Sambut STQ Seluruh Pegawai Kenakan Baju Melayu

Anambas, Riau - Semua Jajaran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas diwajibkan memakai baju kurung melayu lengkap disaat pelaksanaan Seleksi Tilawatil Quran yang berlangsung 13 – 18 Maret 2017 mendatang.

“Ini sebagai bentuk dukungan dan menyemarakan Pelaksanaan STQ V ,” kata Wakil Bupati Kepulauan Anambas Wan Zuhendra Senin (13/3)

Cara ini jelas Zuhendra sebagai cara satu cara untuk melestarikan adat istiadat. ” Kalau tidak diterapkan pada moment seperti ini, sudah banyak yang enggan memakai pakaian melayu lengkap,” jelasnya.

Karena itu, selain STQ ini ada sejumlah momen yang dianggap penting dan wajib memakai baju kurung melayu dengan asesori yang lengkap. Diantaranya saat HUT Kabupaten Kepulauan Anambas, HUT Provinsi Kepri, dan beberapa agenda lain. “Sejumlah Momen ini di Anambas memang diwajibkan memakai Baju Kurung Melayu Lengkap,” ungkapnya.

Wan, mengisyaratkan agar penggunaan Baju melayu lengkap menjadi khazana budaya yang akan dilestarikan dan menjadi salah satu daya tarik di Anambas. “Untuk saat ini disetiap hari Jumat hari kerja sudah diberlakukan menggunakan baju Kurung lengkap,” tukasnya.

Sebelumnya, untuk menyambut pelaksanaan STQ ini banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan mulai dari pemakaian baju kurung melayu, hingga pemusnahan anjing liar meski hanya dikhususkan di Tarempa kecamatan Siantan. Setelah acara selesai baru akan dilaksanakan pemusnahan di kecamatan lain. “Kita hanya fokus dulu di kecamatan Siantan, kecamatan lainnya nanti menyusul,” jelasnya.

22 Mahasiswa Jepang Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia Selama 3 Pekan, Hasilnya Cukup Mengejutkan

Blimbing, Jatim – Acara Bunga 2017 yang dilaksanakan STIE Malangkucecwara menjadi penutupan pembelajaran 22 mahasiswa Jepang ke kampus tersebut, Rabu (15/3/2017).

22 mahasiswa Jepang dari Kanda University of International Studies itu terbagi dalam tiga kelas dengan tiga budaya yang dipelajari, yaitu tari, pencak silat, dan membatik. Para mahasiswa itu menampilkan hasil belajar selama 3 pekan lebih itu pada hari ini.

Dosen pendamping program Indonesian Student Program Malangkucecwara School of Economics (ISP MCE), Prof Suyoto mengatakan mahasiswa Jepang itu tidak hanya belajar teori, tetapi praktik budaya Indonesia.

Hasilnya bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa itu.

“Kemampuan Bahasa Indonesia-nya juga meningkat, selain penguasaan seni budayanya,” kata Suyoto kepada SURYAMALANG.COM.

Program Bunga tahun 2017 ini dilakukan dengan rancangan sistemis yang memberdayakan keluarga Indonesia dalam memerankan tutor sebaya.

“Kelas lebih banyak menekankan pada interaksi tematik dan membuat model pada tahun ini. Jadi, menajamkan pemakaian Bahasa Indonesia dan pemahaman budaya kepada mahasiswa Jepang,” ujarnya.

Kegiatan ini sudah dilakukan rutin oleh STIE Malangkucecwara selama 18 tahun. Metode praktik pada tahun sebelumnya sebanyak 30 persen. Namun, kali ini ditingkatkan menjadi 50 persen.

Suyoto berharap kegiatan tersebut akan mencitra-positifkan Indonesia di mancanegara.

“Selain itu juga dapat memberi wawasan khusus bagi yang berminat melaksanakan program Bahasa Indonesia di Jepang,” harapnya.

Dari 22 peserta, 11 orang mendalami pencak silat, tujuh orang memilih tari, dan empat orang lain mendalami seni batik tradisional.

Atraksi Seni & Budaya Sumatera Dipromosikan di Canberra

Canberra, Australia - Atraksi seni dan budaya dari Pulau Sumatera dipromosikan di Canberra, Australia. Acara ini digelar untuk menyambut datangnya Musim Gugur di Ibu Kota Australia.

Dari rilis KBRI Canberra yang diterima detikTravel, Senin (13/3/2017), pameran budaya Indonesia yang menampilkan beraneka ragam kesenian dan kebudayaan khas Pulau Sumatera digelar khusus di Balai Kartini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra pada Jumat (10/3).

Kegiatan promosi budaya ini berhasil menarik minat tinggi masyarakat Australia untuk mengenal lebih lanjut mengenai Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Hal ini tercermin ketika semua pengunjung yang datang tak sanggup menahan godaan ketika diajak menari bersama tarian khas daerah Batak, yakni Tor-Tor. Diiringi lagu Sinanggar Tulo dan Alusio Au, saking menikmatinya, mereka tak mau berhenti menari meski musiknya sudah diputar berulang-berulang.

Sejumlah pengunjung yang datang bahkan menyarankan agar dibuat program kunjungan wisata ke Indonesia. Salah satu pengunjung yang hadir, yakni Yvonne, warga Australia yang ikut menari dengan iringan lagu Sinanggar Tulo, mengatakan sangat terkesan dengan gerak tari dinamis Tor-Tor dari Sumatera Utara ini.

"Tari Tor-Tor merupakan salah satu dari tarian tradisional Indonesia yang sangat luar biasa yang pernah saya lihat selama ini," ujarnya.

Berbagai kekayaan budaya Sumatera yang dipamerkan dalam acara tersebut antara lain adalah rumah tradisional Sumatera, tarian tradisional seperti tari Saman, tari Piring, makanan khas Sumatera seperti rendang Padang, Pindang Patin, Mie Aceh, atraksi-atraksi khas seperti Lompat Batu dari Nias.

Video sejumlah destinasi wisata terkenal di salah satu pulau terindah di tanah air ini juga ditampilkan antara lain air terjun Sipiso-Piso, Teluk Kiluan, Taman Nasional Way Kambas, Ngarai Sianok, Pantai Panjang, dan lain sebagainya, yang disiapkan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra.

Menurut Nino Nadjib Riphat yang menjabat Ketua DWP KBRI Canberra sekaligus pendiri Indonesian Cultural Circle, yakni sebuah wadah bagi warga asing di Ibu Kota Australia pecinta seni dan budaya Indonesia, Indonesia tidak hanya terdiri dari Pulau Bali, Jakarta dan Jogjakarta saja, melainkan masih banyak sekali tempat yang harus dikunjungi.

Nino Riphat yang juga dikenal sebagai psikolog senior, menyampaikan kan bahwa Sumatera sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia menyimpan berbagai kekayaan budaya dan tradisi khas yang sangat menarik untuk dilestarikan dan dipraktekkan.

"Masyarakat di Sumatera telah memberikan kontribusi penting dalam memajukan budaya tanah air. Banyak karya seni, musik, budaya serta destinasi pariwisata yang sangat mengagumkan, tersebar di berbagai pelosok telah merebut hati masyarakat internasional, termasuk publik di Australia," tambahnya.

Untuk menyasar segmen kalangan wanita profesional di Ibu Kota negeri Kangguru, KBRI Canberra dengan menggandeng Indonesian Cultural Circle yang didirikan pada tahun 2000, sangat aktif menggelar berbagai promosi budaya Indonesia, pameran tekstil dan tenun, pengenalan beragam kuliner khas tanah air, dan pameran alat musik tradisonal dan tarian dari seluruh provinsi di tanah air, yang mendapat sambutan sangat luas dan positif dari publik di Australia.

Warga Australia dan tamu asing yang datang adalah mereka yang tergabung dalam Women International Club (WIC) di Canberra yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti diplomat, pejabat pemerintah, penulis, pengusaha, seniman hingga akademisi. Hadir pula istri Dubes Brunei Darussalam dan Presiden Women International Club Canberra, Lindy Ross.

Nino Riphat yang selama ini mendampingi suaminya, Dubes Nadjib Riphat Kesoema yang telah bertugas di berbagai belahan dunia, kemudian menutup acara promosi seni dan budaya Indonesia ini dengan mengajak pengunjung untuk menikmati hidangan kuliner khas ala Sumatera, yaitu Mie Siram Medan dan puding rempah.

Gubri Raih Gelar Datuk Seri Setia Amanah

Pekanbaru, Riau - Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman diberi gelar Datuk Seri Setia Amanah oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Gelar tersebut disematkan kepada Andi Rachman karena dianggap banyak berkomitmen dalam pelestarian kebudayaan Melayu di Bumi Lancang Kuning ini.

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Al Azhar di Perpustakaan Soeman HS Pekanbaru, Selasa (14/3/2017).

"Melalui beberapa kebijakannya, pak Gubernur telah menunjukkan komitmennya dalam melestarikan kebudayaan Melayu. Ini yang menjadi pertimbangan Majelis Kerapatan Adat," kata Al Azhar ketika ditemui di sela-sela kesibukannya dalam sidang verifikasi Pantun menuju warisan budaya tak benda, Selasa siang.

