Bupati Kupang Menjadi Tersangka Dugaan Korupsi

Kupang - Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah, sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana penunjang kegiatan DPRD Kabupaten Kupang tahun anggaran 2004 sebesar Rp 1 miliar.

Kepala Kejaksaan Tinggi NTT Lorens Serworwora kepada wartawan di Kupang, Selasa (25/10), mengatakan Medah ditetapkan sebagai tersangka sejak Jumat lalu, sehingga jumlah tersangka dalam kasus itu sebanyak sembilan orang, yang terdiri dari tujuh bekas anggota DPRD dan dua unsur eksekutif, termasuk bupati dan wakil bupati.

Penetapan Bupati Kupang sebagai tersangka karena ia diduga mengetahui tahapan pengalokasian dana Rp 2 miliar pada pos dana penunjang kegiatan DPRD Kabupaten Kupang. "Selain itu para tersangka sebelumnya mengaku rapat pra-anggaran dilakukan di ruang rapat bupati sebelum rancangan APBD dibahas dalam sidang Dewan," kata Lorens.

Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah, yang dikonfirmasi terpisah mengatakan siap menghadapi perkara tersebut. Namun ia menyesalkan sikap jaksa yang tidak memberitahukan status hukumnya sebagai tersangka. "Saya siap menghadapi proses hukum. Sebagai warga negara saya akan patuh pada ketentuan hukum yang ada," katanya.

Kasus dugaan korupsi itu muncul ke permukaan setelah diketahui 40 bekas anggota DPRD menerima dana siluman sebesar Rp 25 juta per orang di akhir masa tugas mereka. Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTT menemukan adanya kerugian negara sebesar Rp 1 miliar. (jems de fortuna)

Sumber: Tempo Interaktif, 25 Oktober 2005

Polda Usut Korupsi Miliaran Rupiah di Prabumulih

Jakarta - Polda Sumatera Selatan (Sumsel) akan menindaklanjuti dugaan korupsi yang terjadi di Kotamadya Prabumulih, Sumsel, yang mencapai miliaran rupiah. "Kita akan memroses kasus dugaan korupsi itu sampai tuntas. Tidak ada istilah dipetieskan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Abusopah Ibrahim, ketika dikonfirmasi wartawan di Mabes Polri, Jakarta, pekan lalu.

Menyangkut adanya informasi bahwa kasus yang diduga melibatkan orang pertama di Prabumulih itu sudah di-back-up pejabat tingkat nasional, Abusopah menegaskan, tidak ada istilah back-up. Kalau memang ada bukti-bukti awal yang cukup, pihaknya akan melakukan pemeriksaan dan menuntaskan kasus itu. "Pokoknya kasus korupsi itu akan kita sikat sampai tuntas. Kalau itu melanggar hukum, ya kita sikat. Ini kan negara hukum," katanya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Aryanto Boedihardjo menegaskan, sesuai komitmen Kapolri Jenderal Pol Sutanto, kasus-kasus korupsi merupakan salah satu kasus yang menjadi perhatian Polri. Karena itu, Kapolri selalu mengingatkan agar pimpinan wilayah serius dalam menangani berbagai kasus, termasuk kasus-kasus korupsi. Bahkan Kapolri sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Dengan penandatanganan itu, kedua lembaga akan saling mengisi dalam menuntaskan kasus-kasus korupsi. Baik di tingkat pusat maupun di daerah," kata Aryanto.

Sebelumnya, kasus dugaan korupsi di Prabumulih yang terkenal dengan sebutan "Pangkul Gate" atau adanya dugaan mark-up pada pembelian lahan perkantoran untuk dinas-dinas di Kotamadya Prabumulih dan mark-up pembelian lahan untuk rumah sakit tipe C di Gunung Ipul, mencuat ke permukaan.

Namun kasus ini sempat tidak terdengar kabarnya. Berdasarkan informasi, pejabat tingkat daerah telah melobi beberapa pejabat di tingkat pusat, baik di kepolisian maupun kejaksaan, untuk memetieskan kasus ini. Padahal, dalam penangananannya, pimpro pembelian lahan proyek Pangkul, SK, sudah ditahan Kejati Sumsel beberapa waktu lalu.

Ketua Forum Komunikasi dan Kajian Strategi Ketahanan Nasional (Fokus Tannas) Sumsel, Nizar, mendukung rencana Polda Sumsel dalam mengungkap kasus korupsi ini. Menurut dia, dengan diprosesnya kasus ini oleh kepolisian, menunjukkan keseriusan Polri dalam upaya penegakan hukum. Sebelumnya, organisasi Dewan Pemuda Sriwijaya (Demusi) menyerahkan berkas sejumlah kasus dugaan korupsi di Kota Prabumulih kepada Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel. Berkas dugaan korupsi yang mencapai Rp 5 miliar lebih itu diserahkan langsung Ketua Umum Demusi, Edward Jaya, kepada Asisten Intelijen Kejati Sumsel, RMS Diponegoro. (Joko Sriyono)

Sumber: Suara Karya, Senin, 10 Oktober 2005

Masyarakat Pagaralam Unjuk Rasa

Pagaralam - PULUHAN warga yang menamakan masyarakat Kota Pagaralam, Rabu (28/9), berunjuk rasa dengan mendatangi Kantor Gubernur Sumsel dan menuntut pengusutan tuntas kasus dugaan korupsi di instansi tersebut. Koordinator pengunjuk rasa Yusrizal dalam orasinya meminta Pemprov mengusut tuntas kasus dugaan penyalahgunaan jabatan dalam proses pengadaan tanah oleh Pemko Pagaralam.

Beberapa poin tuntutan lain di antaranya agar diusut tuntas dugaan penyalahgunaan dana bantuan musibah banjir bandang di Talang Sekuat, Dempo Utara, dugaan penggunaan ijazah palsu oknum anggota DPRD setempat, dugaan dana sumbangan 78 kepala desa untuk pesta rakyat pada perubahan status kota administratif menjadi Kota Pagaralam.

Mengusut tuntas dugaan penyalahgunaan dana alokasi umum tahun 2002--2003 sebesar Rp168 miliar untuk suksesi pemilihan wali kota definitif (money politics) dan pembelian kendaraan dinas, dan DAU 2003--2004 senilai Rp76 miliar.(n U-3)

Sumber: Lampung Post, Kamis, 29 September 2005

Bupati OKU Selatan, Tersangka Kasus Korupsi

Palembang - Belum lagi kasus ijasah palsu yang menimpa Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan selesai, kini yang bersangkutan terancam akan ditahan pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel terkait kasus dugaan korupsi senilai Rp 1,5 miliar. Dugaan korupsi ini dilakukan Muhtadin sewaktu berstatus sebagai pemborong proyek Pasar Tradisional Saka Selabung di Muara Dua senilai Rp 7 miliar dari Menteri Koperasi dan UKM pada tahun anggaran 2003 dan pelaksanaanya tahun 2004 lalu.

Kepala Kejaksaan Tinggi Sumsel Edwin Situmorang SH kepada wartawan di Palembang, kemarin, mengatakan pihaknya sangat komit terhadap penanganan masalah korupsi, dan sesuai komitmen tersebut tersangka dapat ditahan jika sudah cukup bukti-bukti. Namun untuk melakukan pemeriksaan, kata Edwin, pihaknya tentu berpedoman terhadap peraturan seperti izin dari Presiden, sebab Muhtadin merupakan seorang bupati. Pihak Kejati segera mengirim surat untuk memperoleh izin pemeriksaan tersangka.

Sebelumnya, Kajari Baturaja Heri Jerman SH telah menandatangani surat perintah penyidikan No 03/ N.6.14/F.D.1.09/2005 tertanggal 19 September 2005. Surat tersebut berisikan penetapan Muhtadin sebagai tersangka dalam kasus pembangunan proyek tersebut. Muhtadin Sera'i kendati berstatus sebagai tersangka dalam penggunaan ijasah palsu tetap saja dilantik sebagai Bupati OKU Selatan oleh Gubernur Sumsel Ir Syahrial Oesman pada 23 Agustus lalu. Alasannya, hal itu sesuai dengan ketentuan PP tentang Pilkada. (Ida Syahrul)

Sumber: Suara Karya, Jumat, 23 September 2005

Kejaksaan Usut Korupsi Bupati Bone Bolango

Gorontalo - Kejaksaan Tinggi Gorontalo mengusut kasus dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Bone Bolango Ismet Mile. Ia dituduh melakukan penyimpangan dan penyalahgunaan uang negara sebesar Rp 18 miliar. Pemeriksaan masih menunggu izin presiden, kata Kepala Kejaksaan Tinggi Gorontalo Ichsan Kawanto di Gorontalo kemarin. Ada empat item kasus ini, pertama pembangunan rumah dinas bupati dan kantor bupati. Kedua, proyek normalisasi Sungai Taludaa dan Bilungala. Ketiga, proyek wisata Lombongo, dan keempat, penyimpangan dana APBD. (Verrianto Madjowa)

Sumber: Koran Tempo, 21 September 2005

Kejaksaan Agung Periksa Mantan Jaksa Tinggi

Kupang - Kejaksaan Agung mengirim sebuah tim khusus ke Nusa Tenggara Timur (NTT) guna memeriksa bekas Kepala Kejaksaan Tinggi NTT, BR Pangaribuan, dan Kepala Kejaksaan Negeri Alor, Mangisi Sitanggang, dalam dugaan penyuapan jutaan rupiah Proyek Pengadaan Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Alor.

Kehadiran tim disambut aksi demonstrasi Front Penggugat Proses Hukum NTT yang merupakan aliansi 12 lembaga antikorupsi. Tim tersebut dipimpin Achmad Luja, Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan, Kejaksaan Agung RI.

Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi NTT, Rusdihadi Teguh, saat menerima para demonstran mengatakan, proses pemeriksaan terhadap saksi terlapor akan dilangsungkan Rabu (21/9) dan berlangsung secara tertutup. Namun pihaknya akan tetap memberikan akses kepada masyarakat umum guna memberikan masukan atau menemui tim Kejaksaan Agung.

Sementara para demonstran mendesak tim Kejaksaan Agung untuk mengusut kemungkinan terjadinya konspirasi antara aparat Kejaksaan dalam kasus dana purnabakti DPRD Kabupaten Kupang senilai Rp 4 miliar, kasus pengadaan rumpun di Kabupaten Kupang yang melibatkan Bupati Ibrahim A. Medah, kasus pengadaan rumpun di Kabupaten Belu yang melibatkan mantan Bupati Marcel Bere, kasus korupsi di Kabupaten Alor dan sejumlah kasus lainnya.

