Sabtu-Minggu, Kampung Betawi Hadir di Kota Tua

Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar acara kegiatan Kampung Betawi pada Sabtu (16/11/2013) dan Minggu (17/11/2013) di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat.

"Kegiatan Kampung Betawi di Kota Tua merupakan salah satu upaya Pemprov DKI untuk mengangkat dan mempromosikan situs Kota Tua sebagai salah satu warisan budaya di ibu kota," kata Kadis Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budhiman di Jakarta, Rabu (13/11/2013) lalu.

Menurut Arie, penyelenggaraan kegiatan tersebut berkolaborasi dengan Pemkot Jakarta Barat yang juga memiliki kegiatan tahunan dengan nama Festival Kota Tua.

"Selain itu, dalam penyelenggaraan pertama ini, Kegiatan Kampung Betawi di Kota Tua juga bersinergi dengan festival kuliner dan kegiatan Peringatan Hari Kesehatan Nasional," ujar Arie.

Dia menuturkan kegiatan tersebut mengangkat budaya dan sejarah terbentuknya masyarakat Betawi yang akulturatif pada zaman dulu, misalnya dari budaya China, budaya Arab atau Persia, budaya Melayu dan Indonesia Timur.

"Suasana Kampung Betawi akan dihadirkan melalui berbagai pagelaran seni budaya Betawi yang edukatif karena menjelaskan bagaimana budaya-budaya ini mempengaruhi keberadaan masyarakat Betawi saat ini," tutur Arie.

"Ada pula festival kuliner yang diadakan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Tua. Selain itu, akan ada juga pameran kreatif dan bazaar yang digelar oleh pihak museum," sambung Arie.

Anggaran yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut sebesar Rp 1 miliar dan ditargetkan dapat menarik hingga 10.000 pengunjung. "Kami berharap acara ini bisa berlangsung menjadi kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun dan Kota Tua menjadi destinasi wisata unggulan di Jakarta," tambah Arie.

Jakpus Gelar Festival Budaya Kampung Johar Baru

Jakarta - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat menggelar Festival Budaya Kampung Johar Baru pada Minggu (17/11) dari pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Berbagai acara akan ditampilkan untuk memeriahkan jalannya kegiatan tersebut, di antaranya marching band, pawai sepeda dan karnaval pakaian.

"Festival Budaya Kampung Johar Baru merupakan hal positif untuk mengangkat nama Johar Baru. Saya berharap acara ini dapat menarik minat banyak pengunjung," kata Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Menurut Saefullah, pemuda setempat turut dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Dia menilai keterlibatan itu merupakan salah satu upaya untuk menampilkan kemampuan remaja yang selama ini kerap dipandang sebelah mata.

"Untuk itu, kami akan melakukan evaluasi. Kalau memang kegiatan ini positif, tentunya tahun depan akan diadakan kembali. Tidak hanya itu, kami juga akan memperlakukan hal yang sama terhadap kawasan yang serupa dengan kawasan Johar Baru," ujar Saefullah.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Guru Besar Sosiolog Universitas Indonesia, Paulus Wirutomo menuturkan hasil penelitian yang dilakukannya selama dua tahun menunjukkan bahwa masyarakat Johar Baru patut ditiru.

"Di sini, saya melihat adanya keharmonisan yang terjalin diantara warga. Sehingga, kami memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk menggelar festival tersebut," tutur Paulus.

Dia mengungkapkan proses penyelenggaraan kegiatan tersebut merupakan hal penting dalam mengubah pola pikir remaja di Johar Baru karena menimbulkan rasa kebersamaan antar pemuda.

"Berawal dari rasa kebersamaan itu, maka selanjutnya akan tumbuh menjadi rasa kepercayaan dan saling mendukung satu sama lain. Ini merupakan hal yang baik tentunya, dan harus kita jaga bersama-sama," tambah Paulus.

Yayasan Pangeran Sumedang Gelar Karya Seni dan Budaya

Sumedang, Jabar - Karaton Sumedang Larang (KSL) Yayasan Pangeran Sumedang (YPS), akan menggelar “Karya Seni dan Budaya Khas Karaton Sumedang Larang” di Gedung Srimanganti, Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU) tanggal 12, 17 dan 18 November 2013.

cara tersebut akan dihadiri Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar serta Wakil Bupati Sumedang H. Ade Irawan.

“Acara ini akan diisi berbagai kegiatan sosial yang dilaksanakan dengan tata cara adat sunda. Seperti halnya acara khitanan massal yang dimeriahkan iring-iringan kuda renggong dan prajurit Sumedang Larang serta pentas seni budaya lainnya. Gelar karya seni dan budaya ini, tak lain untuk melestarikan kesenian dan budaya sunda khas Karaton Sumedang Larang supaya tidak dilupakan dan lekang oleh zaman,” ujar Ketua Panitia Pelaksana “Karya Seni dan Budaya Khas Karaton Sumedang Larang”, Drs. Rd. Gunawan Suria Danu Ningrat ketika ditemui di Gedung Srimanganti, Kab. Sumedang, belum lama ini.

Menurut dia, dalam acara itu, kegiatan khitanan massal akan dilaksanakan melalui tahapan prosesi adat sunda. Sebelum dikhitan, anak-anak peserta khitanan masal akan direndam dalam air pada subuh.

Setelah itu, baru lah mereka akan disunat oleh dokter. Selanjutnya, mereka dikumpulkan di sebuah tempat yang disebut alas kebun.

“Di alas kebun itu sudah dihias dengan gantungan umbi-umbian, seperti singkong, ubi, talas, dll,” katanya.

Setelah itu, kata dia, anak-anak peserta khitanan massal akan diarak dengan menaiki puluhan kuda renggong, delman hias serta becak hias. Bahkan kereta Naga Paksi yang membawa mahkota binokasih serta para prajurit Karaton Sumedang Larang akan ikut arak-arakan.

“Jumlah peserta khitanan massal sebanyak 106 orang se-Kab Sumedang. Ada seorang anak perempuan yang akan didandani layaknya seorang putri raja yang akan ikut iring-iringan kuda renggong,” tutur Gunawan..

Nusa Dua Gelar Festival Seni Budaya

Nusa Dua, Bali - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof Dr Gede Pitana, membuka kegiatan Nusa Dua Fiesta (NDF) ke-16. Pembukaan berlangsung Jumat (15/11) malam, ditandai dengan penggesekan alat musik Rebab.

Dalam sambutannya Gede Pitana mengatakan kegiatan NDF merupakan ajang seni dan budaya dalam upaya melestarikan kebudayaan yang ada di Pulau Dewata. Melalui NDF katanya, akan dapat digali kesenian dan kebudayaan yang perlu dilestarikan. .“Potensi pariwisata Indonesia cukup beragam, karena itu perlu dipromosikan agar lebih dikenal ke mancanegara,” katanya.

Pembukaan NDF diawali dengan pawai seni budaya, yang diikuti 20 peserta dari industri hotel yang ada di kawasan BTDC serta masyarakat sekitar Nusa Dua. Pada kesempatan itu dipertontonkan potensi-potensi seni dan kebudayaan tersebut, selain itu melalui NDF ini diharapkan mampu memotivasi daerah-daerah lain menggelar kegiatan semacam ini dalam upaya mempromosikan daerahnya. NDF 2013 akan digelar selama lima hari.

Sementara itu Direktur Utama BTDC Ida Bagus Wirajaya mengatakan, NDF 2013 merupakan komitmen BTDC dan seluruh pemilik hotel, vila dan fasilitas pariwisata di kawasan Nusa Dua untuk mempromosikan Nusa Dua, sekaligus sebagai peran aktif promosi pariwisata Bali dan Indonesia.

Bagus mengatakan, keberagaman fasilitas di Nusa DUa, menjadi daya tarik di kawasan itu. "Hotel dan vila serta apartemen bertaraf internasional, Museum Pasifika, Rumah Sakit Umum dan bedah plastik serta yang ada di kawasan Nusa Dua, menjadi daya tersendiri bagi wisatawan domestik maupun lokal," katanya.

Pawai Budaya Buka Festival Kemilau Kaltim 2013

Samarinda, Kaltim - Pawai budaya kabupaten/kota di Kaltim menandakan dimulainya Festival Kemilau Seni Budaya Etam (FKSBE) 2013, kemarin. Berbagai busana daerah berserta keunikannya, dari Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), Paser, Kutai Barat, Kutai Kartanegara hingga Berau, memukau pengunjung. Pawai dimulai dari Kantor TVRI di Jalan Ery Suparjan menuju panggung FKSBE.

Kegiatan yang dipusatkan di Kompleks Stadion Madya Sempaja, Samarinda, ini digelar selama tiga hari, berakhir Minggu (17/11). Ajang tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kaltim itu juga diramaikan sejumlah perlombaan. Ada kuliner, lomba busana daerah, lomba musik dan lagu, serta lomba olahraga tradisional semisal begasing, belogo dan menyumpit.

"Juara di Festival Kemilau nanti akan diikutsertakan di kompetisi tingkat nasional," sebut Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, HM Aswin. Selain menjadi ajang mempromosikan potensi wisata daerah, Festival Kemilau juga menjadi kesempatan bagi warga untuk mengenal lebih dekat kebudayaan Kaltim sendiri.

"Mulai dari seni tari kreasi seperti tari pesisir, kuliner, hingga kebudayaan masyarakat lokal Kaltim akan ditampilkan di event ini," ungkap Aswin.

Tidak hanya menampilkan event pariwisata. Festival Kemilau juga menyajikan sederet hiburan menarik di akhir pekan kali ini. Penampilan artis Ibu Kota, Vina Panduwinata dan band asal Samarinda yang tengah naik daun, Zerosix Park turut menyemarakkan akhir pekan warga Kaltim dan wisatawan lainnya.

Dua Pedang Berlapis Emas Peninggalan Kerajaaan Aceh Ditemukan

Banda Aceh, NAD - Setelah digegerkan dengan penemuan ratusan koin emas kuno, warga Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, kembali dibuat heboh. Dua pedang kuno ditemukan di sekitar lokasi itu.

