ikut menyukseskan pelaksanaan Pilkada," ujar Sukarmis.

Sementara itu, dalam sambutannya Plt Gubernur Riau mengucapkan terimaksih atas kehadirin pemerintah pusat dari Kementerian Pariwisata dan tamu undangan lainnya. "Saya memberikan apresiaisi dengan kegiatan ini dapat memajukan Provinsi Riau dalam memajukan pariwisata di Provinsi Riau. Saya betul-betul terharu dan ini mencerminkan karena sesuai dengan tema Riau membangun pusat pariwisata ’the Homeland of Melayu’," sebutnya.

Kata Plt Gubri, Riau sudah melaksanakan komitmen dalam membangun kepariwisataan yang berbasis kebudayaan. Pacu jalur adalah iven nasional dan masih ada iven-iven lainnya dan tahun depan akan lebih semarak lagi. "Pariwisata adalah salah satu potensi Riau, yang akan ditampilkan terus dalam memberikan kontribusi kepada pemerintah pusat. Pemerintah daerah telah bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam mempromosikan pariwisata Riau," ujar Plt Gubri.

Berbagai Suku Meriahkan Malam Pelangi Negeri Junjungan

Bengkalis, Riau - Dalam rangka memperingati hari jadi Bengkalis ke-503 dan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis menggelar malam seni budaya dan pelangi negeri junjungan.

Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Tugu Bengkalis dan akan berlangsung hingga tiga hari ke depan itu, Rabu (19/8/2015) malam, secara resmi dibuka Penjabat Bupati Bengkalis H Ahmad Syah Harrofie yang diwakili Sekretaris Daerah H Burhanuddin.

Pada malam pembukaan, ribuan masyarakat Bengkalis dengan antusias menyaksikan pergelaran seni buda dan pelangi negeri junjungan tersebut. Untuk semakin memeriahkannya, pada malam pertama tersebut, Pemkab Bengkalis menjemput seniman gambus dari Negeri Jiran Malaysia, Fauziah Gambus untuk menghibur masyarakat.

Ahmad Syah mengatakan, kegiatan malam kesenian dan pelangi negeri junjungan ini merupakan salah satu upaya kita untuk menyemarakkan peringatan hari jadi Bengkalis ke 503 dan HUT ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia.

'Mudah-mudahan melalui kegiatan yang menampilkan seni budaya dari berbagai suku ini, semakin memperkokoh komitmen kita dalam melestarikan khasanah budaya yang ada di Negeri Junjungan ini,' ujar Ahmad Syah dalam sambutan tertulisnya.

Ditambahkannya, Kabupaten Bengkalis merupakan suatu entitas daerah yang didiami berbagai macam etnik. Sehingga keberagaman ini menjadi Kabupaten Bengkalis sarat dengan seni budaya lokal yang sangat luhur dan tak ternilai.

Namun saat ini sambungnya, kearifan nilai seni budaya tersebut mulai tergeser oleh transformasi dan peradaban sosial asing. Sehingga lambat laun akan mengalami kepunahan. Karena itu dia mengajak seluruh pemangku kepentingan di daerah ini melakukan revitalisasi sejak dini.

'Kecenderungan terjadinya pergeseran nilai-nilai seni budaya lokal tersebut tentu menuntut dan menantang kita untuk melestarikannya. Karena itu harus segera direvitalisasi,' katanya

Di bagian lain dan sebagai daerah memiliki masyarakat yang berbilang kaum dan berbagai suku, katanya, seni budaya yang ada berperan besar dan dapat menjadi tali pengikat yang kuat untuk semakin memperkokoh rasa kebersamaan.

'Sebagaimana selama ini, mari kita jadikan dan perkokoh keberagaman seni budaya yang kita miliki sebagai salah satu sarana untuk semakin mengkuatkan tali kebersamaan dan mengikis perbedaan-perbedaan yang bisa merusak sendi-sendi dan semangat persatuan serta kesatuan diantara kita,' ajaknya.

Untuk itu, sambung Ahmad Syah, apa yang telah berhasil kita dirajut selama ini melalui seni budaya, bukan hanya harus dan tetap terpelihara serta dipertahankan, akan tetapi juga harus dapat semakin ditingkatkan kualitasnya.