Beberapa komitmen Gubri yang disebut Al Azhar itu, diantaranya dengan lahirnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kebudayaan yang berdiri sendiri dan memiliki kewenangan yang besar.

Kemudian, pencanangan program pariwisata berbasis budaya dinilai sangat tepat karena dapat dijadikan pembatas pengembangan pariwisata agar tidak menyimpang dari adat kesopanan Melayu.

Selain itu, Andi Rachman juga menelurkan Peraturan Gubernur (Pergub) muatan lokal budaya Melayu untuk dipelajari di sekolah-sekolah sebagai wujud melestarikan kebudayaan.

"Beliau juga mengeluarkan kebijakan Riau sebagai Tanah Tumpah Darah Melayu. Sebenarnya gelar Datuk Sri Setia Amanah itu merupakan gelar harapan, bukan diukur dari apa yang dilakukannya, tapi bagaimana yang akan diperbuat Gubri kedepannya," urainya.

Ditegaskan Al Azhar, penabalan gelar itu pun telah disepakati oleh MKA sesuai dengan Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga (AD-ART) LAMR. ‎"Sesuai AD-ART, Gubri sebagai payung panji LAMR harus diberi gelar Datuk Seri," pungkasnya.

Memperkenalkan Budaya Jawa Lewat Lomba Menulis Aksara Jawa

Kendal, Jateng - Sebanyak 35 siswa dari 35 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kendal, mengikuti lomba Andhon Wasis Nyerat Aksara Jawi (terampil menulis aksara jawa).

"Lomba ini bertujuan untuk nguri nguri atau memperkenalkan budaya Jawa, terutama menulis aksara Jawa," ujar Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa SMK Kabupaten Kendal, Any Faiqoh di SMKN 2 Kendal, Rabu (15/3/2017),

Any menjelaskan, lomba tingkat SMK se-Kabupaten Kendal ini merupakan seleksi awal untuk selanjutnya berkompetisi di tingkat provinsi.

Ada tiga kriteria penilaian dalam lomba ini, yaitu ketepatan, kerapian, dan keindahan dalam menulis aksara Jawa. “Kita mengambil juara 1 sampai dengan tiga. Tapi yang mewakili maju ke tingkat Provinsi , hanya juara satu,” kata Any.

Salah satu peserta lomba, Rani Oktaviana dari SMKN 4 Kendal mengaku bisa menulis aksara Jawa. Namun tulisannya belum bisa rapi.

“Padahal salah satu peniliannya adalah kerapiannya,” ucapnya sambil tersenyum.

Juara dalam perlombaan itu adalah Dhara Ayuning Tyas dari SMK Adhi Yudha Karya Patean, diikuti Isnaeni dari SMKN2 Kendal sebagai juara 2 dan Silvia Dita Prastiwi dari SMK Muhamadiyah 1 Weleri, sebagai juara 3.

Ciptakan Ikon Kota, Pemko Batam Gunakan Ornamen Melayu di Flv Over

Batam, Kepri - Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus berusaha menciptakan ikon kotanya. Kali ini akan direncanakan dari jembatan layang atau flv over di Simpang Jam. Rencananya fly over itu akan dihiasi ornamen Melayu.

Kabag Humas Pemko dan Protokol Kota Batam Ardi Winata mengatakan, fly over yang sedang dikerjakan itu akan dihiasi beberapa motif Melayu dengan beragam warna. Mulai dari pagar hingga pilar, seperti di motif pucuk rebung, setampuk manggis, lebah bergayut dan julur kacang. Selain itu, jembatan ini akan dilengkapi dengan relief perahu elang laut.

"Fly over nantinya akan kaya dengan ornamen Melayu. Wali Kota minta masukan dari Lembaga Adat Melayu (LAM). Saat ini memang belum semua dibangun. Tapi kisi setampuk manggis dan pucuk rebung sudah mulai terlihat," jelas Ardi seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group), Senin (20/2).

Menurutnya, dengan ornamen Melayu tersebut, jembatan layang akan menjadi salah satu ikon yang membanggakan di Batam. Tentunya Wisatawan lokal maupun asing bisa lebih mengenal Batam dari jembatan tersebut. "Selain sebagai jembatan, dapat jadi ikon yang membanggakan di daerah Melayu. Mudah-mudahan tahun ini jembatan sudah bisa selesai," harap Ardi.

Sementara, Satuan Kerja (satker) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Andre Sirait mengatakan, progres pengerjaan jembatan layang sudah mencapai 52 persen untuk pembangunan pondasi. Pengerjaan secara keseluruhan ditargetkan selesai akhir tahun ini. "Kondisi di lapangan ada dua fly over dibangun berbarengan. Sekarang baru sampai pilar sisi kiri," sebut Andre.

Dia mengakui pihaknya sengaja mengadopsi muatan lokal seperti ornamen Melayu di jembatan tersebut. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Batam, Rudi dan LAM soal itu. "Kami lagi hitung pendanaan, cukup atau tidak kalau mengadopsi (ornamen Melayu) semua. Kalau tidak cukup, mungkin bertahap dulu," jelasnya.

Diketahui jembatan layang di Simpang Jam akan dibangun sepanjang 165 meter dengan lebar 32,2 meter, dan ketinggian 9 meter. Jembatan tersebut memiliki konstruksi box girder.

Hingga kini puluhan pekerja masih tampak menyelesaikan bangunan fly over yang sudah memiliki dua pondasi besar. Kondisi jalan sekitar pun masih berkabut karena pembangunan tersebut. Bahkan sejumlah pengendara sempat bingung karena tidak beraturannya alur jalan tersebut.

Yuk, Jelajah Budaya di Festival Krakatau Lampung 2017

Lampung - Festival Krakatau Lampung menjadi salah satu perhelatan kebudayaan kebanggaan masyarakat Lampung. Festival ini hampir diadakan rutin setiap tahun, dengan tema budaya dan tradisi yang khas Lampung.

Salah satu agenda utama yang selalu dinanti wisatawan di Lampung Krakatau Festival adalah tur ke Gunung Anak Krakatau. Tak hanya itu, tapi kamu juga bisa melihat keindahan pesta pantai yang digelar di beberapa pantai cantik di Lampung, seperti Pulau Tangkil dan Pantai Mutun di Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Aktivitas lainnya seperti snorkeling, fun swimming, bermain layang-layang, food festival, hingga berbagai perlombaan bisa kamu rasakan di sini.

Festival Krakatau atau yang juga dikenal dengan nama Lampung Krakatau Festival tak hanya jadi wadah untuk mempromosikan Gunung Krakatau sebagai destinasi wisata. Namun juga bertujuan untuk mengenalkan lokasi pelesir lainnya seperti Pulau Pahawang, Teluk Kiluan, Air Terjun Putri Malu, serta Taman Nasional Way Kambas ke wisatawan.

Festival Krakatau 2017 akan berlangsung pada tanggal 21 Agustus – 27 Agustus 2017 mendatang. Yuk, ramaikan dan saksikan kemeriahannya.

Pantun Dimasukkan Kategori Budaya Hampir Punah

Tanjungpinang, Kepri - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri menyampaikan bahwa pantun masuk dalam kategori budaya yang dideskripsikan berada dalam situasi mendesak dan hampir punah.

"Karena disinyalir tokoh pantun sudah berusia tua dan berjumlah sedikit, sementara regenerasi penerus pantun belum banyak," kata Kepala BPNB Kepri Toto Sucipto, di Tanjungpinang, Sabtu (11/3).

Lantaran hal itu, pantun dimasukkan ke kategori "Urgent Safeguarding List" untuk usulan ke UNESCO. Keputusan itu merupakan final dalam pembahasan pantun bersama antara BPNB Kepri, Dinas Kebudayaan Kepri, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Tim Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan 100 masyarakat Kepri di Dompak.

Selain itu, berbagai elemen masyarakat yang hadir juga telah menandatangi komitmen bersama untuk menjadikan pantun sebagai warisan budaya dunia.

"Komitmen ini juga merupakan kelengkapan pendukung referensi di samping syarat yang lain, seperti mengisi formulir nominasi, video, dan foto," ungkapnya.

Dengan komitmen tersebut, kata Toto, maka ada rencana aksi dari masyarakat setempat untuk melestarikan pantun. Bahkan tim dari Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam menunggu kelengkapan syarat tersebut untuk bersama mengajukannya ke UNESCO.

Toto menjelaskan banyak manfaat strategis bila pantun diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

"Di antaranya, pantun dapat dijadikan strategis komunikasi masyarakat, terutama dalan komunikasi 4 negara pengusungnya," ujar Toto. Manfaat lainnya adalah peluang promosi gratis menggaungkan pantun secara internasional yang sebelumnya dilakukan masyarakat dalam skala kecil.

"Pantun juga akan dapat memicu kebanggaan masyarakat Indonesia, karena sudah diakui dunia. Artinya dari tidak peduli terhadap pantun, menjadi pribadi yang peduli, karena dunia saja mengakui pantun tersebut," tuturnya.

Tokoh Melayu Ini Prihatin dengan Penggunaan Bahasa Keseharian Warga Pekanbaru

Pekanbaru, Riau - Panglima Laskar Melayu Riau (LMR), Umar Said prihatin terhadap penggunaan

bahasa keseharian warga Pekanbaru. Menurutnya, warga Pekanbaru lebih banyak menggunakan bahasa daerah lain ketimbang bahasa Melayu.