Pedang yang panjang masing-masingnya mencapai satu meter itu diperkirakan peninggalan Kerajaaan Aceh. Pangkal gagangnya berbentuk kepala singa dan berukir seperti tulisan Arab. Bilahnya bermotif bunga. Gagang dan ringnya diyakini berlapis emas, sedangkan sarungnya terbuat dari perunggu.

Berdasarkan informasi dihimpun Okezone dari sejumlah warga, pedang itu mulanya ditemukan seorang warga Aceh Timur yang belum diketahui identitasnya siang tadi.

“Ia mengaku bermimpi bertemu harimau kemudian dia diperintahkan untuk ke lokasi itu,” kata Saiful (35), seorang warga Gampong Pande kepada wartawan, Rabu (13/11/2013).

Tadi malam warga itu mendatangi lokasi yang letaknya sekira 20 meter dari lokasi temuan koin di muara Kreung (Sungai) Doy. Lokasi ini terbilang sepi karena kebanyakan warga fokus mencari emas pada titik temuan pertama.

Ia kemudian memasukkan dua pedang itu ke dalam karung, kemudian meninggalkan lokasi. Beberapa warga kampung mencurigai gerak-gerik pria itu.

“Warga memeriksa karung yang dia bawa dan menginterogasinya. Saat itulah dia mengaku bermimpi, kemudian diperintahkan ke lokasi,” ujar Saiful.

Dua pedang itu selanjutnya disita warga dan diamankan di Kantor Keusyik (Kepala Desa) Gampong Pande. Informasi temuan itu menyebar dari mulut ke mulut. Dalam waktu singkat, kantor itu sudah diserbu warga yang penasaran. Sementara pria yang menemukan pedang itu pergi. “Tidak tahu lagi kemana,” tuturnya.

Di tengah kerumunan orang di Kantor Keusyik, seorang perempuan bernama Bunda (30) tiba-tiba kesurupan. Ia meronta-ronta dan menangis.

“Jangan ambil lagi barang-barang itu, tolongi kami. Kembalikan pedang itu di Makam Teungku Dikandang. Kembalikan segera barang kami!" kata perempuan itu sambil menangis.

Makam Teungku Dikandang yang dimaksud merupakan sebuah makam kuno yang letaknya di Gampong Pande. Makam itu sudah dipugar sebagai cagar budaya.

Lestarikan Musik Panting Banjar dengan Lomba

Martapura, Kalsel - Kesultanan Banjar bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Banjar menggelar lomba Musik Panting 2013 se-Kalimantan Selatan.

"Pergelaran musik tradisional Suku Banjar telah berlangsung di ruang terbuka hijau Ratu Zalecha, Kota Martapura, ibukota Kabupaten Banjar," kata Koordinator lomba H Fauzi Ghani kepada wartawan di Martapura, Kamis.

Ia menjelaskan kegiatan untuk memeriahkan Milad Kesultanan Banjar ke-509 itu mewarnai berbagai acara lomba, hiburan dan pentas kesenian rakyat lainnya yang digelar selama seminggu, termasuk lomba musik panting yang sejenis gambus khas Banjar itu.

"Selain sebagai wahana kompetisi dan media hiburan tradisional, lomba panting itu merupakan bentuk apresiasi dan kepedulian Kesultanan Banjar terhadap pelestari dan seniman musik panting di Kalsel yang teguh bertahan di tengah gempuran musik-musik modern," katanya.

Lomba tersebut diikuti sebanyak 13 grup musik panting, dari Kabupaten Banjar ada grup Kalalapon, Tungkaran, Fajar Harapan dan Junjungan Naga Pusaka.

Dari Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah grup Pasak Basimpai, dari Kabupaten Tapin grup Nuansa Rantau, dari Kota Banjarmasin grup Papah Com grup Matahari dan grup Karamunting, sedangkan dari Banjarbaru diwakili oleh grup Ruhui Rahayu dan Kambang Mayang.

Keluar sebagai Juara I adalah grup Ruhuy Rahayu Banjarbaru , Juara II grup Nuansa Rantau dari Kabupaten Tapin, Juara III grup Papah Com dari Banjarmasin, Juara Harapan I grup Pasak Basimpai dari Kandangan, Juara Harapan II grup Matahari, Juara Harapan III grup Junjungan Naga Pusaka dari Kecamatan Gambut.

"Yang sangat membanggakan sekaligus haru yakni grup Fajar Harapan dari Martapura meraih Juara Favorit karena semua pemainnya adalah penyandang tuna netra," katanya.

Adapun Grup Kalalapon mendapat penghargaan sebagai grup penerus musik panting karena kesemua anggotanya masih anak-anak.

Semua grup lomba yang tidak mendapat juara juga mengaku sangat senang, karena panitia tetap memberikan apresiasi dan dana pembinaan.

Berdasarkan catatan, musik panting adalah musik yang didominasi oleh alat musik panting (semacam gambus) yang diiringi suara biola, babun dan gong, dengan lagu-lagu berbahasa khas Banjar, dengan syair-syair yang bernuansa patuah-patuah dan cerita raktar Banjar.

Universiti Ohio Tawar Pengajian Bahasa Melayu

Ohio, Amerika Serikat - Univerisiti Ohio, Athens kini menawarkan pengajian Bahasa Melayu di universiti itu bagi memberi peluang kepada pelajar asing mempelajari bahasa tersebut.

Timbalan Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin berkata, beliau gembira kerana buat pertama kalinya Bahasa Melayu diajar di universiti itu dengan kumpulan pertama pelajar adalah seramai 14 orang.

"Saya dimaklumkan seramai 14 orang pelajar Amerika dan pelajar asing lain kini mempelajari Bahasa Melayu," katanya ketika menyampaikan ucaptama pada majlis pelancaran Program Outreach Malaysia @ Universiti Ohio : Meraikan Lima Dekad Kerjasama Strategik di sini hari ini.

Muhyiddin yang juga Menteri Pendidikan turut mengucapkan tahniah kepada Penyandang Kursi Tun Abdul Razak di universiti itu, Prof. Dr. Habibah Ashari kerana menjayakan usaha itu dan Pusat Pengajian Antarabangsa yang menyokong usaha dilakukan oleh Habibah.

Katanya, mungkin agak sukar untuk pelajar-pelajar asing mempelajari Bahasa Melayu.

Beliau berharap Universiti Ohio akan terus menawarkan pengajian Bahasa Melayu kepada pelajar universiti itu.

Sementara itu, menurut Habibah, pengajian Bahasa Melayu yang ditawarkan sejak Ogos lalu itu mendapat sambutan menggalakkan daripada pelajar asing berbanding program bahasa lain.

"Pengajian Bahasa Indonesia ada tiga orang pelajar sahaja, Bahasa Khmer seorang, justeru apabila 14 pelajar mendaftar mempelajari Bahasa Melayu, ia sesuatu yang membanggakan," katanya.

Beliau berkata, pengajian bahasa itu menawarkan tiga jam kredit kepada pelajar.

Katanya, selain Bahasa Melayu, pengajian Bahasa Indonesia, Kemboja dan Khmer turut ditawarkan di universiti tersebut.

Berbagai Lomba Meriahkan Festival Kemilau Seni Budaya Etam

Samarinda, Kaltim – Puluhan lomba akan meramaikan Festival Kemilau Seni Budaya Etam 2013 yang digelar 15-18 November dan dipusatkan di Kompleks Stadion Madya Sempaja Samarinda.

Lomba-lomba yang akan digelar tersebut diantaranya Lomba kuliner, lomba busana daerah, lomba musik dan lagu, lomba tari tradisional kreasi pesisir dan pedalaman serta lomba olahraga tradisional begasing, belogo dan menyumpit.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kaltim, H.M Aswin didampingi Ketua Panitia Festival Kemilau Seni Budaya Etam 2013, H.M Rozaly, Rabu (12/11).

“Selain lomba-lomba tersebut juga ada pameran pembangunan kepariwisataan dan kuliner Usaha Kecil Menengah serta penilaian saat parade kontingen yang berparade dari Stasiun TVRI Kaltim menuju tribun stadion Madya Sempaja,” ujar Aswin.

Diperkirakan, parade kontingen dari kabupaten/kota akan menjadi momen menarik karena berlangsung di jalan raya sejauh 500 meter dan menggunaan pakaian tradisional dan kreasi modern yang diselingi dengan atraksi.

Dengan banyaknya lomba yang digelar diharapkan masyarakat Samarinda dan koa-kota disekitarnya dapat menyaksikan festival tahunan ini yang digelar sejak pagi dari hari Jumat hingga Minggu.

“Panitia juga menyiapkan berbagai hiburan agar festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam ke delapan tahun 2013 ini mampu menyedot pengunjung dengan menampilkan Vina Panduwinata, Zerosix band dan Sekar Kedaton,” jelasnya.

Pekan Harmoni Budaya Tampilkan Berbagai Seni dan Budaya

Sungaipenuh, Jambi - Pekan harmoni budaya dan Kota Sungaipenuh Expo tahun 2013 menampilkan seni dan budaya 8 Kecamatan dalam Kota Sungaipenuh. Pertunjukan budaya dan kesenian setiap kecamatan pin berbeda.

Menariknya, sebuah pertunjukan dari Kecamatan Pesisir Bukit yang menampilkan seni bela diri ilmu kebal digorok dengan golok dan makan api. Dalam pertunjukan, Zulfajri, Camat Pesisir Bukit ikut serta digorok dengan golok, namun tidak mempan.

Sedangkan Kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Sungaipenuh menampilkan pertunjukan Tari Niti Mahligai dengan menari diatas kaca. Kemudian Kecamatan Kumun Debai menampilkan tari piring. Kecamatan Pondok Tinggi menampil tari mari turun ke sawah. Sementara Kecamatan Koto Baru dan Tanah Kampung menampilkan sike rabana dan Kecamatan Sungai Bungkal menampilkan pertunjukan silat dan atraksi ambung gilo.

Walikota Sungaipenuh Asafri Jaya Bakri dalam sambutan mengatakan, pekan harmoni budaya ini merupakan salah satu ajang melestarikan seni dan budaya Sungaipenuh. "Budaya ini tetap kita perjuangkan," kata AJB.

