Video Hot FB Siswi Cantik Lagi ‘Melepas Birahi’ Dengan Pacar Di Hutan Ini Bikin Heboh Warga !

Ada sebuah video hot FB mesum dari seorang siswi cantik pelajar SMU yang mana telah membuat heboh Warga Berau, Kalimantan Timur atau Kaltim. Dan ternyata warga Berau tersebut telah mengenali sosok wanta canti yang ada di video hot FB tersebut.

Konten dari video hot FB tersebut seorang remaja putri malakukan adegan dewasa. Yang mana diketaui remaja putri tersebut adalah seorang warga Kecamatan Segah. Dan kini pihak polisi masih menelusuri untuk mendalami kasus tersebut baik dari pembuat video maupun penyebar video.

Pada saat itu video hot yang sudah diunggah tersebut menyebar cepat dari handpone warga. Ada seorang warga yang mengenali remaja putri yang ada dalam video yaitu Burhan ia mengatakan jika remaja putri yang ada didalamvideo tersebut adalah anak dari Kecamatan Sergah dan dia masih sekolah mungkin kelas 2 SMA.

Dari video yang diunggah tersebut dan sudah menyebar secara cepat tersebut terbagi menjadi dua bagian, yang mana lokasi adegan tersebut salah satunya dilakukan didalam mobil, dan yang kedua dari video tersebut dilakukan di alam terbuka seperti semak-semak.

Dari salah satu adegan yang dilakukan di semak-semak tersebut berdurasi sekitar 1 menit 22 detik, dengan menampilkan si remaja putri tersebut mengenakan baju atasan berwarna pink. Sementara dari video yang berlokasi didalam mobil tersebut berdurasi 1 menit 4 detik, yang man si remaja putri tersebut mengenakan atasan berwarna coklat.

Kemudian dari Kasat Reskrim Polres Berau AKP Damus Asa pada kamis 9 Februari 2017 mengatakan bahwa pihaknya kini masih menelusuri video tersebut apakah dari dalam video tersebut adalah orang dari Berau atau bukan.

Sementara itu dari pihak polisi masih memastikan terlebih dahulu pelaku dan juga pembuat video tersebut. dan kemudian menyelidiki penyebaran dari video mesum tersebut. dilihat dari tayangan video tersebut kemungkinan diambil menggunakan kamera HP yang dilakukan oleh si pria.

Opini dari Damus bahwasanya yang membuat video tersebut adalah pemeran pria atau pembuat video yang bisa saja tidak jadi tersangka dikarenakan apabila si pembuat video membuat video tersebut atas dasar kesepakatan bersama untuk dikoleksi sendiri bukan untuk disebarkan.

Namun apabila video tersebut dengan senagaja di sebarkan maka hal tersebut jelaslaj melanggar, namun pihaknya masih belum mengetahui apakah pembuat video yang menyebarkan atau ada seorang yang menemukan video tersebut dan sengaja menyebarkan maka pihaknya masih menyelidiki.

Lanjutnya dalam kasus ini sikap kelalaian mampu menjadi celah menjerat hukum si pembuat video. Yang man video tersebut yang semestinya menjadi rahasia yang sanagt tinggi dan maka itu perlu dijaga ketat sehingga tidak sampai terbongkar. Apabila ada unsur lalai maka si pembuat bisa mendapatkan hukuman.

Beredar video pasangan ABG kepergok mesum di kuburan China Karawaci

Beredar sebuah video pasangan remaja kepergok mesum di sebuah kuburan China. Video yang berdurasi 56 detik itu, diduga berlokasi di Pemakaman Tanah Gocap, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Dalam video tersebut, tampak sepasang remaja yang diduga masih berusia belasan tahun tengah bugil saat kepergok warga. Sang perempuan yang diduga masih bersekolah di tingkat SMP ini hanya bisa menangis sambil meringkuk menutupi tubuhnya.

Sementara si laki-laki duduk lemas di atas nisan saat diinterogasi warga. Dia mengaku berusia 17 tahun. Dia juga berjanji tidak akan melakukan perbuatan tersebut lagi.

Warga yang merekam video tersebut terlihat memarahi kedua remaja yang tidak diketahui identitasnya itu. Warga memarahi keduanya karena melakukan perbuatan asusila.

"Asyik ya main di kuburan China gratis enggak pakai tiket enggak pakai bayar," katanya,

Dia juga akan memproses keduanya ke polisi. Selain itu juga akan untuk meng-upload video tersebut. "Kalau gua bawa ke Polsek habis luh. Luh harus tanggung jawab sama perbuatan luh," katanya.

Video mesum diduga diperankan 2 pelajar SMA bikin geger warga Berau

Video berisi adegan mesum diduga diperankan pelajar SMA di kabupaten Berau, Kalimantan Timur, beredar dalam sepekan terakhir. Video itu beredar dari telepon genggam dan membuat warga meminta pihak kepolisian mengusut kebenaran maupun pelaku dalam video tersebut.

Keterangan diperoleh merdeka.com, ada 2 video yang beredar di ponsel warga Berau. Masing-masing berdurasi kurang dari 1 menit 30 detik. Pemeran di kedua video itu, sepasang anak remaja yang sama usia SMA, dengan 2 lokasi berbeda. Kedua video itu, memperagakan adegan mesum.

"Pemerannya sama, ada 2 video. Pertama seperti di semak-semak, dan yang kedua, di dalam ruangan. Jadi perbincangan di sini, karena tidak sedikit yang bilang ini pelajar Berau," kata warga Tanjung Redeb, Suryadi, kepada merdeka.com, Rabu (8/2).

Menurut Suryadi, dari perbincangan warga, beberapa warga juga ada yang mendapatkannya melalui facebook. Rasa penasaran, akhirnya membuat warga mengunduhnya dari facebook.

"Tapi yang penting, kami sudah tahu, kalau menyebarluaskan video ini kemana-mana, bisa kena pasal pornografi dan Undang-undang ITE. Cuma kami minta, polisi turun tangan, memastikan ini benar tidaknya ya pelajar Berau," sebut Suryadi.

"Harus segera diungkap, siapa pemeran video ini. Kalau benar pelajar Berau, mesti dicari tahu kenapa melakukan itu, apakah sengaja menyebarkan atau bagaimana. Ini perlu ditegaskan, perlu ditindak," sebut warga Tanjung Redeb lainnya, Syamsu Hernadi (43).

Infomasi peredaran video itu, sampai ke kepolisian. Petugas bertindak cepat, memulakan penyelidikan sebaran video, yang sudah beredar dari ponsel ke ponsel.

"Iya benar, di tengah masyarakat memang beredar video itu, yang diduga diperankan pelajar Berau. Kita belum bisa menduga-duga terlalu jauh. Kita telusuri itu," kata Kapolres Berau AKBP Handoko, saat dikonfirmasi merdeka.com siang ini.

