Kesempatan Sama bagi Kreator Seni Budaya Tunjukkan Eksistensi

Bandung, Jabar - Para pelaku seni budaya di Jawa Barat memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan karya seni. Pemerintah Jawa Barat memberikan fasilitas serta motivasi para seniman untuk bersaing dalam menghasilkan karya bermutu dan diakui secara regional maupun nasional.

“Siapapun senimannya dan dari latarbelakang apapun mendapat kesempatan yang sama untuk menunjukkan kreativitas kesenimanannya. Tanpa memandang batasan usia ataupun latarbelakang, pemerintah akan memberikan dukungan kepada setiap pelaku seni untuk bersama-sama memajukan pembangunan Jawa Barat dalam bidang seni budaya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Drs. Nunung Sobari dalam sambutannya pada pembukaan Pasar Ngampar dan Pameran Seni, Sabtu (19/4/2014) bertempat di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House) Bandung.

Taman Budaya (Dago Tea House) menurut Nunung Sobari, merupakan fasilitas ruang aktivitas dan kreativitas yang disediakan pemerintah Prov. Jabar. Setiap seniman dan budayawan ataupun kreator seni budaya memiliki kesempatan yang sama untuk menampilkan karya seni budaya di Taman Budaya Jawa Barat.

Bahkan menurut Nunung, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan memberikan dukungan pendanaan bagi seniman dan budayawan yang memiliki karya seni berkualitas untuk diangkat ditingkat nasional maupun internasional.

“Jawa Barat ini sangat kaya akan pelaku seni budaya dan tidak sedikit dari mereka yang sudah memiliki nama didalam negeri maupun mancanegara, karenanya kami (Disparbud Jabar) akan terus memberikan dukungan agar keberadaan para pelaku seni budaya dengan karyanya mendapat pengakuan,” ujar Nunung.

Tradisi Gasing Terbang ala Melayu Terengganu

Terengganu, Malaysia - Gasing merupakan permainan tradisional Melayu yang hampir lapuk tergerus zaman. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi masyarakat Kuala Terengganu, Malaysia, yang menganggap permainan gasing adalah salah satu warisan kebudayaan yang harus tetap dijaga.

Kompas.com pun berkesempatan melihat permainan tradisional tersebut saat berada di Terrapuri Heritage Village, Kampung Mangkuk, Penarik, Setiu, Terengganu, bersama peserta Terengganu International Squid Jigging Festival 2014. Permainan itu dinamakan gasing terbang oleh penduduk setempat.

Perbedaan gasing terbang dan gasing-gasing tradisional pada umumnya adalah ukuran. Gasing terbang memiliki diameter kurang lebih 15 cm dan berat 4 kilogram. Selain itu, di bagian sisi luar gasing juga diberi lilitan timah untuk memberikan berat ideal agar bisa berputar lebih lama dan seimbang.

Proses memainkan gasing terbang juga tidak sembarangan. Jika di beberapa daerah Indonesia gasing identik menjadi permainan anak-anak, di Terengganu, gasing menjadi permainan bagi orang-orang yang sudah berpengalaman.

Maklum, proses melilit tali pada gasing pun harus membutuhkan bantuan pohon agar lemparan gasing bisa kuat. Selain itu, salah satu seorang pemain lainnya siap menunggu lemparan tersebut untuk mengangkat gasing sebelum ditaruh di wadah berwarna biru agar gasing tetap berputar lama.

Banyak cerita mengenai asal muasal kemunculan permainan gasing terbang di Terengganu. Namun, salah satu pemain gasing menuturkan bahwa gasing awalnya diciptakan sebagai alat memburu binatang.

Para pemburu tersebut, kemudian membuat sejenis permainan yang sama untuk sekadar mengisi waktu luang. Seiring perkembangannya, permainan itu pun terus berkembang hingga menjadi salah satu mainan tradisional yang disebut gasing terbang.

Keunikan Budaya Ternate Dikagumi Wisatawan Mancanegara

Ternate, Malut - Wisatawan mancanegara ternyata mengagumi keunikan seni budaya Ternate, termasuk dari daerah lainnya di Maluku Utara (Malut), baik tarian maupun ritual adat yang ditampilkan pada Festival Legu Gam di daerah itu.

"Wisman mengaku sangat mengagumi keunikan budaya Ternate, termasuk dari daerah lainnya di Malut karena nuansa tradisional sangat menonjol dan tidak ada kemiripannya dengan budaya di daerah lain di Indonesia," kata Ketua Panitia Festival Legu Gam 2014, Nita Budi Susanti di Ternate, Kamis (17/4/2014).

Festival Legu Gam yang digelar selama dua minggu, 13-26 April 2014 untuk memeriahkan ulang tahun ke-79 Sultan Ternate Mudhafar Sjah tersebut merupakan kegiatan tahunan Kesultanan Ternate dan telah masuk kalender wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Nita Budi Susanti yang juga permaisuri Sultan Ternate itu menjelaskan, salah satu budaya yang telah ditampilkan pada Festival Legu Gam dan dinilai sangat unik oleh wisatawan mancanegara adalah ritual adat mengelilingi Pulau Ternate dengan membawa obor.

Ritual adat yang menandai dimulainya Festival Legu Gam tersebut melibatkan ratusan peserta yang terdiri dari perangkat adat Kesultanan Ternate dan masyarakat umum. Menurut Nita Budi Susanti, budaya lainnya yang juga dinilai unik oleh para wisatawan mancanegara tersebut adalah berbagai jenis tarian yang ditampilkan pada pembukaan Festival Legu Gam karena setiap gerakan dalam tarian itu, termasuk alat musik yang mengiringinya dinilai sarat dengan pesan sosial dan nuansa magis.

Masih banyak lagi kegiatan budaya yang akan ditampilkan selama pelaksanaan Festival Legu Gam, diperkirakan akan menarik bagi wisatawan, di antaranya penampilan busana adat Malut yang melibatkan ratusan remaja dengan cara berjalan kaki sepanjang tiga kilometer.

Selain itu, kata Nita Budi Susanti, kegiatan yang juga sangat menarik adalah ekspedisi Kie Raha, yakni mengunjungi empat kesultanan di Malut yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan menggunakan armada laut untuk melihat lebih dekat serta mengetahui lebih banyak mengenai keberadaan keempat kesultanan itu.

Parade Budaya menyambut HUT Kota Gianyar

Denpasar, Bali - Kota Gianyar yang ke 243 menyedot perhatian warga, Kamis (17/4). Pusat keramaian berlokasi di Lapangan Astina Gianyar, tidak hanya disana seluruh ruas Jalan Ngurah Rai dari Lapangan Astina sampai Ujung Taman Ciung Wanara Gianyar dipadati warga. Tua, muda dan anak-anak berduyun berdesakan berebut mendapatkan posisi yang paling depan.

Acara dibuka dengan pemukulan Kulkul (pentungan) oleh Wakil Bupati Gianyar, I Made Mahayastra. Riuh suara tepuk tangan penonton bercampur deru suara Marching Band Universitas Udayana yang membuka resmi parade budaya. Setelah perkusi marching band, kemudian giliran perkusi tradisional SMK Negeri 3 yang memukau penonton, lewat seni kontemporer Adi Merdangga.

