Sakit Hati, Oknum PNS di Kaltim Unggah Video Seksnya ke Jejaring Sosial

Samarinda, - Oknum PNS di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, berinisial Es, ditangkap Satuan Reskrim Polresta Samarinda. Dia diduga menyebarluaskan video adegan seks bersama mantan istrinya, ke jejaring sosial.

Keterangan dihimpun detikcom, Es ditangkap di Kutai Barat, setelah berulang kali mengabaikan panggilan penyidik Satuan Reskrim Polresta Samarinda terkait upaya pemeriksaan kasus video seks bareng mantan istrinya, yang juga berstatus PNS di lingkungan Pemkot Samarinda.

Kasus ini terungkap, menyusul laporan mantan istri tersangka ke Polresta Samarinda, yang menerima informasi, bahwa video porno mirip dirinya beredar di jejaring sosial dengan durasi 2 menit 50 detik.

"Setelah ditelusuri, diduga pelaku penyebarluasan video itu adalah mantan suami korban (pelapor)," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Feby DP Hutagalung, kepada detikcom, Senin (2/9/2013) malam.

Usai membekuk Es di Kutai Barat dan membawanya ke Samarinda, kepada penyidik Es mengaku menyebarluaskan dengan cara mengunggahnya ke jejaring sosial lantaran sakit hati dengan mantan istrinya.

"Es kita tetapkan sebagai tersangka dan kita tahan. Kepada penyidik, dia (Es) mengaku kecewa dengan istrinya yang telah dinikahinya 10 tahun dan akhirnya kandas," ujar Feby.

"Selain itu juga, Es menuding mantan istrinya berbohong lantaran uang yang diberikannya selama ini untuk mengurus anak-anaknya, dipergunakan untuk keperluan lainnya dan itu dianggap hutang," tambahnya.

Perhelatan Seni Multietnis di Kenduri Rakyat

Balikpapan, Kaltim - Multietnis. Hal itulah yang akan tersaji dalam Kenduri Rakyat yang akan diselenggarakan besok, Minggu (29/9) mulai pukul 14.00 Wita hingga malam hari. Penampilan kesenian dari berbagai daerah di Indonesia bisa dinikmati di parkiran Balikpapan Sport & Convention Centre (BSCC) atau Dome ini.
Tari Giring-Giring dari suku Dayak Dusun Ma’anyan termasuk di dalamnya. Tarian yang biasa dibawakan pada acara perjamuan atau acara adat itu menggambarkan rasa gembira dan rasa senang. Tarian ini dimainkan dengan cara mengentakkan satu tongkat Gantar yang dipegang tangan kiri ke lantai, sedangkan tangan kanan memegang bambu yang berisi kerikil serta digoyangkan agar tercipta bunyi khas.
Dewan Kesenian Balikpapan (DKB) turut menyemarakkan Kenduri. Darwis, ketua DKB, mengungkapkan pihaknya akan membawakan tarian Madongi. Yakni, tarian yang bercerita tentang permainan anak-anak setelah panen padi.
Tidak ketinggalan, Kerukunan Keluarga Batak Balikpapan (KKBB) ambil bagian. KKBB membawakan tari Tortor. Tarian ini sudah dikenal di Indonesia maupun mancanegara.
Selain itu, Ikatan Keluarga Maluku Tenggara (IKAMalra) juga sudah menyiapkan Tari Gaba-Gaba dan Tari Nabar. Sebelumnya, Paguyuban Barongsai Satya Dharma sudah menyatakan kesiapannya membawakan gerakan baru di gelaran Kenduri. Dan, ada juga kesenian Wayang Kulit dan Campur Sari.
Gerakan-gerakan baru itu, Ketua Paguyuban Barongsai Satya Dharma, Darwin, berasal dari tarian yang saat ini sedang tren. “Seperti apa tariannya, silakan saksikan penampilan kami pada hari Minggu (besok),” ujarnya.
Acara ini juga akan menghadirkan seni budaya hadrah yang dimainkan bubuhan Banjar.

Pembulka Kenduri

Pecinta seni benar-benar akan dimanjakan besok. Mulai dari yang hobi bermusik sampai dengan membaca puisi. Kedua seni ini akan dipadupadankan dalam acara pembuka Kenduri Rakyat untuk Dahlan Iskan.
Ada tujuh band yang ikut serta dalam Festival Band Demi Indonesia dan 15 peserta lomba Cipta dan Baca Puisi Demi Indonesia. Mereka akan bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Selain itu, terdapat pula band pengisi acara seperti, Super Boys Band, Tobe Kustik, Casette Band, dan Rasputin. “Acara akan kami langsungkan mulai pukul 14.00 Wita. Jadi kami harap, peserta bisa datang tepat waktu,” ujar panitia Kenduri, Anwar “Olle” Cholis.
Tidak ketinggalan juga performa dari DJ Nicho dan Double Beat yang semakin membuat acara semakin menarik.
Semakin lengkap dengan penampilan penggiat musik Balikpapan, penggemar Iwan Fals, dan band-band lokal dalam “Tribute to Iwan Fals”. Acara digelar di lokasi yang sama. Karya-karya Iwan Fals akan dibawakan hingga malam hari. “Pengunjung bisa datang, menikmati lagu dengan nyaman, dan bernostalgia dengan lagu-lagu Iwan Fals. Gratis!” ujar Olle.

Bahasa Indonesia Warisan Melayu Terbesar

Tanjung Pinang, Kepri - Wapres Boediono menilai warisan dan sumbangan terbesar dari kebudayaan Melayu tak lain adalah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
"Bagi kita yang hidup sekarang, sumbangan yang paling nyata dan tetap abadi adalah konsensus kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa," katanya saat memberikan sambutan sekaligus meresmikan festival tamadun melayu I, Jumat (27/9).
Ia mengatakan, akar bahasa Indonesia tak lain berasal dari bahasa Melayu. Menurutnya, bahasa Indonesia memang berinduk dan berkembang dari bahasa Melayu. Sejarah menunjukkan budaya Melayu sudah sejak lama menjadi unsur dominan dalam budaya Indonesia.
"Sumbangan budaya Melayu ini akan selalu dikenang, dijunjung, dan dinikmati manfaatnya oleh generasi bangsa," katanya.
Boediono didampingi Ibu Herawati menghadiri festival tamadun melayu yang baru kali pertama digelar di Kepulauan Riau. Dalam acara tersebut tampil 14 provinsi yang masih berkaitan dan memiliki unsur Melayu. Antara lain, Aceh, Sumatra Barat, Kalimantan Selatan, hingga Sulawesi. Hadir pula perwakilan negara rumpun Melayu yakni Singapura,  Malaysia, dan Thailand.
"Saya mengharapkkan perhelatan ini bisa membuat persatuan dan kesatuan bangsa akan semakin kokoh dan persaudaraan dengan negara rumpun Melayu semakin erat," katanya.