"Saya sudah perintahkan Reskrim, menelusuri itu sampai tuntas. Diantaranya, mencari dulu pelaku penyebaran ya, baru kemudian nanti bisa dipastikan pemerannya. Saya minta ini diusut tuntas," demikian Handoko. [gil]

Legenda Harimau Makan Durian

Desa Kemingking Dalam merupakan termasuk wilayah kecamatan Taman Rajo, kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Daerah ini terkenal dengan berbagai macam hasil bumi salah satunya adalah durian. Di desa Kemingking Dalam, musim durian biasanya tiba satu atau dua tahun sekali dengan hasil yang berlimpah. Durian dari daerah ini terkenal karena bentuknya yang tidak terlalu besar namun memiliki rasa khas yang manis dan legit. Setiap musim panen tiba, masyarakat desa Kemingking Dalam akan berbondong-bondong menunggui durian yang runtuh di kebun mereka masing-masing. Mereka menjaga kebun ini bersama keluarga mereka baik di waktu siang maupun malam. Tetapi, ketika musim panen hampir usai dan buah yang ada di pohon tinggal sedikit, masyarakat desa Kemingking Dalam tidak akan lagi menunggui kebun mereka di malam hari. Berkenaan dengan kebiasaan ini, terdapat sebuah cerita di dalamnya.

Pada suatu masa ketika desa Kemingking Dalam masih merupakan desa dengan pemerintahan tersendiri dan raja-rajanya masih berkuasa. Rakyat hidup berdampingan dalam kedamaian dan kesejahteraan berkat pemimpin yang bijaksana. Namun, tiba-tiba segala kemakmuran itu terganggu dengan hadirnya seekor harimau besar dari negeri seberang. Harimau ini buas, bengis, dan lapar. Ia tidak hanya menghabisi ternak warga masyarakat, tetapi lambat laun harimau ini mulai menyerang manusia. Membuat belasan orang meninggal sedangkan puluhan lainnya luka-luka dengan cacat pada tubuhnya.

Melihat hal ini, Raja yang berkuasa di saat itu tidak dapat tinggal diam. Ia kemudian memerintahkan salah seorang prajuritnya yang paling sakti untuk mengatasi krisis yang terjadi di kerajaannya. Prajurit ini dengan patuh pergi mencari harimau untuk mengusir atau membunuhnya. Ketika berhadapan dengan sang harimau prajurit ini langsung menyerang dengan segala daya upaya yang dimilikinya. Namun sang harimau yang sangat besar dan kuat dapat dengan mudah mematahkan pedang dan tombak senjata sang prajurit serta melukai prajurit hingga terluka parah.

Mengetahui kondisinya yang tidak lagi memungkinkannya untuk bertarung secara maksimal, sang prajurit kemudian melarikan diri dari sang harimau dengan segenap kesaktiannya yang tersisa ia dapat menghindari pengejaran si harimau selama beberapa musim. Hingga akhir tahun itu tiba, cidera yang diderita sang prajurit masih belum pulih sepenuhnya. Ia masih belum sanggup untuk melawan sang harimau yang terus mengejarnya seorang diri. Hingga ketika itu sampailah sang prajurit di sebuah daerah yang masih merupakan bagian dari wilayah Desa Kemingking Dalam sekarang ini yang dipenuhi aroma manis dan tanahnya dipenuhi buah yang penuh duri.

Di tempat ini sang prajurit tidak dapat lagi melarikan diri dan ia telah bertekad untuk melawan sang harimau apapun taruhannya. Ketika sang harimau mendapati sang prajurit tidak lagi melarikan diri ia pun menyerang sang prajurit tanpa ampun. Mereka kemudian bertarung dengan seluruh kemampuan mereka. Hingga kemudian sang prajurit menyadari kehadiran buah yang permukaannya dipenuhi duri itu. Ia kemudian menggunakan buah yang di masa kini dikenal dengan nama Durian sebagai senjatanya. Sang prajurit melempar harimau jahat itu dengan durian terus menerus hingga harimau itu terluka parah dan menyadari bahwa ia telah kalah.

Saat hendak menghabisi sang harimau, harimau pun meminta ampun atas semua kesalahan yang telah ia lakukan di masa lalu. Ia pun berjanji kepada sang prajurit untuk tidak lagi menyerang warga asalkan ia diperbolehkan untuk melahap sebagian dari buah yang penuh duri yang tumbuh di tanah mereka itu. Karena rasa kasihan dan iba serta karena melihat kesungguhan dari sang harimau, maka sang prajurit pun membiarkan harimau untuk terus hidup dengan syarat ia tidak akan mendapat ampun lagi apabila ia melanggar janjinya pada sang prajurit.

Maka setelah sekian lama dalam pelarian kembalilah sang prajurit dengan kemenangan di pihaknya. Ia pun melaporkan segala yang terjadi kepada Rajanya dan meneruskan sumpah sang harimau kepada seluruh masyarakat untuk dihormati dan dipatuhi. Hingga sekarang, sumpah sang harimau terus dijaga oleh masyarakat desa Kemingking Dalam. Sehingga meskipun hutan desa Kemingking Dalam termasuk dalam wilayah kekuasaan harimau, harimau-harimau ini tidak pernah menampakkan diri ataupun menyerang warga. Mereka hanya muncul di waktu malam ketika musim durian hampir usai untuk melahap buah-buah terakhir yang telah diperjanjikan untuknya.

Dikutip dari cerita rakyat masyarakat sekitar Desa Kemingking dengan perubahan dan gubahan seperlunya. Kontribusi Prawitri Thalib [pwi_fansclub @yahoo.com]

Naga Sabang & Dua Raksasa Seulawah

Pada suatu masa saat pulau Andalas masih terpisah menjadi dua pulau yaitu pulau bagian timur dan pulau bagian barat, kedua pulau ini di pisahkan oleh selat barisan yang sangat sempit.Diselat itu tinggal lah seekor naga bernama Sabang.Pada masa itu di kedua belah pulau tersebut berdiri dua buah kerajaan bernama Kerajaan Daru dan Kerajaan Alam. Kerajaan Daru dipimpin oleh Sultan Daru berada di pulau bagian timur dan kerajaan Alam dipimpin oleh Sultan Alam berada dipulau bagian barat. Sultan Alam sangat adil dan bijaksana kepada rakyatnya dan sangat pintar berniaga sehingga kerajaan Alam menjadi kerajaan yang makmur dan maju. Sedangkan Sultan Daru sangat kejamkepada rakyatnya dan suka merompak kapal-kapal saudagar yang melintasi perairannya.

Sudah lama Sultan Daru iri kepada Sultan Alam dan sudah sering pula dia berusaha menyerang kerajaan Alam namun selalu dihalangi oleh Naga Sabang, sehingga keinginannya menguasai kerajaan Alam yang makmur tidak tercapai. Maka pada suatu hari dipanggil lah penasehat kerajaan Daru bernama Tuanku Gurka, “Tuanku Gurka, kita sudah sering menyerang Kerajaan Alam tetapi selalu dihalangi oleh naga Sabang, coba engkau cari tahu siapa orang yang bisa mengalahkan Naga itu”, perintah Sultan Daru. “Yang mulia, Naga Sabang adalah penjaga selat Barisan. Kalau naga itu mati maka kedua pulau ini akan menyatu karena tidak ada makhluk yang mampu merawat penyangga diantara kedua pulau ini selain naga itu”, jelas Tuanku Gurka. “Aku tidak peduli kedua pulau ini menyatu, aku ingin menguasai kerajaan Alam”, jelas Sultan Daru. “Ada dua raksasa bernama Seulawah Agam dan Seulawah Inong, mereka sangat sakti”, kata Tuanku Gurka. “Seulawah Agam memiliki kekuatan yang sangat besar sedangkan Seulawah Inong mempunyai pedang geulantue yang sangat cepat dan sangat tajam”, tambah Tuanku Gurka.