"Setiap saya datang ke kantor atau instansi di Pekanbaru, banyak pegawai atau tamu disana memakai bahasa daerah lain, bukan bahasa Melayu. Kadang saya tak mengerti bahasa mereka. Padahal Pekanbaru ini negeri Melayu. Seharusnya penduduknya juga berbahasa Melayu," ujarnya.

Ia mengatakan, di Riau ini memiliki banyak logat Melayu. Untuk itu, menurutnya, perlu diambil satu logat acuan sebagai bahasa Melayu persatuan di Pekanbaru.

"Logat Melayu itu kan banyak. Ada Melayu logat Bengkalis, Selatpanjang, Kampar ataupun Rohil. Namun yang cocok untuk Pekanbaru itu Melayu logat Siak," katanya.

Umar menjelaskan, Melayu logat Siak karena berdasarkan sejarahnya, Pekanbaru sangat dekat dengan Kerajaan Siak. Maka wajar jika Melayu logat Siak diterapkan sebagai bahasa sehari-hari masyarakat Pekanbaru.

Joged Sonde Tutup Kemeriahan Riau Art Camp Festival 2017

Pulau Rupat, Riau - Joget Sonde dari Desa Sonde, Kabupaten Kepulauan Meranti telah menghebohkan kegiatan Rakor Pariwisata Riau dan berhasil menutup Riau Art Camp Festival 2017 dengan meriah yang berlangsung di Pantai Tanjung Lapin, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis.

Rakor yang digelar bersamaan dengan penampilan 200 seniman dan musisi Riau ini berakhir dengan meriah, karena Joged sonde yang telah ditetapkan jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 ini berhasil membawa para penonton untuk berjoget dan menari bersama.

Terlihat juga Kepala Bidang Ekonomi Kreatif di Dinas Pariwisata Riau, Dandun Wibawa dan Kepala Disparpora Bengkalis, H Edwar Daud yang larut menari bersama penonton lainnya dalam kemeriahan tersebut.

Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti Drs H Ismail Arsyad MSi, mengatakan, joget sonde sengaja dihadirkan sebagai peserta Riau Art Camp Festival berdasarkan hasil kurasi tim pengamat dari Dinas Pariwisata Provinsi Riau sebagai perwakilan Meranti untuk menyajikan satu pertunjukan bersama 20 sanggar dari 12 kabupaten/kota lainnya.

Menurut Ismail, kegiatan tersebut digelar Dinas Pariwisata Provinsi dalam rangka mengembangkan pariwisata Riau dan mengangkat ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya dalam sektor seni pertunjukan yang bertajuk Riau Art Camp Festival.

Pada pertunjukan itu, joget sonde yang ditampilkan bukanlah tradisi, melainkan dalam bentuk kreasi. Dimana dalam proses penggarapannya melibatkan dua sanggar yakni Sanggar Kemas Selatpanjang dan Kepurun Desa Alai Selatan.

Joget Sonde merupakan salah satu tarian yang dipopulerkan oleh sekelompok sanggar seni dari Suku Akit yang ada di Desa Sonde, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti. Sejak dulu tarian ini selalu ditampilkan dalam berbagai kegiatan.

Penampilan para penari dan pemusik yang terkesan memiliki daya magis menjadi ciri khas tersendiri dari seni tari ini. Sehingga tak heran jika bunyi biola, gendang dan ketawak yang dimainkan begitu merasuk di jiwa.

Penari-penari joged ini dahulunya adalah gadis suku asli di Sonde atau Sokop, berpakaian bawahan kain atau rok panjang terus baju kebaya lengan panjang ditambah selendang, masih sopan dan tidak minor, dengan make up agak tebal.

Sebelumnya juga joged Sonde ini telah mewakili Riau di tingkat nasional pada Parade Tari Nusantara di Provinsi Bangka Belitung bulan Juli 2016.

Tarian joged Sonde berhasil menyisihkan tujuh kelompok dari kabupaten kota lainnya. Selain itu, kelompok dari kabupaten ini juga berhasil meraih juara umum karena

karena disamping sebagai penyaji terbaik, juga mendapatkan penata musik terbaik di helat parade tari yang ditaja UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan Provinsi Riau.

Riau Art Camp Festival sendiri dibuka langsung oleh gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman yang ditandai dengan memetik gambus bersama Bupati Bengkalis Amril Mukminin, ketua DPRD Bengkalis, dan didampingi Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau Fahmizal Usman.

Pada acara yang sama gubernur juga meluncurkan buku tentang pariwisata berjudul "Riau The Homeland of Melayu Apa Mengapa Pariwisata Riau", dan acara dilanjutkan dengan penampilan Riau Rhythm Chambers para pemusik proto melayu yang digawangi oleh Rino Dezapaty dan aksi panggung berikutnya menampilkan tarian Zapin Api.

Explore Sumatera Menggema di Trondheim Norwegia

Trondheim, Norwegia - Perhimpunan Pelajar Indonesia Trondheim (PPIT) bekerja sama dengan Keluarga Indonesia Trondheim dan KBRI Oslo telah menyelenggarakan acara Malam Budaya Indonesia untuk kedua kalinya di Trondheim, Norwegia, pada hari Sabtu, tanggal 4 Maret 2017 dan mengangkat tema Explore Sumatera.

Lebih dari 200 pengunjung, yang sebagian besar merupakan warga Norwegia dan komunitas internasional lainnya di Trondheim dan sekitarnya, terlihat memadati Kulturbygget (Gedung Budaya) Byåsen Skole, Trondheim, Norwegia untuk menikmati serangkaian pertunjukan tari dan musik dari pulau Sumatera. Kota Trondheim terletak sekitar 500 km di utara kota Oslo, selama ini dikenal sebagai "ibu kota" ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) Norwegia.

"Melalui Malam Budaya Indonesia ini, kami ingin terus memperkenalkan budaya Indonesia dengan harapan bahwa warga kota Trondheim dan wilayah sekitarnya, serta international students di Trondheim, dapat lebih mengenal Indonesia yang kaya akan seni budaya, etnik dan bahasa," jelas Ketua Panitia Irene Hutami, mahasiswa S2 jurusan Sustainable Architecture di Norwegian University of Science and Technology (NTNU) melalui siaran pers yang diterima Minangkabaunews, Senin (6/3/2017).

Dalam kesempatan membuka acara tersebut, Duta Besar RI untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto memperkenalkan secara singkat mengenai kharakteristik seni dan budaya pulau Sumatera kepada para pengunjung yang hadir. Dubes Yuwono juga kemudian menyampaikan rasa gembiranya dan apresiasi yang tinggi kepada PPIT dan masyarakat Indonesia yang berada di Trondheim atas konsistensi dan kerja kerasnya dalam upaya mempromosikan citra Indonesia melalui acara Malam Budaya Indonesia.

"Saya berharap dengan adanya Malam Budaya ini, keberadaan Indonesia berikut seni dan budayanya akan semakin kuat dan dikenal di kota-kota Norwegia bagian utara, dan tidak hanya di Ibukota Norwegia, Oslo. Melalui diplomasi budaya, terutama ketika melibatkan kolaborasi antara Indonesia dan Norwegia, diharapkan akan semakin terjalin komunikasi beyond borders untuk dapat lebih menguatkan rasa saling pengertian, saling kenal dan kerja sama antara masyarakat Indonesia dan Norwegia," tutur Dubes Yuwono.

Dubes Yuwono juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan acara, termasuk kepada perwakilan dari Pemerintah Kota Trondheim yang turut hadir, Stine Kvam, serta bintang tamu Audun Kvitland yang memeriahkan dan menjadi penutup acara malam budaya tersebut dengan menyanyikan lagu "Nasi Padang" dalam dua bahasa, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Pada acara Malam Budaya Indonesia tersebut, ditampilkan berbagai pertunjukkan diantaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Zapin, Tari Saman, penampilan lagu-lagu daerah, pemutaran video wisata dan penampilan angklung oleh anggota PPIT yang dikemas ke dalam suatu bentuk cerita penjelajahan anak Indonesia bernama Udin di pulau Sumatera.

Selain itu, kuliner Indonesia menjadi favorit pada malam tersebut. Para pengunjung yang hadir dapat membeli berbagai masakan dan penganan khas Indonesia yang dijual oleh sejumlah masyarakat Indonesia di Trondheim, seperti diantaranya nasi kuning, nasi padang, nasi uduk, mie goreng, lontong sate, siomay, pempek, kue dadar gulung, risoles, onde-onde dan masih banyak penganan lainnya.

Malam Budaya Indonesia tersebut juga dimeriahkan dengan fashion show pakaian tradisional Indonesia yang ditampilkan oleh anak-anak dan masyarakat Indonesia di Trondheim. Puncak fashion show ini menampilkan karya perancang busana Alphiana Chandrajani yang bertemakan ‘"Sarong is the New Denim" dan dibawakan oleh model-model profesional Norwegia, diantaranya Hege Wollan, model keturunan Purwokerto-Trondheim yang berkarir di Indonesia dan Norwegia. (KBRI Oslo)

‘Dari Bumi Nyiur Melambai, Poco-Poco Mendunia’

Manado, Sulut - Gerbong Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI) Sulawesi Utara (Sulut) siap meluncur. Usai dilantik, Selasa (7/3) kemarin, sejumlah program langsung dimatangkan. Salah satunya pemecahan rekor dunia tarian Poco-Poco.