Sumber: Koran Tempo, 20 September 2005

Kejati Tetapkan Empat Tersangka Kasus Korupsi Bitung

Kapanlagi.com - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Utara (Sulut) telah menetapkan sedikitnya empat tersangka dalam dua kasus korupsi di Kota Bitung, dari enam kasus hasil laporan masyarakat, kata Juru Bicara Kejati Sulut, Rein Tololiu.

Sedikitnya ada enam kasus yang ditangani Kejati berkaitan dengan laporan tersebut, dimana dua sudah masuk dalam tahap penyidikan, sementara empat masih dalam tahap penyelidikan, kata Tololiu, Kamis di Manado, Sulut.

Tololiu mengatakan, dalam tahap penyidikan masing-masing proyek TV Bitung senilai Rp7 miliar dengan tersangkanya SM, seorang Pimpro serta proyek pemecahan ombak senilai Rp4 miliar dengan tiga orang tersangka yakni ALT ( Pimpro) , JA Direktur PT Tri Eka Cipta serta AW, Direksi lapangan.

Kejaksaan masih terus melakukan pengembangan penyidikan terhadap kedua kasus tersebut, dan tidak menutup kemungkinan jumlah tersangkanya akan bertambah.

Kejaksanaan belum menahanan keempat tersangka tersebut sebab untuk melaksanakannya diatur dalam KUHAP, seperti tersangka ingin melarikan diri atau menghilangkan barang bukti.

Penilaian sementara tidak ada indikias keempat tersangka itu untuk melariarikan diri atau menghilangkan barang bukti, tetapi ini semua tidak akan menutup kemungkinan sewaktu-waktu dilakukan penahanan.

Tololiu mengatakan, sementara empat kasus lainnya masih dalam tahap penyelidikan masing-masing, dugaan penyimpangan pengadaan buku paket pendidikan untuk siswa Sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Atasa tahun 2004, dugaan Mark Up pembelian anah lokasi Gedung Kesenian, dugaan proyek fiktif pembangunan jembatan di Girian Bawah dan dana lobi penetapan Bitung sebagai kawasan Free Trade Zone. (*/lpk)

Sumber : kapanlagi.com 16 September 2005

Mantan Bupati Sukabumi Diduga Terlibat Bobol APBD

Sukabumi - Kasus korupsi dana APBD Kabupaten Sukabumi tahun 2004 yang diduga melibatkan mantan Bupati setempat Drs MS, kembali disoroti aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat. Soalnya, penyidikan kasus tersebut sejauh ini tidak jelas juntrungannya.

Padahal, dugaan kasus korupsi senilai Rp 4,5 miliar untuk dana mobilisasi anggota DPRD Kabupaten Sukabumi itu disidik Kejaksaan Negeri Cibadak sudah cukup lama. Bahkan, penyidik kejaksaan sudah melakukan pemanggilan terhadap sejumlah anggota DPRD dan pejabat Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Ironinya, dugaan kasus korupsi tersebut belum juga ada tanda - tanda akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri untuk sidangkan. "Malahan, sejauh ini mantan Bupati Sukabumi Drs MS belum juga diperiksa terkait dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi tersebut," ucap Muhamad Rifki, aktifis LSM di Kabupaten Sukabumi kepada Suara Karya, kemarin.

Karena itu, imbuhnya, ia mencurigai kalau kasus dugaan korupsi APBD Kabupaten Sukabumi itu dipetieskan. Apa lagi, belakang beredar kabar kalau mantan Bupati Sukabumi Drs MS sudah melakukan lobi-lobi pada pejabat Kejaksaan Negeri Cibadak agar menghentikan penyidikan kasus tersebut.

Kepala Kejaksaan Negeri Cibadak gagal dimintai konfirmasinya mengenai hal tersebut. Tapi demikian, sumber di institusi hukum ini meyakinkan, kalau dugaan kasus korupsi yang juga melibatkan mantan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Drs YF masih terus disidik Kejaksaan Negeri Cibadak.

Malahan, katanya, sejak Senin (5/9) lalu sejumlah anggota DPRD Kabupaten Sukabumi sudah diperiksa kembali aparat penyidik. "Yah, mantan Bupati Sukabumi Drs YS juga dipastikan akan mendapat giliran diperiksa," ucap sumber Suara Karya di Kejaksaan Negeri Cibadak, Kabupaten Sukabumi, kemarin.

Memang, katanya, proses penyidikan kasus dugaan korupsi APBD Kabupaten Sukabumi ini dimulai lagi dari nol. Tapi demikian, disebutkannya, Kejaksaan Negeri Cibadak tidak akan main - main dalam melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi tersebut.

Tidak diperoleh informasi pasti, jadwal pemeriksaan terhadap mantan Bupati Sukabumi Drs MS dan mantan Ketua DPRD Drs YF. Padahal, dalam proses penyidikan terdahulu kedua mantan pejabat tinggi di Kabupaten Sukabumi itu dikabarkan sudah ditetapkan menjadi tersangka. (Heddi)

Sumber : Suara Karya 8 September 2005

Seluruh Anggota DPRD dan Bupati Madiun Nikmati Dana Korupsi

Madiun–Tersangka Korupsi Mantan Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Lilik Indarto Gunawan, mulai buka mulut. Dalam esepsi pembelaannya pada persidangan lanjutan kasus dugaan Korupsi APBD Kab Madiun tahun 2002-2004 Rp 8,8 miliar, Kamis (1/9,di Pengadilan Negeri Madiun, Lilik menyebut para pihak yang menikmati dana korupsi tersebut. Mereka adalah seluruh mantan anggota dewan dan pihak Eksekutif.

Esepsi pembelaan yang dibaca sendiri oleh Lilik tersebut, diungkapkan jika penikmat dana hasil korupsi ini tidak hanya 39 anggota dewan seperti yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan perdana pada senin (29/8) yang lalu. Namun, seluruh mantan anggota dewan yang berjumlah 45. Menurut Lilik, juga ikut menikmati, bahkan pihak eksekutif termasuk Bupati Madiun, Djunadi Mahendra menurut esepsi tersebut juga harus ikut bertanggung jawab. "Harusnya JPU tidak mengaburkan masalah dengan tidak memasukkan pihak eksekutif termasuk Bupati dan ke 11 anggota dewan lainnya dalam masalah ini,"kata Lilik, di hadapan Majelis Hakim, ketika membacakan esepsi pembelaan.

Di luar persidangan, dengan membawa puluhan poster, ratusan simpatisan dari PDI-Perjuangan melakukan aksi menuntut majlis hakim untuk menyeret siapa saja dalam kasus korupsi ini. "Jika hanya Lilik yang diseret terus gimana pertanggung jawaban Bupati,"ujar Iwan Gewel, Koordinator Aksi. Lilik saat ini masih tercatat sebagai Ketua Komisi A DPRD Kab Madiun dari PDI-P. Rohman Taufiq

Sumber : Tempo, 01 September 2005

Sultra Jadi Tuan Rumah Festival Qasidah Nasional

Kendari, Sultra - Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dipercaya oleh Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) menjadi tuan rumah penyelenggara Festival Qasidah Nasional XX/2015.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sultra, Mohammad Ali Irfan, di Kendari, Sabtu, mengaku bersyukur karena Pengurus DPP Lasqi mempercayai Sultra sebagai tuan rumah pelaksanaan seni qasidah itu.

"Karena telah mendapat kepercayaan ini, maka kami langsung melakukan koordinasi dengan Pemprov Sultra terkait rencana menjadikan Sultra sebagai tuan rumah Festival Qasidah Nasional tepatnya di Kota Kendari," katanya.

Ia juga sudah sudah melakukan pertemuan dengan Gubernur Sultra, Wakil Gubernur Sultra dan pihak terkait untuk menyampaikan hal itu, dan mendapat respons serta dukungan positif.

"Kami akan melaksanakan kegiatan ini lebih meriah dari pelaksanaan sebelumnya di Palu karena hanya dipertandingkan bintang vokalis qasidah. Sedangkan di Kendari nantinya, selain bintang vokalis juga akan diperlombakan seperti peragaan busana muslim, qasidah klasik kolaborasi dan lomba cipta lagu qasidah," katanya.

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada November 2015 itu akan diikuti sekitar 3.000 peserta dari 34 provinsi di Indonesia.

"Kita akan tunjukkan kepada publik bahwa seni qasidah sebagai salah satu media syiar Islam harus dibangkitkan kembali mulai dari Sultra. Seperti lagu qasidah yang selama ini dikenal kebanyakan berbahasa arab, maka akan kita lahirkan lagu qasidah baru berbahasa Indonesia dari acara ini," katanya.

Komunitas Seni Sumbar Gelar Konser Musikalisasi Puisi

Padang, Sumbar - Komunitas Seni Nan Tumpah bersama Komunitas Home Poetry (7 Keliling, Medan) dan Wing Sentot Irawan (Mataram) akan menggelar Konser Musikalisasi Puisi di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat (Sumbar), pada 14 Februari 2015.

"Konser musikalisasi puisi merupakan event konser musik yang masih jarang di Kota Padang dan sedang berusaha kami gencarkan kehadirannya," kata salah seorang pendiri Komunitas Seni Nan Tumpah, Mahatma Muhammad di Padang, Kamis.

Menurut dia, pada tahun 2013, Komunitas Seni Nan Tumpah juga pernah bekerjasama dengan Sanggar Seni Dayung-dayung menggelar event ini di Teater Utama Taman Budaya Sumbar dan menjadi satu-satunya iven konser musikalisasi puisi di Padang sepanjang tahun 2013 hingga 2014.

"Acara kali ini diselenggarakan untuk mengisi kekosongan event konser musikalisasi puisi yang diusahakan hadir secara konsisten oleh Komunitas Seni Nan Tumpah," tambah dia.

Kali ini, Komunitas Seni Nan Tumpah akan menghadirkan kelompok 7 Keliling, kelompok musik tradisi-modern yang menggeluti proses penciptaan musik alternatif termasuk musik teater/film, musik tari dan juga musikalisasi puisi.

Kelompok tersebut telah terlibat konser musikalisasi di sejumlah kota seperti Medan, Binjai dan Pekanbaru.