Maka tak lama kemudian datanglah kedua raksasa tersebut menghadap Sultan Daru untuk menyampaikan kesangupan mereka bertarung menghadapi naga Sabang. Tak lama kemudian dikirimlah utusan kepada naga Sabang untuk memberi tahu bahwa kedua raksasa itu akan datang bertarung dengannya. Naga Sabang sedih mendengar berita tersebut dan segera menghadap Sultan Alam, “ Sultan Alam sahabatku, sudah datang orang suruhan Sultan Daru kepada ku membawa pesan bahwa dua raksasa Selawah Agam dan Seulawah Inong akan datang melawanku”, Jelas sang Naga kepada Sultan Alam. “Mereka sangat kuat, aku khawatir akan kalah”, kata sang Naga. “Kalau saja aku terbunuh maka kedua pulau ini akan menyatu, bumi akan berguncangan keras dan air laut akan surut, maka surulah rakyatmu berlari ke gunung yang tinggi, karena sesudah itu akan datang ie beuna, itu adalah gelombang yang sangat besar yang akan menyapu daratan ini”, pesan sang Naga. Sultan Alam menitikkan air mata mendengar pesan dari naga sahabatnya,” Baiklah sahabatku, aku akan sampaikan pesanmu ini kepada rakyatku.

Maka pada waktu yang sudah di tentukan terjadilah pertarungan yang sengit antara naga Sabang dan kedua raksasa di tepi pantai. Sultan dan rakyat kedua kerajaan menyaksikan pertarungan seru tersebut dari kejauhan. Pada suatu kesempatan raksasa Selawah Inong berhasil menebas pedangnya ke leher sang naga. Kemudian raksasa seulawah Agam mengangkat tubuh naga itu dan berteriak,” Weehh!”, sambil melemparkan tubuh naga itu sejauh-jauhnya, maka tampaklah tubuh naga itu jatuh terbujur di laut lepas.

Sejenak semua orang terdiam, kemudia sultan Alam berteriak sambil melambaikan tangan ke tubuh naga yang terbujur jauh di tengah laut, ”Sabaaaaang!, Sabaaaang!, Sabaaang!” panggil Sultan Alam. “Wahai Sultan Alam, tidak usah kau panggil lagi naga itu!, dia sudah mati …..itu ulee leue”, teriak Sultan Daru dari seberang selat sambil menunjukan kearah kepala naga sabang yang tergeletak di pinggir pantai.

Tiba-tiba kedua pulau bergerak saling mendekat dan berbenturan sehingga terjadilah gempa yang sangat keras, tanah bergoyang kesana-kemari, tak ada yang mampu berdiri, kedua raksasa sakti jatuh terduduk di pantai. Tak lama setelah gempa berhenti kemudian air laut surut sehingga ikan-ikan bergeleparan di pantai. Sultan Daru dan rakyatnya bergembira ria melihat ikan-ikan yang bergeleparan mereka segera memungut ikan-ikan tersebut, sedangkan sultan Alam dan rakyatnya segera berlari menuju gunung yang tinggi sesuai pesan dari naga Sabang.

Tak lama kemudian datanglah gelombang yang sangat besar menyapu pulau Andalas. Sultan Daru dan rakyatnya yang sedang bergembira dihantam oleh gelombang besar itu, kedua raksasa sakti juga dihempas oleh gelombang besar sampai jauh kedaratan. Rumah-rumah hancur, hewan ternak mati bergelimpangan, sawah-sawah musnah, desa dan kota hancur berantakan. Sedangkan Sultan Alam dan rakyatnya menyaksikan kejadian mengerikan tersebut dari atas gunung yang tinggi.

Sejak saat itu pulau Andalas menyatu di bawah pimpinan sultan Alam yang adil dan bijaksana. Mereka membangun kembali desa-desa dan kota-kota yang hancur, kemudian Sultan Alam membangun sebuah kota kerajaan di dekat bekas kepala naga, kota itu di beri nama Koeta Radja dan pantai bekas kepala naga itu di sebut Ulee leue (kepala ular). Sedangkan tempat kedua raksasa sakti itu terkubur diberi nama Seulawah Agam dan Seulawah Inong. Sedangkan pulau yang tebentuk dari tubuh naga di sebut pulau Weh (menjauh) atau pulau Sabang.

Wildan Seni [wildanseni @yahoo.com] Mahasiswa S2 Disaster Magister Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Asal Mula Nama Kota Balikpapan

Menurut cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun di kalangan masyarakat Kalimantan Timur, sejak tahun 1700 an di tanah Pasir sudah ada sistem pemerintahan kerajaan yang sangat teratur. Di bawah pemerintahan kerajaan tersebut, rakyat hidup sejahtera. Kekuasaan raja yang memimpin pada waktu itu sangat luas, membentang hingga ke bagian selatan. Daerah tersebut merupakan sebuah teluk yang kaya akan hasil laut, dan pemandangan disana pun sangat indah. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di sepanjang teluk hidup sebagai nelayan dan petani yang sangat makmur.

Sultan yang memerintah kerajaan pada waktu itu adalah Sultan Aji Muhammad. Sultan mempunyai seorang putri bernama Aji Tatin. Putri tersebut menikah dengan Raja Kutai. Kepada ayahnya, Aji Tatin meminta warisan untuk masa depannya. Sultan Aji Muhammad kemudian memberikan wilayah teluk yang saat itu memang belum memiliki nama.

Pada suatu hari, ketika orang-orang yang bertugas mengumpulkan upeti dari rakyat untuk Aji Tatin sedang naik perahu, datanglah angin topan yang dahsyat. Upeti dari rakyat yang sedang mereka bawa saat itu berupa papan dengan jumlah yang sangat banyak. Karena merasa tidak mampu untuk melawan badai, para pendayung perahu tersebut berusaha merapat ke pantai. Namun, karena gelombang yang sangat besar dan angin topan tersebut, perahu pun terhempas ke sebuah karang. Alat untuk mendayung (tokong/galah) pun patah dan perahu pun karam. Panglima Sendong yang memimpin rombongan tersebut dan semua anak buahnya meninggal.

Jadi, menurut legenda atau cerita rakyat Kalimantan Timur ini, nama Balikpapan diambil dari kejadian saat perahu yang berisi papan terbalik karena diterpa badai. Sedangkan pulau karang yang tertabrak oleh perahu hingga karam kini dinamakan Pulau Tukung.

Cerita Rakyat Kalimantan Timur, asal mula nama Kota Balikpapan ini kiriman dari paijojoyoku at yahoo.co.id.

Legenda Alue Naga

Suatu hari Sultan Meurah mendapat khabar tentang keresahan rakyatnya di suatu tempat, lalu beliau mengunjungi tempat tersebut yaitu sebuah desa di pinggiran Kuta Raja untuk mengetahui lebih lanjut keluhan rakyatnya.

"Tuanku banyak ternak kami raib saat berada di bukit Lamyong," keluh seorang peternak. "Terkadang bukit itu menyebabkan gempa bumi sehingga sering terjadi longsor dan membahayakan orang yang kebetulan lewat dibawahnya," tambah yang lainnya. "Sejak kapan kejadian itu?" Tanya Sultan Meurah. "Sudah lama Tuanku, menjelang Ayahanda Tuanku mangkat," jelas yang lain.