Sementara itu, Gubernur Jambi HBA diwakili Sekda Provinsi Jambi Syahrasaddin dalam sambutannya mengatakan, budaya-budaya yang ada di Kota Sungaipenuh sangat banyak. Menurutnya, Sungaipenuh merupakan daerah yang maju, karena nilai budayanya lengkap. "Budaya ini perlu dipertahankan," katanya.

Menparekraf Promosikan "Wonderful Indonesia" di Cina

Fuzhou, Cina - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu membuka "Wonderful Indonesia" di kota Fuqing dalam kunjungan kerjanya ke Cina.

Mari melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Provinsi Fujian dan membahas cara meningkatkan hubungan antara Fujian dan Indonesia, di antaranya permohonan dukungan untuk Fujian Commodities Fair yang diselenggarakan di Indonesia dan peningkatan hubungan melalui program sister province (Jawa Tengah-Fujian) dan sister cities (Surabaya-Fuzhou, Chengzhou-Palembang).

Seperti tertulis dalam keterangan pers Kemenparekraf, Minggu (10/11/2013), adanya penerbangan langsung oleh Xiamen Air antara Fuzhou, ibu kota Fujian, dan Jakarta diharapkan dapat peningkatan hubungan ekonomi dan peningkatan kunjungan dua arah antara wisatawan China dari Fujian dan Indonesia.

Acara promosi Wonderful Indonesia yang dilaksanakan di Fuqing dilaksanakan dengan kerja sama antara Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) dengan Kemenparekraf, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Pemerintah Kota Fuqing. Acara diselenggarakan di Art & Cultural Center Fuqing, RRT selama tiga hari dari tanggal 8 hingga 10 November 2013.

"Cina merupakan pasar utama pariwisata kita yang setiap tahun tumbuh pesat memberikan kontribusi cukup besar terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia," kata Mari Pangestu.

Pada Januari hingga Agustus 2013 jumlah kunjungan wisman dari Cina ke Indonesia sebanyak 505.812 wisatawan atau mengalami pertumbuhan hingga 22,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Keseluruhan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-September 2013 sebanyak 6,4 juta wisatawan sehingga pada akhir tahun ini optimistis akan meraih target sebesar 8,6 juta wisatawan.

Selain Cina, program promosi Wonderful Indonesia akan digencarkan ke negara terdekat seperti Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang.

Di Korsel Bahasa Indonesia Lebih Popular daripada Bahasa Malaysia

Kuala Lumpur, Malaysia - Penggunaan bahasa Melayu-Indonesia lebih popular di Korea Selatan berbanding penggunaan bahasa Melayu-Malaysia berikutan tiada inisiatif besar-besaran diambil bagi memperkenalkan bahasa tersebut.

Menurut Penolong Profesor Jabatan Tafsiran dan Terjemahan Melayu-Indonesia Universiti Hankuk, Korea, Seung-Won Song, bahasa Melayu-Indonesia diajarkan dan digunakan dalam pengajaran di universiti itu kerana tiada sumber lain boleh didapati bagi mengajar bahasa Melayu.

"Tenaga pengajar bahasa Melayu serta bahan pengajaran yang digunakan di universiti Hankuk boleh dikatakan sepenuhnya diambil dari Indonesia dan memang sukar untuk mendapatkan mereka yang mahir bahasa Melayu-Malaysia," katanya kepada Utusan Malaysia di sini hari ini.

Tambahnya, penutur bahasa Melayu-Malaysia dalam kalangan mahasiswa universiti Hankuk hanya sekitar satu hingga dua orang sahaja jika dibandingkan dengan penutur bahasa Melayu-Indonesia iaitu sekitar 20 orang.

"Situasi ini berbeza jika dibandingkan dengan negara China dan Jepun kerana terdapat penutur-penutur bahasa Melayu-Malaysia dalam kalangan mahasiswa berikutan terdapat jabatan pengajian bahasa Melayu khas yang ditubuhkan dengan kerjasama kerajaan Malaysia," ujarnya.

Menurut beliau, peningkatan kerjasama ekonomi Indonesia dan Korea Selatan turut mempengaruhi segelintir rakyatnya yang bekerja di syarikat multinasional dan bakal dihantar untuk berkhidmat di Indonesia khususnya memilih untuk belajar bahasa Melayu-Indonesia.

"Walaupun terdapat kerjasama ekonomi antara Malaysia dan Korea Selatan, rakyat Korea Selatan memilih untuk menggunakan bahasa Inggeris ketika berkomunikasi berikutan ramai rakyat Malaysia boleh berbahasa Inggeris," tambahnya.

Indonesia Gencarkan Promosi Kuliner ke Mancanegara

Beijing, Cina - Pemerintah akan meningkatkan promosi kuliner Indonesia dan menjadikannya sebagai bagian penting dalam promosi pariwisata Indonesia ke mancanegara.

Saat melakukan kunjungan kerja ke China pada 11-15 November, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan ragam kuliner Indonesia perlu lebih banyak dipromosikan supaya bisa menjadi salah satu ikon Indonesia di mancanegara.

Mari menjelaskan, Indonesia telah menetapkan 30 ikon kuliner tradisional Indonesia sejak 14 Desember 2012.

"Itu mewakili tradisi dan kuliner sebagian besar Indonesia dan semuanya ditetapkan atas kriteria tertentu, antara lain semua bahan atau bumbunya mudah didapat di mana saja, di negara mana saja," katanya.

Namun jenis-jenis makanan yang sudah ditetapkan menjadi ikon tersebut, menurut Menparekraf, masih belum banyak dikenal di luar negeri.

Pemerintah berusaha menggencarkan promosi untuk meningkatkan popularitas kuliner Indonesia dengan menyajikan jenis-jenis makanan tradisional dalam setiap acara resepsi Indonesia atau malam kebudayaan Indonesia.

"Jadi benar-benar kuliner Indonesia itu terpromosikan. Karena jika kita berharap ada restoran Indonesia di setiap negara masih belum bisa, terlebih di Beijing saja keberadaan restoran Indonesia masih buka-tutup-buka-tutup," katanya.

Mari menjelaskan bahwa Kemenparekraf sudah bekerja sama dengan pakar-pakar kuliner Indonesia dan chef profesional yang digawangi oleh Chef Vindex Tengker untuk menuliskan buku resep 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia.

"Masing-masing ikon ditampilkan dengan menyebutkan nama daerah asalnya misalnya Asinan Jakarta, Soto Ayam Lamongan, Tahu Telur Surabaya, dan Rawon Surabaya dan seterusnya," kata Mari.

Dalam buku itu, setiap ikon kuliner ditampilkan kandungan nutrisi dan cerita filosofinya. "Misalnya cerita atau filosofi di balik Nasi Tumpeng Nusantara, yang menyimbolkan persembahan dan sebagainya," tutur Mari.

Kuliner Indonesia di China

Jejak kuliner Indonesia di China ada di beberapa restoran Indonesia seperti Restoran Padang (Beijing) yang tidak hanya menyajikan masakan Padang, tetapi juga masakan dari beberapa daerah lain seperti Jawa Barat dan Jawa Timur.

Selain itu ada Restoran Bali Bistro dan Made in Indonesia (Shanghai) serta restoran Pandan Indonesia di Guangzhou, Provinsi Guandong.

Salah satu anggota tim kelompok kerja 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia, William Wongso mengatakan kemunculan restoran-restoran Indonesia di luar negeri belum cukup untuk memopulerkan hidangan Indonesia.

Pasalnya, keautentikan cita rasa kuliner Indonesia yang kaya akan rempah telah disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal di setiap negara tempat restoran Indonesia berada.

"Sekarang ini belum ada guideline yang jelas karena setiap restoran coba menginterpretasikan dan yang membuat semakin parah menurut saya. Mereka mencoba menyesuaikan dengan selera masyarakat lokal di luar negeri sehingga autentik kita hilang," katanya.

Bangsa Indonesia, menurut William, terlalu takut jika cita rasa dari kekayaan rempah di Indonesia tidak begitu diminati masyarakat lokal di luar negeri. "Padahal sekarang di dunia itu setiap negara ingin menampilkan cita rasa aslinya di dunia internasional," tambah William Wongso.

Kemenparekraf Luncurkan Musi Triboatton 2013

Jakarta - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar meresmikan acara Musi Triboatton 2013 yang akan diselenggarakan di Sumatera Selatan.

"Sungai di Indonesia banyak namun belum optimal terutama untuk wisata. Sungai adalah pusat peradaban, perdagangan, dan transportasi. Wisata sungai bisa menggerakkan kehidupan masyarakat di tepi sungai," kata Wamen Parekraf Sapta Nirwandar saat membuka acara tersebut di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, belum lama ini.

Musi Triboatton akan diselenggarakan pada 16--22 November 2013. Lomba akan dimulai dari Kabupaten Empat Lawang dan berakhir di pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang.

Musi Triboatton 2013 merupakan acara yang diadakan kedua kalinya oleh Kemenparekraf dan Pemda Sumatera Selatan. Seperti pada penyelenggaraan pertama, Musi Triboatton kali ini juga akan melombakan tiga olahraga dayung, yaitu rafting, kayak, dan perahu tradisional.

Peserta akan menjelajahi Sungai Musi dan melewati Kota Palembang, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin. Perlombaan dibagi menjadi lima etape. Etape I: Tanjung Raya-Tebing Tinggi (40km), etape II: Tebing Tinggi-Muara Kelingi (60km), etape III: Muara Kelingi-Sekayu (90km), etape IV: Sekayu-Pengumbuh (90km), dan etape V: Pengumbuh-Palembang (90km).

Tahun ini, 7 tim dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan I, dan Sumatera Selatan II akan memperebutkan gelar juara. Kejuaraan ini juga diikuti lima tim asing: Prancis, Inggris, Nigeria, Malaysia, dan Singapura.

Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, berpendapat respon masyarakat Sumsel terhadap acara tersebut cukup positif, mereka menantikan kelanjutan Musi Triboatton.