Kecamatatan Ubud membuka perade budaya untuk perwakilan masing-masing kecamatan. Ubud mengambil tema kedatangan Walter Spies. Kecamatan Blahbatuh mengambil tema dipersatukannya berbagai sekte yang ada di Bali oleh Mpu Kuturan.

Kecamatan Tegalalang menampilkan cerita lokal yang merepresentasikan rasa syukur warga atas air sebagai sumber kehidupan dengan berdirinya Pura Griya Sakti. Pendeta Manuaba adalah tokoh yang berjasa dalam membuat bendungan air.

Dua gadis kecil ditandu, dari kejauhan terlihat asap mengepul, tangannya menari lemah gemulai bak dewi kahyangan, suasan mistispun sangat terasa. Penampilan dari Kecamatan Sukawati yang mengambil tema Legong Kannyaka Mudra, menggambarkan jiwa yang halus dan suci dari seorang penari.

Berikutnya, bercerita tentang serangan yang dilakukan I Gusti Anglurah Panji Sakti ke Gianyar, Dewa Gede Manggis Kuning dengan gagah berani memberikan perlawannya. Itulah tema yang ditampilkan oleh sang tuan rumah Kecamatan Gianyar. Suara tepuk tangan terdengar semakin keras walau hujan rintik mulai membasahi kota Gianyar.

Kecamatan Tampaksiring membawakan cerita jatuhnya bulan di desa Pejeng Gianyar. Sekarang tempat yang konon bulan pernah jatuh disana menjadi Pura Panataran Sasih, pura yang dipuja warga untuk meminta hujan turun dari langit.

Last but not least, Kecamatan Payangan menjadi penutup parade budaya. Kecamatan Payangan akan mewakili Gianyar pada perheladan akbar kebudayaan Pesta Kesenian Bali (PKB). Mengambil tema Beras Catur, beras yang dijadikan sarana yadnya ketika Odalan di Pura terutama padaa saat perayaan odalan yang berlangsung empat hari.

Festival Teluk Jailolo Digelar 29-31 Mei 2014

Jakarta - Festival Teluk Jailolo merupakan sebuah pesta budaya dan pariwisata yang secara rutin diselengarakan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Tujuannya adalah untuk mempromosikan potensi pariwisata, kekayaan alam, budaya, juga bisnis di wilayah Kabupaten Halmahera Barat. Festival yang telah memasuki tahun keenam ini akan berlangsung 29-31 Mei 2014.

Festival Teluk Jailolo 2014 bertemakan Culture, People, Nature of West Halmahera. Dengan promotion tagline #JelajahiJailolo.

Adapun beberapa rangkaian acara yang menjadi highlight Festival Teluk Jailolo 2014.

1. Sigofi Ngolo

Sebagai penanda pembuka Festival Teluk Jailolo. Iring-iringan kapal dengan hiasan yang ramai, serta musik perkusi akan bergerak sejak pagi hari dari Teluk Jailolo menuju Pulau Babua yang dianggap keramat.

Ritual Sigofi Ngolo sering pula disebut sebagai ritual bersih laut, namun bukan membersihkan laut dari sampah. Mereka membersihkan laut dari segala niat buruk, meminta izin alam untuk memulai perayaan dengan niat yang tulus.

2. Horom Sasadu

Horom toma sasadu berasal dari istilah horom artinya makan; toma berarti di; dan sasadu artinya rumah adat. Sasadu berdiri di atas beberapa tiang kayu, tanpa dinding, dan beratapkan daun sagu. Dalam setahun, makan adat digelar dua kali yang biasanya diadakan pada bulan Maret dan Juni. Tapi tak perlu masa tanam dan masa panen. Karena pada Festival Teluk Jailolo semua peserta tetap akan bisa menikmati makan adat yang mengajarkan akan rasa syukur ini.

3. Gelar Makanan Tradisional Maluku Utara

Pada perayaan tahun lalu, acara ini merupakan yang menjadi primadona. Berbagai masakan asli Maluku Utara akan dihidangkan bagi para pengunjung. Mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup. Bahkan akan juga disajikan makanan-makanan yang khas suku adat asli Halmahera Barat.

Penyajian makanan asli Halmahera Barat ini berkerja sama dengan Maharasa Team, kelompok pecinta kuliner nusantara yang dipelopori chef Ragil Imam Wibowo dan Adzan Tri Budiman. Acara kuliner ini juga didukung oleh Lisa Virgiano dan Helianti Hilman Najib, Mei Batubara. Mereka adalah pebisnis di bidang kuliner sekaligus mengembangkan dan melestarikan cita rasa masakan asli nusantara.

Anda penyuka kuliner, bersiaplah karena lidah Anda akan dimanjakan dengan makanan khas Maluku Utara yang mungkin belum pernah Anda coba sebelumnya.

4. Acara Puncak Sasadu On the Sea

Bertempat pada sebuah panggung di atas laut, di pinggir bibir pantai di Teluk Jailolo, pergelaran seni bertajuk Sasadu on the Sea akan dihadirkan. Ratusan anak muda yang telah berlatih di bawah pimpinan Eko Supriyanto akan mempertunjukkan seni drama dan tari.

Eko Supriyanto adalah seorang dancer dan koreografer lulusan UCLA. Pengalamannya dalam dunia tari termasuk salah satunya menjadi penari latar untuk Madonna serta konsultan dalam Lion King karya Julie Taymor.

Sasadu on the Sea dijabarkan atas pembagian adegan yang masing-masing mempunyai makna, interpretasi, pesan, serta harapan untuk menjadi inspirasi dalam meraih impian dan cita-cita bagi generasi muda juga seluruh masyarakat Halmahera Barat. Pertunjukan kesenian di Festival Teluk Jailolo 2014 ini dapat dipastikan menjadi acara yang paling ditunggu-tunggu.

5. Eksplorasi Burung Bidadari

Halmahera Barat merupakan salah satu habitat bagi burung yang sudah termasuk ke dalam fauna langka. Burung yang memiliki nama latin semiotera Wallacii, yang merupakan nama dari penemunya, Alfred Russel Wallace. Keistimewaan burung ini menurut Wallace adalah bentangan sayap burung bidadari jantan yang sangat indah ketika merayu betina.

6. Scuba Diving

Dunia selam atau diving di Halmahera Barat memang bisa dikatakan masih sangat muda. Walau begitu kabupaten ini memiliki lebih dari 20 dive sites di seputaran Teluk Jailolo. Banyak biota unik bahkan tergolong langka menjadikan perairan Halmahera Barat sebagai rumah mereka. Selain itu pada Festival Teluk Jailolo 2014 juga akan digelar International Underwater Photo Competition dengan total hadiah Rp 144 juta.

Wah, Mahkota Sultan Ternate Bertabur 113 Batu Permata

Ternate, Malut - Bukan hanya keraton dan struktur pemerintahan kerajaan yang menjadi peninggalan turun temurun di Kesultanan Ternate, Maluku Utara. Kesultanan yang berdiri sejak 1257 dengan Raja pertama yaitu Baab Mansyur Malamo, ternyata memiliki satu benda pusaka yang telah dijaga dan disakralkan, yakni mahkota sultan.