Sesampai di istana Sultan memanggil sahabatnya Renggali, adik dari Raja Linge Mude. "Dari dulu aku heran dengan bukit di Lamnyong itu," kata Sultan Meurah. "Mengapa ada bukit memanjang disana padahal disekitarnya rawa-rawa yang selalu berair," sambung Sultan Meurah. "Menurut cerita orang tua, bukit itu tiba-tiba muncul pada suatu malam," jelas Renggali, "abang hamba, Raja Linge Mude, curiga akan bukit itu saat pertama sekali ke Kuta Raja, seolah-olah bukit itu mamanggilnya," tambahnya. "Cobalah engkau cari tahu ada apa sebenarnya dengan bukit itu!" Perintah Sultan.

Maka berangkatlah Renggali menuju bukit itu, dia menelusuri setiap jengkal dan sisi bukit tersebut, mulai dari pinggir laut di utara sampai ke kesisi selatan, "bukit yang aneh, "bisik Renggali dalam hati. Kemudian dia mendaki bagian yg lebih tinggi dan berdiri di atasnya, tiba-tiba dari bagian di bawah kakinya mengalir air yang hangat. Renggali kaget dan melompat kebawah sambil berguling. "Maafkan hamba putra Raja Linge!" Tiba-tiba bukit yang tadi di pinjaknya bersuara. Renggali kaget dan segera bersiap-siap, "siapa engkau?" Teriaknya. Air yg mengalir semakin banyak dari bukit itu membasahi kakinya, "hamba naga sahabat ayahmu," terdengar jawaban dari bukit itu dikuti suara gemuruh.

Renggali sangat kaget dan di perhatikan dengan seksama bukit itu yang berbentuk kepala ular raksasa walaupun di penuhi semak belukar dan pepohonan. "Engkaukah itu? Lalu di mana ayahku? Tanya Renggali. Air yang mengalir semakin banyak dan menggenangi kaki Renggali. "Panggilah Sultan Alam, hamba akan buat pengakuan!" Isak bukit tersebut. Maka buru-buru Renggali pergi dari tempat aneh tersebut. Sampai di istana hari sudah gelap, Renggali menceritakan kejadian aneh tersebut kepada Sultan.

"Itukah Naga Hijau yang menghilang bersama ayahmu?" Tanya Sultan Meurah penasaran. "Mengapa dia ingin menemui ayahku, apakah dia belum tahu Sultan sudah mangkat?" tambah Sultan Meurah. Maka berangkatlah mereka berdua ke bukit itu, sesampai disana tiba-tiba bukit itu bergemuruh. "Mengapa Sultan Alam tidak datang?" Suara dari bukit. "Beliau sudah lama mangkat, sudah lama sekali, mengapa keadaanmu seperti ini Naga Hijau? Kami mengira engkau telah kembali ke negeri mu, lalu dimana Raja Linge?" Tanya Sultan Meurah. Bukit itu begemuruh keras sehingga membuat ketakutan orang-orang tinggal dekat bukit itu.

"Hukumlah hamba Sultan Meurah," pinta bukit itu. "Hamba sudah berkhianat, hamba pantas dihukum," lanjutnya. "Hamba sudah mencuri dan menghabiskan kerbau putih hadiah dari Tuan Tapa untuk Sultan Alam yang diamanahkan kepada kami dan hamba sudah membunuh Raja Linge," jelasnya. Tubuh Renggali bergetar mendengar penjelasan Naga Hijau, "bagaimana bisa kamu membunuh sahabatmu sendiri?" Tanya Renggali.

"Awalnya hamba diperintah oleh Sultan Alam untuk mengantar hadiah berupa pedang kepada sahabat-sahabatnya, semua sudah sampai hingga tinggal 2 bilah pedang untuk Raja Linge dan Tuan Tapa, maka hamba mengunjungi Raja Linge terlebih dahulu, beliau juga berniat ke tempat Tuan Tapa untuk mengambil obat istrinya, sesampai di sana Tuan Tapa menitipkan 6 ekor kerbau putih untuk Sultan Alam, kerbaunya besar dan gemuk.

Karena ada amanah dari Tuan Tapa maka Raja Linge memutuskan ikut mengantarkan ke Kuta Raja, karena itu kami kembali ke Linge untuk mengantar obat istrinya. Namun di sepanjang jalan hamba tergiur ingin menyantap daging kerbau putih tersebut maka hamba mencuri 2 ekor kerbau tersebut dan hamba menyantapnya, Raja Linge panik dan mencari pencurinya lalu hamba memfitnah Kule si raja harimau sebagai pencurinya, lalu Raja Linge membunuhnya.

Dalam perjalanan dari Linge ke Kuta Raja kami beristirahat di tepi sungai Peusangan dan terbit lagi selera hamba untuk melahap kerbau yang lezat itu, lalu hamba mencuri 2 ekor lagi, Raja Linge marah besar lalu hamba memfitnah Buya si raja buaya sebagai pencurinya maka dibunuhlah buaya itu. Saat akan masuk Kuta Raja, Raja Linge membersihkan diri dan bersalin pakaian ditepi sungai, lalu hamba mencuri 2 ekor kerbau dan menyantapnya tetapi kali ini Raja Linge mengetahuinya lalu kami bertengkar dan berkelahi, Raja Linge memiliki kesempatan membunuh hamba tetapi dia tidak melakukannya sehingga hamba lah yang membunuhnya," cerita naga sambil berurai air mata.

"Maafkanlah hamba, hukumlah hamba!" terdengar isak tangis sang naga. Mengapa engkau terjebak disini?" Tanya Sultan Meurah. "Raja Linge menusukkan pedangnya ke bagian tubuh hamba sehingga lumpuhlah tubuh hamba kemudian terjatuh dan menindihnya, sebuah pukulan Raja Linge ke tanah membuat tanah terbelah dan hamba tertimbun di sini bersamanya," jelas sang naga.

"Hamba menerima keadaan ini, biarlah hamba mati dan terkubur bersama sahabat hamba," pinta Naga Hijau. "Berilah dia hukuman Renggali, engkau dan abangmu lebih berhak menghukumnya," kata Sultan Meurah. "Ayah hamba tidak ingin membunuhnya, apalagi hamba, hamba akan membebaskannya," jawab Renggali. "Tidak! Hamba ingin di hukum sesuai dengan perbuatan hamba," pinta Naga Hijau. "Kalau begitu bebaskanlah dia!" Perintah Sultan Meurah.

Maka berjalanlah mereka berdua mengelilingi tubuh naga untuk mencari pedang milik Raja Linge, setelah menemukannya, Renggali menarik dengan kuat dan terlepaslah pedang tersebut namun Naga Hijau tetap tidak mau bergerak. "Hukumlah hamba Sultan Meurah!" Pinta Naga Hijau. "Sudah cukup hukuman yang kamu terima dari Raja Linge, putranya sudah membebaskanmu, pergilah ke negerimu!" Perintah Sultan Meurah.