Ia berharap, di penyelenggaraan berikutnya, Musi Triboatton dapat lebih menarik turis mancanegara untuk datang ke Sumatera Selatan.

Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam VIII KALTIM, Siap Digelar

Samarinda, Kaltim - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur siap menyelenggarakan Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam VIII Kaltim yang berlangsung 15-17 November bertempat di Stadion Madya Sempaja Samarinda.

Sebagai kalender tetap yang masuk dalam jadwal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam VIII Kaltim 2013, diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk dapat mengenal kebudayaan Kaltim.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Prov. Kaltim, DR. IR. HM Aswin, MM menggatakan terdapat tujuh kegiatan yang akan terangkum dalam Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam, umumnya adalah budaya pesisir, keraton dan budaya pedalaman "Kegiatan ini akan melibatkan 14 kabupaten/kota se-Kaltim dan se-kaltara dan partisipasi dari 15 Provinsi Destinasi Unggulan di Indonesia.

Selain itu, ada juga partisipasi dari negara tetangga yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam," jelas Aswin, Jumat (1/11). Festival ini akan dimeriahkan Parade Seni Budaya, Olahraga Tradisional (Belogo, Begasing dan Menyumpit), Lomba Masakan Khas Daerah Kaltim, Lomba Musik dan Lagu Kreasi Tradisional, Lomba Tari Kreasi Tradisional Pesisir dan Pedalaman, Pameran Seni Budaya dan Kepariwisataan dan Lomba Busana Daerah Kaltim.

Selama tiga hari penyelenggaraan sejak pagi hingga malam, Disbudpar Kaltim mengharapkan dapat menyedot ribuan pengunjung, tidak saja dari Samarinda, tetapi kota-kota lain di sekitarnya.

"Dengan berbagai kegiatan, terutama Pameran Seni Budaya dan Kepariwisataan ini kita harapkan masyarakat dapat tertarik untuk datang. Apalagi kegiatan ini juga akan menghadirkan Vina Panduwinata, ZerosiX Park dan Sekar Kedaton yang akan tampil pada pembukaan," ujar Aswin.

Sementara itu, untuk promosi Dinas Pariwisata Kaltim telah memasang puluhan baliho, spanduk yang tersebar di Kota Balikpapan, Samarinda dan Kota Tenggarong. Selain itu juga dibuat ribuan brosur yang disebar ke seluruh Kaltim.

Aswin juga mengharapkan partisipasi dan peran media massa cetak dan elektronik dan online untuk membantu penyebarluasan informasi kesenian dan kebudayaan Kaltim ke tingkat nasional. "Kita berharap Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam Kaltim dapat menjadi kegiatan yang membanggakan serta mendorong kegiatan ekonomi kreatif bagi pariwisata di Kaltim," harapnya.

Raja dan Sultan se-Tanah Air Kumpul di Bandung

Bandung, Jabar - Sebanyak 22 raja dan sultan se-Tanah Air berkumpul di Lapangan Upakarti, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/11/2013) sore. Mereka hadir untuk menyaksikan Gelar Pemberdayaan Adat dan Budaya Nusantara 2013.

Kabupaten Bandung terpilih menjadi tuan rumah Gelar Pemberdayaan Adat dan Budaya Nusantara 2013 oleh Kementerian Dalam Negeri.

Beberapa jenis kesenian asal Jabar dan daerah lain, seperti Tari Wayang, Jaipong, Topeng, Tortor ditampilkan.

Para raja dan sultan yang hadir, di antaranya Raja Aceh, Galuh, Pakuan, para raja di Papua, dan Sultan Cirebon. Mereka mengenakan pakain adat masing-masing.

Perhatian warga sempat tertuju pada pakain yang dikenakan para raja Papua dan para masyarakat adatnya. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari kayu, kulit pohon, dan jerami. Warga pun berebut mengabadikan mereka.

Bupati Bandung, Dadang Muhammad Naser, menjelaskan, Kabupaten Bandung telah dua kali terpilih menjadi tuan rumah pagelaran ini. Menurut dia, Kabupaten Bandung memiliki kesenian dan kebudayaan yang lebih banyak.

Kehadiran para raja dan sultan, lanjut Dadang, diharapkan bisa menjadi media agar warga semakin mengenal kebudayaan di Nusantara.

Sementara itu, Majelis Luhur Kerajaan Galuh Pakuan, Sumedang, Lukman Sumardi Surya, mengatakan, pertemuan para raja dan sultan dan pagelaran ini sangat penting untuk mempererat hubungan antara daerah satu dan lainnya. Dampaknya, acara seperti ini akan memperkuat semangat NKRI.

Kegiatan ini juga melibatkan para seniman, mulai anak-anak hingga dewasa dan dihadiri ribuna warga Kabupaten Bandung dan sekitarnya.

Wow, Tari Tradisional Undip Terbaik di China

Jakarta - Para putra-putri Universitas Diponegoro (Undip) Semarang kembali mempersembahkan prestasi kepada negeri tercinta. Kali ini, sebuah penghargaan internasional di bidang seni tari dan musik berhasil dibawa pulang 23 mahasiswa Undip yang tergabung dalam UKK Studio 8 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undip.

Mereka berhasil meraih penghargaan sebagai penampil terbaik untuk tari dan musik tradisional pada Shanghai Baoshan International Folk Arts Festival di Shanghai China, belum lama ini. Pada kesempatan tersebut, UKK Studio 8 membawakan tarian tradisional berjudul Tari Geol Denok, Tari Srikandi, Tari Gunungan, dan Lenggang Nyai.

Ketua Tim Reza berharap, kemenangan tersebut tidak membuat mereka berpuas diri dan berhenti berproses. Mereka justru harus terus bersiap diri karena pada tahun depan akan ditunjuk kembali untuk mewakili Indonesia pada Festival Seni Tradisional tingkat dunia di Spanyol-Portugal.

"Kesulitan kami adalah saat proses latihan adalah penyesuaian jadwal latihan. Kami juga ingin memperkenalkan tarian tradisional yang berasal dari Semarang dan Jawa Tengah," papar Reza, seperti dikutip dari website Undip, Sabtu (9/11/2013).

Dia menjelaskan, pelaksanaan Shanghai Baoshan International Folk Arts Festival memiliki beberapa tujuan. Mulai dari menyajikan budaya terbaik dari seluruh dunia, ajang promosi seni tradisional, meningkatkan pertukaran budaya sino-internasional, hingga pengembangan pasar budaya.

"Festival ini diikuti 14 negara, yaitu Skotlandia, Slovakia, Serbia, Brasil, Republik Congo, Hungaria, Korea Selatan, China, Srilanka, Israel, Rusia, New Zealand, Polandia, dan satu-satunya dari Asia Tenggara yaitu Indonesia," jelasnya.

Selain berhasil mengharumkan nama Indonesia pada ajang internasional, Reza mengaku sangat bangga ketika mendapat undangan jamuan makan malam di kediaman Konsulat Jenderal Republik Indonesia di China, yakni Kennsy D Ekaningsih. Apalagi dalam kesempatan tersebut, Kennsy menyatakan kekagumannya terhadap Reza dan kawan-kawan yang bukan berlatarbelakang jurusan seni.

"Dalam jamuan makan malam, beliau sangat berbahagia menerima kami sebagai tamu duta budaya, terlebih lagi dengan latar belakang kami dari mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang membawa misi ingin mengembangkan kesenian tradisional sebagai media promosi kesehatan," imbuh Reza.

Sumsel-Kemenparekraf Agendakan Festival Sambal Nasional

Jakarta - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencanangkan agenda Festival Sambal Nasional pada tahun 2014 mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin yang kemudian ditimpali oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar saat grand launching Musi Triboatton 2013 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Sabtu (9/11/2013) malam.

"Sambal kita ada 38 varian, kalau ada festival sambal nasional pasti kita terbanyak, Pak," ujar Alex dalam sambutannya.

"Kenapa kita tidak coba di tahun 2014 yang tadi ditantang pak gubernur, ada festival sambal nasional," imbuh Sapta menimpali.

Sapta melanjutkan, festival sambal nasional dapat dilakukan dengan mengumpulkan berbagai jenis sambal yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia untuk kemudian dilombakan.

"Kita kumpulkan dari Sabang sampai Merauke berapa macam sambal yang ada. Tentunya kita adakan kompetisi nanti mana yang paling banyak dan paling enak tentunya," katanya.

"Bahkan kita bisa pecahkan Rekor Muri sambal yang terpedas," tambah Sapta.

Wamenparekraf menyanjung kelezatan sambal tempoyak, sambal khas Palembang berbahan dasar durian. "Kalau saya yakin satu-satunya yang tidak bisa dikalahkan adalah sambal tempoyak. Itu adalah hasil dari durian," katanya.

Harta Karun Kerajaan Kuno Hebohkan Aceh

Banda Aceh, NAD - Ratusan warga sejumlah desa di Banda Aceh masih memburu harta karun berupa koin emas di dasar muara sungai kawasan Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.

Antara melaporkan, ratusan warga laki-laki dan perempuan berbasah-basah masuk sungai dengan kedalaman sepinggang orang dewasa itu untuk mendapatkan koin emas yang diyakini milik kerajaan Aceh tempo dulu.

Koin emas dalam bentuk uang dirham yang merupakan mata uang kerajaan Islam Aceh tempo dulu itu awalnya ditemukan pencari tiram di sungai antara Gampong Merduati dan Gampong Pande, Senin petang kemarin.

Pencari kerang itu menemukan satu koin emas sebesar kancing baju di dalam kerang. Selanjutnya juga ditemukan lagi beberapa butir koin emas di sekitar lokasi temuan awal di sungai itu.

Muchtar, seorang warga, kini tidak hanya warga Gampong Pande yang mencari harta karun itu tapi juga warga desa lain ikut masuk sungai memburu harta karun tersebut.

Sejarawan Aceh M Adli Abdullah, meminta pemerintah provinsi menyelamatkan koin emas mata uang dirham yang ditemukan, dengan membelinya dari masyarakat.