Kelompok 7 Keliling bersama Sanggar Rumput Hijau (SMAN 2 Binjai) telah melahirkan album musikalisasi puisi bertajuk "Melainkan", dan juga merupakan pendamping kelompok musikalisasi puisi yang pernah beberapa kali meraih predikat juara Lomba Musikalisasi Puisi Nasional tingkat SMA.

Selain itu, juga akan ada Wing Sentot Irawan, seniman asal Lombok yang memaknai hidup dengan mengayuh sepeda dan berkampanye cinta lingkungan melalui teater dan musikalisasi puisi.

Hampir seluruh bagian Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara sudah dijelajahinya dengan sepeda sambil berorasi lingkungan melalui seni sastra dan teater.

Dia bersepeda sejak tahun 2006, usai memutuskan mundur dari pekerjaan yang sudah mapan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kelompok 7 Keliling dan Wing Sentot Irawan akan membawakan 13 (tiga belas) lagu musikalisasi puisi dan Komunitas Seni Nan Tumpah mengambil bagian 3 (tiga) lagu.

Panitia menetapkan harga tiket Rp15.000. Untuk mendapatkannya bisa hubungi kontak personal, Robi Kurnia (0898 2799 754) atau Thahirah Amatullah di BBM 7FB0AA11.

Atau bisa juga mention ke @KSNanTumpah dan inbox Facebook Komunitas Seni Nan Tumpah.

20 Seniman Yogyakarta "Menginvasi" Bali

Denpasar, Bali - Sebanyak 20 seniman yang tergabung dalam Kelompok Suka Parisuka Yogyakarta menggelar pameran bersama di Bentara Budaya Bali (BBB) selama sepekan, 30 Januari-7 Februari 2015.

"Pameran merupakan kelanjutan kolabarasi serupa dari komunitas bersangkutan yang sebelumnya berlangsung di BBB Yogyakarta, 14 sampai 19 Mei 2013," kata penggagas pameran tersebut Romo Sindhunata SJ di Denpasar, Jumat.

Rohaniwan Katolik itu mengatakan, pameran tersebut dibuka budayawan Agung Rai Sabtu (30/1). Pameran bersama kali ini bertujuan membingkai kreativitas dalam solidaritas, menghidupkan iklim pergaulan antarpara seniman Yogya.

Boleh dibilang, ini bentuk "invasi" dengan "i" huruf kecil yang dibingkai dalam kreativitas di jagat seni.

Melalui pameran para seniman dapat berkarya sembari mengekspresikan kegembiraan sepuas-puasnya dan sebebas- bebasnya.

Seniman yang ikut ambil bagian antara lain Kartika Affandi, Djoko Pekik, Putu Sutawijaya, Jumaldi Alfi, Nasirun, Hari Budiono, Ridi Winarno, Budi Ubrux, Ivan Sagito, Hadi Soesanto, Yuswantoro Adi, Melodia, Wayan Cahya, Bambang Pramudiyanto, Dyan Anggraini Hutomo, F. Sigit Santoso, Bambang Herras, Edi Sunaryo, Hermanu dan Samuel Indratama.

Pameran mengusung tema "Still life" atau melukis alam benda sebagai sebuah upaya interpretasi ulang atas konsep sebuah objek atau benda.

Romo Sindhunata menambahkan, yang menarik dalam pameran kali ini selain tema juga untuk merunut kembali pertautan yang terjalin selama ini antara dunia seni rupa Yogyakarta dan Bali.

Dalam pameran kali ini dua perupa kelahiran Pulau Dewata ikut ambil bagian yakni Putu Sutawijaya dan Wayan Cahya.

"Peristiwa itu secara khusus akan dibincangkan dalam satu sesi diskusi yang berlangsung pada Sabtu (31/1) di Bentara Budaya Bali. Sebagai pembicara dialog adalah seniman Yuswantoro Adi dan Edi Sunaryo," ujar Sindhunata.

Tema alam benda itu bukanlah hanya memindahkan citra objek apa adanya secara artifisial pada bidang kanvas, namun sebuah upaya menghadirkan benda berdasarkan dari hasil kajian, interaksi, dan identifikasi ulang objek tersebut, ujar Romo Sindhunata.

Festival Keroncong Muda Indonesia 2015 Digelar 14 Maret

Jakarta - Musik keroncong yang merupakan bagian dari tradisi dan budaya di Indonesia terancam punah. Sebagian besar generasi muda tidak mengenal musik yang pernah jaya di era 1970-an itu. Agar minat gerenasi muda terhadap musik keroncong kembali bangkit, pada Maret mendatang akan digelar Festival Keroncong Muda Indonesia 2015.

“Musik Keroncong hampir punah. Musik jenis ini sudah hampir dilupakan generasi muda,” ujar panitia festival, Windoto Aribowo di Jakarta, Jumat (30/1) malam.

Windoto merupakan Ketua Yayasan Sekolah Pilar Indonesia, sebuah sekolah internasional yang tetap mengajarkan akar budaya bangsa Indonesia. Dikatakannya, festival yang mengambil tema “Potret Keroncong Muda” itu akan digelar pada 14 Maret 2015. Lokasi festival di gedung Sekolah Pilar Indonesia yang ada di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Festival akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan.

Menurut Windoto, peserta festival adalah kelompok musik keroncong yang dimainkan oleh anak-anak muda. Usia maksimal peserta adalah 20 tahun. Kelompok peserta berasal dari seluruh Indonesia, meski sebagian besar berasal dari Pulau Jawa.

“Jumlah peserta akan kami batasi. Peserta dari seluruh Indonesia, meski sebagian besar dari Jawa. Ada beberapa daerah yang memiliki kelompok musik Keroncong. Hadiah yang akan diberikan berupa uang pembinaan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, festival musik keroncong dipilih untuk memperkenalkan anak-anak muda dengan akar budaya bangsa. Widonto yang juga pengurus Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) itu mengatakan, di beberapa daerah sebenarnya ada anak-anak yang berbakat di musik ini.

“Contohnya, di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kami menemukan seorang anak yang bisa menyanyikan lagu keroncong dengan baik. Dia kami beri beasiswa sekolah,” ujarnya.

Dikatakan, pada era sekarang ini musik keroncong mengalami perubahan yang signifikan. Musik keroncong asli hanya terdiri dari sekitar 7 alat musik. Namun, sesuai perkembangan zaman, musik keroncong juga bisa dipadukan dengan alat musik modern, seperti drum. Bahkan, ada jenis musik keroncong yang bersifat inkulturisasi, yakni dipadukan dengan alat-alat musik tradisional, seperti sasando atau gendang.

“Bahkan, ada penyanyi keroncong yang memiliki warna suara rock. Jadinya unit. Pada festival nanti, kami terbuka terhadap perkembangan musik keroncong itu. Peserta akan membawakan dua lagu, yakni lagu wajib dan lagu pilihan. Lagu pilihan terserah peserta. Mereka bisa membawakan lagu-lagu pop atau rok dengan irama keroncong. Asalkan tema lagu sesuai dengan usia mereka,” ujarnya.

Windoto juga mengatakan, festival musik keroncong digelar sesuai dengan konsep Sekolah Pilar Indonesia. Meski berbasis kurikulum internasional, dimana bahasa sehari-hari yang digunakan di sekolah adalah bahasa Inggris, budaya dan tradisi asli Indonesia tetap diperkenalkan di sekolah itu.

Dia mencontohkan, setiap hari sebelum masuk ke kelas masing-masing, semua murid menyanyikan sebuah lagu daerah. Setiap hari lagu yang dinyanyikan berbeda-beda. Bahkan, saat jam istirahat, sound system di sekolah memutar lagu-lagu daerah dan keroncong.

Widonto menjelaskan betapa pentingnya menanamkan akar budaya bangsa Indonesia kepada anak-anak sejak usia dini. Hal itu sejalan dengan program pendidikan karakter yang tengah diterapkan pemerintah saat ini.

Kain NTB Ditampilkan di New York Fashion Week

Jakarta - Busana karya Dian Pelangi, Barli Asmara dan Zaskia Sungkar yang dibuat dari kain Nusa Tenggara Barat (NTB) akan ditampilkan dalam New York Fashion Week (NYFW) 2015 di Crowne Plaza Times Square Manhattan, New York pada 14 Februari 2015.

Ketiganya akan menampilkan 45 rancangan adibusana (haute couture) musim dingin dari kain NTB dengan ciri khas masing-masing. Dian dengan warna-warni mencolok, Barli dengan warna kebumian nan megah serta Zaskia yang mengusung warna-warna pastel.

“Ini adalah misi budaya kami yang bertujuan untuk mempresentasikan kain tradisional,” kata Barli di Kementerian Pariwisata, Kamis.

Barli menjelaskan bahwa mereka juga mengusung misi lain yang bertujuan memperlihatkan pada dunia tentang keragaman fashion hijab dari Indonesia.

“Fashion hijab bukan old fashion, tapi justru fashionable,” kata Barli.

Sementara itu, Dian mengatakan rancangan yang dihadirkan adalah desain universal, bukan busana muslim, sehingga dapat diterima berbagai kalangan.

“Kami membawa image modest fashion jadi bisa diterima di sana,” kata Dian yang merancang busana dari kain suku Mbojo di kaki gunung Tambora.

Dian mengemukakan bahwa partisipasi ketiga perancang Indonesia di NYFW 2015 merupakan undangan dari pihak penyelenggara yang berminat dengan fashion hijab.

“Saya tampil di New York Fashion Week 2014, pulang dari sana event organizer meminta lima desainer muslim untuk tampil,” kata dia.

Meski demikian, mereka tetap melewati proses kurasi sebagai syarat dapat berpartisipasi di salah satu ajang Fashion Week terbesar di dunia selain Paris, London dan Milan.

“Kurasinya tidak terlalu panjang karena Indonesia merupakan tamu yang ditunggu,” tambah Dian.

Indonesia dan Malaysia Sepakat Meningkatkan Peranan Bahasa Melayu

Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahasa Indonesia dan Melayu yang digunakan di Malaysia memiliki kesamaan. Yang membedakan hanyalah penggunaannya, baik di Indonesia maupun Malaysia.

Jusuf Kalla usai menerima Penasihat Sosial Budaya Kerajaan Malaysia Tan Dato Seri Utama Rais Yatim di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015), mengatakan sudah berbicara banyak dengan sang penasihat. Salah satunya soal wacana kerja sama dan penelitian bahasa Melayu.

"Kita berbicara bagaimana meningkatkan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, keduanya sebenarnya sama, cuma penggunaannya beda," kata JK.