Sambil menangis naga tersebut menggeser tubuhnya dan perlahan menuju laut. Maka terbentuklah sebuah alur atau sungai kecil akibat pergerakan naga tersebut. Maka di kemudian hari daerah di pinggiran Kuta Raja itu disebut Alue Naga, disana terdapat sebuah sungai kecil yang disekitarnya di penuhi rawa-rawa yang selalu tergenang dari air mata penyesalan seekor naga yang telah mengkhianati sahabatnya.
Diceritakan oleh : Wildan Seni

STAIN Bengkalis Bahas Penelitian Budaya Melayu

Bengkalis, Riau - Dalam rangka memperkuat jangkauan jaringan kerja samadan riset kolaboratif, Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAIN Bengkalis, menggelar rapat membahas penelitian bagi para dosen tentang budaya Melayu dan pengabdian bagi mahasiswa dengan program KKN Nusantara.

Ketua STAIN Bengkalis, Prof H Samsul Nizar, MA, dalam paparannya mengatakan, ada agenda penting yang menjadi perhatian besar P3M untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Menurutnya, sebagai kampus yang bercirikan tentang kajian ke-Islamandan ke-Melayuan, maka STAIN Bengkalis pada tahun ini akan menerjunkan para peneliti atau dosen ke lapangan, untuk meneliti khazanah kemelayuan, baik itu terkait situs-situs peninggalannya, maupun kebudayaannya.

“Kemudian bagian pengabdian, mahasiswa mengikuti program KKN Nusantara, nantinya mahasiswa STAIN akan diterjunkan ke sejumlah Perguruan Tinggi keagamaan lainya, seperti IAIN Jember, IAIN Palangkaraya,” ujar Syamsul Nizar.

Sementara menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIN Bengkalis, M Subli menjelaskan,seluruh program tersebut akan dikawal pusat-pusat yang menjadi bagian dari P3M, dan akan diterbitkan dalam bentuk buku yang ber- ISBN.Kegiatan yang diadakan sebagai refleksi program-program kinerja P3Myang terbengkalai selama ini.

Dalam kesempatan tersebut, P3M juga telah meluncurkan elektronik jurnal yang dapat diakses melalui journalbengkalis.ac.id.“ Dengan adanya website ini, semoga jangkauan kerja sama kita lebihluas dan dapat memperkuat Informasi dan Komunikasi (IK) di STAIN Bengkalis di bidang publikasi jurnal ilmiah,” harap Subli.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua STAIN Bidang Kemahasiswaan,Wira Sugiarto turut berbagi pengalaman penelitian dan kerjasama selama melakukan penelitian, terutama di daerah Melayu seperti Brunei Darusallam.Menurut Wira, secara ekonomi negara Brunei Darusalam paling sehat dannomor satu di Asia yang mengedepanlan budaya Melayu.

“Dana penelitian kerajaan Brunei juga paling banyak dibandingkan negara lain, bahkan peneliti yang membawa anak istri mendapatkan tunjangan tersendiri, bahkan mendapatkan beasiswa di negera itu,” sebutWira.

Dari Kerak Telor Sampai Bir Pletok Resmi Jadi Ikon Budaya Betawi

Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan delapan ikon Budaya Betawi sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah (Perda) No 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi.

Delapan ikon Budaya Betawi tersebut adalah Ondel-Ondel, Kembang Kelapa, Ornamen Gigi Balang, Baju Sadariah, Kebaya Kerancang, Batik Betawi, Kerak Telor dan Bir Pletok. Peraturan daerah ini sudah diatur teknisnya dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi.

"Hari ini kita luncurkan Pergub No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi yang sudah ditetapkan 1 Februari lalu," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, usai menghadiri acara peluncuran Ikon Betawi di Balai Kota DKI, Minggu (5/2/2017).

Menurut dia, penetapan delapan ikon Betawi ini agar ada standarisasi dan penyeragaman. Hal ini penting untuk menumbuhkembangkan budaya Betawi sebagai budaya asli DKI Jakarta.

"Ke depan, kita mau Jakarta dibangun dengan semangat Betawi sebagai pondasi melangkah," kata Sumarsono seperti dikutip Berita Jakarta.

Setelah hadirnya pergub tersebut, menurut dia akan dikeluarkan instruksi dan surat edaran agar ikon Betawi bisa mewarnai seluruh bangunan di Jakarta. Nantinya semua gedung pemerintahan, gedung sekolah dan lainnya akan dihiasi dengan ornamen khas Betawi.

"Seluruh pegawai di DKI Jakarta juga akan diwajibkan memakai batik Betawi," tandas pria yang karib disapa Soni itu.

Bupati Pangkep Saksikan Parade Mozaik Budaya Nusantara

Pangkajene, Sulsel - Bupati Pangkep, Syamsuddin A Hamid mengikuti Parade Mozaik Budaya Nusantara di Alun-alun Citramas, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Senin (6/2/2017).

Syamsuddin hadir selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Pangkep.

Hadir pula Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana dan Dandim 1421 Pangkep Letkol Inf M.Musafag.

Mozaik Budaya Nusantara 2017 digelar dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Pangkep ke 57 dan diperingati setiap 8 Februari 2017.

1.700 peserta mozaik terlibat dalam pementasan Mozaik Budaya Nusantara.

Menampilkan seni pertunjukan dari berbagai kwartir ranting atau kecamatan se-Kabupaten Pangkep.

Program tetap gerakan pramuka ini, untuk memberikan apresiasi seni kepada generasi muda sebagai ajang penggalian potensi berkesenian.

Kegiatan ini juga ajang silaturahmi bagi anggota pramuka di Pangkep dalam mendukung kegiatan hari jadi Pangkep.

Luar Biasa! Masjid di Malaysia Buka Pintu untuk Rayakan Imlek

Bangsar, Malaysia - Sebuah masjid di Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia memutuskan untuk membuka pintunya dan merayakan Tahun Baru China. Sontak, tempat ibadah umat Islam itu berubah menjadi lautan merah.

Meski para pria tetap mengenakan peci, dan perempuan berhijab, mereka kompak mengenakan batik, pakaian adat dan kaus berwarna merah. Tidak hanya wajah-wajah oriental, perayaan Imlek di masjid Bangsar juga dihadiri oleh roman-roman India, Melayu dan Arab.

Perayaan ini menunjukkan sisi terbaik kerukunan dan toleransi kemajemukan di Malaysia. Open House diadakan selama dua jam. Di meja makan tersaji berbagai hidangan favorit, seperti rendang, ketupat dan nasi lemak. Tak lupa, pengelola masjid juga menyediakan jeruk mandarin sebagai pencuci mulutnya.

Imam Masjid Saidina Abu Bakar As Sidiq, Datuk Ibrahim Thambychik mengungkapkan alasannya untuk menggelar perayaan Imlek di masjid. Maksudnya ialah menunjukkan kepada dunia bahwa masjid merupakan tempat yang terbuka dan menyambut semua orang tanpa memandang latar belakangnya.

"Jika Anda menilik sejarah Islam, masjid punya banyak fungsi. Selain untuk beribadah, masjid juga bisa memfasilitasi pelayanan sosial bagi Muslim maupun non-Muslim," terangnya, seperti dikutip dari The Star, Minggu (5/2/2017).

Siak Kembali Lestarikan ’Tanjak’ di Masyarakat

Siak, Riau - Kabupaten Siak, Provinsi Riau kembali melestarikan pemakaian "tanjak", sebuah ikat kepala khas kebudayaan Melayu di kalangan masyarakat guna menghidupkan kembali ciri khas suku tersebut.