Ketua Umum FOKBI, Sapta Nirwandar mengatakan, tahun 2018 mendatang FOKBI berencana akan menggelar kegiatan Poco-Poco massal yang melibatkan satu juta orang dengan peserta dari seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan, rencana tersebut merupakan bagian dari upaya memperkuat popularitas Poco-Poco sebagai salah satu olahraga kreasi budaya di Indonesia.

"Kan kalau di Argentina mereka bangga sekali dengan tarian Tango, ada Sumba. Ya, Poco-Poco juga harus jadi kebanggaan kita, terutama di Sulawesi Utara, tempat kelahiran olahraga ini," ujarnya di sela-sela pengukuhan pengurus FOKBI Sulawesi Utara, di Hotel Peninsula Manado, Selasa (7/3).

Sapta menilai, Poco-Poco juga bisa menjadi merek atau brand pariwisata di Bumi Nyiur Melambai. Sebagaimana diketahui, parisiwata menjadi salah satu andalan Bumi Nyiur Melandai dalam mendongrak pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, Sapta menuturkan gerakan Poco-Poco perlu terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada generasi muda.

“Dalam sebuah studi, Poco-Poco ternyata bermanfaat mencegah beberapa penyakit seperti alzheimer dan diebetes. Studi yang dilakukan Dr. dr. Ria Maria Theresa, Spkj menunjukkan fungsi kognitif otak akan terlatih berkat gerakan tari poco-poco yang merangsang fungsi eksekutif otak,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Harian FOKBI Sulut, Greetty Tielman mengatakan, pasca pelantikan pengurus FOKBI Sulut akan langsung bekerja.

“Tahun ini kita ada beberapa iven poco-poco. Persiapan akan dilakukan sedemikian baik agar pada saat pelaksanaan semua berjalan lancar. Kita akan bekerja tim membudayakan dan melestarikan Poco-Poco,” ungkapnya.

Greetty menuturkan, dari Sulawesi Utara Poco-Poco ini akan mendunia. Dengan bgeitu kata dia, ada manfaat bagi masyarakat Indonesia terutama di Sulawesi Utara dalam hal perekonomian lewat promosi pariwisata dan budaya.

“Dari data yang saya dapat, tahun lalu itu, jumlah kunjungan turis asing ke Sulawesi Utara mencapai 48.288 orang atau meningkat 178,4 persen. Adapun per Januari 2017, jumlah pelancong asing mencapai 7.674 orang atau naik 12 kali lipat dibandingkan dengan Januari 2016. Nah, ini berarti Sulawesi Utara sangat diminati wisatawan mancanegara. Kita di daerah, tentu harus siap dengan berbagai kegiatan, salah satunya dengan iven Poco-Poco,” tandasnya.

Wow, 12 Artis Ibu Kota Akan Ramaikan Pekan Raya Sumatera Utara

Medan, Sumut - Tercatat 12 artis papan atas ibu kota akan menghibur pengunjung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) pada 17 Maret - 17 April 2017. Even provinsi itu akan terpusat di dj Tapian Daya, Jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera Utara. Selain itu, ada sekitar 33 Kabupaten dan Kota di Sumut akan menampilkan berbagai kesenian budayanya di tempat yang sama. "Sukses untuk acara PRSU di Medan," ucap Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom itu semakin confidence, Sumut terus berbenah, semakin baik. Dia berharap soal kebersihan, kerapian, dan 14 pilar di Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum itu dibenahi terus. "Kalau ingin menjadi global player, ya harus benchmark dengan global standart," sebut Arief Yahya yang lare osing Banyuwangi ini.

Dengan tema Prestige, Reborn, Spirit, dan Up to Date, PRSU akan menghadirkan konsep dan kemasan baru yang berbeda dengan hadirnya wahana atraktif dan pementasan budaya dan seni terbesar yang pernah terselenggara.

Adapun artis ibukota yang akan tampil antara lain Band Kotak (Sabtu18 Maret 2017), Band Netral (Minggu, 19 Maret 2017), Band Last Child (Jumat, 24 Maret 2017), Band Lyla (Sabtu, 25 Maret 2017), Band Musikimia (Minggu, 26 Maret 2017), dan Band Gangstarasta (Selasa, 28 Maret 2017).

Kemudian dilanjutkan penampilan Judika (Jumat, 31 Maret 2017), Rosemary (Minggu, 2 April 2017), Rizky Ridho (Minngu, 9 April 2017), Govinda (Jumat, 14 April 2017), Band Sheila On7 (Sabtu, 15 April 2017) dan Band NAFF (Minggu, 16 April 2017).

“PRSU ini untuk memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh tiap kabupaten dan kotamadya yang ada di Sumatera Utara dalam seni dan budaya yang menjadi ciri khasnya. Dengan penampilan artis-artis ibukota, akan membuat PRSU lebih istimewa. Ini harus dimaksimalkan agar menjadi menarik dan semakin diminati pengunjung,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti.

Event yang diadakan sejak tahun 1972 ini ditargetkan mendapat kunjungan 200.000 sampai 230.000 orang setiap harinya. Dengan harga tiket masuk Rp 15.000 untuk hari biasa, dan Rp 20.000 untuk akhir pekan, PRSU 2017 juga akan menyediakan berbagai jajanan kuliner.

"Warga Sumatera Utara patut berbangga hati karena di Indonesia hanya ada dua pekan raya yakni Pekan Raya Jakarta (PRJ) di ibukota, dan di Medan sendiri yakni PRSU. PRSU ini sebagai miniatur Sumatera Utara, dengan menghadirkan lebih dari 30 atraksi seni dan budaya yang melibatkan 33 kabupaten dan kotamadya dari Sumatera Utara,” ujar Esthy.

Ketua Inspirasi Media Communication, Sofyan Sauri selaku Promotor dari PRSU 2017 menambahkan, citra PRSU sudah semakin baik sejak tahun 2016 yang lalu. Phaknya mengklaim telah banyak melakukan pembenahan-pembenahan untuk menunjang event ini makin diminati, termasuk mendatangkan artis dari Ibukota.

"Dari tahun ke tahun terus kami evaluasi dan kita benahi agar lebih baik. Artis-artis yang akan tampil sebagian besar sudah konfirmasi. Apabila ada yang tidak bisa pun akan kami gantikan artis yang setara levelnya,” ungkap Sofyan.

Sofyan menjelaskan, pihaknya juga menyediakan tiket elektronik (e-Card) di samping tiket manual seperti selama ini. Dengan e-Card, pengunjung cukup membeli dengan harga Rp 130.000 untuk memasuki arena PRSU selama digelar. “Memakai e-Card ini lebih hemat dibandingkan kita membeli tiket biasa, karena kita ingin menjadikan harga masuk arena PRSU itu murah dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.

PRSU 2017 berada di jalan Medan-Binjai Km 6 merupakan kompleks ruang pameran dan ruang terbuka dengan luas berkisar 6.5 hektare yang terdiri dari hall A, B, C, dan Hall serbaguna serta bangunan stand pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini pada awalnya tempat pelaksanaan pameran bangunan yang disebut Pekan Raya Sumatera Utara dengan tujuan untuk mempromosikan potensi masing-masing daerah kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Secara khusus bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berkembang di wilayah Sumut, agenda promosi seperti ini akan membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan investor sebanyak-banyaknya untuk datang dan menanamkan modalnya. Objek-objek wisata di Sumut juga dapat diekspos dengan lebih lagi melalui PRSU, sehingga membuka kesempatan bagi pertambahan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).

Tercatat, dari Januari-Oktober 2016, Wisman yang datang melalui tiga pintu masuk utama Sumut, yakni Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Tanjung Balai, mencapai 181.043 orang. Jumlah total wisman Sumut hingga November 2016 sejumlah 204.603 orang.

Wisman dari Malaysia adalah yang paling banyak berkunjung ke Sumut di periode Januari-Oktober 2016 itu, yakni sebanyak 88.711 orang atau 49,04%. Terbanyak kedua dari Singapura 10.500 orang, disusul Tiongkok 5.485 orang, Belanda 4.127 orang, Australia 3.620 orang, Jerman 3.512 orang, Inggris 2.643 orag, Amerika Serikat 2.516 orang, Thailand 2.462 orang, dan India 1.810 orang.

Pemkab Pelalawan Bersiap Gelar Festival Bekudo Bono 2017

Pangkalankerinci, Riau - Sejak ditetapkannya Festival Bekudo Bono Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Riau masuk dalam event kalender Pariwisata Nasional Tahun 2017. Pemerintah Daerah (Pemkab) Pelalawan bersiap menggelar festival tersebut. Hanya saja jika sejak tahun 2013 pagelaran Bekudo Bono digelar pada bulan November namun pada tahun ini digelar pada bulan Maret.

Saat ini Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pelalawan tengah mematangkan ‎persiapan guna menggelar event Pariwisata Nusantara Festival Bekudo Bono di Teluk Meranti Pelalawan Riau yang akan digelar selama 3 hari yakni tanggal 12 hingga 14 Maret ‎2017 mendatang.