Festival Budaya Bumi Khatulistiwa Undang Negeri Jiran

Pontianak, Kalbar - Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) 2013 menjadi ajang meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Kalimantan Barat. Beragam kegiatan budaya Kalbar siap dipentaskan.
"Adanya FBBK ini menjadi sarana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kalbar. Dari hasil evaluasi FBBK tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan semakin meningkat," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalbar, Ir. Yusri Zainuddin, ditemui usai pembukaan FBBK, Kamis (26/9/2013).
Yusri menambahkan, festival yang dihelat setiap dua tahun ini siap digelar kembali pada 26-29 September 2013. Kegiatan kesenian dan budaya yang melibatkan seluruh kabupaten dan kota di Kalbar ini akan dipusatkan di Halaman Museum Negeri Pontianak.
"Kegiatan budaya seperti pawai dan sarasehan budaya ini menjadi serangkaian acara memeriahkan festival yang telah mengangkat budaya Kalbar menjadi event nasional," katanya.
Untuk pawai budaya, lanjut Yusri, dimulai dari Pendopo Gubernur Kalbar dan berakhir di halaman Museum Kalbar. Selain pawai budaya tersebut, beberapa kegiatan lainnya ada lomba tari daerah, lomba layang-layang hias, lomba lagu daerah, makanan khas daerah, syair Melayu, lomba berbalas pantun, serta lomba gasing dan sumpit.
Beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, turut diundang untuk menyaksikan FBBK 2013. "Kita undang mereka untuk turut menyaksikan kegiatan budaya dan kesenian dan etnis yang ada di Kalbar," ungkap Yusri Zainuddin. FBBK juga menjadi agenda yang digaungkan dalam pertemuan bilateral Sosek Malindo.

Wapres Buka Festival Tamadun Melayu dengan 4 Pantun

Tanjung Pinang, Kepri - Budaya Melayu adalah budaya yang sudah sejak lama menjadi unsur dominan dalam budaya Indonesia.
Salah satunya adalah Gurindam XII yang merupakan karya besar yang mengabadikan nilai-nilai dan ajaran luhur yang tidak lekang dengan perjalanan waktu.
Bahkan, sastra Melayu di tangan pujangga masyhur Raja Ali Haji, mempunyai pengaruh sangat luas pada kesusasteraan bangsa kita. Tetapi, dalam pandangan Wakil Presiden Boediono, sumbangan budaya Melayu yang paling nyata dan akan tetap abadi adalah konsensus kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita.
"Bahasa pemersatu bangsa, bahasa yang berasal, berinduk dan berkembang dari bahasa Melayu," ujar Wakil Presiden Boediono pada pembukaan Festival Tamadun Melayu Ke-1 Tahun 2013 di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (27/9/2013).
Wapres yang hadir bersama Ibu Herawati Boediono menambahkan bahwa sumbangan budaya Melayu pada Bahasa Indonesia akan selalu dikenang, dijunjung tinggi dan dinikmati manfaatnya oleh setiap generasi bangsa kita sepanjang masa.
Saat menyampaikan sambutan, Wapres Boediono mengenakan pakaian adat Melayu. Seakan tersihir oleh busana yang dikenakannya, Wapres memulai sambutannya dengan membacakan pantun.
Sirih dilipat dicampur pinang,
Sirih dibawa dari Melaka,
Balas kata selamat datang,
Dengan Bismillah pembuka kata,

Pergi ke rimba cari tekukur,
Kaki melangkah terhadang kayu,
Hamba bahagia serta bersyukur,
Di tengah Pemuka Adat Melayu
"Saya memberanikan diri untuk berpantun di hadapan hadirin sekalian, karena saya tahu bahwa Kota Tanjungpinang ini dikenal sebagai Kota Gurindam dan Negeri Pantun," ucap Wapres Boediono usai membaca pantun. 
Ia menyambut baik pelaksanaan Festival Tamadun Melayu ke-1, yang mengambil tema "Kebesaran Sejarah dan Tamadun Melayu" yang dilaksaksanakan untuk menyambut dan memeriahkan Hari Jadi Ke-11 Provinsi Kepulauan Riau.  
Wapres berharap perhelatan Tamadun Melayu ke-1 dapat menjadi forum untuk memperkenalkan kebesaran sejarah dan tamadun Alam Melayu kepada generasi muda untuk memperkuat ketahanan budaya kita di tengah arus deras globalisasi. 
"Festival ini juga dimaksudkan sebagai ajang bagi para seniman, budayawan dan sejarawan untuk menggali, melestarikan, berkreasi dan mengembangkan kekayaan khazanah kebudayaan Melayu sesuai tuntutan zaman," ucap Wapres.
Ia juga mengingatkan bahwa Kepulauan Riau memiliki sejarah tersendiri. "Terutama pada masa Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang, Kepulauan Riau adalah pusat peradaban Melayu bagi negeri-negeri Melayu serumpun," ucap Wapres.
Seperti saat memulai sambutannya, Wapres pun menutup sambutan dan sekaligus membuka festival dengan membacakan pantun.
Bersama kita memotong padi,
Panen dibawa ke Pulau Sumatera,
Hamba berucap Selamat Hari Jadi,
Masyarakat Kepri pasti makin sejahtera

Kepulauan Riau tempat bermukim,
Tanah Melayu hendak dicita,
Dengan mengucap Bismillahirrahmanirahim,
Festival Tamadun Melayu resmi dibuka
Gubernur Kepulauan Riau, Drs H Muhammad Sani menyampaikan bahwa dalam masyarakat Kepulauan Riau tantangan besar yang dihadapi adalah alam. 
"Kami harus merangkai alam. Dan kami harus tetap merajut kapal agar dapat merapat ke dermaga impian yang bernama kesejahteraan.  Kami memiliki tanggung jawab yang kuat untuk trus menjaga NKRI,"  ujar Sani.
Usai menyampaikan sambutan, Wapres bersama Ibu Herawati Boediono, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menyaksikan pawai budaya yang diikuti 30 kontingen yang berasal dari 14 provinsi dan Malaysia, Thailand, Brunei, dan Singapura.
Kontingen dari Malaysia hadir dengan 5 negara bagian, dan terkecil adalah dari Thailand hadir dengan satu orang saja. Khusus utusan Thailand ini sempat menjadi perhatian serius wapres beserta istri.
Ketika MC membacakan utusan Thailand, hadirin ingin melihat aktrasi seni dari mereka, tapi karena satu orang, maka semua hadiri terkejut dan tertawa. Bahkan, Wapres dan istri tertawa ketika MC menyebutkan cuma satu orang saja.
"Oh cuma seorang saje, tapi tak apa, kita lihat semangatnya, untuk kebersamaan dalam dunia Melayu," papar MC mengkomentari.
Puncak dari pembukaan Tamadun adalah pawai peserta dari masing-masing daerah. Kontingen terbesar dari Batam, Bintan dan juga Tanjungpinang.
Kontingen provinsi berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Barat.
Penutupan pawai sendiri adalah hadirnya kapal Raja Fisabililah dalam teaterikal perjuangan Melayu zaman penjajahan.