"Itu sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk membeli kembali temuan masyarakat itu sehingga tidak jatuh kepada pihak lain. Sebab, mata uang dirham itu bagian dari peradaban Aceh yang mengalami masa kejayaannya tempp dulu," katanya.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh itu menjelaskan, dirham yang ditemukan tersebut merupakan barang purbakala yang harus dilindungi dan diselamatkan pemerintah.

"Jadi setelah pemerintah membeli dari masyarakat, kemudian diletakkan di museum sehingga menjadi bukti otentik sejarah peradaban Aceh yang pernah berkembang dan berjaya dimasa lalu," kata dia.

Ia menjelaskan, Gampong Pande dan kawasan sekitarnya sampai ke Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh adalah lokasi pabrik pencetakan uang dirham yang tidak hanya berlaku di Aceh tapi di beberapa negara Islam lainnya yang tetap berlaku hingga sekitar 1880-an.

"Dirham sebagai mata uang Aceh berlaku juga di beberapa negara Islam saat itu, karena emas Aceh bisa dikatakan stabil. Namun dalam sejarah masuknya kolonial Belanda ke Aceh sempat dipalsukan mata uang dirham sehingga ekonomi kerajaan Aceh juga hancur saat itu," katanya.

Menjadikan Tari Saman sebagai Ikon Harmoni Dunia

Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Aceh Ir Mursyid, mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggelar workshop Tari Saman di seluruh dunia. Program ini bisa dilakukan bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Gagasan ini, menurut Mursyid, dimaksudkan untuk mendukung Tari Saman sebagai ikon harmoni dunia. “Gerakan Tari Saman memperlihatkan satu kesatuan, kekompakan, dan dinamis. Kita warga bumi, membutuhkan harmoni tersebut untuk menjaga keseimbangan kehidupan,” kata Mursyid kepada Serambi di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Mursyid menjelaskan, workshop Tari Saman dilakukan di seluruh KBRI dengan mengikutsertakan peserta dari masing-masing negara. “Kelak dari hasil workshop tersebut, bisa dibuat sebuah pertunjukan berskala internasional,” ujarnya.

Tari Saman Gayo telah ditetapkan sebagai warisan budaya bukan benda oleh Unesco, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan pada 2011 silam.

Menurut Mursyid, dengan sendirinya Tari Saman kini telah menjadi milik dunia dan harus dipelajari oleh masyarakat dunia. “Tugas kita lah mengajarkan kepada warga dunia untuk mempelajari Tari Saman,” sebutnya.

Dia menyebutkan, pelatih Tari Saman bisa dimintakan kepada Pemerintah Aceh. “Saya kira pelatih Saman sangat banyak di Gayo Lues. Kita harus memberdayakan mereka demi harmoni di bumi,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Gayo Lues di Jakarta, H Tilin, menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, Tari Saman yang berasal dari Gayo Lues mendapat perhatian luas di dalam dan luar negeri. Berbagai kegiatan penting selalu menampilkan Tari Saman.

“Tari Saman selalu diminta mengisi acara-acara penting pemerintah dan swasta. Tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di luar negeri,” ujar Tilin yang juga manager grup Saman Gayo di Jakarta.

Ritual Penti Digelar di Wae Rebo

Jakarta - Ritual penti yang merupakan salah satu ritual adat suku Manggarai akan digelar Sabtu (16/11/2013) di kampung adat Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ritual penti yang digelar di Wae Rebo merupakan ritual tradisional yang masih dilakukan secara lengkap sebagaimana ritual aslinya.

Ritual penti adalah ritual adat Manggarai yang digelar sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diperoleh selama setahun. Bagi masyarakat Manggarai, penti juga sekaligus merupakan peringatan untuk menyambut tahun baru.

Di Wae Rebo, penti digelar satu tahun sekali pada bulan November. Tamu yang hadir biasanya mencapai ribuan orang.

”Ritual penti melibatkan semua warga Wae Rebo, baik yang tinggal di Wae Rebo maupun di luar Wae Rebo,” kata Sekretaris Lembaga Adat Wae Rebo Yosep Katop. Oleh karena itu, penti sekaligus menjadi ajang berkumpul warga.

Ritual penti dimulai dengan adat barong wae dan barong oka. Warga beriringan menuju halaman di depan rumah utama atau rumah gendang diiringi gong dan gendang, membawa persembahan berupa ayam ke mata air. Tujuannya, mengundang roh leluhur penjaga mata air untuk menghadiri penti.

Penti juga dimeriahkan dengan caci, yaitu tarian yang dibawakan sepasang penari pria dengan gerakan saling mencambuk. Tidak ada yang kalah dan menang dalam caci karena yang diangkat adalah nilai-nilai persahabatan dan seni.

Sebelumnya arak-arakan menyinggahi batu pantas (watu pantas) sebagai simbol pertobatan bagi para pendosa, menyinggahi compang (altar batu) sebagai konklusi barong wae, barong oka, dan roi boa (bersih kubur).

Selama ritual penti berlangsung, sekelompok laki-laki dan perempuan membawakan nyanyian tradisional tanpa musik yang disebut sanda. Sanda dimulai dari tengah malam hingga pagi hari tanpa putus.

”Sanda harus terus dikumandangkan karena saat ritual penti berlangsung, suasana tidak boleh sepi untuk menghormati arwah para leluhur,” kata Direktur Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gendro Nurhadi, Rabu (8/11/2013), di Jakarta.

43 Kabupaten Ramaikan Parade Seni Budaya Jawa Timur di Tuban

Tuban, Jatim - Sebanyak 43 kabupaten/kota meramaikan Parade Seni Budaya Jawa Timur di Tuban. Iring-iringan karnaval ini diberangkatkan dari depan Kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Tuban oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Rasiyo. Sabtu (09/11/2013)

Parade yang merupakan bagian dari ifen dua tahunan Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) Jatim ini diikuti oleh 43 peserta, terdiri dari 36 Kota dan Kabupaten dari Jawa Timur, 6 Kabupaten dari Jawa Tengah, serta Satu peserta dari Jawa Barat.

Berdasarkan pantauan wacanatuban.com, sejak pukul 13.00 WIB di Alun-alun Tuban sudah di penuhi peserta dari berbagai daerah dan ribuan penonton turut ramaikan acara tersebut. Sementara sepanjang jalan Veteran sampai jalan Basra penonton juga sudah berjajar di pinggir jalan untuk menyaksikan festival kesenian pesisir utara.

Sedangkan yang menarik perhatian lagi dari pagelaran ini adalah berbagai atraksi di tunjukkan para peserta dengan menonjolkan kebudayanya masing-masing. Tidak hanya itu, kostum yang indah dan unik menghiasi pagelaran tersebut. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang menyaksikan di pinggir jalan.

Kabupaten Tuban sendiri sebagai tuan rumah menampilkan sosok Ronggolawe beserta pasukannya, disusul dengan penampilan tentara Tartar dari Mongolia yang juga menjadi salah bagian dari sejarah kebudayaan Tuban.

Andik, Salah satu penonton asal Kabupaten Lamongan yang sudah berada di pinggir jalan sebelum acara dimulai mengungkabkan senang bisa menyaksikan keramaian festival tersebut. Walaupun tadi harus terjebang kemancetan di jalan. “Tapi, setelah menyaksikan festival ini, seolah-olah rasa capek bisa terobati,” ujarnya.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Yanto, salah satu penonton dari Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, ia mengatakan kagum dengan pertunjukan kali ini yang bisa menarik perhatian masyarakat luar Tuban dan Tuban sendiri.

Semoga acara seperti ini terus dilestarikan, agar generasi muda bangga dengan kebudayaan yang dimilikinya. “Karena kebudayaan merupakan bagian dari kekayaan bangsa kita,” terangnya.

UGM Gagas Jaringan Ahli Sastra Asia Tenggara

Yogyakarta - Jaringan Ahli Sastra perlu dibentuk untuk meningkatkan prestasi sastra Asia Tenggara di tingkat internasional. Sebab selama ini belum ada wadah atau asosiasi yang menaungi ahli-ahli sastra di Asia Tenggara.

Dr Ida Rochani Adi SU selaku Ketua Pembentukan Jaringan mengatakan, pembentukan asosiasi menjadi kebutuhan untuk membahas hal-hal akademis sastra yang berskala internasional di Asia Tenggara. Selain itu, menjadi sarana agar ahli ahli sastra Asia Tenggara mampu tampil dan berkecimpung diantara ahli sastra dunia.

Association of Southeast Asia Literary Scholars (ASALS) yang akan dibentuk, katanya, diharapkan mampu menjembatani arus keilmuan kesastraan antarnegara di Asia Tenggara. Ini mengingat pemikiran, teori dan metodologi ilmu sastra di seluruh dunia sekarang ini berkembang sangat pesat.

"Asosiasi dibentuk bagaimana nantinya mampu mengangkat ahli-ahli sastra Indonesia melalui Asia Tenggara. UGM menjadi inisiator pembentukan asosiasi karena selama ini banyak mahasiswa sastra di Indonesia mengacunya pada ahli-ahli sastra Amerika dan Eropa," katanya di ruang sidang pimpinan Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Dia mengungkapkan tidak banyak pakar sastra asal Indonesia maupun negara Asia Tenggara yang melakukan kajian sastra yang lolos dimuat di jurnal jurnal internasional.

Lagi-lagi persoalan bahasa menjadi alasan klasik dan disebut-sebut sebagai kendala minimnya kajian tersebut.

"Disayangkan, kajian soal sastra Indonesia maupun negara Asia Tenggara lainnya justru dilakukan oleh pakar-pakar sastra asal Prancis maupun Eropa lainnya. Semestinya, pakar-pakar sastra asal Indonesia atau Asia Tenggara sendirilah yang melakukan kajian semacam itu," ungkapnya saat seminar internasional bertema "Recent Issues Concerning Literature and Literary Studies in Southeast Asia" di Jogja, Jumat (8/11).

Seperti karya-karya sastra Pramoedya Ananta Toer, justru lebih banyak diresensi atau dikaji oleh ahli-ahli sastra asing yang bukan berasal dari Indonesia atau negara Asia Tenggara lainnya.

Begitu pula karya-karya yang lebih kekinian, seperti novel "Ayat-ayat Cinta" karya Habiburrahman El Shirazy hingga "Laskar Pelangi" milik Andrea Hirata.