”Seluruh persiapan sedang dimatangkan, dan kita sudah mulai koordinasi dengan pihak Propinsi maupun Kementerian Pariwisata. Berbagai persiapan untuk lokasi Bekudo Bono juga sudah mulai dipersiapkan. Masyarakat Teluk Meranti pada dasarnya sudah standby dalam perhelatan yang akan digelar,” papar Kadisparbudpora Kabupaten Pelalawan Andi Yuliandri,S.Kom, didampingi Muktarius Mpd kepada wartawan diruang kerjanya, Rabu (08/03/17) .

Dikatakan Andi, event Pariwisata Nusantara Festival Bekudo Bono di Teluk Meranti Pelalawan Digelar 12-14 Maret . Pada tanggal 12 Maret pagi festival Bekudo Bono akan dibuka di depan Kantor Camat Teluk Meranti. Pada hari pertama akan digelar perlombaan Jung Katil, lomba sampan, tahap penyisihan untuk Bekudo Bono dan penyisihan selancar atau surfing.

"Hari ini formulir para peserta sudah disebar. Panitia lokal dari masyarakat yang menghandle. Saya kira peserta akan ramai dan menurut informasi banyak masyarakat antusias mengikuti event Bekudo Bono ini,” ungkapnya.

Dilanjutkan Andi, puncak acara Bekudo Bono yakni tanggal 14 Maret 2017. Dijadwalkan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya akan hadir bersama Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman bersama rombongan serta didampingi Bupati Pelalawan H.M.Harris.

"Seluruh persiapan kedatangan Menteri dan Gubri sudah dipersiapkan termasuk untuk titik lokasi pendaratan helikopter di lapangan SMA dan lapangan bola kaki," jelasnya.

Ditanyakan soal mendatangkan peselancar dunia, Andi menyatakan belum ada jawaban dari Event Organizer (EO). "Ya Kita sudah koordinasi cuma hingga kini kepastian keikutsertaan peselancar dunia tersebut belum ada jawaban. Kita masih tunggu,” ucapnya.

Sementara itu selama pelaksanaan event Bekudo Bono pada malam harinya akan digelar pentas Seni Budaya dari masyarakat. "untuk mengisi hiburan selama pelaksanaan Bekudo Bono dari masyarakat akan menampilkan pentas seni budaya berlokasi didepan kantor Camat,” pungkasnya.

Disinggung soal hadiah bagi para pemenang lomba, Andi menyebutkan semuanya sudah dipersiapkan baik dari anggaran Dinas, Kecamatan maupun dari sponsor. Namun Andi tidak mau menyebutkan spesifikasi hadiah bagi para pemenang.

Sebentar Lagi Pantun Menjadi Warisan Budaya Dunia

Batam, Kepri - Pantun akan diusulkan menjadi warisan budaya dunia ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco) oleh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

"Saat ini kami sedang melengkapi dokumen tentang pantun sebagai kelengkapan syarat ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco)," kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) wilayah Kepulauan Riau Toto Sucipto, Selasa.

Seperti yang dilansir Antara, pantun sudah sering digunakan dalam seharian masyarakat, pemerintah, bahkan dalam komunikasi formal maupun nonformal. Ia juga menambahkan, budaya pantun sudah tersebar luas di empat negara tersebut dan penyebarannya tidak terbatas pada wilayah administratif negara.

"Dilihat dari pengusungnya, maka kemungkinan empat negera ini bisa dikatakan sebagai pemilik pantun," ucap Toto.

"Tidak ada klaim antar negara, di Indonesia saja pantun juga berkembang di Riau, Kepulauan Riau, Jakarta, dan daerah lainnya," ungkap Kepala BPNB wilayah Kepri, Riau, Babel dan Jambi tersebut.

Ia juga mengatakan, Maret 2017 ini akan datang tim ahli dari pusat ke Tanjungpinang, Kepulauan Riau, untuk memeriksa kelengkapan syarat pengusulan pantun tersebut.

Selain itu, akan diadakan juga pertemuan dengan dinas kebudayaan Kepri dan 100 warga Kepri untuk berbicara soal pantun. Ia ingin melihat komitmen warga untuk mengusung pantun agar menjadi warisan budaya dunia.

Potensi Keragaman, Kutai Timur Punya 42 Sanggar Seni Budaya

Kutim, Kaltim - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kutai Timur (Kutim) telah memetakan keberadaan seluruh sanggar seni budaya di Kabupaten Kutim.

Berdasarkan data 2015, tercatat sebanyak 42 sanggar seni budaya yang terdaftar di Dinas Kebudayaan.

"Kita pernah mencatat jumlah sanggar seni budaya yang aktif 2015 sebanyak 42, ini termasuk sanggar seni budaya teaterikal. Tapi, kami sekarang belum tahu, apakah sanggar segitu masih eksis?," ujar Kepala Bidang Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Disbud Kutim, Budi Amuranto, Selasa, 7 Maret 2017.

Budi berharap, Disbud Kutim sebagai pembina sanggar seni budaya mampu menemukan berbagai persoalan sekaligus mencari solusi demi kemajuan aktivitas sanggar seni budaya.

Keaktifan kegiatan di sanggar seni budaya, lanjut dia, sangat berpengaruh dalam membangun promosi Kutim di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Untuk itu, para pengurus sanggar diharapkan giat untuk membangun jaringan.

Budi menambahkan, sebuah sanggar tidak bisa selamanya mengandalkan pendanaan dari pemerintah, melainkan harus menggaet pihak swasta atau sponsor untuk mendorong kreatifitas sanggar seni budaya yang lebih baik.

"Makanya kemarin saya sarankan pelaku-pelaku sanggar untuk sharing dan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan. Jadi tidak perlu sungkan, kita bisa berbagi informasi dan saling mengisi terkait dengan perkembangan dan kemajuan sanggar seni budaya," katanya.

Disbud Kutim lanjut Budi juga akan memperbaharui data sanggar seni budaya di 2017, termasuk pendataan pelaku sanggar atau para seniman di Kutai Timur.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan perhatian serius terhadap para pelaku seni dan budaya yang selama ini masih terabaikan.

"Masih dalam tahap persiapan dan pemantapan program. Para seniman juga nanti akan kami data biar semua dapat teridentifikasi dengan jelas dan pasti," tuturnya.

Ultah Kelima, Sanggar Titah Negeri Djaya Gelar Beragam Kesenian Riau

Pekanbaru, Riau - Sanggar Titah Negeri Djaya, rayakan ulang tahun kelima dengan beragam kegiatan seni Daerah Riau.

Acara yang dihadiri oleh lebih 500 orang pencinta seni tradisional dan masyarakat umum ini diadakan di Auditorium Sutan Belia FISIP Unri, Selasa (28/2/2017) malam kemarin.

Ditemui Tribunpekanbaru.com, Rabu (1/3/2017), Ketua Sanggar Titah Negeri Djaya, Akbar menerangkan, mulai dari penampilan seni tari tradisional Riau, teater monolog, lantunan lagu Malayu dan beragam kesenian lainnya, menjadi rangkaian pada kegiatan tersebut.

Dari seluruh rangkain acara yang ditaja oleh kelompok seni Melayu ini, bertujuan untuk mengeksplorasi segala hal terkait seni Melayu agar lebih dekat dengan para penonton kegiatan.

"Kita tampilkan kesenian ini sebagai bentuk memperlihatkan, bahwa dimana Bumi dipijak, disitu langit dijunjung," ujar Akbar.

Masuknya umur kelima tahun Sanggar ini Akbar mengharapkan, efisiensi seni kembali meningkat seperti dahulu kala.

Mengingat para anak muda lebih banyak tergiur pada budaya atau kesenian modern yang membuat mereka meninggalkan kesenian daerah yang seharusnya tetap dilestarikan.

"Selama ini kalau ada teater seni daerah khususnya Riau, jarang sekali kaum muda yang tonton. Yang paling penting sekali, Sanggar kita bisa bertahan dan berlanjut pada tahun berikutnya," harap dia.

Bicara mengenai aktivitas atau penampilan kesenian yang telah diikuti Sanggar Titah Negeri Djaya, mereka pernah mengikuti dan melaksanakan ragam ajang bergengsi.

Mulai dari kegiatan kesenian dengan mengundang sanggar seni yang terdapat di luar daerah Pekanbaru hingga kelompok seni di luar wilayah Riau.

"Yang pasti kita ambil hal positif, dimana mereka juga menjadikan kita sebagai pihak yang support mereka dalam kegiatan. Intinya kita setiap sanggar ini bersaudara, saling berbagi dan support," sebutnya.

Sanggar Titah Negeri Djaya juga pernah mengikuti ajang teater yang patut diapresiasi. Yakni teater nasional di Kota Medan Sumatera Utara dan Parade Tari di daerah Karimun, Kepulauan Riau.

"Kita juga pernah ikut pada festival tari Nasional. Kita berhasil menjadi pemenang Penari Pria terbaik di ajang tersebut," tandasnya.

Ada Workshop Kesenian Langka Khas Banjar di Taman Budaya Kalsel

Banjarmasin, Kalsel - UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan mulai Rabu (8/3/2017), bakal menggelar Workshop Mamanda di Gedung Warga Sari, Taman Budaya Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basri, Banjarmasin.