Kocaknya Seni Tutur ’Seumapa’ dari Bireuen

Banda Aceh, NAD - Dua mestro 'Seumapa' yang merupakan salah satu adat kebudayaan Aceh yang digelar di jamboe apresiasi seni anjungan Kabupaten Bireuen Kamis (27/9/2013) di PKA IV Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh mampu menyedot perhatian ribuan pengunjung.
Seumapa atau yang sering disebut seni tutur berbalas pantun dalam kebudayaan aceh itu yang biasanya dilakukan dalam menerima mempelai wanita atau pria disaat mengatar kedua mempelai.
Dua mestro tersebut yakni, Syeh Seuman Buket dan Syeh Rusli, kemampuan mereka dalam Seumapa mampu membuat ribuan pengunjung PKA 6 tertawa dan terhibur.
"Untuk malam ini pemkab Bireuen kusus menampilkan seni seni yang bersyiar islami " kata Kabag Humas dan pertokoler Pemkab Bireuen, Farhan Husen.
Seumapa yang disampaikan oleh keduanya selain membahas tentang agama Islam, juga keduanya sesekali mencoteh dengan bahasa Aceh yang kocak. Ribuan pengunjung pun tak beranjak dari anjungan Kabupaten Bireuen, untuk menikmati seumapa itu.
Seumapa berbahasa Aceh, yang dibawakan oleh syeh Rusli merupakan dari pihak mempelai pria sedangkan Syeh Seuman Buket dari pihak wanita dalam berbalas pantun sebelum mempelai pria diterima oleh pihak dari wanita.

Malaysia Sasar 4 Emas Acara Silat Sukan SEA

Melaka, Malaysia - Malaysia meletakkan sasaran memenangi empat pingat emas dalam acara silat pada temasya Sukan SEA Ke-27 di Myanmar, Disember ini, kata Menteri Belia dan Sukan, Khairy Jamaluddin.
Katanya, sasaran berkenaan berdasarkan hasil kajian dan laporan daripada Majlis Sukan Negara serta beberapa faktor lain seperti prestasi pesilat negara di kejohanan dalam dan luar negara.   
"Silat memberikan harapan cerah bagi kontigen Malaysia pada Sukan SEA akhir tahun ini dan mampu sumbang pingat emas, ini cabaran yang saya percaya dapat dilaksanakan," katanya.
Beliau berkata demikian dalam sidang akhbar selepas majlis penutupan  Kejohanan Pencak Silat Antarabangsa 2013 Piala Timbalan Perdana Menteri Edisi Ke-4 di Bandar hilir di sini, malam tadi.
Kejohanan lima hari berakhir semalam itu disertai lebih 700 peserta tempatan dan luar negara. Pasukan Malaysia A muncul juara kategori antarabangsa manakala Kolej Komuniti Pahang menjuarai kategori institusi pengajian tinggi.
Pada Sukan SEA ke-26 di Jakarta dan Palembang pada 2011, Malaysia merangkul tiga emas dalam acara silat.
Sementara itu, Khairy berkata kementeriannya sedang mengkaji untuk memperkenalkan silat kepada pelajar sekolah pada usia muda bagi menyemai semangat cintakan seni warisan Melayu itu dan memupuk disiplin dalam kalangan generasi muda.
"Usaha ini memastikan silat sentiasa kekal sebagai warisan rakyat Malaysia dan medium memupuk jati diri bangsa Melayu," katanya.

Parade Budaya Buka FBBK 2013

Pontianak, Kalbar - Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) 2013 secara resmi dibuka di Museum Negeri Pontianak, Jalan A Yani, Pontianak kemarin (26/9) siang. Ratusan orang yang mewakili 14 kabupaten/kota di Kalbar turut memeriahkan hari pertama acara yang akan dihelat hingga tanggal Minggu (29/9) mendatang ini.
Parade dilaksanakan dengan jalan kaki di jalanan Kota Pontianak dengan menggunakan pakaian khas tradisional daerah masing-masing. Parade ini mengundang perhatian dari pengguna jalan. Pasalnya, setiap kontingen juga menampilkan atraksi atau keseniannya masing-masing. Dalam acara kemarin pula, dipertontonkan tarian tiga etnis dan atraksi marching band dari mahasiswa.
Festival yang dihelat setiap dua tahun ini sudah yang ke-11 kalinya diadakan. Tahun ini pelaksanaannya dipusatkan di halaman Museum Negeri Pontianak. Selain parade budaya, ada juga kegiatan lainnya seperti seperti lomba tari daerah, lomba layang-layang hias, lomba lagu daerah, lomba berbalas pantun, lomba gasing dan sumpit, syair Melayu, dan kuliner tradisional khas daerah.  Ada pula pemilihan Bujang dan Dara Wisata Khatulistiwa Kalbar.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kalbar, Yusri Zainuddin mengatakan kegiatan FBBK ini digelar untuk mengangkat citra kepariwisataan Kalbar, utamanya wisata budaya. “Seni dan budaya yang hidup di Kalbar ini adalah daya tarik dan modal besar untuk kepariwisataan kita,” ungkapnya. Menurut dia, seni dan budaya di Kalbar harus terus dikembangkan dan digali. Oleh sebab itu kegiatan seperti FBBK penting dilaksanakan untuk mendorong kreatifitas dan apresiasi dari para pelaku seni dan budaya di Kalbar. “Salah satu sarana untuk menggali, melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan budaya Kalbar adalah lewat FBBK,” kata Yusri.
Selain itu, lanjut dia, FBBK juga akan menjadi seleksi bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kalbar untuk mencari orang atau tim yang akan mewakili Kalbar pada even budaya berskala nasional maupun internasional. “Kami juga akan menyeleksi tari dan lagu daerah yang akan diikutkan di TMII Jakarta. Selain itu ajang bujang dara pariwisata juga akan ikut pemilihan duta wisata Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Cornelis dalam sambutan yang dibacakan staf ahlinya, Ida Kartini, mengatakan even seperti FBBK diharapkan bisa mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan. Namun even ini memerlukan pedoman dan panduan arah yang jelas dalam setiap item yang ditampilkan. Dikatakan pula, saat ini dunia tengah mengalami kemajuan teknologi yang cukup pesat. Akibatnya terjadi pergeseran budaya yang terjadi di berbagai negara. Oleh sebab itu, setiap insan budaya dituntut untuk memahami dinamika sosial dan ilmu pengetahuan yang berkembang, agar mampu bersaing dengan negara lainnya.

Festival Tamadun Melayu Dibuka Siang Ini

Tanjung Pinang, Kepri - Wakil Presiden Boediono, Jumat (27/09), dijadwalkan membuka Festival Tamadun Melayu I Tahun 2013 di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Keterangan Setwapres yang diterima di Tanjung Pinang, Jumat, menyebutkan Wapres yang didampingi Ibu Herawati Boediono menuju Tanjung Pinang menggunakan pesawat Kepresidenan BAe-RJ85 dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pukul 09.00 WIB.
Setelah melakukan perjalanan selama 1 jam 35 menit dan tiba di Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Wapres dan rombongan akan istirahat sejenak di Gedung Daerah didampingi Gubernur Muhammad Sani.
Acara pembukaan festival akan dimulai pada pukul 14.00 WIB yang diisi dengan tarian selamat datang, laporan gubernur, sambutan Wapres sekaligus pemukulan Gendang Nekara sebagai tanda peresmian pembukaan Festival Tamadun Melayu I 2013.
Sebelum membuka festival, Wapres Boediono akan sholat Jumat di Masjid Agung Al Hikmah, Tanjung Pinang.