Bupati Siak Syamsuar di Siak, Jumat (3/2), menerapkan kebijakan pemakaian tanjak di kalangan Aparatur Sipil Negara di lingkungan pemerintah kabupaten Siak pada tiap hari Kamis dan momen-momen tertentu.

"Pemakaian tanjak digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan Melayu ditengah masyarakat . Dimana sebelumnya gerakan berbusana dan berbahasa Melayu juga sudah kami terapkan di Kabupaten Siak," Kata Bupati Siak Syamsuar.

Dia mengatakan, gerakan ber"tanjak" adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan Melayu pada masyarakat itu sendiri mapun luar.

Tanjak dianggap sebagai kewibaan dikalangan masyarakat Melayu, yang digunakan untuk penutup kepala . Pada zaman dahulu, semakin tinggi dan kompleknya bentuknya akan menunjukkan status sosial si pemakainya.

Erwin Waka, ketua Komunitas Tanjak Kabupaten Siak berkomitmen akan menghidupkan kembali pemakaian tanjak di kalangan masyarakat terutama anak muda sebagai bentuk ciri khas Melayu. Menurutnya, tradisi memakai tanjak sudah mulai hilang dikalangan anak muda Melayu.

Dia katakan, saat ini pengrajin tanjak sudah mulai memproduksi ikat kepala tersebut dan bisa didapatkan di pasar Seni Siak . Beberapa minggu terakhir keuntungan dan jumlah permintaan sudah mulai meningkat.

Dia berencana akan berkoordinas dengan pemerintah daerah untuk memperkenalkan tanjak kepada setiap pengunjung yang datang ke istana Siak. Dengan begitu wisatawan yang datang di luar Riau akan mengenal salah satu ciri khas kebudayaan Melayu. "Nantinya bagi pengunjung laki-laki akan menggunakan tanjak dan perempuan memakai selendang," ucapnya.

Suling Sunda dan Gamelan Jawa Iringi Lagu The Beatles di London

London, Inggris - Lagu The Beatles berjudul "Tomorrow Never Knows," yang diaransemen secara kreatif dengan diiringin gamelan Jawa dan suling Sunda dibawakan musisi Inggris Susheela Raman dan Sam Mills memukau penonton yang memenuhi Gedung pertunjukan Roundhouse di daerah Camden, London, Rabu malam.

Kolaborasi pertunjukan musik yang ditampilkan musisi Inggris, Susheela Raman dan gitaris Sam Milis dengan empat musisi tradisional Indonesia dari Institut Seni Indonesia-Solo, itu juga berhasil menarik perhatian Dubes RI untuk Inggris, Dr. Rizal Sukma beserta istri Hana A. Satriyo dan Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik beserta putrinya, demikian Minister Counsellor KBRI London Thomas Siregar kepada Antara London, Jumat.

Susheela Raman dan Sam Mills menggandeng maestro Gondrong Gunarto, Agus Prasetyo, Angger Widhi Asmara dan Rano Prasetyo serta musisi tradisional lainnya dari India mengusung konsep Ghost Gamelan yang mengundang rasa penasaran penonton.

Di tengah keheningan malam yang cukup dingin di kota London, alunan merdu gamelan mengawali lantunan perdana Moon yang dibawakan dengan sangat syahdu oleh Susheela Raman. Sementara petikan gitar Sam Mills dengan intens mencuri perhatian penonton di sela-sela tarikan suara sang vokalis yang turun naik menghangatkan ruang pertunjukan.

Kolaborasi musik modern dan tradisional mulai terasa pada lagu ketiga, No Name dimana instrumen-instrumen musik modern seperti tarikan senar cello, bass dan gitar yang dimainkan musisi Inggris berpadu dengan hentakan pada tabla dari India serta pukulan bertalu-talu pada gong, saron dan bonang dari Indonesia. Suatu jam session yang mengagumkan dari para musisi berbakat dari ketiga negara tersebut.

Hal itu tidak terlepas dari lengkingan suara suling yang dimainkan maestro gamelan kontemporer, Gunarto Gondrong membuat penonton merasa penasaran dalam menentukan alunan sulingnya mengandung elemen Jawa dan Sunda.

Setelah lebih dari satu setengah jam penonton dihibur dengan penampilan kolaborasi musik tiga negara yang sangat memukau, Susheela menutup dengan tembang pamungkas Tomorrow Never Knows, yang diaransemen secara kreatif dari lagu the Beatles.

Para penggemar the Beatles tentu sangat mengenali tembang yang satu itu, namun juga terpesona dengan sentuhan nada tradisional India dan Indonesia yang sangat dominan. Suguhan terakhir ini disaksikan secara berdiri oleh seluruh penonton yang sudah tidak tahan untuk bergoyang dan bertepuk tangan seakan tidak rela bila pertunjukan kolaborasi musik tiga negara tersebut segera diakhiri.

Menanggapi desakan halus para penonton, para musisi tampil kembali di panggung memainkan tembang No Name yang mengekspos secara maksimal kemampuan para musisi dalam memainkan instrumen melahirkan harmonisasi musik yang indah.

KBRI London sangat mengapresiasi dan mendukung penampilan musik kontemporer yang melibatkan alat musik tradisional seperti gamelan sebagai medium promosi seni dan budaya Indonesia dan diharapkan kerja sama seperti ini dapat terus dikembangkan di masa datang.

Tanjak Simbol Kewibawaan Orang Melayu

Siak, Riau - Tanjak akhir-akhir ini menjadi tren baru di Kabupaten Siak. Setiap hari pengrajin tanjak lokal di Pasar Seni Kesturi, Kota Siak, dibuat kerepotan dengan ramainya pesanan yang datang. Ikat kepala berbahan kain songket ciri khas melayu itu menjadi populer, setelah orang nomor satu di Negeri Istana, Bupati H Syamsuar menerapkan kebijakan pemakaian tanjak dikalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) setiap Kamis dan Jumat.

Menurut Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak Zulkifli ZA, tanjak adalah lambang kewibawaan dikalangan masyarakat melayu. Semakin tinggi dan komplek bentuknya, menunjukkan semakin tinggi pula status sosial sipemakai tanjak tersebut. Tanjak biasa dipakai masyarakat melayu diseluruh lapisan strata sosial, baik dilingkungan kerajaan, kalangan bangsawan maupun masyarakat awam.

"Begitu meninggalkan rumah, orang melayu biasa mengenakan tanjak. Fungsinya sebagai penutup kepala dari gangguan udara maupun ranting, awalnya berbentuk ikat biasa, namun oleh orang melayu dahulu yang aktif dibidang gerak tangan muncul kreasi bentuk dengan nama tebing runtuh, belalai gajah, pial ayam, elang menyongsong angin dan lain sebagainya," kata Zulkifli, Jumat (3/2/2017).

Sayangnya, kata pria yang lama bergelut dengan kesenian dan kebudayaan melayu Riau ini, beberapa nama ikat kepala di zaman kerajaan tersebut, bentuknya sudah sulit ditemukan. Bentuk-bentuk tanjak disebut juga dengan ikat, misalnya ikat sebelit.

"Dilingkungan Kerajaan Siak dulu yang cukup populer diantaranya ikat pial ayam yang biasa dipakai para panglima, dan ikat elang menyongsong angin yang biasa dipakai datuk lima puluh. Khusus datuk pesisir ciri khasnya ikat hangtuah," jelasnya.