'Karena hal ini merupakan salah satu modal utama bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bengkalis untuk meraih masa depan yang lebih baik. Untuk menjadikan Kabupaten bengkalis benar-benar sebagai negeri yang cemerlang, gemilang dan terbilang,' ujarnya lagi.

Tampak hadir dalam pembukaan kegiatan yang akan diisi oleh tampilan seni budaya dari berbagai paguyuban masyarakat yang ada di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini, diantaranya Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Haholongan, dan Pelaksana Tugas Asisten Administrasi Umum H Hermanto Baran.

Wow, 15 Ribu Gelas Dawet Di Festival Serayu Banjarnegara

Banjarnegara, Jateng -Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" Alif Faozi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jumat (21/8/2015), mengatakan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) II Tahun 2015 hanya bersifat seremonial.

Seolah hanya ingin menunjukkan jika kabupaten itu mempunyai sebuah kegiatan yang bisa dipertontonkan.

"Akan tetapi mereka (pemerintah, red.) tidak melihat apakah masyarakatnya siap, apakah sasaran pasarnya ada. Saya tidak melihat dari konsep awal dari manajemen Festival Serayu. Oleh karena itu program pemerintah, kami sebagai warga Banjarnegara mendukung saja, karena itu merupakan kegiatan yang bagus, semoga sukses seperti yang mereka harapkan," katanya.

Lebih lanjut, Alif mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman saat melihat FSB I Tahun 2013, kegiatan yang digelar di Banjarnegara itu hanya seremonial daerah sehingga pengunjung yang datang hanya masyarakat kabupaten itu sendiri.

Dia mengaku bahwa hingga saat ini, belum ada wisatawan yang menghubungi para pelaku wisata di Dieng untuk berwisata di dataran tinggi itu sebagai efek dari kegiatan FSB II.

Bahkan, dia pun belum mengetahui secara pasti rangkaian kegiatan FSB II karena belum adanya undangan kepada komunitas pelaku wisata maupun pemangku adat di Dieng.

"Kemungkinan koordinasi terkait kegiatan itu lebih banyak di bawah (Banjarnegara, red.) sehingga kami (pelaku wisata di Dataran Tinggi Dieng, red.) tidak diikutsertakan," katanya.

FSB II Tahun 2015 akan digelar di Banjarnegara pada tanggal 26-30 Agustus, salah satu kegiatannya berupa Kongres Sungai Indonesia (KSI) guna membahas berbagai permasalahan tentang kondisi sungai di Indonesia yang telah memasuki tahapan kritis.

Kegiatan KSI yang digelar pada hari pertama FSB, Rabu (26/8/2015 rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

15 Ribu Dawet

Selain KSI, pada hari pertama pergelaran FSB II Tahun 2015 juga akan diadakan Banjar Banjir Dawet yang menyediakan 15 ribu gelas dawet ayu khas Banjarnegara di Balai Budaya Selamanik ,serta pembukaan Serayu Ekspo di Stadion Kolopaking dan malam harinya pergelaran seni dari Kabupaten Purworejo yang diadakan di Balai Budaya Selamanik.

Selanjutnya pada hari Kamis (27/8/2015) terdapat dua agenda kegiatan, yakni pergelaran lengger Klampok pada siang hari dan penampilan seni dari Pondok Tinggal Borobudur.

Demikian pula pada hari Jumat (28/8/2015) berupa pentas seni Lima Gunung pada siang hari dan malam harinya berupa "jazzswarax".

Sementara, pada Sabtu (29/8/2015) malam akan diadakan parade budaya di Jalan Dipayuda dan pada hari Minggu (30/8/2015) akan diadakan pesta "Parak Iwak" di kawasan arung jeram Sungai Serayu, Desa Singomerto, Kecamatan Sigaluh.

Dalam pesta "Parak Iwak" akan dilakukan penebaran bibit ikan yang diambil dari tujuh telaga di Dataran Tinggi Dieng.

Pergelaran FSB II Tahun 2015 itu diharapkan meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten Banjarnegara.