Kalteng Promosikan Tarian Dayak ke Australia

Palangkaraya, Kalteng - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mempromosikan empat tarian suku dayak di Festival Indonesia 2013 di Sydney, Australia.
"Keempat tarian tersebut, yakni Manalapas Dahiang Baya, Kinyah Mandau Panggirik Lingau, Wadian Dadas, dan Malauk," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalteng, Saidina Aliansyah di Palangkaraya, belum lama ini.
"Promosi tarian adat Dayak yang dipimping Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang tersebut bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya warga negara Australia datang ke Kalteng," tambahnya.
Menurut Saidina, keempat tarian tersebut dibawakan empat orang yang terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki di Sydney, 28 September 2013.
Keempat tarian tersebut sudah dikolaborasikan dengan beberapa jenis tarian yang lainnya dari beberapa daerah aliran sungai (DAS) di Kalteng dan dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya seni yang indah.
"Tarian yang dibawakan pun bukan sekadar seni melainkan memiliki makna dan pesan kuat tentang kehidupan masyarakat Suku Dayak di masa lampau dan terus hidup hingga saat ini," katanya.
Menurut Saidina, Tarian Kinyah Mandau Panggirik Lingu merupakan tarian perang Dayak, menggambarkan kesigapan, ketangkasan, serta ketenangan batiniah para kesatria Dayak dalam menghadapi gangguan kehidupan yang datang.
Sedangkan Tarian Manalapas Dahiang Baya menggambarkan upaya membersihkan atau menolak bala yang membawa hal-hal buruk dalam kehidupan, dan Tarian Wadian Dadas merupakan tarian ritual penyembuhan menggunakan bebunyian gelang di masyarakat suku Dayak Maanyan Kalteng.
"Kalau tarian Malauk berarti menangkap ikan. Tarian ini merupakan sebuah garapan tarian melayu yang menceritakan tentang kegiatan menangkap ikan pada masyarakat pesisir sungai di Kalteng," katanya.

Festival Batik Banyuwangi Promosikan Motif Gajah Uling

Banyuwangi, Jatim - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Batik pada Kamis hingga Sabtu, 26-28 September 2013. Festival tersebut terdiri dari kegiatan pameran batik, parade fashion, lomba cipta desain batik, hingga lomba mewarnai batik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival ini mengangkat tema "Batik Gajah Uling" yang diyakini sebagai motif batik tertua. Pemkab Banyuwangi akan membawa para peminat batik, desainer, industri fashion nasional, dan wisatawan untuk menyelami kekayaan batik di daerahnya.
"Festival batik adalah wahana untuk melestarikan warisan budaya sekaligus menumbuhkan geliat usaha," kata Bupati Anas dalam rilisnya yang diterima Tempo, Rabu, 25 September 2013.
Batik khas Banyuwangi saat ini mencapai 22 motif, tergolong motif batik pesisiran yang banyak mengambil tema alam. Motif-motif tersebut antara lain Gajah Uling, Kangkung Setingkes, Paras Gempal, Alas Kobong, Kopi Pecah, Gedegan, Ukel, Moto Pitik, Sekar Jagad, Gringsing, Semanggian, Garuda, Cendrawasih, dan Latar Putih.
Peragaan busana oleh 100 peragawati akan menjadi puncak acara pada Sabtu, 28 September, pukul 19.00 WIB, di Gedung Kesenian dan Budaya (Gesibu), Banyuwangi. Para peragawati itu akan berlenggak-lenggok di atas catwalk dengan mengenakan busana batik khas kabupaten di ujung timur Jawa ini.
Bupati Anas optimistis Festival Batik ini bisa mengangkat pamor batik Banyuwangi yang selama ini belum terlalu dikenal. Selain itu, dia berharap tercipta kemitraan antara perajin batik di tingkat lokal dan industri di tingkat nasional.
Pemilik Sanggar Batik Sritanjung, Ety Dzurryati, antusias menyambut Festival Batik yang baru pertama digelar di daerahnya. Menurut dia, festival ini menjadi momentum untuk mempromosikan batik Banyuwangi ke tingkat nasional. "Kami sangat mendukung program ini," kata Ety, yang mewarisi sanggar batik dari orang tuanya sejak 1982.
Ety telah menyiapkan beberapa desain baju yang akan diperagakan oleh model saat parade busana. Mendesain ini pun menjadi pengalaman pertama baginya karena selama ini produk batiknya baru sebatas kain.
Penjualan Batik Sritanjung, kata dia, selama ini fluktuatif. Dia hanya mengandalkan penjualan secara online dengan omzet rata-rata Rp 10 juta per bulan. Dia pun berharap festival tersebut bisa melambungkan penjualannya.

Desa Budaya Bakal Gelar Pentas Seni Budaya Tiap Tahun

Sukoharjo, Jateng - Pemerintah Desa (Pemdes) Dukuh, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, berencana membuat seni dan budaya tahunan.
Lebih jauh lagi Dukuh siap memantapkan diri menjadi Desa Budaya. Pernyataan itu disampaikan Kepala Desa Dukuh, Marsudi, saat ditemui Solopos.com, Selasa (24/9/2013), di kantornya.
“Saya ada rencana menjadikan Dukuh sebagai Desa Budaya. Teknisnya dengan membuat agenda tahunan berisi berbagai pertunjukan seni dan budaya berbasis lokal,” katanya.
Marsudi menjelaskan, di Dukuh terdapat beberapa kelompok kesenian potensial. Beberapa di antaranya yaitu komunitas kesenian karawitan, kelompok musik keroncong dan pencinta Koes Plus. “Di Dukuh banyak juga warga yang bisa mengoperasikan alat musik. Dengan sokongan seluruh lembaga desa seperti Karang Taruna (KT), kami matangkan konsep desa budaya,” imbuhnya.
Selain pentas kesenian dan budaya, Marsudi melanjutkan, akan digelar juga bazar skala besar. Ajang ini diharapkan bisa menjadi wadah promosi aneka produk dari masyarakat. Rencananya, pentas seni dan budaya tahunan akan dipusatkan di Balai Desa Dukuh. Kebetulan pelataran balai desa cukup luas untuk menampung ratusan warga yang datang.
“Poin penting kegiatan ini adalah wadah apresiasi seni dan nguri-uri budaya,” tambah dia.
Secara terpisah, Camat Mojolaban, Basuki Budi Santoso, menyambut baik rencana Kades Dukuh. Bahkan dia mendorong kepala desa yang lain supaya merencanakan agenda serupa. Bila berpijak potensi lokal, menurutnya, event kesenian dan budaya akan semarak.
Budi mencontohkan Embung Desa Wirun yang potensial dijadikan tempat lomba warga dan sejenisnya. Selain merekatkan hubungan antar warga, kegiatan tersebut diharapkan bisa merangsang kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan embung. Pasalnya saat ini kondisi embung terkesan kotor. Terdapat empat titik lokasi pembuangan sampah di sekitar embung. Selain menggangggu pemandangan, keberadaan tumpukan sampah busuk dapat mengancam kesehatan masyarakat utamanya anak-anak.