Ikat elang menyongsong angin ini, lanjutnya, melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan elang memainkan gerak angin, sementara ikat hangtuah melambangkan ketegasan.

Sementara untuk warna, tanjak adat biasanya berwarna hitam, dan untuk pengantin disesuaikan dengan pakaian. "Biasanya kalau pengantin laki-laki pakai ikat hangtuah, namun sekarang banyak yang meniru ikat dendam, yang populer di Malaysia," jelasnya.

Terkait kebijakan Bupati Siak yang menggagas pemakaian tanjak dilingkungan ASN, Zulkifli memberikan dukungan penuh. Sebab, pada dasarnya pemakaian tanjak dan baju melayu akan memberikan kewibawaan dan dampak psikologis bagi pemakainya. Namun demikian ia mengingatkan agar pemakaian tanjak dilingkungan ASN tersebut tetap disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan adat berlaku.

"Saya mendukung ide Kabupaten Siak sebagai pioner menggalakkan kembali budaya bertanjak di Provinsi Riau, sebab kita sudah punya Grand Design Kebudayaan Melayu. Namun demikian nantinya, untuk ASN saya sarankan agar jangan terlampau tinggi tanjaknya, supaya dapat dibedakan mana yang tanjak adat dengan pakaian harian. Ikatnya bisa ikat pial ayam atau elang menyongsong angin yang disederhanakan," sebutnya.

Bupati Siak H Syamsuar mengatakan, tanjak ini digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan melayu ditengah masyarakat. Sebelumnya gerakan berbusana dan berbahasa melayu sudah diterapkan di Kabupaten Siak.

"Saya teringat Tokoh Riau Datuk Tenas Effendi pernah berpesan kepada saya. Beliau bilang Pak Bupati jagelah Siak tu elok-elok. Sebab kalau habis melayu di Siak, maka habislah melayu di Riau," kata Bupati kepada GoRiau.com.

Datuk Setia Amanah Kabupaten Siak itu juga mengatakan, gerakan bertanjak ini adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan melayu.

"Tentunya, kebiasaan memakai tanjak ini bisa mendukung program pariwisata kita dan juga memberi peluang bagi pengrajin untuk lebih berkembang, seiring semakin banyaknya pesanan tanjak ini," tutup Syamsuar.

Pemilihan Top Model Duta Batik Kepri Bakal Datangkan Desainer Kondang Ivan Gunawan

Batam, Kepri - Orange entertainment bekerjasama dengan Mentari Enterprise akan menyelenggarakan fashion show pemilihan top model Duta Batik Kepri, 10-12 Februari mendatang.

Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan serta Kementerian Perindustrian, kegiatan tersebut masih dalam rangkaian event singing contest Bintang Kepri.

"Bintang Kepri sendiri sudah memasuki tahun ketiganya, sedangkan duta batik Kepri ini yang pertama. Namun akan kita laksanakan secara berkelanjutan juga tiap tahunnya," ujar pemilik Orange Entertainment, Harjito di Allium Hotel, Selasa (31/1/2017).

Ikut menggandeng pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata Kepri, acara ini diharapkan juga mampu menggaet wisatawan untuk datang ke Kepri.

"Kami juga berharap ini bisa jadi event tahunan yang mensupport pariwisata Kepri. Nantinya, setiap peserta duta batik Kepri akan diambil dari masing-masing kabupaten/kota yang ada di Kepri. Mereka akan menampilkan batik-batik khas Kepri, satu diantaranya batik gong-gong," ucap Harjito.

Batik Kepri akan diekspos kepada khalayak ramai lewat kegiatan ini, agar jangan sampai di klaim kembali oleh negara tetangga. Selain itu, besar harapan agar batik Kepri pun memiliki nilai jual di tingkat nasional dan internasional lewat ajang ini.

Mengingat, penyelenggara acara pun mendatangkan bintang tamu desainer kondang, Ivan Gunawan.

"Ivan Gunawan inilah yang nanti menjembatani agar batik Kepri ini bisa dibawa sampai ke nasional, bahkan internasional," ucap Harjito.

Sementara itu, Kadispar Kepri, Buralimar mengapresiasi kegiatan yang akan digelar tersebut. Menurut Buralimar, selain destinasi wisata, event-event pun sangat diperlukan untuk menggaet para wisatawan.

"Tahun 2016 target wisatawan kita tidak tercapai, karena satu dua hal. Mudah-mudahan dengan event ini, bisa membantu capaian target 2017. Apalagi akan datang juga Kepri sebagai gerbang wisata bahari yang didukung oleh kementerian pariwisata. Kita diminta untuk bisa mengejar angka wisman Malaysia," tutur Buralimar.

Buralimar pun menyatakan, cukup banyak batik khas Kepri, dimana antara kabupaten/kota memiliki motif yang berbeda-beda. Ia berharap pemilihan duta batik Kepri, dapat mengeksplor lebih lagi kekayaan batik yang ada di sini.

Memperebutkan piala Kementerian Pariwisata, ada total Rp23 juta hadiah yang disiapkan oleh panitia bagi para pemenang. Dengan biaya pendaftaran Rp150 ribu, bagi yang berminat mengikuti ajang ini dapat memilih satu diantara tiga kategori lomba.

Kategori A usia 5-8 tahun, kategori B usia 9-13 tahun, dan kategori C usia 14-21 tahun. Pendaftaran dapat dilakukan di Mega Mall Batam dan Kepri Mal.

"Pendaftaran terakhir Rabu, 8 Februari pukul 17.00 WIB. Sedangkan registrasi ulang Kamis, 9 Februari dari pukul 13.00-17.00 WIB. Dilanjutkan dengan babak penyisihan esok harinya. Sedangkan Grand Final akan kita laksanakan Minggu, 12 Februari di Allium Hotel," kata pemilik Mentari Enterprise, Tommy Suharsa.

Gubernur Sumbar Siap Luncurkan Buku "8000 Pantun Spontan"

Padang, Sumbar - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno akan meluncurkan sejumlah buku yang berisi 8000 pantun yang dibuatnya secara spontan dalam berbagai acara selama satu tahun periode kedua pemerintahannya.

"Kemungkinan ada empat buku masing-masing berisi 2000 pantun. Tiap pantun punya latar belakang dan konteks yang berbeda-beda," katanya di Padang, Minggu.

Menurutnya konteks pantun yang termuat dalam buku berjudul "Irwan Prayitno, Spontan Pantun" tersebut disesuaikan dengan acara yang dihadiri, karena itu dari 8000 pantun itu tidak ada satupun yang sama.

Ia menjelaskan biasanya saat diundang untuk membuka sebuah acara, saat di atas kendaraan menuju lokasi ia sudah buat beberapa pantun yang berkaitan dengan acara tersebut. Nanti saat pembukaan acara, sebelum didaulat untuk memberikan sambutan, ia juga akan sibuk dengan handphone lamanya membuat beberapa pantun lagi sesuai suasana dan tokoh-tokoh yang menghadiri.

"Makin lama saya dipanggil oleh pembawa acara, makin banyak pantun yang saya buat untuk dibacakan," katanya.