Hal tersebut, dalam pandangannya, sesungguhnya bukan sekedar persoalan bahasa. Dalam kajian lebih mendalam, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sehingga suatu tulisan atau kajian bisa dimuat di jurnal internasional.

"Hal itulah yang menjadikan para ahli sastra asal Asia Tenggara kurang dikenal di dunia internasional. Karenanya dalam asosiasi nantinya dilakukan pertemuan secara periodik dan melakukan riset bersama, seminar dan workshop serta membuat jurnal," jelasnya.

Sebanyak 10 negara di Asia Tenggara sudah menyatakan kesediaan bergabung dengan Association of Southeast Asia Literary Scholars.

Beberapa negara diantaranya akan hadir dalam seminar internasional "Recent Issues Concerning Literature and Literary Studies in Southeast Asia" yang akan berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya UGM, tanggal 15 s.d 17 November 2013.

Seminar akan mengudar gagasan mengenai isu kekinian sastra di Asia Tenggara dengan menghadirkan ahli sastra asal Asia Tenggara, Dr Ida Rochani Adi SU (Indonesia), Prof Dr Muhammad Haji Salleh (Malaysia), dan Dr Hope Sabanpan-Yu (Filipina).

KJRI Chicago Gelar "A Journey to Indonesia"

Jakarta - Merayakan 30 tahun berdirinya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Chicago pada Minggu (9/11/2013) digelar pertunjukan bertemakan “A Journey to Indonesia” di Auditorium Northeastern Illinois University, Chicago.

Siaran pers KJRI Chicago, Minggu (10/11/2013) menyebutkan acara tersebut dihadiri oleh sekitar 400 pengunjung yang terdiri dari perwakilan korps konsulat, pejabat lokal, kalangan bisnis, akademisi, “Friends of Indonesia” dan masyarakat serta Diaspora Indonesia di Chicago dan sekitarnya.

Membuka acara, Konjen RI Chicago, Andriana Supandy, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para mitra KJRI dan warga Indonesia di kawasan Midwest-Amerika Serikat (AS) atas dukungan, partisipasi dan kerja samanya selama 30 tahun KJRI Chicago berdiri dan menjalankan misi-misinya untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama RI-AS di berbagai bidang.

Menurut Andriana, masih terdapat banyak potensi-potensi kerja sama yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh kedua negara, baik di sektor ekonomi, sosial-budaya, pendidikan dan people-to-people contact. Untuk itu, Konjen RI mengimbau kemitraan yang lebih erat antara KJRI dengan para mitranya di Chicago dan kawasan Midwest AS di masa-masa mendatang.

Acara pertunjukan budaya diisi dengan penampilan musik, tarian dan nyanyian tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia. Para penonton seakan diajak untuk mengenal dan menjelajahi keragaman dan kekayaan budaya Indonesia mulai dari Sabang sampai dengan Merauke melalui pertunjukan yang disuguhkan tersebut.

Acara malam budaya diisi oleh para penampilan komunitas Indonesia, Permias dan "Friends of Indonesia" yang berasal dari berbagai kota di kawasan Midwest dan selama ini telah berkontribusi memperkenalkan Indonesia ke masyarakat setempat.

Mengawali pertunjukan, tim kesenian KJRI Chicago menampilkan suguhan gamelan dan tarian Jawa dengan tema “Saiyeg Saeko Projo”. Tim kesenian KJRI Chicago juga menampilkan tari Ronggeng Blantek dan tari Sobrak dari Keraton Mangkunegara-Surakarta.

Sanggar Bhinneka Tunggal Ika dari Michigan menampilkan tari Giring-Giring dari Kalimantan. Sementara kelompok Indonesian Performing Arts Chicago (IPAC) tampil dengan rangkaian tarian Bali yang diiringi live music gamelan Bali.

Turut juga mengisi acara adalah kolaborasi antara Friends of the Gamelan (FROG), yang beranggotakan Friends of Indonesia di Chicago, dengan kelompok kesenian Sumunar dari Minnesota.

Para mahasiswa Indonesia di Chicago dan Urbana-Champaign juga tidak ketinggalan menampilkan nyanyian daerah Indonesia Timur dan tari Saman dari Aceh. Sebagai bentuk penghargaan kepada ”Friends of Indonesia”. Sedangkan Dara Erisa Kencana mempersembahkan lagu Whitney Houston yang berjudul “I Will Always Love You”.

Secara umum, pertunjukan budaya Indonesia berlangsung semarak dan mendapatkan sambutan sangat baik dari para penonton. Selain dapat menikmati kebudayaan Indonesia di atas, mereka juga diperkenalkan dengan 30 tahun perjalanan KJRI Chicago melalui penampilan video dokumenter dan galeri foto.

KJRI Chicago dibuka secara resmi pada tanggal 21 Juli 1983 oleh Dubes RI Washington D.C saat itu, Hasnan Habib. Pada saat itu, KJRI masih dalam tingkatan Konsulat dengan wilayah kerja mencakup 4 negara bagian di kawasan Midwest, yaitu Illinois, Indiana, Michigan dan Wisconsin.

Pada tahun 1989 status KJRI ditingkatkan menjadi Konsulat Jenderal dengan menambah 9 negara bagian di kawasan Midwest sebagai wilayah rangkapan baru, yaitu: Iowa, Kansas, Kentucky, Minnesota, Missouri, Nebraska, North Dakota, South Dakota dan Ohio.

Pentas Seni dan Budaya Bumi Batiwakkal

Tanjung Redeb, Kaltim - Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus berupaya mengangkat budaya daerah sebagai bagian daya tarik pariwisata di Kabupaten Berau. Tidak hanya seni dan budaya yang dimiliki masyarakat Berau, baik di perkotaan, pedalaman maupun pesisir dan kepulauan.

Namun melalui pentas seni dan budaya Bumi Batiwakkal juga menampilkan berbagai kesenian dan budaya paguyuban dari berbagai daerah se-nusantara yang juga menjadi bagian masyarakat Kabupaten Berau.

Pentas seni dan budaya yang digelar selama tiga malam di Panggung hiburan Museum Batiwakkal Kecamatan Gunung Tabur, sejak Jumat (8/11) malam lalu ini menjadi daya tarik masyarakat. Bahkan Bupati Berau Makmur HAPK begitu semangat menyaksikan setiap penampilan seni dan budaya. Mulai dari kesenian tari-tarian, peragaan busana batik Berau hingga pengobatan tradisional yang kini mulai diperkenalkan hingga ke tingkat nasional.

Bupati Berau Makmur HAPK yang menutup secara resmi pentas seni dan budaya, Minggu (10/11) malam kemarin, memberikan apresiasi akan peran serta seluruh kelompok kesenian maupun paguyuban yang menyukseskan kegiatan tersebut. Melalui pentas seni dan budaya ini, dikatakan Makmur, menjadi bukti kekuatan kebersamaan yang begitu erat seluruh masyarakat Kabupaten Berau. Karena kebersamaan yang telah terjalin ini menjadi satu modal besar dalam mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah.

Makmur mengharapkan pentas seni dengan melibatkan seluruh paguyuban ini tidak hanya dilaksanakan pada tingkat kabupaten. Akan tetapi juga harus disemarakkan di tingkat-tingkat kecamatan. Ia mengharapkan setiap kecamatan secara berkala giat melaksanakan pentas seni dan budaya dengan mengangkat potensi yang ada di wilayahnya. Kabupaten Berau, menurutnya, adalah kabupaten yang dianugerahkan kekayaan yang luar biasa. Potensi wisata di daerah begitu lengkap tersedia.

Mulai dari wisata alam, budaya, sejarah maupun kuliner yang kini juga terus menggeliat. “Melalui ajang ini menjadi kemasan membangun kebersamaan sebagai modal kita membangun pariwisata. Di samping juga ini sebagai ajang silaturahmi seluruh masyarakat Berau,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Disbudpar Berau, Rohaini, mengungkapkan pentas ini menjadi agenda rutin untuk melestarikan seni dan budaya. Kegiatan dikemas dengan lebih semarak. Sehingga menjadi daya tarik masyarakat. Seluruh kebudayaan asli daerah ditampilkan, termasuk pengobatan tradisional bagi masyarakat suku Bajau yang tinggal di pesisir Berau. Pengobatan dengan nama Bagjin ini pun telah tampil di beberapa kota secara nasional. “Ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata kita untuk terus dilestarikan. Kita juga libatkan semua paguyuban untuk menampilkan kebudayaan masing-masing,” tandasnya.

Festival Qasidah Kalteng, Palangkaraya Juara Umum

Sampit, Kalteng - Kota Palangka Raya berhasil menjadi juara umum Festival Seni Qasidah ke-2 Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar sejak 6 hingga 10 November di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kami mengucapkan selamat kepada para juara, dan bagi yang belum berhasil tidak boleh berkecil hati. Setelah acara ini, kita harus mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba di tingkat nasional, kata Ketua Lembaga Seni Qasidah Provinsi Kalteng, Tutut Solehah di Sampit.

Festival Seni Qasidah kali ini diikuti oleh 13 kabupaten/kota di Kalteng, sedangkan satu kabupaten yakni Barito Selatan tidak mengirimkan wakil mereka tanpa alasan jelas. Penutupan sekaligus pengumuman pemenang dilaksanakan di Stadion 29 November Sampit pada Minggu malam.

Dewan Juri menobatkan Palangka Raya sebagai juara umum dengan perolehan nilai 30, disusul Kabupaten Kotim sebagai Juara II dengan perolehan nilai 19, disusul Kabupaten Kapuas dengan nilai 17.

Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bupati Kotim dan seluruh pemerintah daerah atas pelayanan yang telah diberikan oleh panitia dalam pelaksanaan acara ini yang sangat luar biasa, meskipun persiapannya dalam waktu singkat ini, puji Tutut.

Wakil Bupati Kotim, HM Taufik Mukri, mengatakan, kekurangan dalam pelayanan dan pelaksanaan itu diharapkan bisa menjadi perbaikan bagi Kotim ke depannya dalam menyelenggarakan event yang serupa.