Festival Adiluhung Kenalkan Seni Tradisi Kraton Ngayogyakarta

Kulonprogo, DIY - Festival Adiluhung Kulonprogo 2015 memperkenalkan kesenian tradisi Kraton Ngayogyakarta dan Pura Pakualaman. Festival yang digelar di pinggir Laguna Pantai Glagah itu diharapkan dapat memicu kreasi dan kecintaan warga Kulonprogo terhadap budaya.

Koordinator Pokja Penguatan Kelembagaan Pelestari Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY Guntur Prabawanto mengatakan, acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang telah digelar di tiga kabupaten dan kota.

"Kulonprogo kabupaten terakhir penyelenggaraan festival ini. Visi kami mengenalkan budaya dan seni tradisi Kraton Ngayogyakarta dan Pura Pakualaman," ujar Guntur di sela acara Festival Adiluhung Kulonprogo, Rabu (19/8/2015).

Guntur mengatakan, melalui festival ini diharapkan masyarakat dapat memiliki greget untuk berkesenian. Selain memperkenalkan kesenian tersebut, budaya dan kesenian lokal juga tidak ditinggalkan.

Lebih lanjut Guntur menjelaskan, tidak hanya menampilkan seni budaya saja. Acara tersebut juga digelar dialog warga dengan mendatangkan sejumlah narasumber. Dialog digelar untuk membuka pemahaman masyarakat tentang keistimewaan, budaya DIY dan dana keistimewaan.

"Warga bisa berinteraksi langsung dengan narasumber, menanyakan manfaat serta penggunaan dana tersebut bagi kelangsungan budaya dan tradisi," jelas Guntur.

Kesenian yang ditampilkan dari Kraton Ngayogyakarta yakni Beksan Srimpi Pandhelori dan Beksan Sugriwo Subali. Sedangkan kesenian tradisi yang ditampilkan Pura Pakualaman yakni Beksan Golek Cluntang dan Beksan Manggalatama.

Kades Glagah Agus Parmono menambahkan, festival ini begitu dinanti masyarakat Kulonprogo, khususnya warga Desa Glagah. Pasalnya, kesenian ini termasuk jarang dikenal dan jarang ditampilkan secara luas. Dia mengatakan, merupakan kesempatan yang langka dapat menyaksikan beberapa tarian tradisi yang hanya ditampilkan di Kraton maupun di Pura Pakualaman.

"Kami senang festival ini digelar di sini. Melalui festival ini kami juga memiliki kesempatan untuk menunjukkan budaya yang dimiliki desa ini. Seperti Jathilan, ketoprak dan karawitan anak," jelas Agus.

Artis & Musisi Ramaikan Karnaval Khatulistiwa

Jakarta - Sejumlah artis dan musisi akan berpartisipasi dalam perhelatan Karnaval Khatulistiwa pada 22 Agustus 2015, di Pontianak, Kalimantan Barat.

Mereka di antaranya Slank, Marcello Tahitoe alias Ello, Saykoji dan Di Atas Rata-rata, akan tampil pada salah satu bagian dari rangkaian kegiatan karnaval yang diselenggarakan untuk memeringati HUT RI ke-70.

Kelompok musik Slank mengaku bangga bisa terlibat dalam acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di titik ekuator dan menampilkan kekayaan khazanah budaya nusantara.

"Kami ingin menduniakan Karnaval Khatulistiwa lewat musik Slank. Kami juga berharap karnaval ini menjadi ajang untuk merajut lagi mimpi yang masih berserakan menjadi satu impian kebersamaan yang baru," ujar penabuh drum Slank, Bimo Setiawan alias Bimbim.

Antusiasme untuk ikut ambil bagian dalam peringatan kemerdekaan di kota tempat Tugu Khatulistiwa ini juga ditunjukkan oleh Saykoji dan Ello.

"Kesempatan luar biasa untuk turut dalam perayaan kemerdekaan di lokasi garis khatulistiwa melintas. Bisa dibilang pengalaman yang sangat menarik tampil di tengah jantung Indonesia untuk merayakan momen kemerdekaan. Semoga dengan peringatan kemerdekaan ini bangsa Indonesia semakin maju di tengah persaingan dengan bangsa lain," tutur Saykoji dalam keterangan pers yang diterima Metrotvnews.com, Senin (17/8/2015).