Vanyira Kadato atau Kepala Wilayah Keraton Kesultanan Ternate, Rizal Effendi, mengatakan bahwa mahkota tersebut sudah ada sejak sultan pertama ini. Mahkota itu terbuat dari rambut, lempengan emas, dan dihiasi oleh kurang lebih 113 batu permata. Batu permata itu antara lain safir, intan, berlian, zamrud, dan batu-batu dari seluruh penjuru dunia.

Keunikan dari mahkota ini adalah rambut yang senantiasa memanjang. Sehingga selalu dilakukan ritual pemotongan rambut, biasanya bertepatan dengan hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban. Rizal mengatakan bahwa sebelum dilakukan pemotongan, Sultan dan perangkat adat akan melakukan thalilan atau sembahyang bersama.

"Tidak ada benda pusaka atau alat khusus untuk memotong rambut, hanya gunting biasa saja," kata Rizal.

Mahkota yang disakralkan ini tidak selalu diperlihatkan kepada orang. Benda tersebut baru diperlihatkan hanya pada acara-acara khusus atau ketika ada tamu kehormatan datang ke Kesultanan Ternate.

Kompas.com berkesempatan melihat mahkota sultan secara langsung pada saat pembukaan Festival Legu Gam 2014, di Keraton Kesultanan Ternate, Minggu (13/4/2014). Mahkota tersebut disimpan di dalam kamar yang dijaga oleh seorang juru kunci.

Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke sana. Tamu hanya diperkenankan melihat dari luar kamar yang dibatasi oleh pagar kayu kecil. Mahkota tersebut disimpan dalam kotak kaca. Disekitarnya ada dua buah keris dan satu stempel milik sultan.

"Jadi kamar itu, selain oleh juru kunci, hanya boleh dimasuki oleh Sultan dan beberapa perangkat adat. Itupun sultan bisa masuk ketika dia ingin menyepi atau bermunajat. Selain itu kamar tersebut akan terkunci," kata Rizal Effendi, Rabu (16/4/2014).

Menariknya, meskipun disebut sebagai mahkota sultan, Sultan hanya mengenakan mahkota sekali, yaitu pada saat dilantik menjadi sultan. Setelah itu, mahkota akan disimpan kembali.

Dengan jumlah batu permata yang banyak dan rambut yang cukup tebal serta masih ada lempengan emas, mahkota ini bisa dikatakan amat berat. Sayang Rizal tidak tahu persis berapa berat mahkota tersebut.

"Cuma saya masih ingat ketika Sultan Mudaffar Syah diangkat menjadi sultan, beliau tidak bisa lama-lama melayani permintaan fotografer untuk berpose lama, beliau mengeluh mahkotanya berat," kata Rizal.

Budaya ’Timba Laor’ Dilaksanakan 18 April 2014

Ambon, Maluku - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan melakukan tradisi Timba Laor atau cacing laut (Lycde Oele) pada 18 April 2014.

"Tradisi menimba laor akan dilaksanakan warga pesisir Ambon pada 18 April di desa Latuhalat, kecamatan Nusaniwe," kata Kepala dinas Pariwisata kota Ambon, Peter Ohman, Selasa.

Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah negeri Latuhalat untuk memastikan waktu pelaksanaan dan kondisi air di kawasan tersebut.

Munculnya laor juga dipengaruhi siklus bulan dan matahari pada bulan Maret atau April, dan muncul hanya setahun sekali."

"Tradisi di Ambon, laor muncul setiap bulan Maret atau April tetapi semua dipengaruhi cuaca dan kondisi air laut. Jika air pasang dan berwarna keruh maka laor akan muncul," katanya.

Peter mengatakan, laor berkembang biak di terumbu karang, karena itu kawasan pantai harus tetap memelihara karang dengan baik.

"Pihak desa atau negeri akan melakukan sterilisasi kawasan pantai, supaya tidak ada warga yang memasuki kawasan tersebut sebelum laor keluar," ujarnya.

Jika waktu pelaksanaan tepat, katanya, kegiatan tersebut akan dikemas mulai dari proses menimba laor, memasak hingga makan bersama.

"Seperti tahun lalu, kegiatan tahun ini juga akan dilaksanakan tidak hanya proses menimba tetapi memasak hingga disantap bersama warga yang datang," katanya.

Proses timba laor sebelumnya dilakukan di beberapa desa di Ambon seperti Rutong, Hukurila kecamatan Leitimur Selatan, serta pantai Air Low dan Latuhalat.

Laor memiliki kandungan protein kurang lebih 3 kali lebih banyak dibanding protein ikan dan mengandung vitamin tertentu, misalnya B 12, sehingga laor sangat baik untuk dikonsumsi.

Kegiatan timba laor di Indonesia hanya dilakukan di dua provinsi yakni Maluku dan Nusa Tenggara Barat (NTB) Kota Mataram.

"Di Mataram budaya timba laor yang disebut "Nyale" dilakukan setiap tahun dan menjadi atraksi budaya masyarakat setempat dan para wisatawan, sementara Maluku khususnya Ambon hanya dilakukan masyarakat setempat," katanya.

Cicipi Ketupat Sotong ala Terengganu

Terengganu, Malaysia - Jika di Indonesia ketupat biasanya dibuat dari janur dan beras saja, lain halnya dengan di Terengganu. Di kota yang terletak di bagian pantai timur Malaysia itu, Anda akan menemukan ketupat yang dibuat dari sotong dan beras ketan.

Dari bentuk, ketupat sotong awalnya tampak hanya seperti sotong rebus biasa. Namun, jika Anda memotong bagian sotong tersebut maka akan terlihat perbedaan karena berisi beras ketan.

Ketupat sotong ini adalah salah satu makanan khas masyarakat Terengganu. Biasanya makanan tersebut dijadikan menu utama saat mereka merayakan Hari Raya Idul Fitri atau ketika mengadakan pesta besar.

"Ini adalah salah satu makanan khas (Terengganu). Setiap Idul Fitri , atau acara-acara besar makanan ini selalu dijadikan menu wajib," ujar salah satu warga Terengganu, Nahruddin Ali, kepada Kompas.com, Minggu (13/4/2014).

Pembuatan ketupat sotong ini pun tidak terlalu sulit. Sotong yang sudah dibersihkan dan dibuang bagian kepalanya menjadi kulit ketupat. Kemudian, beras ketan yang sudah matang, diisikan ke perut sotong.

Di bagian ujung sotong biasanya disematkan dengan lidi agar ketan tidak keluar. Setelah itu, sotong yang sudah diisi dengan ketan lalu dimasak kembali dengan santan kental yang diberi bumbu seperti bawang merah, garam, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya.

Ketupat sotong disajikan tanpa tambahan lauk lainnya. Meski begitu, ketika Anda mencicipi makanan ini, rasa gurih dari santan serta manis dari ketan akan langsung terasa sejak gigitan pertama. Kulit sotong yang kenyal pun semakin bakal membuat lidah Anda bergoyang ria.