JK memastikan tata bahasa Melayu yang digunakan di Indonesia dan Malaysia kurang lebih sama. Namun, banyak perbedaan istilah yang digunakan. Karena itu, kata dia, dulu sempat dibentuk lembaga istilah Indonesia-Malaysia, yang merupakan hasil kerja sama kedua negara.

"Banyak istilah yang berbeda, kadang-kadang banyak pengertian yang berbeda," ujarnya.

Ia mengingatkan bahasa Melayu setidaknya digunakan 350 juta orang di Indonesia dan Malaysia, serta sebagian wilayah di sekitarnya. Jumlah itu, kata JK, lebih banyak dari jumlah warga negara Eropa yang menggunakan bahasa Jerman di Jerman dan sejumlah wilayah di sekitarnya.

"Karena itu kita sepakat, bagaimana mempersatukan strukturnya kembali, memperkuat, jadi bahasa yang berperanan dalam dunia internasional," ujarnya.

Kedepan, kata dia, bakal dibentuk lembaga yang terdiri dari ahli bahasa Indonesia dan ahli bahasa Malaysia, untuk meneliti kedua bahasa. Kedepannya juga akan dibahas rencana agar bahasa Melayu bisa lebih berperan.

Fashion Hijab Mulai Diminati di Amerika Serikat

Jakarta - Perancang Dian Pelangi mengatakan fashion hijab mulai diminati di Amerika Serikat, salah satu buktinya adalah permintaan dari penyelenggara New York Fashion Week agar Indonesia membawa lima desainer muslim untuk tampil di perhelatan 14 Februari mendatang.

“Di Indonesia sejarah fashion hijab sudah dari 25 tahun lalu, tapi di Amerika Serikat baru mulai berkembang. Saya amazed fashion muslim diapresiasi di sana,” kata Dian di Kementerian Pariwisata, Kamis.

Permintaan itu diajukan pada Dian yang juga berpartisipasi dalam NYFW 2014.

Tiga perancang Indonesia yang terdiri dari Dian Pelangi, Barli Asmara dan Zaskia Sungkar pun menjadi perwakilan Tanah Air di NYFW 2015. Mereka akan menampilkan total 45 tampilan musim dingin dari kain-kain Nusa Tenggara Barat.

Antusiasme negara-negara lain terhadap fashion hijab juga ditemui Dian saat menjadi pembicara di University of the Arts London dalam diskusi bertajuk FAITH AND FASHION, Branding Modesty for Nation: Indonesian Muslim fashion as National Asset.

“Mereka sangat tertarik dengan hijab fashion,” kata dia.

Fashion hijab, kata Dian, juga merupakan salah satu upaya menunjukkan sisi cantik Islam.

Dian mengatakan ini merupakan kesempatan Indonesia untuk semakin melangkah menuju cita-cita menjadi pusat fashion muslim dunia pada 2020.

Merantau dan Berbaur Adalah Tradisi ’Hebat’ Orang Melayu Sejak Dulu

Melbourne, Australia - Salah satu fitur utama budaya dunia Melayu adalah merantau. Dua di antara sekian banyak karakteristik orang Melayu adalah kacokan dan high mobility (mobilitas tinggi).

Hal itu diungkapkan Profesor Leonard Andaya dalam speech-nya di ''The Second International Symposium of Malay Musical Arts of Indonesia’s Riau Islands'' yang dilaksanakan di Monash University, Melbourne, Australia, tanggal 14-16 Januari 2015.

Saat itu Prof Andaya membahas tentang the Southern Malay World. Dia adalah penulis buku ''Leaves of the Sama Tree'' yang mengupas seluk-beluk masyarakat Melayu.

Kacokan maknanya adalah percampuran. Di setiap tempat orang Melayu berlabuh dan bermukim, dan hebatnya, budaya Melayu dan budaya setempat akan bercampur, membentuk sebuah inovasi budaya baru yang mungkin sedikit berbeda dari budaya Melayu di tempat yang lain.

Sedangkan high mobility mengisyaratkan bahwa bagi orang Melayu, berpindah-pindah dan merantau itu bukanlah hal yang asing sama sekali. Biarpun ini tidak bisa digeneralkan untuk semua, tapi tradisi ini bisa ditemukan dalam banyak komunitas Melayu.

Ari Palawi, etnomusikolog Unsyiah dan Kismullah, Dosen Universitas Syiah Kuala, mahasiswa program doktoral bidang Sosiolinguistik, Deakin University, yang menyajikan makalah “Lullaby of Urang Pulo” dalam acara itu secara kebetulan mendemonstrasikan persis apa yang disampaikan Prof Andaya. Keduanya menganalisis aspek musik, bahasa, dan isi dari tradisi buey/dodaidi/lullaby berbahasa Anuek Jamee yang ada di Kepulauan Banyak, Aceh Singkil.

Analisis isi dari dua lullaby Urang Pulo ini menunjukkan betapa ''rantau'' merupakan aspek penting dan menjadi salah pesan dan harapan utama seorang ibu untuk anaknya di kala beranjak dewasa.

Lirik seperti/lako pait pati kanduang nak e, ala pagi ka Banda Aceh manjoi/dari Jamu Haloban, dan/kalo la Nak tau di rantau Nak, tau di rantau Nak bak mande malai tompang/ jelas mengindikasikan bahwa orang tua sudah mengantisipasi jauh-jauh hari bahwa merantau merupakan tradisi yang hampir merupakan sebuah keharusan.

Wisata Budaya Sangat Diminati Turis Mancanegara

Yogyakarta - Peningkatan kunjungan turis asing ke Kota Yogyakarta terus diupayakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat dengan menguatkan wisata budaya yang masih menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara sampai saat ini.

"Wisatawan mancanegara sangat tertarik dengan budaya asli Yogyakarta, terutama kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, kami akan terus menguatkan wisata minat khusus ini melalui kampung wisata yang ada," kata Kepala Bidang Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Budi Santoso di Yogyakarta, Rabu (28/1).

Menurut dia, wisatawan mancanegara yang sangat tertarik menjelajah kampung-kampung wisata di Kota Yogyakarta biasanya berasal dari Jepang dan Ceko.

Wisatawan Jepang, lanjut dia, menyukai berwisata menyusuri kampung-kampung yang berada di bantaran sungai seperti Sungai Code, sedangkan wisatawan dari Ceko banyak berkunjung ke Kampung Wisata Dipowinatan.

Jumlah kampung wisata yang ada di Kota Yogyakarta saat ini tercatat 18 kampung, namun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta siap memberikan fasilitasi dan pendampingan jika ada masyarakat yang mengusulkan pembentukan kampung wisata baru.

Sejumlah potensi yang bisa dimunculkan di antaranya adalah kampung Kauman yang berada di sekitar Keraton Yogyakarta. "Kampung tersebut memiliki sejarah dan budaya yang unik sehingga bisa menjadi destinasi baru wisata di Yogyakarta," katanya.

Pada 2014, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta tercatat sebanyak tiga juta orang, dan 10 persen di antaranya berasal dari wisatawan asing.

"Kami berharap, jumlah wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta bisa semakin bertambah dari tahun ke tahun dengan lama tinggal yang terus meningkat," katanya yang menyebut target wisatawan pada tahun ini mencapai 2,7 juta orang.

Selain penguatan kampung wisata, Budi menyebut akan menambah jadwal pementasan kesenian tradisional menjadi dua pekan sekali serta gelar kesenian di tiap kelurahan sebagai upaya mewujudkan kelurahan budaya dan kampung budaya.

Budi menegaskan, sektor pariwisata masih tetap menjadi lokomotif perekonomian di Kota Yogyakarta. "Sektor pariwisata ini memberikan cukup banyak manfaat, tidak hanya kepada sektor jasa seperti hotel tetapi juga kepada masyarakat. Selain itu, pariwisata juga mendorong pengembangan kesenian dan kebudayaan tradisional," katanya.

Seniman Aceh Lahirkan Karya Lukisan "Batik Tsunami"

Banda Aceh, NAD - Seniman Aceh, Cut Azzeta Rukman, melahirkan karya fenomenal yang merupakan lukisan bernuansa Aceh berupa "batik tsunami" dan karya tersebut dipajang di Museum Tsunami di Kota Banda Aceh.

"Harapan saya, semoga lukisan batik tsunami ini menjadi inspirasi bagi semua pihak untuk bangkit dan berkarya dalam memajukan dan mengharumkan nama Aceh melalui karya seni," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Aceh Niazah A Hamid di Banda Aceh, Rabu.

Hal tersebut disampaikan di sela penyerahan karya lukis Cut Azzeta Rukman berupa "batik tsunami" kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Pahlevi.

Ia menambahkan karya seni seperti itu sangat layak didukung, dikembangkan dan dipromosikan, karena selain bisa memperkenalkan tradisi Aceh secara luas ke dunia luar, juga mampu memberi ruang kepada para seniman untuk berkarya di tingkat yang lebih tinggi.

"Mudah-mudahan momentum ini bisa memperkuat semangat kreativitas seniman Aceh untuk menghasilkan lebih banyak lagi karya seni bernuansa khas daerah ini," kata Niazah yang juga istri Gubernur Aceh H Zaini Abdullah.

Dia juga menyebutkan para seniman Aceh sangat kreatif dalam membaca situasi lingkungan, sehingga berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh bisa dikonversikan menjadi karya seni.

"Karya-karya seni seperti ini bukanlah untuk menghadirkan kembali trauma masa lalu, tapi bertujuan mendorong kita agar belajar dari pengalaman hidup demi melihat masa depan yang lebih baik serta kreatif," kata dia menjelaskan.

Ia juga menilai motif batiknya sangat indah, menarik dan memiliki nilai seni tinggi. Jika dituangkan ke dalam kain batik untuk dipakai sehari-hari, maka dapat menghadirkan kesan anggun bagi si pemakai.

"Mungkin ada yang masih trauma jika kita bicara tentang tsunami, namun dengan melihat lukisan ini, maka perasaan itu akan berganti dengan kekaguman pada karya seni yang bernilai tinggi ini," kata Niazah.

Indonesia-Malaysia Bentuk Keseragaman Bahasa Melayu

Jakarta - Indonesia dan Malaysia perlu membuat keseragaman dalam bahasa Melayu agar dapat digunakan sebagai bahasa bersama yang juga dapat menonjolkan jati diri bangsa Melayu di kancah internasional, kata Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim.