"Sangat disayangkan jika festival kebudayaan yang besar ini dilewatkan, karena saya selalu tertarik dengan budaya Indonesia yang kaya dan unik. Mudah-mudahan dengan adanya acara ini, anak muda generasi penerus bangsa bisa menghargai kemerdekaan dengan berkarya lebih baik," timpal Marcello.

Para musisi tersebut akan tampil pada acara Panggung Hiburan Rakyat yang merupakan penutup dari rangkaian kegiatan Karnaval Khatulistiwa, yang akan digelar mulai pukul 19.00 WITA.

Pada acara ini turut disuguhkan pertunjukan seni daerah dan artis lokal, di antaranya Fery Sape dkk. Berkat kepiawaiannya memainkan sape (alat musik khas Kalimantan Barat), Ferry tampil pada pertunjukan di berbagai negara.

Acara ini akan dipandu Muhammad Farhan, Olga Lydia, dan Putri Patricia.

Karnaval Khatulistiwa akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan dihadiri sejumlah menteri merupakan serangkaian kegiatan yang akan menampilkan kekayaaan budaya Indonesia sebagai negara kepulauan sekaligus negara maritim.

Peserta karnaval bukan hanya berasal dari Kalimantan Barat, tapi juga provinsi-provinsi lain di Indonesia. Peserta dari berbagai daerah tersebut akan menampilkan pakaian adat dan kesenian daerahnya masing-masing.

Ketua Panitia Karnaval Khatulistiwa Jay Wijayanto mengatakan, rangkaian kegiatan Karnaval Khatulistiwa akan dimulai pada siang hari, diawali dengan karnaval darat dari Rumah Bentang (rumah adat Kalimantan Barat) menuju alun-alun Kapuas dengan jarak tempuh kurang lebih lima kilometer.

Karnaval darat akan dibuka Gubernur Kalimantan Barat dengan menampilkan arak-arakan kendaraan hias dan pejalan kaki yang menggunakan kostum adat Dayak dan Melayu. Karnaval juga melibatkan sekitar 500 penari Dayak dan 50 kelompok seni Kalimantan Barat.

Karnaval akan diramaikan Korps Band Akpol, Puspa Ragam Budaya Nusantara dan marching band dari sekolah-sekolah terpilih, di antaranya SMA Bhayangkari, dan SMA St. Paulus.

Usai karnaval darat, kegiatan dilanjutkan dengan karnaval air menyusuri sungai Kapuas Besar dan Kapuas Kecil menggunakan sampan atau perahu tradisional yang dihias.

Sebanyak 1.500 perahu hias dari 18 provinsi termasuk Kalimantan Barat akan berpartisipasi dalam karnaval air ini. Konvoi perahu hias akan dilepas oleh Presiden Jokowi dengan menyalakan meriam karbit dari anjungan depan Masjid Sultan Abdurrahman, masjid bersejarah yang dibangun pada tahun 1771. Rencananya akan ada 70 ledakan meriam karbit sebagai penanda dimulainya karnaval.

"Penutup kegiatan Karnaval Khatulistiwa adalah Panggung Hiburan Rakyat yang akan digelar malam hari selama kurang lebih empat jam. Panggung ini akan menampilkan pertunjukan seni dan musik yang melibatkan musisi papan atas dan seniman lokal," ungkap Jay.

Lebih lanjut Jay mengatakan, Karnaval Khatulistiwa digelar sesuai tema peringatan kemerdekaan tahun ini, yaitu semangat bekerja serta lebih banyak melibatkan peran serta masyarakat.

"Karnaval Khatulistiwa bertujuan membangkitkan optimisme dan kemandirian bangsa. Kegiatan ini diharapkan bisa digelar rutin setiap tahun secara mandiri oleh daerah. Untuk tahun ini kegiatan diselenggarakan di Pontianak, sekaligus untuk menunjukkan Indonesia sebagai bangsa maritim, karena Pontianak merupakan daerah perbatasan yang memiliki banyak sungai yang bermuara ke laut. Kapuas merupakan sungai sepanjang 1.143 kilometer menjadikannya sungai terpanjang di Indonesia," paparnya.