Kami atas nama pemerintah daerah, dalam hal ini memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam pelaksanaan ini, apalagi Kotim pada tahun 2014 nanti akan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan MTQ tingkat Provinsi Kalteng, ujar Taufiq.

Sementara itu, panitia mengumumkan hasil musyawarah bahwa pelaksanaan Festival Seni Qasidah ke-3 tingkat Provinsi Kalteng tahun 2014 akan dilaksanakan di Kabupaten Seruyan. Pemerintah berharap seni qasidah akan terus berkembang di seluruh daerah di Kalteng.

Festival Getek Susuri Bengawan Solo

Solo, Jateng - Sebanyak 29 perahu getek kembali menyusuri sungai terpanjang di Pulau Jawa, Bengawan Solo. Perahu dihias beraneka budaya Kota Solo, termasuk hasil bumi yang dibuat seperti gunungan, meski debit air sungai susut akibat musim panas berkepanjangan.

Ribuan warga, yang tidak hanya berasal dari Kota Solo, menyaksikan jalannya Festival Perahu Getek ketiga ini. Warga melambaikan tangan ke arah Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo yang memimpin lajunya ke-29 perahu getek sejak garis keberangkatan dari Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon, hingga berakhir di bawah Jembatan Jurug, Solo, Jawa Tengah.

Aneka kesenian tradisional, mulai dari Reog Ponorogo, barongsai, tari-tarian khas Jawa, serta permainan musik gamelan Jawa dimainkan di atas perahu getek yang berukuran kecil tersebut. Kemeriahan Festival Perahu Getek yang memang digelar untuk menjaring wisatawan ke Sungai Bengawan Solo ini bertambah saat perahu getek yang membawa patung ogoh-ogoh serta perahu getek yang di pucuknya terdapat patung kepala Rojomolo melintas.

Gelak tawa warga yang menyaksikan laju rombongan perahu getek semakin bertambah saat beberapa perahu terguling karena banyaknya beban yang terbuat dari potongan bambu yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyeberangi sungai dengan cara didayung menggunakan batang kayu atau bambu.

Selama menelusuri Sungai Bengawan Solo, ke-29 perahu getek ini berhenti di kegiatan pasar rakyat. Salah satunya di Festival Sewu Apem di Kampung Sewu, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.

Ketua Panitia Festival Getek, Bambang Suhendro, menjelaskan bahwa acara yang diikuti 29 getek ini sengaja digelar selain untuk menjaring wisatawan, juga untuk napak tilas sejarah Sungai Bengawan Solo. Apalagi, saat ini kondisi Sungai Bengawan Solo makin terpuruk akibat pencemaran lingkungan yang semakin parah.

Seluruh perserta festival diharuskan mengenakan pakaian tradisional serta hasil-hasil bumi. Tujuannya agar masyarakat luas kembali mengenang Sungai Bengawan Solo, yang juga merupakan jalur perdagangan kala itu.

"Dari 29 getek berbahan bambu, lima di antaranya berupa getek tradisional mengangkut aneka jenis hasil bumi yang dibagi-bagikan kepada pengunjung di garis finish. Sedangkan getek lain berupa hasil kreasi dengan mengkolaborasikan elemen getek dengan karya seni, terutama menyangkut aksesori," terang Bambang di Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Menurut Bambang, diharapkan Festival Perahu Getek akan digelar setiap tahunnya dan bisa menjaring wisatawan domestik maupun asing untuk melihat dan menelusuri Sungai Bengawan Solo.

Musim Tanam Padi, Alas Malang Gelar Tradisi Kebo-keboan

Banyuwangi, Jatim - Ribuan masyarakat Banyuwangi memenuhi sepanjang jalan Desa Alas Malang, Kecamatan Singonjuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (10/11/2013). Mereka menyaksikan upacara tradisi kebo-keboan yang digelar setiap awal musim tanam padi sebagai wujud syukur atas hasil bumi yang melimpah di wilayah desa mereka.

Kebo-keboan adalah bahasa daerah yang berarti kerbau jadi-jadian. Peserta yang bertubuh tambun berdandan layaknya kerbau lengkap dengan tanduk buatan serta melumuri tubuhnya dengan cairan hitam yang terbuat dari oli dan arang.

Mereka juga menarik bajak mengeliling sepanjang jalan desa Alas Malang di iringi dengan musik khas Banyuwangi. Indra Gunawan, tokoh masyarakat Alas Malang kepada Kompas.com mengatakan arak-arakan kebo-keboan diikuti oleh rombongan ibu-ibu berbusana petani dan membawa hasil bumi.

"Selain itu juga ada Putri yang duduk dalam kereta diikuti oleh para penari yang menjadi perwujudan Dewi Sri yang dikenal sebagai Dewi Padi dan Dewi Kemakmuran," katanya.

Indra menjelaskan, tradisi ini sudah berlangsung sejak abad 18. Jika tidak dilakukan masyarakat yakin akan muncul musibah di desa mereka.

Sebelum Kebo-keboan diarak, masyarakat membangun gapura di tiap gang yang digantung berbagai macam hasil bumi seperti padi, singkong, jagung kelapa dan berbagai macam hasil perkebunan dan pertanian. Tradisi berakhir ketika Putri, simbol Dewi Sri menaburkan benih padi di tanah sawah basah, dan peserta kebo-keboan berusaha menghalangi warga yang akan mengambil benih padi tersebut dengan menarik mereka dalam kubangan.

Syamsul Arifin, warga setempat menjelaskan, dia sengaja mengambil bibit padi yang disebar di sawah. "Saya percaya kalau benih tadi dicampur dengan bibit padi saya, panen akan berhasil dan hasilnya akan lebih banyak," katanya.

Untuk mendapatkan setangkai bibit, Syamsul harus bergumul di dalam kubangan bersama peserta yang menjadi pemeran kebo-keboan. Dia mengaku tidak masalah bajunya kotor karena cairan hitam dari kebo-keboan dan juga lumpur sawah. "Nggak boleh marah karena ini memang tradisi dan ini sangat menyenangkan sekali," kelakarnya sambil tertawa dan mengusap wajahnya yang penuh lumpur.

Bandung Gelar Angklung Pride 2013

Bandung, Jabar - Saung Angklung Udjo dan Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Barat menggelar Angklung Pride 2013 di Kompleks SAU, Jalan Padasuka, Kota Bandung, untuk memeriahkan Hari Angklung 16 November.

"Festival Angklung Pride 2013 digelar untuk memperingati tiga tahun angklung disahkan UNESCO sebagai warisan budaya benda asli dari Indonesia," kata Direktur PT Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat di Bandung, Minggu.

Menurut Taufik, Festival Angklung merupakan wadah interaksi pelajar dan pelatih dalam memvisualkan hasil proses berlatih angklung dalam berbagai tingkatan sekolah yang akan dituangkan dalam konsep perlombaan pentas angklung.

Kegiatan tersebut akan melibatkan pelajar SD, SMP dan SMA. Selain itu juga akan tampil beberapa jenis angklung buhun di Jawa Barat dalam pentas khas.

"Festival ini diharapkan dapat memberikan edukasi bagi tiap tingkatan usia mengenai musik tradisi dan mendekatkan kepada khalayak umum," katanya.

Selain akan menampilkan kepiawaian murid-murid Saung Angklung Udjo, kegiatan lomba diikuti pelajar dari sejumlah daerah di jabar seperti Indramayu, Banjar, Sumedang, Bogor, Bekasi, Cirebon dan lainnya.

"Mereka diharapkan bisa mengekspresikan budaya angklung, sedangkan pengungung bisa mengapresiasi dan ajang pewarisan budaya angklung," kata Taufik.

Pada kesempatan itu juga akan digelar "Special Bamboo Afternoon Show" yang merupakan rangkaian kegiatan Angklung Pride 2013 dalam bentuk penampilan upacara helaran, tarian tradisional Sunda dan pertunjungan puncak angklung.

"Kami dalam menjadikan angklung mendunia tidak berhenti ketika angklung disahkan oleh Unesco sebagai kebudayaan asli Indonesia, namun terus menjaga amanat ini dengan terus mempromosikan, melindungi, menjaga dan meregenerasikan angklung," kata Taufik Hidayat Udjo.

8 Negara Ramaikan Festival Perahu Naga

Makassar, Sulsel - Sebanyak 200 peserta dari delapan negara, Jumat (8/11/2013), mengikuti lomba perahu naga yang dikenal dengan Celebes International Dragon Boat Festival di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun Ke-406 Kota Makassar.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan, acara ini menjadi salah satu daya tarik wisata ke ibu kota Sulawesi Selatan (Sulsel). ”Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan dengan jumlah peserta yang semakin banyak,” katanya saat membuka acara di anjungan Pantai Losari.

Celebes International Dragon Boat Festival (CIDBF) yang berhadiah total Rp 100 juta ini dijadwalkan berlangsung dari Jumat hingga Minggu (10/11/2013). Acara ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya digelar pada 2012. Dari sisi jumlah peserta dan keikutsertaan negara, dalam ajang tahun ini terjadi peningkatan. Pada tahun lalu, jumlah peserta sekitar 100 orang yang berasal dari tiga negara.

Ketua Panitia Arwan Tjahjadi menambahkan, ajang ini menitikberatkan pada unsur wisata dan olahraga ketimbang kompetisi. ”Jangka panjangnya, jumlah wisatawan ke Makassar diharapkan bisa semakin meningkat,” ujarnya.

Selain Indonesia sebagai tuan rumah, negara yang berpartisipasi adalah Australia, Malaysia, Singapura, India, Inggris, Iran, dan Filipina. ”Ada peserta yang berasal dari klub di kampus ataupun kepolisian di negaranya,” kata Arwan.

Jenny, salah satu peserta asal Australia, mengaku antusias mengikuti CIDBF. Dia bersama 21 rekan akan mengikuti semua lomba.