Mamanda adalah satu dari beberapa teater tradisional Banjar.

Workshop tersebut, ujar Kepala UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan, H Fahrurazie, melibatkan para pelajar dan seniman, khususnya mereka yang bergelut di teater mamanda.

“Acaranya nanti dua hari, dari Rabu (8/3/2017) hingga Kamis (9/3/2017). Selama dua hari itu, peserta akan diajari teori-teori mamanda sekaligus prakteknya di panggung,” terangnya.

Pematerinya adalah para seniman mamanda.

Acara direncanakan dimulai pukul 09.00 Wita hingga selesai.

“Nanti bakal kami undang juga komunitas-komunitas teater, khususnya mereka yang senang bergelut di teater tradisi,” ucapnya.

Angkat Budaya dan Marwah, Persatuan Orang Melayu Kalbar Akan Gelar Deklarasi

Pontianak, Kalbar - Berangkat dari keinginan untuk mengembangkan seni budaya melayu di Kalimantan Barat, Organisasi yang dimotori para kaum muda Melayu yang didalamnya melibatkan sejumlah remaja dan pemuda akan segera melakukan deklarasi terbentuknya organisasi Melayu di Kalbar yang menamai diri Persatuan Orang Melayu (POM) Kalbar.

Ketua POM Kalbar, Agus Setiadi mengatakan Organisasi POM ini didirikan oleh Persatuan Mahasiswa Melayu Kalbar (PMM) awal tahun 2017, dimana anggotanya sebagian adalah para alumni dari berbagai perguruan tinggi di Kalbar dan di jawa.

"PMM sendiri berdiri tahun 2012, sempat vakum beberapa tahun karena kesibukan pengurus yang skripsi dan kerja/usaha," ungkap Agus.

Baca: Upacara Adat Melayu Sambut Kedatangan Kapolri di Mapolda Kalbar

Menurutnya Persatuan Orang Melayu Kalbar (POM) ini merupakan organisasi yang menghimpun Orang Melayu dari semua kalangan, usia, gender dan strata.

Tujuan misinya adalah untuk mengangkat dan melestarikan Budaye Melayu di Kalbar serta memperjuangkan Marwah Melayu sekaligus sebagai Benteng Islam di Kalbar.

POM bersifat Independen, Sosial, Religius dan Idealis dalam Memperjuangkan Marwah melayu di Kalbar. POM tidak berada di bawah organisasi manapun dan tokoh manapun.

"Karena itu POM akan hidup dari sumbangan sukarela Orang Melayu dan Tidak Boleh Didanai secara Perorangan baik oleh tokoh/Pejabat/Politisi/Pengusaha Melayu manapun," tegasnya.

Menurutnya hal tersebut dilakukan agar organisasi ini tetap terjaga Idealisme nya dan Bebas Bersikap Tegas serta Berkreasi.

Ia menambahkan sekalipun POM menjadi Organisasi Miskin tapi yang Terpenting Masyarakat Melayu akan merasa memiliki dan mencintai Organisasi ini sampai kapan pun! Amin Ya Allah.

Saat ini POM yang akan mendeklarasikan organisasinya dan sudah membentuk kepengurusan bahkan sudah memiliki hampir seribu lebih yang mendaftar menjadi anggota POM dan bahkan dari orag Melayu yg berkiprah dan bekerja di luar Kalbar dan luar negeri seperti Malaysia dan Brunei.

"Dalam waktu dekat kita akan mengadakan deklarasi sederhana spt syukuran atas berdirinya POM," katanya.

Terpesona Sejarah dan Budaya Melayu Siak, BEM Nusantara "Serbu" Negeri Istana

Siak, Riau - Pesona Siak bagaikan magnet yang memiliki daya tarik tinggi bagi Badan Eksekutif Mahasiawa (BEM) Nusantara se Indonesia, yang saat ini melakukan Field Trip ke Negeri Istana.

Rombongan besar yang hadir sebanyak 300 orang lebih ini, terdiri dari perwakilan seluruh Propinsi, 132 Universitas se-Indonesia. Kedatangan mereka disambut baik oleh Asisten I Setdakab Siak, Fauzi Asni, bertempat di Gedung Tengku Mahratu, Senin (06/03/2017).

Presiden Mahasiswa Badan Esekutif Mahasiswa (PRESMA BEM) UIR Ari Juprika mengatakan, bahwa yang menarik mereka untuk berkunjung ke kota istana, adalah kerajaan dan budaya melayu siak.

"Yang pertama, kami ingin memperkenalkan bahwa Riau memiliki wisata dan budaya yg baik, khususnya Kabupaten Siak, dengan adanya kerajaan dan budaya melayu yang sampai hari ini masih kental, maka dari itu kami dari BEM UIR membawa kawan delegasi BEM Nusantara ke Siak," ujarnya.

Dinilainya, Siak pantas diperkenalkan ke Nusantara.

"Kemudian juga, apalagi Siak ini sudah melalukan iven internasional seperti Tour de Siak dan lainnya, kami sebagai mahasiswa Riau ingin memperkenalkan ke Nusantara, dari Riau untuk Indonesia," tambahnya.

Sementara itu, Fauzi kenalkan Budaya Siak ke BEM Nusantara melalui tanjak yang saat itu ia kenakan.

"Saya memakai tanjak karena ini bagian dari ekonomi kreatif, yang baru dicanangkan oleh pak Bupati melalui surat edaran no 62 tanggal 6 Februari yang lalu, kami ingin memajukan budaya Siak, dan meningkatkan ekonomi kreatif yang ada di siak, hari ini seharusnya saya tidak memakai tanjak dengan padanan ini, tapi saya ingin menunjukkan kepada BEM Nusantara bahwa kami sudah melaksanakan ekonomi kreatif," ungkapnya.

Kemudian selanjutnya, ia menjelaskan tentang sejarah kerajaan Siak dan tempat-tempat bersejarah dan wisata di Siak yang bisa dikunjungi dan dilihat oleh mahasiswa nantinya.

Kemeriahan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus

Paringin, Kalsel - Puncak kegiatan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus yang digelar di Desa Wisata Wadian Tambai, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Minggu (5/3/2017) berlangsung meriah.

Hadir sejumlah pejabat, di antaranya Bupati Balangan, Ansharuddin serta pejabat di lingkungan Pemkab Balangan, Kapolres Balangan, jajaran PT Adaro Indonesia, serta pejabat di Provinsi Kalsel dan juga Pemimpin Redaksi BPost Group.

Tak hanya itu, sejumlah fotografer dari berbagai kalangan juga hadir dan antusias untuk mendokumentasikan setiap kegiatan.

Masyarakat setempat dan dari berbagai daerah pun turut hadir untuk menyaksikan gelaran tahunan bergengsi ini.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Balangan, Mandan dalam sambutannya mengatakan, gelaran ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan.

"Sejak pertama kali dilaksanakan hingga saat ini, gelaran terus mengalami kemajuan. Hal ini tak lain berkat dukungan seluruh elemen dari berbagai pihak," katanya.

Menurutnya, gelaran ini dilaksanakan bertujuan untuk merawat kebudayaan Dayak Meratus serta memperkenalkannya kepada seluruh masyarakat.

Dikatakan Mandan, ke depan sangat diharapkan lagi adanya dukungan lebih dari berbagai pihak agar gelaran ini semakin meriah serta budaya Dayak Meratus terus dipertahankan dan semakin dikenal.

Dalam kegiatan itu, DAD Balangan juga memberikan piagam penghargaan kepada sejumlah pihak karena telah mensuport kegiatan tersebut, salah satunya Pemkab Balangan.

Sementara itu, Bupati Balangan, Ansharuddin mengatakan, kegiatan ini luar biasa karena kali ini dihadiri oleh Sekber Jokowi dengan harapan kegiatan ini semakin dikenal di luar sana.

"Kami bangga karena kegiatan ini untuk mempertahankan budaya di suku Dayak Meratus," ujarnya.

Ditegaskan bupati bahwa pihaknya selalu siap mendukung kegiatan ini seterusnya.

"Selain membanggakan tentu saja melalui acara ini Halong sekaligus Balangan juga semakin dikenal," pungkasnya.

Seperti apa keramaian puncak kegiatan Gelar Wisata Budaya Dayak Meratus, simak dalam tayangan video di atas.

Pertumbuhan Pariwisata Berbasis Budaya di Riau Terbesar Nomor 2 se-Indonesia

Bengkalis, Riau - Provinsi Riau yang memiliki pariwisata berbasis budaya di mulai pada tahun 2015 silam, itu dikarenakan semangat Kabupaten/Kota dan Provinsi Riau.

"Kepariwisataan berbasis budaya ini karena semangat Kabupaten/kota dan provinsi, kita serius dengan itu apresiasi-apresiasi banyak kita proleh. Dan inilah yang kita lihat dalam pertumbuhan tujuan wisata ke riau itu adalah nomor dua di indonesia,"kata Gubenur Riau, Arsyajuliandi Rahman, Senin (6/3/17) usai mengikuti rapat musrenbang di Bengkalis.

Lanjut Gubenur lagi, artinya dalam keseriusan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk kepariwisataan ini, nampak jelas melihatkan hasil dan komitmen APBN seperti kebono kita dapat 54 milyar. Dan begitu juga dengan promosi promosi di riau itu sudah dipromosikan oleh kementerian melalui media-media internasional.