Dalam wawancara khusus dengan Antara di Jakarta, Rabu, Zahrain memandang perlu ada keseragaman bahasa Melayu karena hampir 400 juta orang menggunakan bahasa tersebut.

“Soal keseragaman bahasa Melayu perlu diperbincangkan sebab dari segi banyaknya jumlah pengguna bahasa itu mungkin lima terbesar dunia,” ujar dia.

Upaya penyeragaman bahasa Melayu itu, kata Zahrain, perlu dibahas bukan hanya antara Indonesia dan Malaysia, melainkan juga dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang penduduknya juga banyak menggunakan bahasa Melayu.

“Kita lihat Inggris, Amerika, dan Australia, negara-negara itu memakai bahasa Inggris sebagai common language mereka. Kita juga perlu menggunakan satu bahasa yang kita anggap sebagai bahasa bersama (common language),” ucap Zahrain.

Selain itu, dia berpendapat bahwa bahasa Melayu yang telah diseragamkan dapat digunakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa Inggris dalam Komunitas ASEAN.

Lebih lanjut Zahrain mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Malaysia perlu mengangkat isu tersebut dengan didukung oleh organisasi dan lembaga masyarakat dari kedua negara.

“Kita juga perlu melibatkan cendekiawan dan sastrawan duduk bersama untuk mencari cara mengangkat bahasa Melayu ini, bukan hanya untuk komunikasi, melainkan juga untuk peningkatan intelektual,” kata dia.

“Bila mengingat kembali kepada sejarah dan asal-usul kita, mungkin kita bisa menciptakan identitas kita sendiri, yang saya rasa cukup penting, khususnya untuk hubungan Indonesia dan Malaysia,” ujar Dubes Malaysia itu.

PSK Tua Masih Mampu Tiga Kali

Penjaja Seks di Tasikmalaya tidak terbatas pada wanita-wanita muda. Yang paruh baya juga tersedia. Bahkan, ada yang usianya sudah memasuki angka 50 tahun. Himpitan ekonomi menjadi alasan utama. Selain tidak memiliki keahlian lain, mereka juga susah mencari pekerjaan lain.

Ibarat menu, nampaknya dunia malam Tasikmalaya ingin memberikan layanan super komplit. Mau yang ABG banyak, mau yang tajir juga ada. Buat yang menggemari perempuan-perempuan usia paruh baya, ternyata juga tersedia cukup banyak.Untuk PSK yang sudah memasuki usia uzur memang tidak lagi mangkal di tempat mewah, seperti karake, hotel atau kafe. Sekalipun ada juga untuk beberapa orang. Namun, paling banyak mereka mangkal di sekeliling pedagang kaki lima. Mereka bisa didapati di kawasan Jl Mayor Utarya, hingga jalan Pemuda Kota Tasik.

Meski mangkal di strata kelas yang berbeda, PSK uzur ini seakan juga ingin tampil eksis. Mereka tak jarang berdandan menor, dengan pewangi yang menyentak. Sesekali mereka tak malu-malu menggoda lelaki yang melintas di dekatnya.

Sesekali mereka memberhentikan pengemudi sepeda motor yang melintas. Tangannya diacungkan untuk menyetop kendaran yang lewat. Jika ada pria hidung belang yang berminat akan berhenti. Setelah itu terjadi tawar menawar di pinggir jalan, mereka akan siap tidur di hotel yang tidak jauh dari lokasi tempat mangkal.

Kami menjumpai Warnih, bukan nama sebenarnya. Usianya 50 tahun. Perempuan yang memiliki kandungan lemak super besar itu mengaku berasal dari salah satu kampung di Kabupaten Tasikmalaya. Sejak tahun 2000 dia mengadu nasib ke Kota Tasikmalaya. Karena tak punya keahlian lain, janda beranak tiga itu terpaksa menjual diri.

“Sebenarnya saya mengadu nasib ke kota ini bukan jual diri tapi ingin menjadi pelayan toko atau kerja apa saja yang halal. Namun setelah saya di kota malah hidup susah dapat pekerjaan juga tidak,” katanya. Merasakan hidupnya yang terus susah, dia kemudian memutuskan untuk menjadi pemuas napsu lelaki hidung belang. Hal itu tak lepas dari perjumpaannya dengan salah seorang yang menawarinya untuk melayani tamu di salah satu hotel.

“Sebenarnya saya sudah lama begini, banyak pengalaman yang senang dan sedih selama menjadi seperti ini,” katanya yang sudah lima kali ditangkap Satpol PP Kota Tasikmalaya. “Tapi tak kapok habis mau bagaimana lagi,” tuturnya.

Warnih juga menyadari bahwa usianya kini sudah tak muda lagi. Walau begitu dia tetap tampil percaya diri. Tubuhnya dirawat agar terlihat menarik. Wajahnya yang keriput dipermak dengan bedak tebal agar saat malam hari terlihat putih. Cara itu dianggapnya bisa menarik perhatian, karena bisa mengaburkan kekurangannya. Hanya saja, usahanya itu tetap saja lebih banyak gagalnya. Karena tetap saja yang memakai “jasanya” hanya pria tua atau pemuda kere.

Karena usianya sudah tua, banyak anak muda yang tadinya akan memakai jasanya malah lari setelah mengetahui bahwa dia sudah tua. “Tarip yang pasang itu Rp 100 ribu, bila ia nawar Rp 20 rebu saya juga suka mau,” terangnya yang banting harga. Karena harganya murah, terkadang dia melayani napsu pria hidung belang sembari berdiri di tempat gelap. “Atau di hotel yang murah yang hanya bayar Rp 30 ribu,” ucapnya.

Warnih mengaku, setelah usianya tak muda lagi, saat ini dia sudah tak sanggup lagi melayani banyak pria. Dia hanya kuat tiga kali. “Saya tidak kuat banyak-banyak,” akunya yang memiliki langganan khusus pria seumuran dengannya. Sekali main, kata dia, lelaki itu membayarnya Rp 50 ribu.

Selain Warnih, ada lagi PSK yang juga sudah tak muda. Mereka bernama Siti (38) yang biasa di panggil Sarah dan Wati (40) biasa di panggil Wiwit. Keduanya nongkrong di kawasan yang sama dengan Warnih. Sarah mengatakan dirinya tidak memasang tarif khusus untuk bisa membuang syahwat para lelaki hidung belang, karena dirinya sudah merasa tua dan sulit untuk bisa mendapatkan para lelaki yang ingin memakai jasanya. ”Kalau ada yang minta main saja, sudah lumayan, karena pasti dibayar, dan saya tidak menargetkan,” ujarnya yang rela dibayar Rp 100 ribu sekali main.Sarah yang selalu nongkrong setiap malam hanya bisa bersabar dan menunggu keberuntungan ada lelaki yang ingin menggunakan jasanya.

”Saya sehari belum tentu melayani. Usia saya tidak mendukung jadi peminat kurang,” ujar janda itu seraya memperlihatkan perutnya yang berlemak.Sarah yang mengaku telah menjadi wanita penjaja seks komersial sejak usia 19 tahun ini. Dia sampai saat ini masih menyimpan harapan bisa menikah dan memiliki keluraga, tetapi dirinya sulit untuk meninggalkan pekerjaan ini. ”Ya mau gimana lagi sudah enak sih mas,” tuturnya seraya mengisap rokok.

Sementara itu Wiwit (40) menuturkan, dirinya saat ini sudah tidak melayani para lelaki hidung belang. Dia naik kelas menjadi mamih. Dia sering diminta untuk menyiapkan PSK. ”Mana ada orang yang mau maen dengan saya, paling tukang becak, tapi saya tidak mau, lebih baik jadi penyalur saja, lumayan suka dapat tips,” akunya.

Wiwit pun mengatakan dirinya bisa menyediakan PSK yang dimuali dari usia remaja, yang umurnya berkisar antara 18 – 25 tahun. Tetapi kata Wiwit para PSK yang remaja tersebut tidak pernah mangkal di sekitar kawasan dekat kantor bekas pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya tersebut. ”Kalau yang remaja khusus yang memesan dan tak pernah mangkal di jalan,” ungkapnya.

”Untuk PSK di sini tidak bisa dibawa keluar dan kalau bisa harus dengan saya sebagai pendamping dan harganya pun dua kali lipat,” ujarnya sembari mengatakan tarif harga untuk PSK remaja berkisar antara Rp 250 ribu – Rp 300 ribu untuk sekali main. ”Tergantung usianya yang lebih muda, lebih mahal,” tandasnya. (tsk/aj/jpnn)

Tarif Pelacur Timteng di Puncak Sekali Kencan Rp5 Juta

BOGOR (Pos Kota) – Sembilan belas wanita warga asing melacur di Indonesia. Jejak mereka terlacak pihak Imigrasi. Mereka lalu ditangkap di Puncak Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/11) malam.

Kesembilanbelas wanita pekerja seks komesial asal Maroko, Timur Tengah yang ditangkap sekitar pukul 21.00 malam kini masih menjalani pemeriksaan di Kantor Imigrasi Bogor. Petugas Imigrasi mengatakan, ada banyak pekerja seks asing yang memanfaatkan wilayah puncak untuk menginap yang belum ditangkap.

“Diduga masih banyak pekerja seks warga asing yang belum tertangkap. Mereka sengaja menyewa di Puncak dengan harapan bisa mengelabui petugas, karena di daerah ini banyak tinggal pengungsi asal Timur Tengah,”kata Kepala Imigrasi Bogor Herman Lukman.

Menurut Lukman, 19 PSK asal Maroko yang ditangkap sekitar pukul 21:00 oleh Direktorat Jendral Keimigrasian dan Kantor Keimigrasian Bogor menyebar di beberapa wilayah di Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor.

Herman Lukman menambahkan, wanita PSK asing yang ditangkap berusia sekitar 20 hingga 30 tahun. “Masih muda sekali PSK asal Maroko ini. Kami tangkap mereka saat melayani tamu di beberapa tempat biasa dan vila di wilayah Cisarua. Pertama kami tangkap 2 wanita Maroko Selasa (2/12). Kami kembangkan dan tadi malam kami menangkap lagi 17 wanita lainnya,” kata dia.

Kepala Bidang Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi Bambang Catur yang mendampingi kepala Imigrasi menambahkan, sembilan belas PSK ini sudah tinggal di Cisarua sekitar satu bulan.