Seni Budaya Lima Negara Ditampilkan di Monas

Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI akan menampilkan Jakarta International Performing art (Jakipa) di Monas, Jakarta Pusat. Penontonnya tidak dipungut biaya alias gratis.
Lima negara ikut berpartisipasi dalam acara yang baru pertama kali di Ibu Kota itu. Tujuan diadakannya acara Jakipa itu juga untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Ibu Kota. Acara ini digelar di Monas dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia jatuh pada 27 September 2013.
Kepala Disparbud DKI Jakarta Arie Budhiman di Balai Kota DKI menjelaskan, Jakipa yang digelar selama dua hari yakni 28-29 September di Silang Monas, Jakarta Pusat, ini akan melibatkan sebanyak 350 seniman dari dalam dan luar negeri menampilkan berbagai seni pertunjukan, baik tradisional maupun kontemporer. Negara-negara yang terlibat itu di antaranya Jerman, Belarus, Amerika Serikat, Vietnam, dan Indonesia.
Sementara dari Indonesia akan ditampilkan seniman yang memiliki reputasi baik, seperti dari Palembang, Lampung, Aceh, dan Ponorogo. Selain itu, ada 14 pertunjukan bernuansakan seni budaya Betawi. Salah satu acara yang menjadi unggulan yakni kolaborasi antara musisi jazz asal Amerika Serikat Craig Burton dengan grup musik gambang kromong, jelas Arie.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan, pihaknya ingin memberikan seni pertunjukan yang layak dan berkualitas bagi warga Jakarta secara gratis.
"Di situ nanti akan dimunculkan baik tarian maupun musik tradisi dari DKI Jakarta, beberapa negara, dan daerah di nusantara. Ruang publik kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa dilihat, diapresiasi, dan dipakai untuk hiburan masyarakat," kata Jokowi dalam jumpa pers di Balai Kota DKI, Rabu (25/9).
Jokowi berharap agar kegiatan ini dihadiri ribuan warga Jakarta secara gratis. Terlebih pengunjung tidak akan dikenakan biaya.
"Ini baru pertama kali diadakan. Nantinya akan jadi agenda rutin tiap tahunnya. Acaranya gratis, jadi warga silahkan saja datang," harap gubernur.
Arie menambahkan, anggaran untuk kegiatan ini mencapai Rp1,5 miliar yang diambil dari APBD tahun 2013. Untuk mensukseskan kegiatan ini, pihaknya menggandeng Dewan Kesenian Jakarta sebagai kurator. "Tentu Jakarta harus tampil beda dengan penyelenggaraan yang lain, kita membawa kurasi, event-nya diseleksi dengan baik," kata Arie.
Dia menambahkan, pemerintah daerah harus berinvestasi untuk membentuk city branding. Sehingga dalam kegiatan ini tidak melibatkan swasta untuk pembiayaan. "Pekerjaan memasarkan Jakarta merupakan investasi dari pemerintah. Tidak semua harus mendapatkan dukungan dari swasta. Pada saat tertentu pagelaran reguler bisa saja beralih ke swasta. Tapi awalnya, sekitar dua atau tiga tahun berjalan dengan baik itu harus pemerintah," ujarnya.
Arie menargetkan jumlah pengunjung mencapai 50-100 ribu orang. Dia berharap agar masyarakat Jakarta bisa memanfaatkan kesempatan menonton pertunjukan seni kebudayaan ini dengan baik. "Kita harapkan acara ini bisa ditonton ribuan warga Jakarta," tandasnya.

Video Mesum Ayah - Anak

Purwokerto - (Rabu : 25/09/2013) Warga Ajibarang, Jawa Tengah sama sekali tidak menduga jika WN, yang selama ini di pungut oleh saudaranya, ternyata menjadi pelaku dalam video mesum itu. Yang lebih mencengangkan lagi, pria yang menjadi pasangan dalam video prono itu diduga orang terdekat WN.

Kini video memalukan berdurasi enam menit itu sudah beredar luas di wilayah Ajibarang dan Selasa kemarin, keluarga WN melaporkan kasus itu ke Polsek Ajibarang.

Dalam keteranganya, keluarga WN menuturkan, WN sejak tamat sekolah dasar dipungut oleh saudaranya yang masih satu desa. Mereka tidak menyangka setelah WN beranjak dewasa dan masuk kuliah, malah berbuat yang tidak senonoh dengan orang yang memungutnya.

Saat mendengar kabar tentang beredarnya video porno tersebut, keluarga kemudian menghubungi WN, namun tidak pernah ada jawaban, bahkan WN kini diungsikan oleh keluarga yang memungutnya di sebuah tempat yang belum diketahui.

Kasus beredarnya video porno yang diduga melibatkan ayah dan anak pungut ini kini masih dalam penyelidikan polisi. (Nanang Anna Noor/Sup)

Video Selingkuh Istri Beredar, Suami Lapor Polisi

Jember - Sr (30), warga Kecamatan Sumberbaru, Jember, Jawa Timur, melapor ke polisi setelah video mesum perselingkuhan istrinya beredar luas.

Istri yang telah memberinya dua anak berselingkuh dengan Edi, warga desa lain di kecamatan yang sama. Hubungan intim keduanya direkam dan videonya kini beredar di desa tempat tinggalnya. Perselingkuhan itu terjadi ketika Sr bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

"Yang pasti, saya malu dan sakit hati karena dia telah mengecewakan saya, terutama anak-anak," kata Sr, usai melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember, Rabu (11/9/2013).

Sr menuturkan, dia mengetahui perselingkuhan istrinya dari seorang kerabatnya. Ketika itu, dia baru sekitar empat bulan bekerja di Malaysia. "Setelah mendapat kabar itu, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jember," imbuhnya.

Setibanya di Jember, ternyata istri Sr sudah pergi dari rumah. Begitu pun dengan selingkuhannya, Edi, sudah tidak ada di rumahnya. "Saya ini bekerja ke luar negeri demi mencari nafkah untuk istri dan anak," katanya dengan nada kecewa.

3 Guru dan 5 Siswi di Empatlawang Rekam Video Pesta Mesum

Tebingtinggi - Dunia pendidikan di Kabupaten Empatlawang benar-benar tercoreng oleh ulah oknum guru dan murid, yang merekam adegan mesum mereka di sungai.

Rekaman yang menyebar setelah diunggah ke jejaring Youtube dan telepon seluler itu menghebohkan masyarakat dan sekolah tempat guru tersebut bertugas.

Menurut informasi yang dihimpun Sriwijaya Post, Minggu (22/9/2013), rekaman video mesum tiga guru honorer SMK Negeri 1 bersama lima murid perempuannya itu diunggah ke Youtube oleh yang bersangkutan sendiri.

Ketiga guru honorer itu berinisial HS, He, dan Yo. Sementara siswa SMK perempuan itu antara lain ialah Di, Se, dan Re. Sementara dua siswa lain, In dan Rt, diketahui masih duduk di bangku SMP.

Dalam rekamanan video berdurasi 08,16 detik itu, sang guru bersama kedua rekan lainnya tengah berbuat tidak senonoh terhadap murid perempuan tersebut.

Video itu diduga direkam di sungai salah satu lokasi wisata Kecamatan Tebingtinggi, yang dikenal dengan nama Muare ini. Adegan seronok ini mendapat sorotan dan kecaman keras dari masyarakat.

"Seorang guru semestinya memberikan contoh dan teladan bagi siswanya. Sebaliknya siswa mesti mencontoh hal yang baik dan konsentrasi menuntut ilmu pendidikan. Bukan sebaliknya, seperti ini adalah tindakan yang tak senonoh," kesal Mulkat, salah seorang warga Tebingtinggi.

Kepala SMKN 1 Tebinggtinggi Syaiful Effendi tidak menampik adanya rekaman video siswanya yang dinilai sudah berbuat asusila dan mengarah pada perbuatan mesum. Dirinya mengaku kaget saat video tersebut menyebar di lingkungan sekolahnya.