Karnaval Khatulistiwa di Pontianak menjadi puncak dari serangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang diinisiasi pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan G70, yaitu Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja 70 Tahun Indonesia Merdeka.

Komunitas Kuda Rakyat Gelar Pentas Budaya Kerakyatan

Pekanbaru, Riau - Komunitas Budaya Kerakyatan (Kuda Rakyat) menggelar pementasan seni dan budaya, Minggu (23/8/2015) mendatang. Kegiatan untuk meningkatkan apreasisi masyarakat terhadap karya seni dan kebudayaan ini dilaksanakan di Studio Meta teater Suharyato Sastro Suwignyo di Jalan Petapahan Km 12 12,5. Tepatnya di Desa Laboy Jaya, Kecamatan Bangkinang Seberang, Kampar.

"Kami mengundang warga masyarakat untuk datang beramai-ramai dalam acara ini. Pementasan budaya ini sekaligus dalam rangka memaknai HUT Kemerdekaan RI ke 70 tahun," kata Ketua Kuda Rakyat, Rahmad Abdullah didampingi Sekretrais, Zulkaidil.

Ia menjelaskan, acara dimulai pukul 14.00 WIB. Adapun penampilan budaya yang akan disuguhkan yakni pementasan teater oleh Kuda Rakyat, pementasan tari tunggal, pementasan meta teater. Juga pembacaan puisi umum dan diskusi dengan tema "Rakyat dan Kebudayaan".

Museum Nasional Pamerkan Koleksi Religi Kesenian Indonesia

Jakarta - Museum Nasional memamerkan lebih dari 100 koleksi bertemakan religi dan kesenian yang ada dari berbagai provinsi sebagai bentuk toleransi terhadap sistem kepercayaan yang beragam di Indonesia.

"Tujuan pameran ini adalah untuk mengetahui bahwa jenis agama dan sistem kepercayaan di Indonesia sangat beragam, namun tetap ada toleransi dan harmonisasi antarumat beragama," kata Kepala Seksi Perancangan Museum Nasional Nusi Lisabilla kepada Antara di kantornya, Jakarta, Selasa.

Nusi mengatakan pameran yang digelar pada 18 Agustus-7 September 2015 ini selain masih dalam suasana perayaan HUT Kemerdekaan 70 Tahun Republik Indonesia, juga untuk mengenalkan kepada pengunjung sejarah perkembangan sistem kepercayaan di Indonesia sejak zaman pra sejarah beserta peninggalannya.

Ada 117 koleksi yang ditampilkan dari hasil kerja sama dengan beberapa museum, yakni Galeri Nasional Indonesia, Museum Wayang, Museum Katedral, Museum Benteng Heritage, Bayt Al-Quran & Museum Istiqlal, Museum Al-Kitab, Museum Provinsi Kalimantan Barat dan Anjungan Kalimantan Timur TMII.

Museum Nasional sendiri menyumbang sekitar 80 koleksi, seperti peralatan upacara dari perunggu, prasasti, arca dewa-dewa Hindu dan koleksi patung lainnya.

"Yang unik adalah koleksi upacara Nyobeng dari Museum Kalimantan Barat karena ada tengkorak yang akan dipamerkan," kata Nusi.

Ia menjelaskan upacara "Nyobeng" merupakan ritual kepercayaan masyarakat adat dayak dengan memandikan tengkorak kepala musuh agar kekuatan supranatural dari tengkorak bisa melindungi mereka.

Selain itu, pameran bertajuk "Teruntuk Sang Maha Indah" ini juga menyajikan koleksi yang memperbolehkan pengunjung untuk menyentuhnya, yakni Alquran Musaf milik Bayt Al-Quran & Museum Istiqlal.

Dengan adanya pameran ini, pengunjung dapat menelusuri perkembangan sistem kepercayaan di Indonesia yang dimulai dari penyebaran agama Hindu-Buddha pada masa pra sejarah, kemudian agama Islam, perkembangan Kristen dan Khatolik dari Eropa di bagian timur Indonesia hingga bangsa Tiongkok yang mengenalkan agama Kong Hu Cu.

Museum Tekstil Pamerkan Ratusan Songket Nusantara

Jakarta - Ratusan kain songket milik kolektor dari berbagai negara dipamerkan dalam kegiatan Pekan Museum Tekstil di Museum Tekstil Jakarta, yang digelar mulai hari ini, Rabu (19/8/2015) hingga 20 September 2015.