Ramainya Pasar Malam di Festival Legu Gam

Ternate, Malut - Festival Legu Gam ke-13 bukan sekedar festival budaya atau ajang menampilkan tarian khas daerah. Setidaknya bagi masyarakat Kota Ternate, Maluku Utara, festival ini juga membuat roda perekonomian di Ternate bergairah.

Hal ini dikarenakan selama festival berlangsung, warga yang berada di sekitar Ternate bahkan dari Tidore, Jailolo, hingga Sofifi datang ke Ternate untuk turut memeriahkan Festival Legu Gam dengan berjualan di sekitar Festival.

"Festival Legu Gam selalu menjadi acara yang dinantikan oleh warga Ternate. Bukan hanya karena ingin bersama-sama merayakan hari ulang tahun Sri Sultan Mudaffar Syah, tapi juga selama festival berlangsung warga bisa mendapatkan keuntungan dengan berdagang di sekitar lokasi festival," kata Permaisuri Sultan sekaligus Ketua Panitia Festival Legu Gam 2014, Boki Ratu Nita Budhi Susanty, di Keraton Sultan Ternate, Sabtu (12/4/2014).

Pengamatan Kompas.com, sejak sore ruas jalan Kapak Dua menuju lapangan Ngara Lamo ditutup kedua ruasnya. Di sepanjang jalan inilah pedagang dari sejumlah daerah di sekitar Ternate menggelar dagangannya untuk berjualan.

Kondisinya persis seperti pasar malam, di salah satu sudut ada arena bermain. Pengunjung anak-anak bisa bermain pancing ikan atau kereta api, sedangkan pengunjung remaja dan dewasa bisa adu tangkas melempar bola untuk mendapatkan hadiah. Hanya dengan uang Rp 5.000, pengunjung mendapatkan tiga kali kesempatan melempar bola tenis untuk menjatuhkan tumpukan kaleng.

Sedangkan di sepanjang jalan Kapak Dua, pengunjung bisa menemukan pedagang pakaian, jam tangan, poster hingga tas. Untuk menarik pengunjung pedagang memberikan sejumlah potongan harga untuk item tertentu.

Tidak heran jika kemudian banyak warga Ternate yang meminta Festival Legu Gam lebih sering dilakukan, tidak hanya satu tahun sekali. Di Maluku Utara sendiri, ada festival lainnya seperti Festival Teluk Jailolo dan Festival Gura Ici di Kayoa.

Festival Legu Gam 2014 akan berlangsung hingga Sabtu, 26 April 2014. Selama pelaksanaan akan diadakan sejumlah kegiatan budaya seperti kirab, fashion show, pemilihan Jojaru Ngongare atau pemilihan putra-putri Maluku Utara sebagai duta budaya, hingga jelajah Samudera Kie Raha atau berjelajah menggunakan perahu untuk mengunjungi empat kesultanan di Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.

Festivel Kuliner Manjakan Selera Warga Ibukota

Jakarta - Pecinta kuliner, bersiaplah! Sebuah festival kuliner di Jakarta akan berlangsung selama 28 hari terhitung mulai 21 April 2014. Festival kuliner bertajuk "EAT Jakarta" menawarkan keberagaman kuliner istimewa dengan harga yang ramah di kantong.

"Festival ini berusaha memenuhi antusias masyarakat untuk menikmati pengalaman kuliner yang tanpa batas," ujar CEO dan pendiri Qraved.com Steven Kim dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Festival ini diselenggarakan oleh Qraved.com, sebuah situs layanan pencarian dan reservasi restoran di Jakarta. Kim menjelaskan bahwa pengalaman yang ditawarkan untuk peserta festival adalah menikmati beragam sajian dari lebih 100 tempat makan pendukung dengan harga mulai dari Rp 100.000.

Tak hanya restoran dengan cita rasa Indonesia saja, bahkan juga restoran yang menyajikan menu asing. Restoran yang berpartisipasi seperti Rosso, Potato Head, AMUZ, La Luce, dan masih banyak lagi yang lainnya.

"Di sini, kalian bisa menikmati lebih dari 100 set menu khusus dari restoran terkemuka dengan harga yang dapat dijangkau, serta kemudahan reservasi," tambahnya.

Untuk melakukan reservasi, hanya perlu membuka situs www.eatjakarta.org. Di situs tersebut tersedia info lengkap mengenai festival, restoran yang berpartisipasi, set menu yang disediakan, hingga harga yang ditawarkan.

"Festival ini memudahkan para pecinta kuliner untuk mencicipi keberagaman kuliner, tak hanya reservasi dalam jaringan. Kalian juga bisa datang langsung pada restoran bertanda khusus ’EAT Jakarta’, telah disediakan set menu khusus sesuai dalam situs," tutur Manajer Pemasaran Festival EAT Jakarta, Ivan Aditya.

Dengan adanya festival ini membuat para pecinta kuliner tak sabar untuk mengikuti festival tersebut. Misalnya Julia Veronica, seorang food blogger yang juga hadir dalam kesempatan yang sama. Ia menyebutkan bahwa sangat antusias menunggu festival "EAT Jakarta". Sementara itu, food blogger lainnya yang juga turut hadir, Stanislaus Hans Danial Subianto, berharap festival ini akan rutin berlangsung tiap tahunnya.

"Mudah-mudahan ada terus, kapan lagi makan di restoran ekslusif dengan harga terjangkau," tukas Hans.

Museum Aceh Kalah Tenar Dibanding Museum Tsunami

Banda Aceh, NAD - Kendati tinggal dan menetap bahkan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Banda Aceh dan sekitarnya, dapat dipastikan warga Banda Aceh tidak banyak yang pernah menginjakkan kaki ke Museum Aceh ini. Kalah tenar dengan Museum Tsunami yang dibangun untuk mengenang tragedi tsunami 26 Desember 2004. Masyarakat hanya kerap melintasi bangunan gedung yang persis bersebelahan dengan Pendopo Gubernur Aceh.

Terletak di jantung Kota Banda Aceh, museum yang memiliki ciri khas rumah adat Aceh di depannya itu diapit beberapa bangunan yang berisi koleksi-koleksi penting. Rumah Aceh sendiri dibuat pada 1914 untuk Gelanggang Pameran di Semarang, yang kemudian dibawa pulang ke Banda Aceh dan dijadikan museum.

Pengamatan Kompas.com, rumah tradisional Aceh berbentuk panggung itu memiliki beberapa pintu berukuran sempit dengan barisan jendela cantik di depan dan belakang maupun kiri kanan rumah. Bentuknya yang kokoh kian mempertegas adat-istiadat daerah berjuluk Serambi Mekkah itu, bahwa kebudayaan harus dijunjung tinggi dan dipelihara.

Setiap hari, banyak pengunjung hilir-mudik menikmati wisata sejarah tersebut. Hal itu diakui beberapa petugas yang tampak berjaga-jaga di beberapa sudut museum. Kendati hanya hari Minggu saja rumah adat Aceh itu dibuka untuk umum, hari-hari lainnya pengunjung bisa melihat-lihat koleksi sejarah yang terdapat di bawah rumah adat maupun di bangunan yang terletak di kiri kanan rumah.