"Kami sudah memanggil dan meminta agar wali murid bersangkutan datang hari Senin (23/9/2013) ini. Nantinya akan kami perlihatkan kepada orangtuanya rekaman video tersebut. Kalau prianya bukan guru, melainkan pembantu teknik, dan memang alumnus SMK," ungkapnya.

Ulos Jadi Ikon Festival Danau Toba 2014

Balige, Sumut - Ulos Batak akan dijadikan sebagai ikon pada Festival Danau Toba 2014 oleh Pemkab Toba Samosir yang ditunjuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi tuan rumah pelaksanaan festival budaya yang akan deselenggarakan sekitar Juni 2014.
"Kami mengandalkan Ulos Batak menjadi ikon pada pelaksanaan pesta rakyat yang akan diselenggarakan pada Juni atau Juli bertepatan dengan hari libur sekolah," ujar Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak di Balige, Minggu (22/9/2013).
Bahkan, menurut Kasmin, pihaknya merencanakan pembuatan ulos terpanjang yang disain dan ukuran detailnya masih dalam pengkajian.
Bagi suku Batak, Ulos tidak hanya berfungsi sebagai lambang penghangat dan kasih sayang, melainkan juga sebagai lambang kedudukan, lambang komunikasi, dan lambang solidaritas.
Tenun ikat Batak itu memiliki fungsi simbolik yang tidak dapat dipisahkan dalam aspek kehidupan orang Batak dengan berbagai jenis serta motifnya yang menggambarkan makna tersendiri.
Kasmin mengaku, sebenarnya pihaknya belum sanggup melaksanakan agenda nasional berskala internasional tersebut. Tapi, karena mendapat dukungan dari sesepuh masyarakat Batak, TB Silalahi, akhirnya penunjukan sebagai penyelenggara dalam FDT 2014 diterima oleh Pemkab Toba Samosir.
"Wamenparekraf Sapta Nirwandar menunjuk Pemkab Toba Samosir menjadi tuan rumah pada pelaksanaan FDT 2014," ujarnya.
Dengan adanya penunjukan tersebut, menurut Kasmin, pihaknya langsung bergerak cepat untuk mempersiapkan festival, termasuk melakukan koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, kata Kasmin, akan mengucurkan dana sekitar Rp 20 miliar, yang akan digunakan Pemerintah setempat membangun infrastruktur serta sarana dan prasarana olahraga. "Kami akan bangun dua tribun, dan salah satunya di Lapangan Sisingamangaraja Balige, sementara untuk dana lainnya akan dicarikan dari pihak sponsor," katanya.
Selain menyiapkan tim, lanjut Kasmin, pihaknya juga telah mempersiapkan waktu pelaksanaan festival tersebut yakni medio Juni hingga Juli, bertepatan dengan libur sekolah,  salah satu tujuannya untuk mendorong hadirnya masyarakat pada festival tersebut.
Untuk menyemarakkan kegiatan olahraga, kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara itu akan mengandalkan arung jeram menyusuri sungai Asahan, karena objek wisata olahraga tersebut sudah mulai dikenal hingga tingkat internasional.
Kasmin menegaskan, hingga saat ini sudah banyak turis yang mencoba arung jeram di Asahan, sehingga lokasi tersebut akan diandalkan dalam pelaksanaan festival.
"Guna memenuhi akomodasi, sejumlah hotel telah dipersiapkan bagi tamu lokal maupun pengunjung asing, sementara infrastruktur jalan, sarana dan prasarana lainnya akan terus diperbaiki," tambah Kasmin.

Singkawang Bawa Tari Kamang ke Festival Budaya Bumi Khatulistiwa

Singkawang, Kalbar - Enam penari, berkaus hitam terlihat berkeringat. Meliuk-liuk. Gerakannya tak beraturan. Kadang gemulai, kadang keras. Keenamnya sedang membawakan tari Kamang, buah kreasi koreografer asli Singkawang, Johari Pion. Kamang judul tariannya. Visualisasi gerak tradisional yang bakal menjadi kebanggaan Singkawang dalam FBBK mendatang. Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) yang bakal digulirkan 26 – 29 September di Pontianak mendatang. Kamang sendiri mendapat inspirasi dari kehidupan masyarakat adat Dayak Salako Binua Garantuk’ng.
Melalui sentuhan seni oleh koreografer Johari Pion, sebuah adat istiadat masyarakat Singkawang tergambar dalam sebuah tarian. Nantinya tarian ini akan dibawa ke kegiatan lomba Festival Budaya Bumi Khatulistiwa yang dilaksanakan di Pontianak. Penata Tari Kamang, Johari Pion, mengambil sumber pustaka Manusia Dayak Manifestasi Perilaku dan Perbuatannya oleh Niko Andasputra, yang iterbitkan di Pontianak oleh penerbit Lembaga dan penunjang pembangunan sosial Institute of Dayakology Research and Development (Oktober-Desember 1992).
Disebutkan Johari dalam sinopsis yang ditulisnya, Kamang lahir dari beragam filosofis karakter kehidupan dunia abstrak, melalui ungkapan permainan ilustrasi keragaman simbol gerak tari yang disajikan, spiritual karakter kebenaran dan kejujuran muncul, ada baik, ada jelek, ada suka, ada murka, ada kasih, dan ada hina.
“Hidup memang berbeda alam, namun pemberlakukan hak tetap sama, tak ubah seperti layaknya manusia, ketika manusia tidak lagi mengenal norma-norma peradaban sebagai kekuatan, dipercaya Badi (Karma) setiap saat bisa terjadi,” ujar Johari.
Kapan spiritual Kamang bisa dipresentasikan dalam menata peradaban kehidupan manusia yang lebih baik. Jawabannya ada pada keyakinan masyarakat adat itu sendiri.
Tari Kamang, garapan bentuk penyusunan elemen dasar gerak tari daerah garapan baru, diselaraskan dengan unsur keperluan pementasan, dengan memperhatikan norma komposisi tari pertunjukan seperti, pemilihan bentuk gerak sesuai dengan isi dari ide tari, desain lantai, arah hadap, volume gerak, level gerak, iringan musik dan kostum serta properti tari yang mampu mendukung sebuah ide tari.
“Materi tari muncul dari gagasan yang bersumber dari sebuah bentuk keyakinan masyarakat adat terhadap alam dan manusia yang selalu dihubung-hubungkan dengan roh leluhur, fenomena ini tumbuh dan berkembang pada kehidupan masyarakat adat Dayak Salako Binua Sagarantukng Kota Singkawang yang merupakan salah satu komunitas norma-norma adat spirit kekuatan dalam menata kehidupan secara bersama baik terhadap alam, manusia maupun roh-roh nenek moyang,” jelas Johari.
Pada sajian tari Johari mencoba memunculkan bentuk sebuah ilustrasi keberadaan kamang (roh-roh leluhur masyarakat adat dayak) dengan beragam karakter, dipercaya masyarakat adat mampu memberikan spirit kekuatan pada kehidupan mereka oleh karenanya menjaga adat tradisi menjadi sebuah budaya kearifan lokal yang harus dipatuhi.
“Berbagai fenomena diatas, kami mencoba untuk mempresentasikan ke dalam sebuah ide karya tari daerah garapan komunitas masyarakat dayak yang mampu memberikan sebuah nuansa baru dalam perkembangan seni tari saat ini,” katanya.
Tari Kamang yang akan dibawakan, nantinya bertema roh leluhur dipercaya mampu memberikan kekuatan spiritual dalam menata kehidupan lebih baik.