"Ada ratusan songket yang dipamerkan dalam pameran yang melibatkan banyak kolektor ini," ujar Kepala Museum Tekstil Dyah Damayanti saat pembukaan pameran di Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa pameran tersebut digelar dengan tiga tujuan yaitu, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keberadaan Museum Tekstil, memberikan semangat kepada para pelaku di bidang wastra tenun untuk lebih giat berkarya, memotivasi masyarakat luas untuk ikut mendukung pelestarian dan pengembangan tenun Indonesia.

"Selain itu, meningkatkan pula apresiasi masyarakat untuk mengunjungi museum-museum, dan meningkatkan kerja sama antara Museum Tekstil dengan mitra," imbuh Dyah.

Pada 2015 pihaknya menggelar pameran unggulan bertajuk "Ragam Songket Nusantara dan Tradisi Tenun Serupa".

Pameran tersebut, kata Dyah, menyajikan tenun songket unggulan dan teknis Nusantara koleksi Museum Tekstil, Museum Nasional, beberapa museum provinsi, dan para kolektur tenun seperti Okke Hatta Rajasa, Georges Breguet dan lainnya.

Selain itu juga diluncurkan buku berjudul "Floating Threads" yang ditulis Judi Achjadi, bazzar wastara, diskusi tenun, pelatihan tenun dasar dan membatik gratis serta pentas kesenian dan musik.

Kolektor songket Okke Hatta Rajasa mengatakan pameran tersebut mengambil gagasan dari budaya pustaka Indonesia. "Pameran ini juga dalam rangka melestarikan tenun di Tanah Air," katanya.

Pembukaan pameran yang digelar hari ini dimeriahkan pula dengan medley tari daerah Gending Sriwijaya dan Tari Melayu.

Suku Dayak Meriahkan Festival Kesenian Yogyakarta

Yogyakarta - Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) kembali diselenggarakan di Taman Kuliner Condong Catur, Yogyakarta. Menariknya Suku Dayak dari Kalimantan Tengah turut berpartisipasi dalam pembukaan FKY ke-27 ini. Mereka turut menampilkan tarian tradisional dalam pawai kebudayaan "Edan-edanan" yang berlangsung di ruas Jalan Kaliurang.

Dengan menggenakan pakaian khas yang menyerupai burung, sekitar 50 suku dayak menari dengan lincah dan bersemangat. Mereka menarikan ritual bebersih desa yang merupakan ritual tradisional suku Dayak. Seluruh penari masih berusia sekitar 15- 18 tahun.

"Ritual ini biasa kami tarikan saat musim paceklik atau mendapat musibah seperti bencana alam. Tujuannya untuk tolak bala agar terhindar dari gangguan hal jahat," ujar koordinator kelompok Suku Dayak, Idontori, kepada Metrotvnews.com, di Yogyakarta, Rabu (19/8/2015).

Mereka tertarik berpartisipasi dalam FKY untuk memperkenalkan kebudayaan Dayak kepada masyarakat Indonesia. "Kami rajin ikut festival kebudayaan. Kemarin baru ikut festival kebudayaan di Jakarta. Latihannya tidak lama karena hampir seluruh penari sudah berlatih sedari kecil," jelasnya.

Aksi mereka memukau ribuan warga Yogyakarta yang memadati sepanjang jalan Kaliurang. Selesai menari, kelompok ini mendapat sambutan dan tepuk tangan meriah dari penonton.

Bahasa Inggris Makin Populer, Bahasa Indonesia Terancam Hilang

Jakarta - Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mahsun, menyayangkan generasi muda Indonesia lebih bangga berbahasa Inggris dibandingkan bahasa nasional. Ia khawatir beberapa tahun ke depan Bahasa Indonesia tak lagi digunakan sebagai bahasa ibu.

"Di beberapa kota besar terjadi lonjakan penguasaan bahasa asing. Di Jakarta, Medan, Makassar, sudah banyak yang menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Kalau itu terjadi, bisa jadi 10 tahun ke depan anak-anak Indonesia tidak lagi mengenal bahasa nasional," kata Mahsun, di Balairung Kirana, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2015).