“Beberapa koleksi museum yang banyak dikunjungi yakni Lonceng Besar yang diberi nama "Cakra Donya", jingki untuk menumbuk tepung, penyimpan padi serta beberapa kayu andalan asal Aceh yang bisa dimanfaatkan untuk membuat perahu,” ungkap seorang petugas.

Rika, seorang mahasiswi Unsyiah dan bersama tiga rekannya, yang sengaja datang ke Rumah Aceh, mengatakan sudah tiga tahun ia menempuh pendidikan di Banda Aceh, baru kali ini menyempatkan diri berkunjung ke museum tersebut. “Pascatsunami, lokasi kunjungan wisata identik dengan berbau tsunami sehingga museum seperti ini nyaris terlupakan, kecuali mendapat tugas di sekolah atau kampus,” sebut Rika malu-malu.

Begitupun, dia tidak menyangkal keindahan dan nilai sejarah tersimpan rapi dan memiliki daya pikat tinggi bagi pengunjung. Senada diakui Andi, seorang mahasiswa semester akhir yang tengah merampungkan skripsinya. Dalam seminggu Andi bisa dua kali berkunjung ke Museum Aceh untuk menggali informasi dari banyak koleksi yang terdapat di dalamnya.

“Semakin kita tahu semakin bertambah kagum pula kita pada rakyat Aceh tempo dulu yang memiliki nilai seni dan kepekaan terhadap lingkungan mereka,” sebut Andi.

Untuk itu, Andi berharap agar masyarakat Aceh khususnya dan pengunjung luar Aceh umumnya jangan melewatkan wisata sejarah ke museum ini saat bertandang ke Kota Banda Aceh. Pengunjung dijamin akan banyak memperoleh informasi berharga yang bisa dijadikan referensi bahwa Aceh merupakan daerah yang memiliki kebudayaan serta adat-istiadat tinggi, di samping mengedepankan pelaksanaan Syariat Islam.

Banjarmasin Bangun Kawasan Pusat Kuliner Ketupat

Banjarmasin, Kalsel - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Sekatan, melalui Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga berencana membenahi kawasan Desa Pekapuran menjadi pusat kuliner ketupat.

"Rencananya bangunan kumuh di bantaran Sungai Martapura di Pekapuran akan dibebaskan, karena di lokasi itu akan dijadikan kawasan pusat kuliner ketupat," kata Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga Banjarmasim Subhan Yaumil di Banjarmasin, Selasa.

Bila bantaran sungai di kawasan tersebut sudah dibebaskan dari bangunan kumuh, akan segera dibangunkan menjadi kawasan wisata perairan seperti layaknya di Jalan Pire Tendean dan Jalan Sudirman.

Kawasan Pekapuran tersebut tak semata sebagai kawasan wisata sungai namun sekaligus sebagai sentra kuliner, khususnya ketupat mengingat di lokasi tersebut banyak sekali perajin makanan tersebut.

Untuk mempermudah wisatawan dan pengunjung mendatangi sentra perajin kuliner ketupat baik melalui sungai maupun melalui darat, karena akan dibangun dermaga untuk kapal-kapal kecil.

Pengraji ketupat setempat sulit di hitung jumlahnya. Semula mereka yang membuat ketupat hanyalah penduduk asli setempat, tetapi setelah melihat potensi ekonomi membuat ketupat menjanjikan banyak pendatang yang juga ikut-ikutan menjadi perajin ketupat.

Penduduk sekitar tidak hanya mengayam daun kelapa dan daun nifah menjadi kulit ketupat, tetapi tak sedikit yang menjadi pedagang grosir, pedagang eceran, sampai mereka yang bertindak sebagai pencari bahan baku daun kelapa dan daun nifah.

Kawasan tersebut ramai pengunjung apalagi jika menjelang idul Fitri dan Idul Adha.

Unik, Festival Sotong di Malaysia

Terengganu, Malaysia - Festival Terengganu International Squid Jigging 2014 ternyata cukup menarik perhatian dunia. Hal itu bisa terlihat dari antusias ratusan peserta festival yang terdiri dari media Internasional serta blogger dari berbagai penjuru dunia.

Uniknya, di festival ini acara utamanya adalah menangkap sotong dengan teknik jigging di perairan Pulau Kapas di Marang dan Pulau Cepu di Setiu. Selain itu, para peserta juga berkesempatan mengunjungi beberapa tempat wisata seperti Pulau Redang, Tasik Kenyir, Pasar Payang, Masjid Terapung, dan sebagainya.

Sejumlah pengunjung mengungkapkan ketertarikannya dengan berbagai keindahan dan budaya Terengganu. Edgar Alan Zeta, misalnya, seorang blogger asal Filipina, yang mengaku ini adalah pengalaman pertamanya mengeksplorasi wisata alam Terengganu.

"Saya beberapa kali sudah mengunjungi Malaysia, tetapi ke Terengganu baru pertama kali. Jadi, ini (ikut festival) adalah kesempatan yang bagus," kata Edgar saat berbincang dengan Kompas.com.

Menteri Negeri Terengganu, Datuk Seri Ahmad Said, pun mengaku senang dengan antusiasme para peserta. Ia pun mengungkapkan, akan mengundang lebih banyak peserta jika festival itu kembali diselenggarakan pada tahun depan.

"Saya bersyukur karena sambutan peserta, termasuk yang dari luar negara sangat luar biasa. Kita berharap ini adalah permulaan ke arah pesta yang lebih hebat di masa-masa yang akan datang dan kita akan mencoba membawa lebih banyak lagi wartawan dan blogger dari luar negeri," kata Datuk Seri Ahmad.

Festival Terengganu International Squid Jigging 2014 berlangsung sejak 11 hingga 17 April 2014. Tercatat, sebanyak 200 peserta dan media dari 21 negara turut meramaikan festival tersebut.

Kabupaten Jepara Miliki Museum Ukir

Jepara, Jateng - Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, miliki museum ukir dengan koleksi aneka kerajinan ukir dengan memanfaatkan gudang milik SMP Negeri 6 Jepara yang ada di Jalan Kartini.

Menurut Wakil Bupati Jepara, Subroto, di Jepara, Sabtu, museum ukir ini diresmikan hari ini (12/4) sehingga masyarakat bisa berkunjung ke museum untuk mengetahui koleksi berbagai jenis kerajinan ukiran.

Bahkan, lanjut dia, terdapat koleksi ukiran yang cukup tua. Koleksi ukiran tersebut, kata dia, merupakan hasil karya siswa sejak tahun 1929.

Kerajinan ukir, kata dia, bagi warga Jepara sudah mendarah daging sehingga keberadaan museum ukir ini diharapkan bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk menekuni kerajinan ukir.

Bahkan, lanjut dia, di museum tersebut juga terdapat bola dunia yang dibuat dengan motif ukiran. Bola dunia tersebut, kata dia, awalnya merupakan pesanan dari Presiden Soekarno yang berkunjung ke SMPN 6 Jepara pada tahun 1962.

Karena proses pembuatannya menggunakan peralatan sederhana, kata dia, proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Akan tetapi, kata dia, setelah proses pembuatan bola dunia tersebut bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepresidenannya sehingga belum sempat diserahkan.

