Diduga Mesum, 3 Pria dan 2 Perempuan Berhijab di Aceh Digerebek Warga

Tiga pria dan dua perempuan berhijab di Lhokseumawe digerebek warga. Mereka diduga meakukan tindakan mesum di salah satu rumah warga. Dia digerebek warga Kompleks Perumahan Bukit Panggoi Indah, Dusun Tgk Di Glee, Desa Meunasah Mesjid, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe."Ketiga pria yang diamanatkan tersebut berinisial M, B dan MU warga Kabupaten Aceh Utara. Sementara dua wanita yakni berinisial WR dan S warga Kabupaten Bireuen," kata Kepala Dusun Tgk Di Glee Murtala, Selasa (1/2/2022). Dia melanjutkan, penggerebekan terhadap muda-mudi nonmuhrim tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB di rumah warga setempat.

Menurutnya, selama ini aktivitas di rumah tersebut sudah meresahkan warga karena kerap mendatangkan tamu muda-mudi nonmuhrim tanpa melaporkan kepada pihak aparatur desa atau dusun.

"Memang rumah ini sudah diintai oleh warga. Kemudian warga menggerebek rumah tersebut dan benar saja muda-mudi nonmuhrim tanpa ikatan pernikahan berada dalam rumah," katanya.

Saat diinterogasi oleh warga, kata Murtala, mereka sempat berkilah. Karena warga mulai beringas, sehingga kelima muda-mudi tersebut langsung dibawa Kantor Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe untuk menghindari amukan warga. "Kami sudah mengamankan mereka ke Kantor Satpol PP dan WH untuk diproses lebih lanjut," katanya.

Kasatpol PP dan WH Kota Lhokseumawe Zulkifli mengatakan telah mengamankan lima muda-mudi yang diamankan warga Desa Meunasah Mesjid.

Sumber: https://aceh.inews.id/berita/diduga-mesum-3-pria-dan-2-perempuan-berhijab-di-aceh-digerebek-warga/2

Gubkepri Sebut Proyek Monumen Bahasa Melayu Lanjut 2023

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan proyek bermasalah di Pulau Penyengat, Tanjungpinang. Menurut Gubernur, pada tahun 2023 mendatang, Pemprov Kepri akan melakukan review Detail Engineering Design (DED) Monumen Bahasa Melayu (MBM) Penyengat.

“Pembangunan MBM Penyengat tetap akan dituntaskan. Namun belum dilakukan pada tahun ini,” ujar Gubernur Ansar di kawasan Gurindam 12 Tanjungpinang, belum lama ini.

Ditegaskannya, tidak ada pembiaran terhadap rencana pembangunan yang diusulkan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri tersebut. Apalagi MBM Penyengat akan menjadi ikon bagi Provinsi Kepri. Karena di Pulau Penyengatlah lahir bahasa pemersatu bangsa, yakni Bahasa Indonesia.

“Maka dari itu, pada tahun 2023 kita akan lakukan review DED. Kemudian pembangunannya akan dilakukan pada tahun 2024,” jelas Gubernur.

Ditambahkannya, pembangunan yang dilakukan menyesuaikan dengan kemampuan anggarand daerah. Karena masih terbatas, pembangunan-pembangunan dilakukan secara bertahap. Sama halnya seperti Gedung LAM Provinsi Kepri yang akan dibangun lewat dua tahun anggaran.

“Pada tahun ini, kita juga akan menata Pulau Penyengat. Tentu kita tidak ingin pembangunan lanjutan MBM nanti mengganggu cagar budaya yang ada di Penyengat. Makanya perlu dilakukan secara hati-hati dan teliti,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri, Abdul Razak menegaskan Monumen Bahasa Melayu di Pulau Penyengat Tanjungpinang wajib untuk diselesaikan pembangunannya. Karena lahirnya gagasan pembangunan tersebut tertuang dalam Mufakat 12.

“Kita tidak menerima alasan apapun. Yang jelas, Monumen Bahasa Melayu wajib untuk diselesaikan pembangunannya,” tegas Abdul Razak.

Seperti diketahui, pekerjaan pembangunan Monumen Bahasa Melayu dibawah kendali Dinas Kebudayaan (Disbud) Kepri pada tahun 2014 lalu dikerjakan PT Sumber Tenaga Baru (STB) dengan kontrak kerja sebesar Rp 12,5 miliar mulai dilaksanakan pertengahan 2014 lalu. Pada perjalannya terjadi wan prestasi, yang menyebabkan kontraktor di black list. Pembangunan tersebut masuk dalam proyek strategis Gubernur Kepri, HM Sani waktu itu. (*)

Sumber: https://kepri.batampos.co.id/gubkepri-sebut-proyek-monumen-bahasa-melayu-lanjut-2023/
-

Arsip Blog

Recent Posts