"Seperti baru baru ini, cang cui yang berada diselatpanjang itu keluar dimedia Amerika dan koran Cina serta media-media lokal. Artinya komitmen kita untuk meneruskan pariwisata berbasis budaya ini, yang basis kita ada 4 sungai besar yang berada diriau ini,"kata Gubri lagi.

Khususnya kabupaten Bengkalis, ungkap Gubri lagi, Pulau Rupat sudah menjadi pengembangan kawasan strategis nasional,"Dan potensi pariwisatan pulau rupat ini kan masih kita biarkan, sekarang mari kita untuk serius dan kita persiapkan segala sesuatunya, termasuk juga perencanaan untuk Rupat serta terhadap masyarakat nya,"ungkapnya.

Dengan akan besinergi tersebut, yang akan dilakukan oleh pemerintah Provinsi bersama Dinas terkait. Misalnya Diskes menggarap kesesehatan di Destinasi seperti Puskesmas dan memberikan pelatihan kepada Masyarakat.

"Jadi pelatihan itu tidak ada lagi dari Pemerintah Kabupaten, itu harus langsung ke destinasinya. Disamping itu, juga UMKM, itu mereka harus menggarap UMKM yang ada di daerah Destinasi jadi harus masyarakat setempat,"ujarnya.

"Selain menggarap Pariwisata, kita juga akan mengembangkan wilayah pesisir ini, dengan garis pantai 2.76, 5 KM, yang baru kita manfaatkan baru berapa kilo. Dan setelah akan kita lakukan oleh Bapeda garis pantai ini potensinya sangat besar. Karena potensi yang ada di pesisir ini harus kita sinergikan. Provinsi sudah menyiapkan anggaran untuk memotivasi masyarakat,"imbunya.

Pelajar Indonesia Pentaskan Legenda Jonggrang di Sheffield

Sheffield, Inggris - Pelajar Indonesia yang tergabung dalam Indonesian Society (Indosoc) mementaskan cerita Legenda Roro Jonggrang di International Cultural Evening 2017 di Sheffield City Hall, Sabtu (4/3) malam.

Drama singkat mengenai asal mula Candi Sewu di kawasan Candi Prambanan, Jawa Tengah, dipentaskan oleh 15 mahasiswa dan mahasiswi asal Indonesia yang sedang belajar di The University of Sheffield dan Sheffield Hallam University.

Ketua Indosoc Sheffield Steven Winata mengatakan keikutsertaan komunitas Indonesia dalam acara budaya internasional tahunan tersebut dimaksudkan untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia ke warga dan mahasiswa dari berbagai negara yang belajar di Sheffield.

"Semoga cerita rakyat malam hari ini membuat Indonesia semakin dikenal di kalangan dunia internasional," kata mahasiswa program sarjana jurusan Bioteknologi di The University of Sheffield itu.

Penampilan para pelajar Indonesia mendapat tepuk tangan meriah dari ribuan penonton di Sheffield City Hall.

Selain dari Indonesia, peserta dari Korea, India, Malaysia, Singapura, Rumania, Irlandia, Pakistan dan Sri Lanka juga memeriahkan International Cultural Evening 2017.

Wali Kota Sheffield Denise Fox dalam sambutannya mengatakan acara budaya itu menjadi wadah bagi beragam komunitas internasional di Sheffield untuk saling mengenalkan keanekaragaman budaya dan tradisi.

"Saya sangat menikmati setiap penampilan dari masing-masing komunitas, dan acara ini mengingatkan bahwa kita dapat hidup harmonis di kota ini dengan keberagaman yang kalian bawa dari negara kalian," kata Denise.

HUT Kapuas, Pemkab Gelar Budaya Tingang Menteng Panunjung Tarung

Kualakapuas, Kalteng - Memeriahkan Hari Jadi ke-211 Kota Kualakapuas dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Pemerintah Kabupaten Kapuas, serta melakukan pembinaan dan menumbuhkembangkan daya cipta kreatifitas para pelaku seni dan seniman dalam berkarya terlebih untuk melestarikan dan memperkaya budaya bangsa dalam hal ini budaya daerah, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga rencananya menggelar Festival Budaya Tingang Menteng Panunjung Tarung.

Adapun maksud dan tujuan dari diadakan festival ini, menurut Kepala Dinas Kebpora, Tatang Lesmana melalui Bidang Kebudayaannya, Saudara Gawang, Jumat (3/3/2017), adalah untuk mengembangkan apresiasi seni masyarakat, pelaku seni dan para penikmat seni untuk lebih mengenal dan membangun budaya yang bermartabat.

Setidaknya, dengan kegiatan dimaksud dapat memberikan kesempatan kepada para sanggar-sanggar seni yang ada di Kapuas untuk dapat berkompetisi dan sudah barang tentu akan dapat lebih mempopolerkan seni budaya di kalangan masyarakat luas termasuk sekolah sanggar dan lingkungan keluarga.

Angkat Budaya di Pentas ASEAN

Kuala Lumpur, Malaysia - Kumpulan Kesenian Adikarma Universiti Sains Malaysia (USM) berjaya mengangkat seni dan budaya negara menerusi pentas persembahan dalam progam ASEAN Cultural Exchange 2017 di Thailand baru-baru ini.

Program itu diadakan sempena Minggu Terbuka Prince of Songkla University (PSU) Kampus Trang pada 25 hingga 30 Januari lalu dan Festival Melayu Wilayah Che Bilang, Satun, Thailand pada 28 hingga 29 Januari lalu.

Pegawai Kebudayaan Kanan, Bahagian Hal Ehwal Pembangunan Pelajar dan Alumni (BHEPA) USM, Zulkifli Che Hussin berkata, program itu memberi pendedahan dan pertukaran budaya antara negara dan lebih manis melalui institusi pendidikan tinggi seperti USM.

Beliau berkata, melalui penyertaan itu, USM berpeluang menunjukkan bakat budaya yang dimiliki oleh penuntutnya dari pelbagai latar belakang ke seluruh pelusuk dunia melalui seni persembahan.

Katanya, usaha itu sekali gus dapat menyerlahkan kemantapan serta kredibiliti USM yang meskipun merupakan sebuah universiti berteraskan sains, namun masih mampu melahirkan bakat kesenian dalam kalangan penuntutnya.

“Program ASEAN Cultural Exchange 2017 ini menghimpunkan university di bawah negara ASEAN bagi mengadakan perkongsian ilmu, pertukaran dan pembelajaran kemahiran kebudayaan melalui persembahan dari universiti dan negara masing-masing.

“Festival Melayu Wilayah Che Bilang pula untuk memartabatkan bangsa dan budaya Melayu di daerah Satun, Thailand selain mengeratkan hubungan perpaduan antara peradaban Melayu Thailand dan Melayu asli,” katanya.

Menurutnya, Program ASEAN Cultural Exchange 2017 melibatkan beberapa acara seperti bengkel kebudayaan, sesi mempelajari dan mempersembahkan kebudayaan negara dan persembahan kebudayaan setiap universiti.

Selain itu, turut diadakan, kata beliau, ucaptama bertajuk ASEAN: Kesatuan Dalam Kepelbagaian oleh bekas Setiausaha Agung ASEAN, Dr. Surin Pitsuwan, forum berkenaan ‘Memahami ASEAN’ dan sesi pembentangan akademik tentang budaya dan gaya hidup masyarakat ASEAN.

Tahukah Anda Ada Tugu Seni Khas Melayu di Taman Jalan Batam?

Batam, Kepri - Tugu dengan replika peralatan khas melayu di tengah Jalan Jendral Sudirman dan persimpangan Sei Harapan menjadi pemandangan bagi pengendara yang lewat.

Dua tugu ini sudah lama berdiri tetapi keberadaannya tidak bisa dinikmati secara langsung oleh masyarakat.

Dari pantauan Tribun, tugu yang berada di Jalan Jendral Sudirman itu berada persis di tengah taman yang memisahkan dua jalur lalu lintas.

Tugu itu terlihat hitam kecoklatan. Pengendara pun tidak banyak yang melirik ke arah tugu ini. Bahkan, warga yang bermukin tidak jauh dari lokasi tugu ini mengaku tidak tahu persis apa saja replika di bagun.

"Nggak tahu, itu dimana ya? Saya belum pernah lihat," ujar Ade, seorang warga ketika dimintai komentar setelah diperlihatkan dokumentasi dari replikas di tugu itu.

Ia juga tidak mengetahui secara pasti makna filosofi dari tugu terebut.

Berbeda dengan tugu di Sei Harapan, Tugu ini terletak beberapa meter dari persimpingan.

Sebagian pengendara yang berhenti ketika lampu merah menyala bisa melihat dan menikmati bagunan itu. Dari Tiban, tugu ini sedikit terlindungi oleh pepohonan yang rindang.

Namun, perawatan terhadap kedua bangunan tampak belum maksimal. Dari dekat, terlihat beberapa bagian mulai retak.

Catnya sudah pudar. Rerumputan di tepiannya juga sudah meninggi. Karena lokasinya di tengah, tidak ada warga yang bisa berswafoto di tugu itu apalagi menikmatinya secara lebih seksama.