Apabila ada lomba ukir tingkat pelajar, kata dia, nantinya juga bisa dimasukkan ke museum untuk memberikan kebanggan tersendiri kepada peserta lomba tersebut.

Kepala SMPN 6 Jepara, Darsono menyambut positif keberadaan museum ukir yang menempati bekas gudang milik SMPN 6 Jepara itu.

"Setidaknya, para siswa bisa mengetahui aneka koleksi ukir sehingga diharapkan bisa menjadi daya tarik mereka untuk menekuni seni ukir," ujarnya.

Berdasarkan pengamatan, koleksi kerajinan ukir yang ada di museum tersebut cukup banyak dan tidak hanya koleksi ukir khas Jepara karena terlihat ukiran yang merupakan hiasan dinding khas Suku Asmat.

Setiap koleksi terdapat nama jenis ukiran dan tahun pembuatannya sehingga setiap pengunjung akan berdecak kagum melihat aneka koleksi ukiran.

Bangunan SMPN 6 Jepara tersebut, dibangun pada tahun 1929 pada zaman Hindia Belanda dengan nama Open Bare Ambacht School dan berulang kali berganti nama seperti Sekolah Pertukangan pada tahun 1945--1949 hingga akhirnya berubah nama menjadi SMPN 6 Jepara dari tahun 2002 hingga sekarang.

Pawai Obor Awali Festival Legu Gam

Ternate, Malut - Festival Legu Gam ke-13 resmi dimulai di kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (13/4/2014). Festival tersebut merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Kesultanan Ternate didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Permaisuri Boki Ratu Nita Budhi Susanty, mengatakan festival ini merupakan ajang bagi rakyat Ternate untuk berpesta dan bersuka cita merayakan ulang tahun ke-79 Sri Sultan H Mudaffar Syah. Selain itu festival ini juga menjadi ajang promosi bagi pariwisata di Kota Ternate.

Dimulainya festival ini ditandai dengan pawai obor "Gam Ma Cahaya" yang dilakukan pada Sabtu malam atau sehari sebelum acara pembukaan dimulai. Obor menjadi simbol penerang yang diberikan oleh Sultan kepada rakyat Ternate.

Pada acara pawai obor tersebut, Sri Sultan menyalakan obor pertama dan kemudian obor tersebut akan dibawa berkeliling kota Ternate oleh seorang abdi. Ratusan orang turut serta dalam pawai tersebut dan sebelum berangkat mereka didoakan agar memiliki kekuatan berjalan kaki mengelilingi Kota Ternate.

Pada Minggu pagi, Sultan Ternate didampingi Permaisuri mengikuti ritual doa, kemudian diarak menuju panggung rakyat pada siang harinya.

Festival yang berlangsung hingga Sabtu (26/4/2014) ini akan diisi dengan kirab budaya, fashion street, hingga jelajah Samudera Kie Raha - berjelajah menggunakan perahu untuk mengunjungi empat kesultanan di Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.

Dangdut Merambah Amerika

Philadelphia, AS - Musik dangdut mulai merambah Amerika Serikat, menjejak Philadelphia, New York, Washington DC dan Wilmington bersama kontes "Dangdut in America 2014" yang digelar sejak Maret lalu.

Audisi kontes musik dangdut yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI New York, Kedutaan Besar RI Washington DC, NSR Entertaiment, TVRI dan Voice of America itu mulai dilakukan di Philadelphia pada 21 Maret.

Sebanyak 60 peserta dari empat negara bagian di Amerika Serikat mengikuti kontes yang untuk kedua kalinya digelar tersebut.

Juri yang terdiri atas Rissa Asnan, penyanyi dangdut Ani Hartini (bekas anggota grup Ken Dedes), penyanyi soprano Amerika Catherine Short Arce dan penyanyi R&B Sania menentukan pemenang kontes dalam pertunjukan final di Sigma Sound Studio, Philadelphia, Minggu malam (13/4).

Penyanyi John Shanklin (27), yang pada Minggu malam menyanyikan lagu "Zakia" dari Achmad Albar, keluar sebagai juara kontes dangdut itu.

Sebagai pemenang pertama, dia mendapat hadiah tiket ke Indonesia dan tampil di televisi Indonesia.

John Shanklin mengaku tidak tahu banyak tentang Indonesia tetapi dengan senang hati ingin belajar.

Setelah meraih memenangi kontes dangdut, dia ingin terjun ke dunia musik secara profesional serta mengunjungi berbagai kota di Indonesia.

Usai acara Ketua Panitia Penyelenggara Kontes Rissa Asnan dari NSR Entertainment mengatakan kompetisi dangdut yang digelar di kota New York, Washington DC dan Wilmington, Delaware tersebut diharapkan bisa meningkatkan apresiasi terhadap musik dangdut.

Selain itu, menurut pejabat KBRI Washington DC Heru H Subolo, musik dangdut bisa menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia dan meningkatkan kontak penduduk kedua negara.

Sementara penyanyi R&B Indonesia Sania mengatakan penyelenggaraan kontes dangdut semacam itu bisa memudahkan penyanyi dangdut Indonesia yang ingin tampil di Amerika dan sebaliknya.

Ia juga bangga melihat antusiasme peserta kontes dangdut tersebut. "Luar biasa antusias, peserta cukup besar," ujar Sania, yang merilis album berjudul Santai tahun 1998.

Festival Pacu Jawi Dihelat pada Bulan Mei

Jakarta - Indonesia memang masih menjadi surga bagi para traveller di seluruh belahan dunia. Eloknya alam ditambah indahnya tradisi juga budaya yang terjaga baik membuat para pelancong dan utamanya fotografer menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisatanya. Sebuah acara budaya seru akan hadir di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yaitu Pacu Jawi. Acara ini rencananya akan digelar pada beberapa tanggal di bulan Mei, yaitu: 3, 7, 10, 17 dan 24 tahun ini.

Untuk tempatnya sendiri masih dalam konfirmasi namun biasanya ada empat kecamatan rutin menggelarnya, yaitu: Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Pacu jawi (bahasa Minang) atau pacu sapi merupakan event budaya petani di Sumatera Barat. Kegiatan ini telah berlangsung selama ratusan tahun yang dilakukan untuk mengisi waktu setelah masa panen datang atau kadang diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Pacu Jawi digelar sebagai hiburan bagi petani usai masa panen dan hal inilah yang membuatnya menarik, meriah, dan berbeda.

Pacu jawi mirip seperti yang ada di Madura hanya saja dilakukan di sawah basah. Bila karapan sapi Madura digelar di tanah kering maka pacu jawi ini dilaksanakan di tanah berlumpur bekas sawah yang telah dipanen penduduk. Selain itu, dalam pacu jawi tidak dilombakan dengan pasangan lawan tetapi hanya dilepas satu persatu. Uniknya yang menjadi pemenang adalah jawi yang ditunggangi harus berlari paling lurus tanpa berbelok hingga ke garis akhir. Terdengar mudah namun nyatanya tidak demikian. Ada banyak joki dapat menunggang sapi berlari cepat namun tidak lurus atau ada juga sapi yang justru berlari pergi meninggalkan sang joki.