Dia mencontohkan, bahasa nasional hilang terjadi di Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Di beberapa negara tersebut, kata Mahsun, bahasa Melayu hanya ada dalam lagu-lagu kebangsaan, sementara penduduknya mayoritas berbahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.

"Bahasa nasional terdokumentasi di lagu-lagu kebangsaan, kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari sudah jarang bahkan tidak ada," katanya.

Tak hanya itu, dalam forum-forum ASEAN bahkan telah diatur bahwa komunikasi dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Inggris. Padahal dua pertiga dari perkumpulan Asia Tenggara masyarakatnya menggunakan Bahasa Indonesia dan Melayu.

Dia menyayangkan, ASEAN tak mampu seperti Uni Eropa di mana salah satu negara anggotanya, yakni Austria, mampu memperjuangkan dengan sungguh-sungguh bahasa mereka digunakan dalam forum internasional.

"Bahasa kerja ASEAN adalah bahasa Inggris. Kita jelas kalah 1-0. Kenapa bukan Bahasa Indonesia yang dipakai? 2/3 bangsa ASEAN menggunakan bahasa itu. Kenapa tak belajar dari Uni Eropa, sedikit apapun perbedaannya tapi mereka berjuang untuk bahasanya agar digunakan dalam forum," kata Mahsun.

Puluhan Budaya Nusantara Meriahkan Festival Egrang

Malang, Jatim - Puluhan budaya nusantara mulai dari Jawa, Madura, Betawi, Sunda, Hingga Papua turut di usung sebagai kostum peserta festival egrang. Para peserta berusaha memberikan penampilan yang maksimal dengan memberikan atraksi yang menarik.

Sujianto salah satu guru dari Sekolah Dasar Al-Huda, mengatakan sengaja mengusung budaya daerah dengan membawa misi Bhineka Tunggal Ika. "Kami ingin memberi pemahaman kepada anak didik jika Indonesia kaya akan budaya. Kita tidak mengincar kemenangan tapi kami ingin menghibur dan meberikan pesan kepada masyarakat untuk melestarikan budaya Indonesia," tuturnya (19/8/2015).

Siswa dari Sekolah Dasar Negeri 3 Ngaglik, Kota Batu juga mengusung budaya nusantara dengan menggunakan atribut masyarakat Papua. Mereka terus meneriakan yel-yel sepanjang perjalanan menggunakan egrang dari Jl Panglima Sudirman hingga depan Balai Kota Batu.

Abderuril salah satu siswa SDN 3 Ngaglik merasa sangat antusias dengan kegiatan ini mereka senang lantaran beregrang ria bersama ribuan peserta. "Seru karena kita belajar keseimbangan saya belajar ini sudah dua hari. Ini tadi menggunakan atribut Papua" tuturnya.

250 Penari Bregodo Klinting Awali FKY 2015 Bekas Terminal Baleharjo

Gunungkidul, DIY - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berencana menggelar Festival Kesenian Yogyakarta di eks Terminal Baleharjo mulai 21-26 Agustus 2015. Acara pembukaan akan dimeriahkan 250 penari yang menarikan tarian kolosal Bregodo Klinthing karya Sri Suharti.

Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Nilai Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul Dwijo Winarto mengatakan, agenda ini merupakan festival rutin yang digelar setiap tahunnya.

Adapun alokasi anggaran yang disediakan untuk perhelatan selama hampir sepekan ini sekitar Rp800 juta. “Acaranya akan dimulai Jumat [21/8/2015] dan berakhir Rabu [26/8/2015],” kata Dwijo saat ditemui di ruang kerjanya , Selasa (18/8/2015).

Dia menjelaskan, kegiatan FKY akan dibuka dengan pentas seni tari masal Bergodo Klinting yang diikuti 250 penari se-Gunungkidul. Selain itu, dalam kegiatan tersebut juga diramaikan 25 grup kesenian unggulan Gunungkidul, mulai dari kelompok kesenian reog, jathilan, batik karnival hingga pameran seni rupa.

“Untuk tarian Bergodo Klinthing merupakan kreasi dari seniwati Sri Suharti. Saat pembukaan juga diselenggarakan kirab budaya dari Alun-alun Wonosari menuju eks Terminal Baleharjo,” tuturnya.