“Mereka datang melalui jalur resmi (bandar udara) dengan ijin tinggal sebagai wisatawan. Jadi mereka salah gunakan ijin,” kata Bambang.

Selanjutnya, para wanita yang terjaring akan diperiksa lebih intensif dan sementara akan di tempatkan di Bogor. (yopi/sir)

PSK Tua Tarif Rp50 Ribu Tak Pakai Kondom

SRAGEN, SUMUTPOS.CO – Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah mungkin tak asing didengar bagi sebagian orang. Tempat itu dikenal sebagai tempat pemujaan mencari kekayaan. Satu hal yang membuat pemujaan Gunung Kemukus terkenal yakni ritual seks berzinah bukan dengan pasangan di tempat itu, sebagai syarat mendapat kekayaan.
Konon kabarnya, bila ingin mendapatkan kekayaan mesti berzinah selama 7 kali, kemudian setelah itu ada ritual-ritual lainnya. Ritual seks itu biasa dilakukan pada Jumat pon.

Tak diketahui sejak kapan Gunung Kemukus berubah jadi wisata ritual seks. Tapi pastinya, soal Gunung Kemukus ini bahkan sampai dibahas media asing dailymail.co.uk dengan disebut sebagai gunung seks.

Menurut laporan wartawan Dateline, Patrick Abboud yang dilansir di dailymail.co.uk menyebutkan, wisata Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah sebagai Gunung Seks.

Menurutnya, di sana bisa melakukan hubungan seks dengan orang asing sebagai bagian dari ritual keagamaan. “Setiap 35 hari Anda harus melakukan hubungan seks tujuh kali berturut-turut untuk ritual agar membawa keberuntungan,” tulisnya.

Setelah melakukan ritual seks, mereka disembur dan memberikan persembahan bunga di makam dan berdoa selama berjam-jam.

Warga yang datang ke sana, rata-rata pria yang sudah menikah, ibu rumah tangga, pejabat pemerintah, dan pelacur . Mereka yang datang ke sana menggunakan perahu atau sepeda motor.

Dia mengungkapkan, di sana lebih banyak pria daripada wanita dan sudah menjadi wilayah utama untuk pekerja seks komersial . “Satu hal adalah masalah penyakit menular seksual, ada klinik kesehatan didirikan di gunung. Saya berbicara dengan dokter dan dia mengatakan sebagian besar pekerja seks memiliki penyakit seksual dan pria tidak menggunakan kondom, sehingga rawan terkena HIV/AIDS,” ungkapnya.

Mar, seorang janda yang dua tahun melayani ritual seks itu mengaku, semenjak ada ritual itu dia bisa mendapatkan banyak uang. “Kehidupan saya menjadi lebih baik dan mendapatkan banyak uang, ” kata Mar, yang baru saja menyelesaikan misinya berhubungan seks tujuh kali ketika ditemui.

Sementara, seorang peziarah pria mengatakan datang ke sana untuk melakukan ritual seks. Sayangnya, dia enggan berbicara lebih banyak karena takut ketahuan istrinya kalau dilansir media.

Lantas seperti apa cerita orang yang sudah pernah ke sana? Selain dalam rangka pekerjaan, Adi datang ke Gunung Kemukus karena penasaran. Ia melihat langsung kondisi kawasan prostitusi berbalut ritual tersebut.
“Ya sempat ketemu mbak-mbaknya (PSK). Sudah tua-tua. Di atas 40 tahun,” kata Adi, saat berbincang dengan wartawan.

Adi yang berusia sekitar 40-an tahun ini menjelaskan, para PSK itu tetap laku hanya karena ada mitos tentang ritual seks. Sebagian orang yang datang ke Gunung Kemukus memang orang yang mempercayai zina dengan perempuan di kawasan tersebut merupakan jalan mendapatkan kekayaaan.

“Kalau benar-benar mau jajan, nggak mungkinlah mereka ke situ. Orang (PSK) dah tua-tua gitu,” kata Adi.

Para PSK dilindungi germo. Mereka melakukan service di gubuk-gubuk non permanen. Jumlah mereka tak sampai 30 orang. Berapa tarif mereka?
“Puluhan ribu. 50-an (Rp 50 ribu),” ungkap Adi.

Winarto (36), warga Sragen, menceritakan sehari-hari kawasan Gunung Kemukus tak terlalu ramai. Di musim penghujan, jembatan menuju kawasan tersebut tergenang air. Jadi butuh perahu untuk sampai ke sana.

“Ramainya ya pas Jumat Pon. Yang datang ya yang percaya ritual itu (seks untuk pesugihan),” kata Winarto.

Winarto yang tinggal pada jarak 3-4 km dari Gunung Kemukus ini mengaku sering bertemu dengan orang yang hendak ke Kemukus. Sebagian di antaranya benar-benar mau berziarah, sisanya tak jelas. “Mungkin yang tak jelas itu yang mau ritual,” tutupnya.

Kemukus yang berada di utara kota Solo ini memang bukan sekadar gunung dan prostitusi, melainkan tempat ziarah. Di kawasan ini ada makam Pangeran Samudro, tokoh agama Islam keturunan Majapahit. Pada momen-momen tertentu, makam dikunjungi banyak orang.

Lalu siapa Pangeran Samudro yang makamnya ada di Gunung Kemukus itu? Mengutip dari salah satu blog warisdjati.blogspot.com yang mengupas secara rinci soal Gunung Kemukus, banyak yang salah kaprah soal gunung itu.

Mereka yang melakukan ritual seks di Gunung Kemukus jelas-jelas salah. Karena sejatinya, Pangeran Samudro ini penyebar Islam dan keturunan Majapahit. Tapi entah mengapa ada orang-orang yang menyesatkan tempat itu menjadi tempat pemujaan.

Pangeran Samudro diutus penguasa Demak untuk menyatukan keturunan Majapahit yang tercerai berai. Dia juga setelah mendapat bimbingan agama dari Sunan Kalijaga kemudian menyebarkan Islam.

Tapi sayangnya di tengah perjalanan, Pangeran Samudro sakit dan meninggal dunia. Kemudian dimakamkan di Gunung Kemukus. Tak lama, ibundanya yang mendengar dia sakit menyusul dari Demak, hingga kemudian dimakamkan juga di sana.

PENUMPANG GELAP WISATA ZIARAH
Entah bagaimana ada mitos menyesatkan soal hubungan terlarang antara ibu dan anak itu. Yang berujung pada keyakinan sesat mereka yang melakukan ritual seks bebas di Kemukus akan mendapatkan kekayaan.
“Gunung Kemukus itu dalam arti sebagai kegiatan wisata kultural sudah berabad,” jelas Bupati Sragen, Agus Fatchurrachman, Selasa (25/11).

“Itu kegiatan wisata ziarah sebenarnya. Tapi kemudian ada penumpang gelap kegiatan hubungan intim, yang sekarang mengarah ke prostitusi terselubung di hari-hari tertentu yang disakralkan itu,” tambah dia.

Memang di hari-hari khusus seperti Jumat pon, ribuan orang berbondong-bondong. Ada yang berziarah, ada juga yang kemudian melakukan praktik sesat seks bebas. Tak heran di kawasan itu terhampar warung remang-remang.

Agus menegaskan, pihaknya akan melakukan penertiban. “Karena Gunung Kemukus memang bukan lokalisasi. Kegiatan itu memang ada, tapi hanya menumpang dalam ritual utamanya, yaitu ziarah,” tutur dia.

“Pengukuhan mitos tentang ritus persetubuhan itu dipupuk oleh banyak kepentingan di dalamnya. Itu yang harus dibongkar,” tambahnya lagi.

Upaya memberangus ritual seks di Gunung Kemukus akan dilakukan Bupati Sragen Agus Faturrachman. Langkah awal dia akan memberi pencerahan ke masyarakat soal mitos ritual sesat seks bebas Gunung Kemukus.

“Kami akan lakukan sosialisasi sesegera mungkin. Selain itu kami juga akan melakukan pencerahan mitos bahwa yang dilakukan peziarah itu salah,” kata Agus.

Menurut Agus, pihaknya juga akan membuat surat edaran kepada warung-warung di sekitar Gunung Kemukus untuk tidak menampung pelaku ritual sesat tersebut.

“Kita juga akan menata warungnya menjadi terbuka. Yakinlah, bahwa para pelakunya itu justru datang dari luar, jauh dari luar kota, nggak ada yang orang Sragen,” urai dia.

Agus mengaku akan menata Gunung Kemukus sehingga menjadi memberi daya tarik bagi wisatawan, bukan karena ritual seks.

“Karenanya akan kita tata. Mungkin setelah itu Gunung Kemukus akan kelihatan daya tariknya, karena hanya akan menjadi lokasi wisata ziarah saja,” tegas dia.

“Gunung Kemukus akan menjadi mengemuka dan disoroti karena unik, di situ ada ritus wisata eksotis yang mungkin saja itu berlaangsung sejak berabad-abad karena ada pelencengan nilai atau ada sinkretisme dengan yang lain. Tapi tujuannya tetap wisata ziarah. Ada orang suci yang dimakamkan di sana, lalu kemudian tradisinya ada penumpang gelapnya itu,” tutup dia.

ALIRAN SESAT
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku sudah mendengar cerita tentang Gunung Kemukus. Ia berencana menertibkan kawasan tersebut. “Ziarah silakan, ritual seks bebas jangan,” tegas Ganjar.
Ganjar Pranowo mengaku mereka yang melakukan ritual seks itu adalah aliran sesat. Perlu dibedakan antara peziarah ke makam Pangeran Samudro dan para pelaku aliran sesat ritual seks.

“Apakah ritual seks bebas diizinkan? Ziarah silakan, ritual seks bebas jangan,” tegas Ganjar.

Ganjar mewanti-wanti, yang dia tertibkan adalah prostitusi bukan para peziarah ke kawasan itu.

Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya ingin membersihkan ritual seks yang dinilai telah membelokkan tujuan utama wisata Gunung Kemukus yaitu wisata Religi.

Meski Ganjar ingin menutup praktik ritual seks di Gunung Kemukus, wewenang ternyata tetap berada pada pemerintah setempat yaitu Bupati Sragen. Kini pihaknya masih melakukan koordinasi menanggapi hal itu.