Ada banyak keseruan, kelucuan, dan kegembiraan untuk dinikmati saat menyaksikan pacu jawi. Untuk ynag menyukai hobi fotografi tentunya akan mengukuhkan diri menyaksikan acara ini. Mencoba menangkap moment terbaik saat sapi dipacu cepat sembari melemparkan cipratan lumpur kesana-kemari. Beberapa hasil foto terbaik akan menjadi bingkisan penuh kesan untuk ditunjukan pada rekan atau untuk dipamerkan nantinya secara khusus.

Meski saat ini pacu jawi belum menjadi agenda kalender tetap pariwisata nasional namun gaungnya sudah internasional. Beberapa tahun lalu banyak fotografer dunia bertanya-tanya ketika seorang fotografer asal Malaysia menjuarai ajang lomba foto internasional dengan objeknya pacu jawi di Sumatera Barat ini. Di Tanah Datar sendiri selain pacu jawi ada pula atraksi lain yang serupa, yaitu pacu kuda.

Kabupaten Tanah Datar sendiri merupakan salah satu kabupaten di Sumatra Barat. Daerahnya berhawa sejuk karena berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat. Untuk menjangkaunya mudah dari beberapa kota seperti Padang, Bukititnggi, Payakumbuh, Sawahlunto, Sijunjung, Solok dan Padang Panjang. Kita bisa memanfaatkan bus umum atau menyewa kendaraan dari Padang bila datang dari Bandara Minangkabau.

Suami "Kuda-Kudaan" dengan Anak Tiri, Istri Ngadu ke Polisi

Kenyataan pahit dialami Laila Sari (32), warga Jalan AR Hakim, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Suaminya selingkuh dengan anaknya hasil perkawinan dengan suami sebelumnya.

Tak terima diduakan, Laila melapor ke Polresta Medan. Laila mengaku pertama kali tahu jika suaminya mendua dari pesan singkat di telepon genggam anaknya yang masih berumur 17 tahun.

"Isinya mengajak pacaran. Awalnya aku biasa saja, tapi aku kaget sekali waktu dicek pengirimnya ternyata suamiku sendiri," ujarnya, Senin (10/3/2014).

Mencoba tetap berpikir positif, Laila kemudian mengonfirmasi isi pesan singkat itu kepada anaknya. Dia semakin kecewa, karena anaknya membenarkan isi pesan singkat tersebut.

"Saat kutanya mengaku dia. Katanya sudah sering melakukan hubungan suami istri. Kurang ajar memang mereka berdua," tambahnya.

Laila juga mengungkapkan, pada 2013, suaminya juga pernah main serong dengan perempuan lain. Namun, saat itu Laila merasa kasihan. Proses hukum di polisi pun dihentikan.

"Tapi kalau sekarang, tangkap saja dia. Masukkan ke penjara sampai busuk," ujarnya kesal. (trk)

Perempuan Hamil Tertangkap Mesum di Salon

BANDA ACEH - Tim gabungan penegakan syariat Islam merazia sejumlah tempat di Kota Banda Aceh dan berhasil menangkap seorang perempuan hamil diduga pekerja seks komersial (PSK) di sebuah rumah kecantikan (salon) kawasan Peunayong. Perempuan berusia 25 tahun itu diduga baru saja berbuat mesum dengan pelanggannya.

Dalam razia dipimpin langsung Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, Sabtu (29/3/2014) dini hari, tim terdiri dari polisi syariah, TNI dan polisi membagi tim untuk menyisir lokasi-lokasi yang diduga sering menjadi tempat mangkal pelaku maksiat. Salah satu yang jadi sasaran adalah rumah kecantikan.

Saat menggerebek salon di Jalan Perjuangan, Peunayong, petugas menemukan seorang perempuan hamil. Ia mengaku baru saja berhubungan seks dengan pelanggannya.

Polisi syariah menemukan sebuah kondom basah di lokasi, namun pelaku pria berhasil kabur dari sergapan petugas. Dua perempuan asal luar Aceh diduga PSK dari salon itu dibawa ke Kantor Satpol PP dan Wilayatul Hisbah (polisi syariah) Banda Aceh untuk dimintai keterangan, karena dinilai melanggar qanun tentang syariat Islam.

Saat dinasehati Illiza, perempuan hamil yang terjaring razia itu sempat menangis. Dia mengaku terpaksa menjadi pekerja seks karena terdesak ekonomi, setelah suaminya dipenjara.

Dalam razia tersebut, petugas juga berhasil menciduk 15 perempuan diduga PSK yang sedang nongkrong hingga larut malam di berbagai lokasi seperti cafe dan salon yang ada di Banda Aceh. Mereka berasal dari Aceh, Sumatera Utara dan Jakarta.

Beberapa di antara mereka mengaku pernah bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) sebuah perusahaan rokok. Karena jerihnya tak dibayar, mereka kemudian terpaksa mencari biaya hidup dengan menjual diri agar bisa bertahan di Banda Aceh. Namun ada juga pelaku yang mengaku menjadi pelayan seks untuk senang-senang.

Selain perempuan, petugas ikut menjaring dua pria diduga sebagai pengantar jemput PSK untuk pelanggan dan pemabuk minuman keras. Semua yang ditangkap dibawa ke Kantor Satpol PP dan WH untuk diperiksa. Mereka diduga melanggar qanun syariat Islam tentang larangan minuman keras dan mesum.

Illiza mengatakan, sebagian besar pelaku yang ditangka berasal dari luar Aceh. Mereka diduga dikirim oleh jaringan germo antar provinsi untuk bekerja mencari peruntungan di Banda Aceh. "Kami akan berkordinasi dengan Pemerintah Aceh dan provinsi lain untuk mengatasi persoalan ini," ujarnya.

Dia menambahkan beberapa perempuan yang ditangkap dalam razia ini berasal dari latar belakang berbeda, sehingga membuat mereka gelap mata terjun ke 'dunia hitam'. "Ada yang korban kekerasan rumah tangga, ditinggal orangtua, suami," katanya.

Menurutnya perlu kesadaran bersama lewat keluarga untuk mengatasi persoalan seperti ini, karena kalau dengan penindakan hukum tetap tidak efektif jika tanpa didasari kesadaran.
(ful)

Suami Cari Nafkah, Istri Mesum dengan Atasan

TAKENGON - Suami lagi mencari nafkah di Takengon Aceh Tengah, istri enak-enakan berselingkuh dengan atasan atau pimpinan tempat dia bekerja.

Perselingkuhan akhirnya terungkap karena digerebek warga Rabu (15/4) dini hari sekira pukul 03.00 WIB, kemudian diserahkan ke Wilayatul Hisbah (WH), Pidie.

Azh (43), warga Gampong Teurucut Mane Pidie yang pegawai kantor Camat setempat ditangkap warga saat di rumah War (38), warga sama Senin (14/4), sekira pukul 22.00 WIB. Dari laporan warga, saat itu Azh masuk ke rumah War dengan naik dari jendela.

Informasi dari warga, kedua sudah sering berhubungan badan di bawah pohon kelapa sawit.

Sementara suami dari War merantau ke Takengon Aceh Tengah dan baru sebulan ditinggalkan suaminya. "Mereka berdua sama-sama sudah berkeluarga," jelas Kasatpol PP/WH Pidie Sabaruddin kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN).