Lebih jauh dikatakan Dwijo, penyelenggaraan tahun ini mengambil tema dandan. Tema itu memiliki dua makna, yakni berias dan upaya memerbaiki sesuatu. Dalam tema ini, kata Dwijo, diharapkan mampu menghidupkan dan mengembalikan beberapa kesenian yang mulai berubah atau hilang seiring dengan perkembangan jaman.

“Kami ingin seni budaya yang ada kembali bergeliat. Misalnya untuk campursari, saat ini sudah mulai kalah dengan musik elektone, dengan kegiatan FKY diharapkan bisa tampil dengan instrument lengkap sama seperti saat pertama kali dicetuskan oleh almarhum Manthous,” ujar Dwijo.

Dia menambahkan, kegiatan ini bukan sekadar hiburan semata. Sebab, FKY juga sebagai upaya melestarikan seni tradisi yang ada. “Sebagai buktinya nanti kami juga akan menampilkan petas seni karawitan dari anak-anak SD,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Gunungkidul Saryanto mengatakan, pergelaran FKY tahun ini merupakan edisi ke-27 secara beruntun. Awalnya kegiatan ini bertajuk Festival Kesenian Gunungkidul, namun sejak adanya dana kesitimewaan maka namanya diubah menjadi FKY.

“Ini sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah DIY dan setiap kabupaten-kota mendapatkan alokasi anggaran dalam pelaksnaaan kegiatan tersebut,” kata Saryanto, kemarin.

Dia menjelaskan, setiap harinya pentas seni yang dipertunjukkan akan berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang disusun oleh panitia kegiatan. “Kami berharap partisipasi dari masyarakat. Sebab, dengan datang ke arena ini juga sebagai bentuk untuk melestarikan budaya dan seni tradisi yang ada,” kata Sariyanto lagi.

Parade Kebudayaan Nusantara Meriahkan Gelaran ’Karnaval Khatulistiwa’

Jakarta - Menyambut HUT Republik Indonesia ke-70, pemerintah bersama dengan Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja 70 Tahun Indonesia Merdeka (G70) menggelar kegiatan Karnaval Khatulistiwa pada 22 Agustus mendatang.

Kegiatan dalam balutan pesta rakyat ini akan menampilkan parade kebudayaan nusantara yang melibatkan ribuan masyarakat, pelaku seni, budayawan dan figur-figur terkemuka.

"Selain untuk memperingati hari kemerdekaan, karnaval yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri sejumlah menteri ini bertujuan untuk membangkitkan rasa kemandirian dan optimisme bangsa dalam menghadapi tantangan ke depan," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Selasa (18/8).

Pratikno menambahkan, pelaksanaan Karnaval Khatulistiwa berlandaskan pada tema peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI, yaitu “Ayo Kerja”. Kegiatan karnaval juga berpedoman pada upaya mendorong seluas mungkin kreativitas masyarakat serta mengedepankan hiburan khas daerah.

“Saat ini kita sedang menghadapi tantangan berupa pelambatan ekonomi, namun sebagai bangsa yang punya potensi begitu besar, kita harus tetap optimistis mampu melewati tantangan itu. Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita bangsa yang besar, plural, damai, sekaligus kreatif. Banyak sumber daya khatulistiwa yang juga bisa kita tunjukkan ke dunia," kata dia dalam pernyataan tertulis.

Terkait pemilihan kota Pontianak, juga lantaran daerah perbatasan yang memiliki banyak sungai ini sebagai bentuk deklarasi budaya bahwa Indonesia sebagai bangsa maritim.

"Agar karnaval besar ini bisa dilanjutkan masyarakat dan pemerintah daerah. Diharapkan kegiatan ini digelar rutin setiap tahun dengan lokasi yang berbeda dan diselenggarakan oleh daerah atau provinsi secara mandiri,” ujar Pratikno.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung misi gerakan Ayo Kerja di Karnaval Khatulistiwa 2015 ini.

"Momen ini juga bisa menaikkan promosi pariwisata nasional," ujar Menpar.

-

Arsip Blog

Recent Posts