Dinas Kebudayaan Aceh Gelar Seminar

Banda Aceh, NAD - Duna Kebudayaan dan Pariwisata Aceh hari ini menggelar seminar Temu Budaya Pekan Kebudayaan Aceh ke-6 di Gedung Sultan Selim II, Banda Aceh, Rabu 25 September 2013.
Kegiatan yang dibungkus dengan tema Aceh Satu Dalam Budaya ini dihadiri oleh 300 peserta dan 20 narasumber yang berasal dari tingkat lokal, nasional dan internasional.
Di antara narasumber tersebut yaitu Prof Dr Irwan Abdullah dari UGM Jogjakarta, Prof Dr Mc Kinnon dari Inggris, Dr Oman Fathurrahman dari Jakarta, Prof Dr Othman bin Yatim dari Malaysia, Prof Dr Tatiana Denisova dari Rusia dan Prof Dien Majid dari UIN Jakarta serta Prof Dr Fachry Ali, MA dari Jakarta.
Sekretariat Daerah Aceh T Setia Budi mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah saat membuka acara pagi tadi mengharapkan kegiatan ini bisa menjadi wahana pemersatu keseragaman sejarah dan budaya Aceh.
"Jika kita menelusuri sejarah masa lampau, maka kita akan menemukan banyak kekayaan budaya Aceh sejak dari abad ke 16 yang bisa membuka mata kita," kata Sekda Aceh.
Kegiatan yang dibuka sejak pukul 09.00 WIB tersebut bakal berlangsung selama dua hari, sejak Rabu 25 September 2013 hingga Kamis 26 September 2013.
Seminar Sejarah dan Budaya Aceh ini bakal berlangsung selama dua hari sejak Rabu 25 September 2013 hingga Kamis 26 September 2013 dengan meliputi 8 materi bahasan.
Di antaranya Implementasi Budaya Aceh dalam bidang pendidikan. Materi ini akan disampaikan oleh Dr M Harun Al Rasyid M Pd dan Prof Dr Warul Walidin MA. Selain itu, Harmonisasi Dinul Islam dalam pengembangan pariwisata akan diisi oleh Dr Aslam Nur MA dan Tg H Zainal Majdi yang menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat. Namun informasi yang diterima ATJEHPOSTcom, Zainal Majdi urung hadir ke Aceh.
Pemateri lain, Prof Dr Alyasa' Abubakar MA dari IAIN dan Prof Dr Dahlan SH dari Unsyiah akan mengisi materi Implementasi Budaya Aceh dalam pelaksanaan Dinul Islam di tingkat gampong. Materi lainnya yang bakal disajikan dalam seminar ini yaitu Budaya Aceh di Era Globalisasi dalam tantangan akan disampaikan oleh Prof Dr Irwan Abdullah dari UGM Jogjakarta serta Dr Jamil Yusuf dari IAIN. Materi terakhir yang akan ditampilkan pada hari pertama pelaksanaan seminar ini akan disampaikan oleh Prof Dr Mc Kinnon dan Dr Oman Fathurrahman dari Jakarta mengenai Warisan intelektual Aceh.
Di hari kedua, panitia seminar juga telah menyusun sejumlah materi menarik lainnya yang akan ajukan kepada 300 peserta dari seluruh Aceh dan perwakilan akademik. Di antaranya, Nilai-nilai perjuangan Tgk Chik Ditiro Muhammad Saman sebagai perekat sejarah dan masyarakat Aceh yang akan disampaikan Fahrul Razi, M.Ip dari Jakarta dan Dr Surayya IT, MA dari Banda Aceh.
Materi di hari kedua seminar juga akan disampaikan oleh Prof Dr Tatiana Denisova dari Rusia dan Prof Dr Othman bin Yatin dari Malaysia mengenai Aceh dalam jaringan intelektual di Era Kesultanan. Selain itu, Prof Dien Majid dari UIN Jakarta bersama Tgk H M Yusuf Wahab dari Pesantren Jeunib dan Dr Husaini Ibrahim, MA dari Unsyiah akan menyampaikan mengenai materi Warisan Intelektual Aceh kepada peserta.
Untuk materi terakhir akan disampaikan oleh Prof Dr Fachry Ali MA dari Jakarta dan Prof Dr Misri A Muchsin MA dari IAIN Ar Ranirry mengenai Aceh dalam tiga dimensi waktu.

Ada Pameran Budaya Indonesia di Museum Pasir Tottori Jepang

Tokyo, Jepang - Mau lihat budaya Indonesia, ada wayang, ada Borobudur, ada patung Bali dan sawah Indonesia yang indah, semua sedang dipamerkan dalam bentuk patung pasir di Museum Pasir Tottori, dua setengah jam berkereta api dari Osaka, sampai dengan 5 Januari 2014.
Berbagai patung pasir tersebut lucunya tidak dibuat oleh artis Indonesia tetapi justru oleh  satu tim terdiri dari 18 artis berbagai negara, tidak satu pun dari Indonesia. Mereka berasal dari Jepang, Belanda, Amerika Serikat, Kanada, India, China, Rusia, Belgia, Itali, dan Portugal.
Tema pameran memang Asia Tenggara, tetapi selama pameran lagu-lagu Indonesia, musik Sunda, Bali, Jawa yang mengalun di area pameran tersebut.
Selain patung-patung bergambar kekayaan dan alam budaya Indonesia, dengan dua dewa Bali menjaga pintu masuk dan keluar tempat pameran, muncul pula karya budaya dari negara lain seperti candi Angkor Wat, Pagoda dari Thailand, dan sebagainya.
Di tengah lokasi pameran ada pula semacam tempat pemandian seperti yang kita lihat di tempat pemandian Tampak Siring di Bali. Lengkap dengan air dan pancurannya juga dibuat di tengah lokasi pameran tersebut.
Museum Pasir Tottori milik pemda Tottori dan pameran didukung oleh Biro Pariwisata Tottori serta Asean-Japan Centre yang bermarkas di Tokyo.
Sambutan Duta Besar Indonesia untuk Jepang dipamerkan pula di sebuah panel. Dubes menghargai sekali upaya penyelenggara tersebut yang sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia di tengah masyarakat Jepang berupa patung yang dibuat dari pasir pantai (laut).
Biaya masuk 600 yen untuk dewasa dan 300 yen untuk anak-anak. Pameran seiring dengan peringatan 40 tahun kerjasama Asean-Jepang yang puncaknya akan dilakukan Desember 2013 di Tokyo dengan kehadiran para Kepala Negara Asean termasuk Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono juga direncanakan hadir di Tokyo.