“Saya lagi minta koordinasi dengan sana karena kita sudah analisis, sudah berlangsung lama, kemudian menjadi wisata,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, seharusnya wisata di Gunung Kemukus merupakan wisata Religi, namun terjadi penyimpangan bahkan menjadi prostitusi terselubung. Oleh sebab itu pihaknya ingin melibatkan tokoh masyarakat dan agama untuk menyingkirkan penyimpangan wisata di Gunung Kemukus.

“Sebenarnya Religi, ada PAD-nya. Saya intinya sampaikan saja, ziarah silahkan tapi ritual seks jangan. Sudahlah, kalau ritul seks jangan maka yang menyimpang itu saja yang dibersihkan, saya ingin ajak seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bisa terlibat,” terangnya.

Ganjar juga menerangkan ritual seks yang terjadi di Gunung Kemukus termasuk pembelokan kultur dan kurangnya pengetahuan. Maka sangat perlu adanya sosialisasi di wilayah itu.

“Ini pembelokan tidak pas. Mau kaya kok gitu dulu bukan sama pasangan. Mari buat pelatihan biar ngerti persis, sosialisasi di remote area,” kata Ganjar.

Sikap Ganjar ini didukung MUI Pusat. “Seks bebas atas nama apapun tidak dibenarkan secara oral, sosial apalagi agama, sekalipun atas nama ritual,” kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam, Selasa (25/11).

Menurut Niam, perlu ada penyadaran masyarakat agar mereka segera sadar. Ritual seks bebas itu tak dibenarkan.

“Dan juga penegakkan hukum untuk melindungi masyarakat dan mencegah praktik menyimpang seperti ini,” urai dia. (net/bbs)

Balangan Gelar Pesta Budaya Adat Dayak Meratus

Paringin, Kalsel - Masyarakat Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, menggelar pesta budaya adat Dayak Meratus di Kampung Wisata Desa Kapul, Kecamatan Halong, dengan menampilkan aneka seni budaya adat setempat.

Dalam aruh adat ini dihadiri utusan suku Dayak dari Kabupaten Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tanah Bumbu, Banjarmasin, dan Banjarbaru, kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Balangan Mandan di Paringin, Selasa (27/1/2015).

Ia mengungkapkan tujuan dari digelarnya aruh adat suku dayak Meratus ini agar masyarakat mengenal lebih dalam mengenai kehidupan masyarakat dayak Meratus, penghuni hutan Meratus yang merupakan salah satu hutan yang menjadi penyangga paru-paru dunia.

"Selama ini mungkin kita sudah cukup dikenal baik di wilayah Kalimantan dan sebagian pulau di Indonesia karena itu untuk lebih memperkenalkan budaya adat dayak kita gelar pesta budaya adat ini kami berharap lebih banyak masyarakat yang mengenal kami, bahkan hingga internasional," ujarnya.

Berbagai keahlian yang merupakan budaya asli suku dayak dipertunjukkan dalam Gelar Pesta Budaya Adat Dayak Meratus di Balangan, baik keahlian mereka dalam menggunakan sumpit, membuat tato, mandau dan kerajinan tangan lainnya, termasuk tari-tarian.

Mahdan menambahkan aruh adat ini akan menjadi agenda tahunan yang digelar dengan waktu yang sudah ditentukan, sehingga masyarakat umum bisa menjadwalkan kunjungan wisatanya jauh-jauh hari untuk melihat secara langsung aruh adat dayak Meratus.

Dalam pesta budaya adat dayak meratus tersebut, nampak di tengah kerumunan wisatawan asing yang berprofesi sebagai wartawan, yaitu dari Australia, Newyork serta Singapura.

Bupati Balangan H Sefek Effendie mengungkapkan, kita sengaja mendatangkan wartawan asing, supaya budaya khas yang ada di Bumi Sanggam julukan Kabupaten Balangan bisa dipromosikan ke negaranya masing-masing.

"Semoga suatu saat masyarakat di negara para wisatawan asing menjadikan Balangan sebagai salah satu tempat destinasi wisata budaya yang unik dan menarik," ujarnya.

Pagelaran budaya adat dayak meratus digelar di Desa Kapul Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan atas kerjasama Warga adat Dayak Meratus, Pemerintah Kabupaten Balangan, Bank Kalsel serta PT. Adaro Group.

Seluruh rangkaian kegiatan diisi dengan berbagai seni yang berasal dari budaya asli adat dayak. Para pengunjung dihibur dengan lomba budaya berburu dengan sumpit, serta tarian-tarian khas dayak yang menghibur, indah dan mendebarkan.

Bukan hanya itu, pengunjung yang memadati Desa Kapul juga dimanjakan dengan beraneka ragam buah-buahan langka yang hanya bisa didapat di dalam hutan Meratus tersebut, dengan berbagai varian rasa yang tidak kalah dari buah-buahan yang sering ditemui di kota dan pasaran.

Pagelaran Seni dan Budaya Semarakkan Kota Bogor

Bogor, Jabar - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor membuka saran dan pendapat dari para penggiat seni dan budaya serta akademisi terkait dengan berbagai program kegiatan yang akan dihelat Disbudopar sepanjang tahun 2015.

“Kita telah mengundang para penggiat seni dan budaya serta akademisi di Gedung Kemuning Gading “kata Kepala Disbudpar Kota Bogor Shahlan Rasyidi, Selasa (28/1).

Menurut Shahlan, pihaknya sengaja mengundang para penggiat seni dan budaya serta akadermisi untuk meminta pendapat, saran dan masukan terkait program kerja yang akan digarap Disbudpar pada tahun ini. Shahkan memaparkan, berbagai event akan dihelat oleh Disbudpar pada tahun 2015, baik pagelaran di dalam mapun di luar gedung.

Selain kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan setiap tahun seperti Istana untuk Rakyat atau Istana Bogor Open, Bogor Expo, Pagelaran Wayang Golek tingkat Kota dan Pagelaran Wayang Golek di setiap Kecamatan, Festival Permainan Urang Lembur dan Festival Rampak Sekar dan Anggada Sekar, Pawai Obor dan Babakti, Parade Theatre juga akan ada Festival Dalang. Tak kalah menariknya juga akan menghidupkan kembali Helaran Seni dan Budaya.

Kegiatan lainnya, jelas Shahlan, pendataan BCB (Benda Cagar Budaya) serta rencana pembentukan Pamong Budaya di setiap kecamatan, rencana pembentukan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) di setiap kelurahan dan event-event promosi pariwisata lainnya.

Lebih lanjut Shahlan mengatakan, pihaknya juga akan mendorong berbagai event yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti Bogor

Street Festival dan kegiatan Ngubek Setu yang digelar oleh masyarakat Kelurahan Situ Kecamatan Bogor Barat, dan Festival Barongsai.

Presiden Jokowi Diundang di Festival Danau Toba 2015

Bogor, Jabar - Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, mengundang Presiden Joko Widodo untuk menghadiri acara Festival Danau Toba 2015 yang rencananya akan digelar September mendatang.

"Saya tadi undang beliau. Kalau Bapak berkenan, ada waktu untuk hadir di Festival Danau Toba 2015. Tadi kita undang beliau," ungkap Mangindar di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/1/2015).

Bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi menggelar rapat koordinasi tahap pertama dengan bupati di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

Mangindar yang mengenakan batik khas Samosir menjelaskan, semangat festival ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan pariwisata di Danau Toba, tapi tetap menjaga elemen-elemen budaya Batak.

Ia yakin kehadiran Presiden Jokowi dalam Festival Danau Toba 2015 akan menjadi magnet khusus untuk menggairahkan pariwisata dan wisatawan asing berkunjung ke Samosir. "Gregetnya pasti beda kalau presiden datang," tuturnya.

Mangindar sangat berharap Presiden Jokowi bisa hadir dalam even Festival Danau Toba yang telah masuk dalam kalendar pariwisata internasional tersebut. Pemkab Samosir siap menyambut kedatangan Presiden Jokowi.

"Saya kenal beliau, tahu pribadinya, tata caranya, sehingga saya memberanikan diri mengundang. Karena di Samosir juga tuan rumahnya. Apalagi beliau ini tidak terlalu ribet, tidak terlalu merepotkan, tidak terlalu formal," ucapnya.

Presiden Jokowi mengapresiasi udangan Festival Danau Toba 2015, karena event ini memperkenalkan budaya Indonesia khususnya Batak di mata internasional. Pariwisata diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Toba.

"Bapak Presiden sampaikan tadi, dilihat dulu waktunya Pak Simbolon. 'Saya tengok dulu waktunya'," demikian tanggapan Presiden Jokowi atas Undangan hadir dalam Festival Danau Toba 2015, seperti diutarakan kembali Mangindar.

Regulasi Cagar Budaya Di Yogya Belum Maksimal

Yogyakarta - Kalangan DPRD Kota Yogyakarta mendesak pemerintah segera menerbitkan acuan regulasi. Ini untuk mendukung perlindungan kawasan cagar budaya, yang telah dituangkan dalam rancangan peraturan daerah tentang Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kota Yogyakarta.

"Kami meminta ada satu kepastian dasar hukum dalam penataan kawasan cagar budaya, sehingga wilayah itu bebas dari aspek komersilisasi," kata anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta saat bertemu tim pemerintah Kota Yogyakarta Senin 26 Januari 2015.

Dari naskah RDTR yang mengatur penataan tata ruang Kota Yogya 2015-2035 dan telah dievaluasi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, setidaknya ada lima kawasan cagar budaya di Kota Yogyakarta yang jadi prioritas. Yakni Kotabaru, Keraton, Pakualaman, Kotagede, dan Malioboro.

Khusus untuk kawasan Malioboro, meskipun bangunan cagar budaya telah terlanjur bersanding dengan pusat kegiatan komersial perbelanjaan dan hotel, DPRD meminta pemerintah memberikan kepastian wilayah mana di Malioboro yang menjadi sasaran pengembangan lanjut pembangunan pemerintah.

"Pemerintah sejauh ini belum memberikan batasan pasti mana wilayah di kawasan cagar budaya yang bisa dikomersialkan dan tidak, hingga selalu rancu dalam pengawasan," kata dia.

Suwarto pun menyatakan, pada empat kawasan lain yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya seperti Kotabaru, Kotagede, dan Pakualaman, tidak ada patokan jelas dimana bangunan komersial bisa dibangun di wilayah itu. Khususnya perhotelan.

"Yang jelas sejauh ini hanya Keraton, dengan batas benteng-benteng yng mengelilingi, tidak boleh ada hotel," kata dia.(Baca : Yogyakarta Bicara Hotel dan Kampung di Belakangnya)

DPRD meminta pemerintah pun segera membuat pemetaan wilayah dari kawasan yang ditetapkan mendapatkan kucuran dana keistimewaan dari Pemerintah DIY. Dan memasukkan dalam naskah akademi raperda RDTR sebelum disahkan.