Minimal menurut dia, pantun yang dibacakan dalam satu acara itu berjumlah 10. Bahkan seringkali mencapai 20 bahkan lebih.

Agar tidak monoton, menurut Irwan sambutan yang diberikannya tidak melulu berisi pantun, tetapi juga pidato sambutan seperti biasa.

"Pantun saya gunakan untuk menyimpulkan apa yang saya sampaikan. Jadi setelah saya pidato beberapa waktu, isi pidato itu saya simpulkan dalam bentuk pantun," ujar dia.

Menurut Irwan kebiasaannya menulis sangat membantu dalam membuat pantun. Ia bahkan memiliki pakem sendiri dalam membuat pantun yaitu membaginya pada lima segmen masing-masing salam pembuka sekitar dua pantun, lalu penghormatan kepada tokoh yang hadir pada acara dua pantun dilanjutkan dengan pengantar pesan yang akan disampaikan, tentang isi acara dan ditutup dengan pantun penutup.

Ia mengatakan pada awal-awal menyampaikan pidato dengan pantun memang banyak yang memandang aneh, namun lama kelamaan menjadi biasa.

"Kalau ada yang keberatan dengan gaya pidato yang disampaikan dengan pantun, ya tidak usah undang gubernur," kata dia.

Sementara itu sastrawan Taufik Ismail dalam kata pengantar buku pantun itu menilai ekspresi pantun Irwan Prayitno tidak kaku, bebas lincah tapi patuh kaidah, dari bahasa Indonesia melompat ke bahasa Minang bolak-balik tanpa halangan.

Ia berharap karya tersebut akan bisa mematik kreatifitas terutama generasi muda untuk menghasilkan gaya penulisan kreatif lainnya.

Rencana Zumi Zola Majukan Wisata Kuliner & Kain Batik Jambi

Jakarta - Jambi punya banyak potensi terkait wisata kuliner, serta kerajinan batik. Gubernur Zumi Zola pun punya rencana khusus terkait pengembangan jenis wisata ini.

Gubernur Jambi Zumi Zola bertandang ke kantor detikcom di Jalan Warung Buncit Raya No 75, Jakarta Selatan dan berbincang-bincang mengenai berbagai isu terkini, termasuk juga tentang dunia pariwisata Jambi dan segala potensinya.

Zumi menjelaskan bahwa selama ini kerajina batik maupun songket dari Jambi masih belu terdengar namanya, baik di pentas nasional maupun internasional. Untuk itu, Zumi akan coba untuk mengangkatnya lagi.

"Ini saya pakai Tanjak, ikat kepala khas Jambi dipakai saat acara-acara besar. Ini baru saya dorong, saya promosikan. Saya pakai kemana-mana, karena sudah sedikit yang pakai. Perajinnya cuma tinggal 3. Kita mau angkat juga songket Jambi. Kita mau tunjukkan, Jambi inipunya identitas," beber Zumi Zola kepada detikTravel, Rabu (1/2/2017).

Sementara untuk kerajinan kain batik, Zumi Zola menyebut bahwa batik Jambi sebenarnya sudah eksis. Hanya dia minta, batik Jambi yang warnanya identik gelap-gelap diubah menjadi lebih berwarna.

"Batik sudah ada, warnanya gelap-gelap. Ini yang harus kita ubah. kIta harus bisa menjawab kebutuhan pasar, kan yang mau pakai batik ada anak muda juga. Warnanya yang mesti kita banyakin. Kita juga bekerja sama dengan desainer Barli Asmara untuk mengangkat batik Jambi," ungkap Zumi.

Zumi pun menyebut beberapa motif batik khas Jambi, anatara lain motif durian pecah hingga motif angso duo yang jadi ikonnya Jambi.

Sementara itu, untuk wisata kulinernya Zumi Zola merencanakan untuk membuat beberapa sentra wisata kuliner di Jambi agar wisatawan yang datang bisa langsung merasakan betapa lezatnya kuliner khas Jambi. Salah satunya ada di Ancol, bukan Ancol Jakarta, melainkan Ancol di Jambi.

"Ada satu daerah namanya Ancol, itu pas di depan Rumah Gubernur. Pas di tepi Sungai Batanghari, di depan Jembatan Gentala Arasy. Fasilitasnya belum memadai, kita akan buat lebih nyaman lagi buat wisata kuliner," tutup Zumi.

Seratus Busana Kaltim Warnai Festival Kain Kalimantan

Samarinda, Kaltim - Sedikitnya 100 busana khas Kalimantan Timur akan mewarnai pagelaran Festival Kain Kalimantan yang berlangsung di Atrium BigMall Samarinda pada 27-29 Januari 2017.

"Sesuai arahan dari Gubernur Awang Faroek Ishak, kami menggelar acara untuk mengenalkan dan mempopulerkan hasil karya warisan budaya berupa kain tradisional khas masing-masing daerah di Kalimantan," ujar Koordinator Festival Kain Kalimantan Muhammad Faisal, di Samarinda, Jumat.

Festival Kain Kalimantan itu, kata Faisal, merupakan rangkaian acara dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

"Pada tahun pertama digelarnya Festival Kain Kalimantan ini, kami baru mengundang kabupaten/kota se-Kaltim saja dan semoga tahun depan sudah bisa dilaksanakan se-Kalimantan," tutur Faisal.

Pada malam puncak Festival Kain Kalimantan 2017 itu yakni Sabtu (28/1), lanjut Faisal, akan ditampilkan hampir 100 busana di catwalk yang merupakan persembahan Dekranasda dan ibu-ibu PKK dari kabupaten dan Kota se-Provinsi Kalimantan Timur.

"Hingga hari ini, sudah terdaftar 96 busana dari kabupaten/kota se-Kaltim yang ikut berpartisipasi pada acara tersebut," tuturnya.

"Busana yang akan kami tampilkan dalam Borneo Etnic Fashion tersebut berasal dari Kota Samarinda, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten Berau dan Kota Balikpapan. Termasuk, perwakilan busana motif Kaltim secara umum dari Dekranasda Kaltim yang diwakili Gallery Hessandra dan Oemah Koe Batik," jelas Faisal.

Selain menampilkan berbagai karya busaha khas Kaltim, pelaksanaan Festival Kain Kalimantan juga, tambahnya, akan dimeriahkan pameran dari Dekranasda dan PKK, pagelaran musik dari band Indie Samarinda, Ceria Anak Samarinda persembahan Gerak dan Lagu Anak-anak TK dan PAUD.

"Pameran akan dilaksanakan oleh Dekranasda dan PKK selama tiga hari dan pada Sabtu (28/1) pagi digelar Drum Battle Show serta atraksi Drum Perkusi kemudian Minggu (29/1) siang dilaksanakan sosialisasi budi daya cabai. Pada hari Jumat ini juga dilaksanakan Workshop Hijab dan besok (Sabtu) Beuty Class," ujarnya.

"Karena kegiatan ini juga bersamaan dengan HUT Pemkot Samarinda, kami juga menggelar lomba busana kerja Sarung Samarinda antar-organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah kota yang diikuti sekitar 100 peserta perwakilan OPD kemudian pada Minggu (29/1) malam dilaksanakan penampilan Uniform Police Fashion dari Polresta Samarinda." kata Faisal yang juga menjabat Kepala Dinas Pariwisata Kota Samarinda.

-

Arsip Blog

Recent Posts