Night Religius Festival Menuju Jakarta Kota Religius

Jakarta - DKI Jakarta selalu dijuluki sebagai kota metropolitan. Namun demikian, Gubernur Joko Widodo juga ingin Jakarta dikenal sebagai kota yang religius. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Provinsi Jakarta akan menggelar Night Religius Festival.
Gubernur yang akrab disapa Jokowi itu mengatakan, konsep Night Religius Festival ini sebenarnya hampir sama dengan malam muda-mudi, yaitu sejumlah ruas jalan di sekitar Monas dan Thamrin akan ditutup. Selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan 20 panggung yang diisi oleh hiburan yang bertema Islami.
Menurut Mantan Wali Kota Solo ini, festival tersebut akan digelar pada malam takbiran Hari Raya Idul Adha pada 15 Oktober mendatang.
"Kita takbiran lah, syiar. Nanti ada Opik dan Sulis. Kita ingin tunjukkan bahwa Jakarta kota religius," ujar dia, Senin (23/9).
Selain itu, lanjut dia, dalam event tersebut juga akan dihadirkan karnaval seribu bedug yang akan mengelilingi jalan. Jokowi juga mengatakan, sejumlah kyai dan alim ulama akan diundang untuk menghadiri Night Religius Festival itu.

Pekan Ini Sumbawa Gelar Festival Moyo

Mataram, NTB - Selama 10 hari, mulai 20-29 September 2013, Festival Moyo diselenggarakan di kota Sumbawa Besar. Dalam pekan budaya Sumbawa ini ditampilkan berbagai atraksi yang diawali pembukaan di depan Pendopo Sumbawa.
Ada 800 peniup Basarune (alat tiup Sarune) yang secara massal mengawali meniup tiga melodi Temung Nguri. Temung Nguri berkisah tentang keagungan dan kebesaran serta kejayaan Kesultanan Sumbawa. Ini digunakan sebagai irama kehormatan penerimaan tamu. Kemudian Temung Batu Ngangak dari kisah batu ngangak yang memiliki nilai kemanusiaan, penghormatan kepada seorang ibu.
Rangkaian pembukaan lainnya adalah tampilan tarian Getap Bagentar yang menggambarkan semangat dan kiprah generasi muda dalam membangun bangsa. Setelah itu dilakukan parade budaya Junyung Pasaji. Para perempuan peserta parade mengenakan Bakere Dua atau berkain dua. Satu disarungkan dan satu sebagai penutup kepala atau badan. Kain bawah namanya Kre Lepang atau Kre Pelekat. Sedangkan penutup badan adalah Kre Ragi Bungkis.
Ada beberapa cara pemakaian yakni Tedung Tuntang Salonang tengah, Tedung Tuntang Salonang sisi, Tedung Tuntang Tungkam Rua (mirip Rimpu yang dikenakan suku Mbojo Bima), dan Tedung Tuntang Basalampe
Ada 24 peserta parade budaya dari 24 kecamatan yang menampilkan tema menjunjung sajian acara-acara tradisi lokal yang ada di daerah Samawa (Sumbawa). Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa Hasanudin mengatakan, pernak-pernik tradisi Samawa yang sangat banyak namun jarang ditampilkan adalah Junyung Pasaji (menjunjung sajian). "Selama ini hanya ritualnya saja. Bajunyung jarang dilirik," katanya kepada Tempo, Jum'at 20 September 2013 petang.
Junyung Pasaji di atas kepala perempuan itu ditampilkan berbeda-beda oleh seluruh kecamatan peserta. Menurut Hasanudin, dalam tradisi Samawa, seluruh ritual mulai dari khitanan anak-anak, mengantar mengaji hingga tamat, sampai perkawinan ada Junyung Pasaji-nya. "Bahkan ada tradisi Junyung Pasaji yang tidak ada di kecamatan lain," ujarnya.
Misalnya Antat Penita dari Kecamatan Utan yang dibawa oleh para gadis untuk diantar ke rumah calon pengantin perempuan untuk makan bersama. Betanak Mulir (ruh) yang dilakukan pada musim kemarau panjang sebagai ritual memohon hujan mengenakan mukena putih di Kecamatan Empang. Ketika padi baru ditanam diharapkan tumbuh subur dan berbuah lebat. Adapun Junyung Pasaji Sedekah Ponan (nama bukit - sebagai lokasi makam Haji Batu seorang penyebar Islam di Moyo Hilir). Seluruh makanan tidak boleh digoreng tapi direbus dan dibungkus menggunakan daun pisang kelapa atau bambu. Bahan dasar makanan dari beras dan ketan.
Direktur Jenderal Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Firmansyah Rahim mengatakan, festival Moyo ini telah menjadi ajang aktualisasi budayawan, seniman, pegiat pariwisata, dan masyarakat Sumbawa. "Serangkaian kegiatan ini merupakan starting point pembangunan pariwisata di sini," ucapnya sewaktu membacakan sambutan Wakil Menteri Kemenparekraf Sapta Nirwandar.
Atraksi lainnya dalam Festival Moyo 2013 adalah Barapan Kebo yang berlangsung di Desa Serading Kecamatan Moyo, termasuk penilaian kerbau hias dan lomba Nguman- penilaian atraksi pemilik kerbau yang berjoget sambil membaca pecut dalam suasana kegembiraan.
Nama Moyo diambil dari nama pulau Moyo yang sudah dikenal oleh para turis luar negeri.

Kecak Ramayana Pukau Publik Belgia

London, Inggris - Tepuk tangan sekira 500 penonton menggemuruh ketika Tim Gamelan Maha Widya Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengakhiri pementasan Tari Kecak berkisah epik Ramayana di Centre for Fine Arts Brussels (Bozar), Belgia, Kamis lalu (19/9).
Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat Hindu dari Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Yudha Triguna, yang hadir memimpin tim gamelan tersebut menyampaikan rasa bangganya bahwa para dosen dan mahasiswa/i dari UNHI dapat tampil di panggung internasional yang prestisius sekelas Centre for Fine Arts Bozar yang dibangun setelah Perang Dunia (PD) I.
Sebelumnya, penonton tampak terbius oleh pertunjukan tari yang dibawakan 40 mahasiswa/i dan dosen UNHI di bawah bimbingan seniman Bali terkemuka Prof. I Wayan Dibia.
Pementasan dibuka dengan narasi oleh sang koreografer Prof. I Wayan Dibia yang menjelaskan kepada penonton tentang struktur suara kecak dan keunikan kecak serta bagaimana penonton dapat menikmati kecak.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Kepatihan Luxemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno, kepada ANTARA News London, Minggu, mengatakan bahwa kolaborasi erat antara KBRI Brussel, Kementerian Agama RI, Bozar, dan UNHI membuat pementasan seni Indonesia di Centre for Fine Arts Bozar yang prestisius dapat terlaksana dengan baik.
Ia menyampaikan harapannya, agar promosi seni dan budaya Indonesia di panggung internasional akan terus berlangsung
Selama satu setengah jam, para penari mempertunjukkan keindahan gerakan dan harmonisasi koor vokal khas Kecak yang membuai penonton dalam cerita kisah cinta Rama dan Sinta. Didukung oleh tata akustik terbaik, tata cahaya dramatis serta kostum yang menawan, pementasan tersebut merupakan sajian seni dan budaya Indonesia yang membanggakan.
Kebanggaan tersebut seolah memperoleh harapan dari para penonton yang memberikan standing ovation dan seolah enggan meninggalkan venue ketika pementasan telah berakhir dan tirai panggung telah diturunkan.
Direktur Jenderal Protokol Kerajaan Belgia, Pierre Labouverie, bahkan secara khusus mendatangi para penari di belakang panggung untuk memberikan ucapan selamat dan meminta sang pelatih, Prof. I Wayan Dibia, untuk menerangkan kembali teknik menari kecak yang penuh semangat dan antusiasme.
-

Arsip Blog

Recent Posts