"Jadi ketika ada pembanguan hotel atau bangunan komersial di lima kawasan itu, gampang penindakannya, melanggar zona peruntukan atau tidak," kata dia.

DPRD merasa khawatir dengan adanya kucuran dana keistimewaan tahun ini, sebesar Rp 9,1 miliar untuk lima kawasan itu. Pemerintah pun serampangan dalam melaksanakan kegiatan revitalisasi.(Baca : Malioboro, Saksi Bisu Perkembangan Yogyakarta)

"Wong patokannya hanya bangunan peninggalan budaya, bukan kawasannya secara utuh," kata dia. Ia pun menyatakan, dana keistimewaan bakal banyak mubazir dan tak termanfaatkan ketika peta penataan kawasan secara utuh belum jelas.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta Aman Yuriadhijaya menyatakan, soal regulasi peruntukan kawasan cagar budaya ini masih menunggu koordinasi dengan Pemerintah DIY.

"Saat ini seluruh kajian penataan yang baru dievaluasi baru kawasan Malioboro-Keraton, untuk kawasan lain belum kami dapatkan," kata Aman.

Pihak pemerintah pun menyatakan, pemanfaatan dana keistimewaan akan mendasarkan pada prioritas bantuan budaya karena untuk kawasan secara utuh menjadi kewenangan provinsi.

Seruyan akan Gelar Festival "Gawi Hatantiring"

Kuala Pembuang, Kalteng - Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, akan menggelar festival budaya Gawi Hatantiring pada Maret 2015 untuk menghidupkan aktivitas budaya lokal yang potensial untuk memajukan daerah di masa mendatang.

"Festival budaya itu rencananya akan diikuti oleh sepuluh kecamatan di Seruyan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Pariwisata (Disnakertranspar) Seruyan, Megantoro di Kuala Pembuang, Senin.

Ia menjelaskan, untuk pertama kali sejak berdirinya Kabupaten Seruyan 12 tahun silam, festival budaya 2015 ini akan diikuti sepuluh kecamatan se-Kabupaten Seruyan. Tahun-tahun sebelumnya, festival budaya di Seruyan hanya diikuti dua kecamatan, yakni Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur.

Kondisi ini menyebabkan peluang delapan kecamatan lain untuk mewakili Kabupaten Seruyan dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), yang merupakan ajang festival budaya terbesar se-Kalteng, menjadi tertutup.

"Karena itu, kita harapkan sepuluh kecamatan dapat bersiap-siap mengirim perwakilannya untuk turut serta memeriahkan festival tahunan tersebut," katanya.

Perlombaan yang diadakan adalah perlombaan kesenian tradisional meliputi manyumpit, balogo, bagasing, manggalau, manetek kayu dan lawang sekepeng serta tari tradisional.

Festival budaya kali ini mengambil nama Gawi Hatantiring sesuai dengan julukan Kabupaten Seruyan, yakni Bumi Gawi Hatantiring yang artinya bekerja bersama-sama atau gotong-royong.

"Harapannya dapat menumbuhkan semangat gotong-royong untuk membangun daerah ini, selain itu juga dapat menumbuhkembangkan kecintaan pada budaya lokal," katanya.

Sementara itu, diikutsertakannya seluruh kecamatan yang ada di Seruyan dalam festival kali ini disambut gembira oleh kalangan muda yang menyukai dan menekuni seni tradisional dayak secara turun-temurun, khususnya mereka yang berasal dari daerah hulu.

"Selama ini kami hanya belajar menari dari guru di sekolah, belum pernah ada perlombaan, jadi dengan adanya festival budaya kami dapat menunjukkan kebolehan kami," ujar Santi, salah satu siswi SMA Trans Sukamandang.

Sultan Ingin Promosikan Budaya Banjar

Martapura, Kalsel - Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh dikenal memiliki komitmen yang besar dalam mengembangkan dan mempromosikan budaya serta segala hal yang berkaitan dengan pariwisata di Kalsel. Sebagai bukti, Pemkab Banjar kerap menggelar kegiatan budaya dan pariwisata.

Kegiatan tersebut harus diangkat, tidak hanya ke tingkat nasional tetapi juga internasional. Oleh karena Tim Microsite BPost Group menawarkan kerja sama mengembangkan dan mempromosikan budaya serta pariwisata daerah ini melalui online. Berbagai hal terkait manfaat online disampaikan ketua tim, M Yamani yang disertai Didik Trio Marsidi dan Manajer Iklan Helda Anastasia dalam pertemuan di ruang bupati, Senin (26/1).

Sultan H Khairul Saleh pun sepakat sekarang zamannya online. “Saya senang dan tertarik akan kerja sama ini. Biar pariwisata di Kabupaten Banjar bisa mendunia. Saya rasa hal ini harus segera ditindaklanjuti oleh Dinas Bidaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Banjar,” ujar dia.

Dia berharap kerja sama dengan BPost Group membuat budaya dan kegiatan pariwisata di Kalsel khususnya Kabupaten Banjar makin bergairah. Selanjutnya daerah ini makin dikenal dunia.

Sebelumnya, di hari yang sama, Tim Microsite BPost Group melakukan diksusi dengan jajaran Disbudparpora Kota Banjarbaru. Kadisbudparpora Banjarbaru Lesa Fahriana juga menyatakan keketertarikannya dan mengharapkan hal ini dikerjasamakan. “Saya senang dan tertarik dengan program ini dan akan kami tindaklanjuti serta berharap kerja sama bisa segera terwujud,” harap dia.

Hidupkan Kembali Topeng Maulid

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk kedua kalinya menggelar Festival Topeng Maulid.

Acara yang digelar di halaman Taman Surya kemarin ini sebagai salah satu upaya Pemkot Surabaya melestarikan kearifan lokal. Dibanding acara pertama yang digelar di Taman Bungkul, acara kali ini jauh lebih semarak. Ada sekitar 1.000 lebih warga Surabaya yang ikut ambil bagian memeriahkan acara tahunan ini.

Mereka terdiri dari atas pelajar, komunitas sanggar tari dan seni, serta juga partisipasi dari kecamatan. Halaman Taman Surya pun serasa disulap menjadi panggung pesta rakyat dengan hamparan karpet merah. Ada puluhan ragam topeng Maulud yang seperti dipajang di sebuah etalase dan ada gunungan hasil bumi, seperti sayur- sayuran, buah-buahan, serta gunungan apem (jajanan) khas Surabaya.

Selain itu, ada beragam penampilan dari siswa-siswi sekolah, komunitas sanggar tari/ seni, dan dari pewakilan kecamatan yang terkemas dalam parade topeng Maulid 2015, di antaranya Tari Topeng Shalawat dari SMPN 12 Surabaya dan drum band SMAN 19 Surabaya.

Setelah pembacaan doa, acara dilanjutkan dengan ritual keberkahan yang diawali dengan Tarian Topeng Gedeg oleh Sanggar Surabaya Menari dan pembagian topeng Maulid oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kemudian dilanjutkan dengan rebutan gunungan apem dan gunungan hasil bumi.”Acara ini diadakan supaya anak-anak tahu ada budaya seperti ini di Surabaya. Anakanak kecil jadi tahu ada Topeng Maulid,” kata Tri Rismaharini disela-sela acara.

Pada penyelenggaraan tahun ini kemasannya berbeda dengan sebelumnya. Jika tahun lalu hanya berupa topeng Maulud, sekarang ada gunungan buah dan apem seperti pada acara ruwat desa. Topeng Maulid merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang ada di Surabaya selain ludruk, manten pagon, tari remo, undukan doro dan gulat okol.

Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai upaya merawat budaya lokal tersebut agar tetap ada dan dikenal generasi muda. Menurut Kepala Bidang Objek dan Promosi Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Ida Widayati mengatakan, tradisi topeng Maulid ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi tradisi warga Surabaya.

Namun sejak tahun 1970- an, tradisi itu perlahan memudar dan keberadaan topeng Maulidan nyaris hilang. Karena itu, melalui gelaran ini pemkot memandang perlu diadakan kegiatan Topeng Maulid. ”Dengan acara ini, kami ingin menghidupkan kembali budaya Kota Surabaya. Acara ini juga menjadi media kegiatan wisata bagi masyarakat kota maupun di luar kota Surabaya,” katanya.

Salah satu penggagas acara Festival Topeng Maulid 2015, Herry Lento mengatakan, sejak dulu di Surabaya ada tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di mana anak-anak akan memakai topeng Maulid.

”Dulu, ibu-ibu yang pergi ke pasar membelikan anak-anaknya topeng Maulid. Di kampung- kampung semuanya pakai topeng itu. Itu yang kemudian kami hidupkan kembali tradisi ini,” ujarnya.

Ketua DPD RI Dukung Bahasa Indonesia-Melayu jadi Bahasa Internasional

Jakarta - Ketua DPD RI, Irman Gusman, mendukung bahasa Indonesia-Melayu serumpun sebagai bahasa internasional.

Dukungan itu disampaikan dalam acara silaturrahmi dan dialog sosial budaya serumpun yang juga dihadiri Zahrain Mohamed Hasyim, Dubes Malaysia untuk Indonesia dan Tan Sri Dato' Yatim, penasihat Sosial Budaya Malaysia serta perwakilan Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan dan Budaya di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang juga sudah dikenal berbagai penduduk dunia dan berpotensi jadi bahasa internasional ke lima di dunia, tutur Irman Gusman.

DPD RI juga mendukung gerakan budaya membaca dan menulis diseluruh daerah di Indonesia karena masih rendahnya minat baca tulis di Indonesia sehingga bisa mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju dan cerdas dalam peta geostrategi bangsa.

Dalam acara tersebut juga digelar dialog tentang sejarah bahasa Melayu serumpun yang disampaikan Dato Sri Utami. Dia mengatakan bahasa Melayu sebagai muasal bahasa Indonesia yang menjadi bagian identitas masyarakat serumpun yang sangat dibanggakan hingga dinegeri Malaysia.

Kita bangga dengan bahasa Melayu Indonesia dan harus menjadi identitas pemersatu antara negara serumpun dan harus jadi lokal wisdom," tutur Dato Sri Utama bersemangat.

-

Arsip Blog

Recent Posts