Menurut Seniman Batam, Tarmizi, tugu itu merupakan tugu penyambutan bagi wisatawan yang datang ke Batam. Sebab itulah, dibangun di median jalan. Tugu itu juga sarat dengan nilai-nilai filosofi Melayu.

"Filosofi dibangunnya replika Tepak Sirih dan alat musik Melayu itu kan dimaksudkan untuk menunjukkan identitas kita sebagai ranah Melayu, bagi siapa saja yang datang ke kota Batam", ujar Dia.

Tarmizi menyebutkan, tugu itu dibangun sekitar tahun 2002.

Sawahlunto dan Kota Tua Dicoret, Kota Lama Masih Masuk Daftar Sementara Warisan Budaya Dunia UNESCO

Semarang, Jateng - Kota Lama tetap masuk dalam daftar sementara warisan budaya dunia UNESCO. Hal ini dipastikan setelah Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu bertemu dengan perwakilan UNESCO di Kedutaan Besar Indonesia di Paris Perancis, beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan tersebut, Ita, sapaan akrab Hevearita mendapatkan informasi jika Sawahlunto dan Kota Tua dicoret dalam daftar sementara warisan budaya dunia UNESCO lantaran tidak melengkapi data yang diperlukan.

"Alhamdulillah, Kota Lama masih masuk tentative list (daftar sementara) warisan budaya dunia UNESCO. Selanjutnya kami harus mengumpulkan data-data sejarah terkait Kota Lama agar bisa ditetapkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO," ujarnya, Minggu (5/3).

Ita mengatakan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat agar bisa membantu mendapatkan data sejarah Kota Lama di Belanda.

"Banyak data sejarah Kota Lama tersimpan di Belanda. Kami akan koordinasi dengan Pemerinta Pusat agar dibantu mendapatkan data tersebut. Apalagi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Belanda sudah berkunjung ke Kota Lama dan memberi sinyal bersedia menyerahkan data historikal Kota Lama ke Indonesia," kata Ita yang juga ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BP2KL).

Selain data sejarah, lanjut Ita, Pemkot juga diminta menentukan tema tertentu di kawasan Kota Lama sebagai kawasan wisata.

"Kami berencana menentukan tema perdagangan gula. Dulu Kota Lama sebagai pusat perdagangan dunia dan paling menonjol yakni perdagangan gula," ujarnya.

Untuk pengumpulan data dan tema, Pemkot Semarang diberi tenggat waktu hingga 2018.

"Kota Lama satu-satunya di Indonesia yang masih bertahan masuk daftar sementara warisan budaya dunia. Kami akan berusaha memenuhi permintaan dari panitia agar Kota Lama bisa menjadi kawasan warisan budaya dunia. Tentu banyak manfaat yang dapat kita raih dengan status warisan budaya dunia," ujarnya.

Perahu Jong, Tradisi Nelayan Pesisir Melayu untuk Melepas Kejenuhan

Batam, Kepri - Bagi masyarakat pesisir di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Riau, tradisi perahu jong tak asing lagi bagi mereka. Tradisi ini adalah sejenis permainan rakyat yang setiap tahun dilakukan nelayan untuk menghilangkan kejenuhan saat tidak melaut.

Suasana di pantai Kampung Melayu, Batubesar, Nongsa, Kota Batam, tampak ramai, Jumat, 3 Maret 2017. Ribuan warga dari berbagai daerah di Kepri dan Riau memadati salah satu objek wisata di Batam ini.

Mereka datang membawa perahu jong yang akan diikutkan dalam Festival dan Lomba Perahu Jong 2017. Festival tahun ini terbilang ramai, diikuti 1.680 peserta. Mereka tak hanya berasal dari Batam, Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, Lingga, dan pulau-pulau di sekitar Batam, tetapi juga berasal dari Kabupaten Pelalawan dan Dumai, Provinsi Riau.

Sore itu, suasana pantai Kampung Melayu benar-benar ramai. Aneka corak dan warna perahu jong dan layarnya tampak berjejer di tepi pantai. Desiran ombak disertai angin yang bertiup sedikit kencang, dan rimbunnya pepohonan kelapa di daerah ini makin menambah semarak festival ini.

"Festival tahun ini benar-benar semarak. Selain peserta, banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung. Ada sekira 20 wisatawan asal Korea Selatan yang sengaja datang untuk menyaksikan festival perahu jong ini," kata Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad usai membuka secara resmi Festival dan Lomba Perahu Jong, di Kampung Melayu, Nongsa, Batam, 3 Maret 2017.

Festival ini, kata Amsakar, menjadi salah satu destinasi wisata dan masuk dalam agenda pariwisata Batam. Di tahun mendatang, kata dia, dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura akan diajak untuk mengikuti festival ini. "Keduanya adalah negara serumpun dengan kita. Event ini pasti lebih meriah lagi bila kedua negara ini ikut serta," ujarnya.

Ribuan warga dan peserta Fedtival dam Lomba Perahu Jong memadati Kampung Melayu, Kel Batubesar, Kec Nongsa, Batam.

Perahu jong adalah perahu mini yang terbuat dari bahan kayu ulai. Panjangnya sekira 1,30 hingga 1,35 meter. Lambung perahu ditutup agar air laut tidak masuk. Di sisi kanan perahu terdapat kayu yang memanjang keluar sepanjang 1,40 meter. Fungsuinya sebagai penyeimbang. Di atas perahu di pasang layar yang sedikit lebih tinggi antara 1,50 meter-1,60 meter.

Alwi AR, penggagas yang juga tokoh masyarakat Batubesar, Nongsa, mengatakan, permainan rakyat ini ada sejak tahun 1986. Tradisi turun termurun ini umumnya dilakukan warga dan nelayan pesisir. Mereka memainkan perahu jong untuk menghilangkan kejenuhan saat tidak melaut, khususnya saat musim utara.

"Dulunya tak banyak yang mengikuti permainan ini. Namun seiring berjalannya waktu semakin banyak nelayan yang mulai menggemari tradisi ini. Mereka ramai-rami membuat jong dengan aneka model, corak, dan warna. Permainan ini semakin berkembang dan akhirnya dikemas dalam sebauh festival," kata Alwi kepada wartawan.

Selain di wilayah Kepulauan Riau, sambung Alwi, permainan ini juga banyak dimainkan oleh nelayan di Riau pesisir, seperti Dumai, Pelalawan, dan lainnya. "Namun, dari sekian tempat penyelenggaraan festival dan lomba, pantai di Kampung Melayu ini termasuk yang terbaik. Lokasi dan garis pantainya bagus dan arenanya cocok untuk lomba," tambah Alwi.

Duriat, peserta dari Pelalawan, Riau, mengaku, ada kepuasan tersendiri saat memainkan perahu jong. Kepuasan ia dapatkan saat perahu jong hasil bikinannya mampu melaju kencang di atas laut dan berkompetisi dengan pearhu jong lainnya.

"Saya mulai menggemari permainan ini sekira 1 tahun terakhir. Permainan ini bagus untuk melepas kejenuhan kita kalau tidak melaut. Kita bisa bermain bersama keluarga maupun dengan nelayan lainnya. Pokoknya ada kepuasan tersendiri, apalagi kita bisa berkreasi sendiri membuat jong," ujarnya.

Duriat tidak datang sendiri. Ia mengaku datang bersama 20 warga pesisir Pelalawan lainnya. Festival dan lomba ini berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat-Minggu, 3-5 Maret 2017. Setiap peserta yang memenangi lomba kembali akan beradu dalam babak selanjutnya untuk menuju babak final.

Gubernur Riau Komit Lanjutkan Cita-cita Tenas Effendy

Pekanbaru, Riau - Budayawan Melayu, almarhum H Tenas Effendy dianggap sebagai tokoh yang tidak saja tunak di Provinsi Riau tetapi juga dikenal luas di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Demikian diungkapkan oleh Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman saat menghadiri haul tahlil mengenang dua tahun meninggalnya H Tenas Effendy di kediaman almarhum Tenas Effendy, Jalan Pasir Putih, Seberang SPBU Siak Hulu, Kampar, Riau, Selasa (28/2/2017).

"Kita mengenang almarhum sebagai tokoh teladan, Budayawan Melayu yang dikenal di tingkat regional," kata Andi Rachman.

Orang nomor satu di Riau ini menyatakan komitmennya melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk melanjutkan dan mewujudkan cita-cita besar Tenas dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu.

Kata Andi Rachman, berbagai nasehat dan tulisan mendiang Tenas akan tetap menjadi tunjuk ajar bagi masyarakat Riau.

"Visi Riau 2020 khususnya bidang kebudayaan adalah bagian dari cita-cita almarhum, bagaimana agar Riau menjadi pusat kebudayaan di Asia Tenggara," ujarnya.

Andi juga mengatakan bahwa dengan adanya OPD baru, yakni Dinas Kebudayaan tentu akan semakin dapat mendukung pengembangan Budaya Melayu.

"Dinas Kebudayaan terbentuk untuk melestarikan kebudayaan Melayu di Riau," pungkasnya.

Cindelaras

Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.

Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan membunuhnya.

Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.

Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3 minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan.

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. "Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda."

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.

Keong Mas

Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.

Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.

Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.

Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.

Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.

Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.

-

Arsip Blog

Recent Posts