Tari Kolosal Gabungan Enam Etnis

Sendawar, Kaltim – Ratusan peserta penari kolosal gabungan enam etnis di Kutai Barat tampil pada apel hari ulang tahun (HUT) ke-14 Kabupatan Kutai Barat di Luuq Taman Budaya Sendawar, Jalan Sendawar Raya Kecamatan Barong Tongkok, Sendawar, Rabu (6/11) lalu. Enam etnis itu adalah Aoheng, Bahau, Tonyoi, Benuaq, Kenyah, dan Kutai (Melayu).

“Tarian kolosal yang bertajuk Pekat Tanaa Sendawar ini bermakna gotong royong dan satu kesatuan 6 etnis yang ada di tanah Kutai Barat. Harapannya, agar tercapai keberhasilan dalam pembangunan dan kesejahteraan rakyat Kutai Barat,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kutai Barat Seki, belum lama ini.

Selanjutnya disebutkan, dalam kegiatan seni dan budaya tidak pernah meninggalkan salah satu etnis yang telah ada di Kubar. “Selain itu gerakan dan musik memiliki makna yang mendalam di masing etnis tersebut. Contohnya tarian hudoq kali ini yang melakukan gerakan seperti mencangkul mengandung arti mengais rezeki. Sedangkan tarian beliatn bawo bermakna ritual penyembuhan orang sakit,” jelas Seki.

Sedangkan dalam kegiatan aslinya, ritual beliant bawo ada gerakan yang begitu indah yang kemudian dikembangkan menjadi tarian. antas,para penari ini berasal dari murid SMP sampai SMA dan sederajat, dan beberapa sanggar seni. Sedangkan palatih berasal dari masing-masing etnis dan komposisi gerak diatur oleh koreografer dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan Jakarta. Kemudian tokoh seniman di Kutai Barat yang biasa mengelola seni dan budaya.

Peringati Hari Pahlawan, Jakarta Kirab Budaya

Jakarta - Memperingati hari Pahlawan, Balaikota Jakarta berubah menjadi miniatur seluruh provinsi di Indonesia. Pesta rakyat yang diadakan oleh Yayasan Kibar (Kirab Budaya), Minggu (10/11) berlangsung meriah. Acara pawai busana daerah dan busana unik mewarnai meriahnya acara pesta rakyat tersebut. Peserta yang berjumlah hampir 13.000 orang berasal dari perwakilan siswa-siswi TK – SMAN seluruh DKI Jakarta.

Dihadiri oleh tokoh utama, Gubernur Jakarta Jokowi dan Menteri Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Roy Suryo menjadi daya tarik tersendiri acara ini. Jokowi pada pembukaannya tidak berkata banyak. Ia hanya melepas peserta pawai dengan cara memukul gendang kecil sebanyak tiga kali. Kedatangannya di sambut seluruh peserta dan masyarakat. Pada GATRAnews, Jokowi mengatakan “ Acara ini bagus untuk anak sekolahan dari SD sampai SMA, harus diadakan terus," katanya.

Jokowi datang dengan busana betawi alim yang biasa di kenakannya yaitu baju koko putih, sarung dan peci. Tetapi pandangan berbeda ada pada Roy Suryo. Selain menggunakan pakaian prajurit paku alam dari Yogjakarta, Roy mengikuti pawai dengan menaiki kuda putih dan diiringi prajurit lainnya bak ksatria Jawa. Roy Suryo berpendapat dan berharap bahwa acara pesta rayat kirab budaya ini dilakukan tidak hanya dalam setahun sekali saja, tetapi bisa dilakukan rutin untuk memenangkan generasi muda dan memperkenalkan budaya Indonesia agar tidak punah. “Acara ini jangan di lihat dari festivalnya saja, tapi makna dari kepahlawanan itu sendiri. Bahwa pahlawan bukan hanya dari sosok saja tapi dari sifat kepahlawanan itu sendiri," katanya. Roy juga mengungkapkan apresiasinya kepada Jokowi berhasil menghidupkan acara seperti ini di Jakarta.

Acara kirab budaya ini diselenggarakan panitia Yayasan Kibar yang telah dua kali dilaksanakan sejak setahun silam, pada 28 oktober 2012 yang jatuh di Hari Sumpah Pemuda. Yayasan Kibar sendiri di utamakan dan fokus kepada pendidikan,kebudayaan, lingkungan dan sosial. “Kami concern dan peduli kepada generasi muda, the next generation future life better,” ujar Jeng Sami selaku panitia dan staff kibar bidang deputi budaya.

[Pawai acara Kirab Budaya II (GATRAnews/Debby Debora) ] Pawai kirab budaya diharapkan dapat menajdi daya tarik tidak hanya di kancah nasional saja, tetapi dapat masuk ke kancah internasional juga. Tujuan kirab budaya ini, lanjut Jeng, adalah membuat pesta rakyat agar partisipasi masyarakat yang besar dapat menjadi value dalam penikmat acara dan partisipasi penonton yang menikmati acara ini. Indonesia mengukir kebanggaan karena pernah memenangi Trophy President Awards di luar negeri pada 2012.

Kibar Indonesia akan terus melakukan program festival secara perlahan. Yayasan Kibar bekerja sama dengan pemprov DKI Jakarta dalam pengadaan dan di bantu oleh banyak peserta dan relawan seperti relawan AJB (Aksi Jakarta Bersih). Yayasan kirab di pimpin oleh Kris Budiarjo dan HM Nurcahyo Rismanto. Acara kibar di awali dengan pembukaan oleh ketua kibar, Kris Budiarjo dan di lanjut dengan pemukulan gendang oleh Gubernur DKI Jakarta Jokowi.

Pawai yang di buka dengan marching band dari taman impian jaya ancol, di ikuti Roy Suryo yang menaiki kuda dan di ikuti iring-iringan peserta yang memakai busana daerah dan seni berjalan dari jalan merdeka sampai ke kawasan Monas dan Hotel Indonesia. Sesampai di Monas peserta dan masyarakat akan dimanjakan dengan aneka kuliner pasar yang dapat di nikmati dengan harga pasar. Selain festival busana daerah dan kuliner terdapat pargelaran seni dari sekolah yang berpartisipasi juga ondel-ondel betawi serta musik khas betawi yang mengiringi jalannya acara.

Namun, terjadi keterlambatan dimana para peserta harus menunggu dari jam 09.00 pagi dan baru mulai acara jam 15.00 sore. “Sudah dari jam 9 pagi mbak, kondenya sudah berat makanya dia nyender,” ujar seorang ibu yang mengeluhkan keterlambatan ini. Tetapi semuanya terbayarkan dengan athusiasme masyarakat yang bagus ketika menonton di tambah ketika kedatangan Jokowi dan Panglima berkuda Roy Suryo.

Festival Kesenian Pesisir Utara Jawa Timur 2013 Digelar di Tuban

Tuban, Jatim - Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) Jawa Timur tahun 2013 digelar di Tuban. Festival tahunan yang melibatkan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di Alun-alun Tuban Rabu malam. (06/11/2013)

Data yang berhasil dihimpun wacanatuban.com, FKPU digelar dengan beberapa kegiatan di tempat berbeda mulai tanggal 6 hingga 9 Nopember 2023 yaitu Pagelaran Seni tiap malam di Alun-alun Tuban, Seminar dan Workshop serta Pameran Lukisan di Gedung Budata Loka Jl. Basuki Rahmat Tuban dan Pameran Dagang di Gedung Olahraga (GOR) Rangga Jaya Anoraga dan diakhiri Arak-arakan Parade Seni Budaya Pesisir.

Hadir dalam acara tersebut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, serta para pelaku seni di pesisir utara. Turut memeriahkan pagelaran seni tersebut kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Blora dan Rembang. Serta beberapa kabupaten/kota dari jawa barat yaitu Cirebon, Tegal dan Pemalang.

Bupati Tuban, Fatchul Huda dalam sambutannya mengatakan, pagelaran seni ini menjadi ajang untuk saling mengenal budaya di tiap daerah. Dengan mengenal budaya dan tradisi daerah lain maka akan terjalin hubungan baik dan saling memahami.

“Orang jawa tengah yang terkesan halus tutur katanya akan memandang orang Jawa Timur itu kasar dan urakan kalau tidak mengenal tradisi dan budayanya. Begitu juga orang Jawa Timur akan memandang orang Jawa Tengah itu Klemar-klemer, namun kalau saling mengenal budayanya akan saling memahami,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Kacung Marijan mengatakan, pagelaran akbar para seniman pesisir utara ini diharapkan bisa menjadi pemersatu bangsa dan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kekayaan seni budaya. “Sehingga dapat meningkatkan kepedulian kita untuk melestarikan nilai-nilai budaya kita sendiri,” katanya.

Dari aspek sejarah, menurut Kacung Marijan, kota-kota sepanjang pesisir utara sebagian besar merupakan kota pelabuhan yang memiliki peranan penting dalam perkembangan masyarakat jawa pada umumnya. “Posisi kota pelabuhan menjadi pusat perdagangan dan tempat bertemunya berbagai adat istiadat, budaya,” ungkapnya.

Kabupaten Tuban, kata Kacung Marijan merupakan salah satu kota pelabuhan sejak zaman Singasari yang menghubungkan kerajaan tersebut hingga kerajaan Majapahit dengan dunia internasional dan menjadi pusat pertukaran produk-produk lokal dengan produk luar pulau maupun luar Nusantara seperti Cina, Arab dan India. “Inilah yang menjadikan pesisir utara kaya akan budaya,” ujar pakar seni dan budaya Nusantara ini.

Pembukaan secara resmi FKPU oleh Wakil Gubernur Jatim ini ditandai dengan penyerahan Panji kepada peserta festival dan pemukulan alat musik Bonang (sejenis gong kecil) dan letupan kembang api.

Sayangnya, kemeriahan acara di malam pertama festival ini terkendala oleh guyuran hujan deras saat acara dimulai, hingga mengakibatkan para tamu VIP (Very Important Person) harus berlari-lari berteduh bersama para undangan biasa karena tidak tersedianya tenda untuk tempat undangan orang-orang penting tersebut.

Para pengunjung juga dihibur dengan tarian tradisonal dari kabupaten Sumenep, Madura dan Kabupaten Bojonegoro serta tarian tradisional kabupaten Tuban.

-

Arsip Blog

Recent Posts