Dijelaskan Sabaruddin, sebenarnya hubungan mereka sempat terungkap Desember 2013 lalu. Namun kasus tersebut sudah diselesaikan Polsek setempat, akan tetapi pada saat itu Azh tidak mau mengakui perbuatannya.

Barulah setelah untuk kedua kalinya digerebek warga keduanya, Azh tak lagi bisa mengingkari perbuatannya. Azh saat diperiksa petugas WH mengaku bahwa dirinya sudah berbuat zina dengan War. "Jadi dia sudah mengaku perbuatannya," tutur Sabaruddin.

Sabaruddin menyebutkan, pihaknya memanggil orang tua gampong dan keluarga ke dua belah pihak diserahkan persoalan tersebut.

Namun kasus itu ancaman buat Azh karena dia seorang PNS di kantor Camat Mane. Jika dinikahkan maka Azh diancam pecat dari PNS. "Yang jelas kita menyerahkan ke orang tua gampong," tegas Sabaruddin. (mir)

Indofest Bagikan Ratusan Angklung di Adelaide

Jakarta - Festival Indofest telah digelar setiap tahunnya sejak 2008 oleh komunitas Indonesia di Australia Selatan. Tahun ini 300 angklung dibagikan gratis kepada para pengunjung hari Minggu (13/4/2014) di Rymill Park, Adelaide.

Festival Indonesia yang menampilkan makanan serta tarian dan kebudayaan Indonesia banyak digelar di sejumlah kota besar di Australia. Tapi ada yang berbeda dengan festival Indonesia yang digelar di Adelaide, Australia Selatan.

Indofest digelar tahunan sejak tahun 2008 dan merupakan pagelaran yang tidak hanya melibatkan komunitas warga Indonesia di Australia Selatan.

Salah satu penampilan yang ditunggu-tunggu pengunjung adalah penampilan angklung dari kelompok Adelindo Angklung, asuhan Ferry Chandra.

Penampilan memukau kelompok angklung ini terlihat dari antusias para hadirin saat mereka beraksi di atas panggung. Mulai dari lagu Garuda Pancasila, Manuk Dadali dari Jawa Barat, hingga You Raise Me Up yang dipopulerkan oleh Josh Groban. “Kita memang selalu tampil di acara ini. Dan setiap tahunnya selalu ada kejutan bagi para pengunjung,” kata Ferry.

Benar saja, para hadirin yang menonton angklung diberi masing-masing satu angklung. Mereka diminta memainkan angklungnya sesuai nadanya masing-masing. Usai bermain angklung bersama selesai, angklung pun diberikan secara cuma-cuma sebagai kenang-kenangan. “Ada sekitar 300 angklung yang kita bagikan hari ini, semoga mereka berkesan,” tutup Ferry.

Selain pertunjukkan musik sama seperti bagian dari banyak festival lain, makanan juga menjadi daya tarik utama. Ada sekitar 20 stand makanan yang menawarkan jajanan khas Indonesia. Salah satunya adalah warung yang dibuka oleh Tony Becker.

“Hari ini saya membuka warung yang menjual nasi kuning, nasi campur khas Bali, dan rujak cingur. Saya memang cinta Indonesia karena budayanya dan orang-orangnya yang baik, ditambah alamnya yang indah,” ujar Becker yang rela membeli gerobak khas makanan pinggir jalan di Indonesia.

Tapi tentu saja tidak hanya masakan dan jajanan Indonesia saja yang disajikan di Indofest. Para pengunjung yang terlihat cukup beragam dari sejumlah etnis pun dihibur dengan kesenian dari berbagai provinsi di Indonesia. Mulai dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, hingga Bali. Pengunjung diajak lebih mengenal kesenian dari Indonesia dengan hiburan angklung, rebana, tari merak, dan masih banyak lagi.

INDOfest dianggap sebagai festival Indonesia paling besar di Australia, bahkan di dunia. Hal ini diungkapkan oleh Deane Edgecombe, salah satu pengagas INDOfest.

“Tahun lalu, pengunjung mencapai 20.000 pengunjung, tahun ini diharapkan lebih dari itu. Ini adalah festival Indonesia yang paling sukses di Australia. Alasannya karena merupakan kolaborasi yang melibatkan Kementerian Pariwisata di Indonesia dan dinas terkait di Adelaide,” jelas Dean Edgecombe, yang juga Executive Director Indofest.

Sementara, menurut Vincent Jemadu, Wakil Direktur Promosi Pariwisata Indonesia untuk Wilayah Amerika dan Pasifik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, festival Indonesia ini adalah yang terbesar di dunia.

“Pertama dilihat dari tingkat kehadiran warga lokal, di negara-negara yang lain biasanya hanya dihadiri oleh orang Indonesia juga,” jelas Vincent.

“Kunci kesuksesannya adalah mereka yang terlibat di sini tidak hanya komunitas Indonesia saja, tapi dibantu oleh komunitas lain dengan mendapat dukungan dari pemerintah lokal,” ungkap Edgecombe.

“Mereka yang terlibat, kebanyakan adalah para sukarelawan yang benar-benar bekerja dengan tulus, tanpa pamrih,” tambah Vincent.

Dan sukarelawan yang tergabung dalam festival ini pun tidak hanya warga Indonesia saja, tapi juga ada mahasiswa dari negara lain. Salah satunya adalah Sorubini Balaguru, dari Malaysia.

“Indofest adalah festival yang cukup besar disini, dan jika saya menjadi sukarelawan, ini akan memberikan nilai tambahan untuk ditulis dalam surat lamaran, bahwa saya pernah punya pengalaman bekerja di komunitas,” ujar Balaguru.

Festival Indonesia di Adelaide ini pun menarik perhatian Marcela Serqera, mahasiswa dari Kolombia. “Saya tidak pernah tahu tentang Indonesia sebelumnya, tetapi ternyata sangat menarik. Saya suka musik dan makanannya. Pastinya saya akan mengunjungi Indonesia,” kata Serqera.

“Makanannya enak- enak, orang yang datang pun asyik-asyik,” kata Danny Scardigno yang baru pertama kali ke Indofest. “Saya pernah ke Indonesia, ya makanan Indonesia di Australia cukup mirip.”

Sementara bagi Mala Sjarif, ia berharap kalau Indofest lebih banyak lagi promosinya. “Jadi akan lebih banyak orang yang hadir sehingga bisa lebih memperkenalkan budaya Indonesia,” katanya.

Budaya Melayu Benteng Akhlak Generasi Muda

Siak Sri Indrapura, Raiu - Budaya melayu sebagai kearifan lokal dan adat istiadat yang diwariskan turun temurun diharapkan menjadi benteng generasi muda dalam menghadapi tantangan globalisasi. Karenanya, perlu menyeimbangkan pola pendidikan umum yang diajarkan di sekolah-sekolah saat ini dengan pendidikan budaya melayu yang sarat dengan nilai-nilai bernafaskan Islam.

Hal tersebut disampaikan Bupati Siak Drs. H. Syamsuar, MSi saat memberikan sambutan pada acara Festival Seni Tradisional tingkat SMP se-Kabupaten Siak yang dipusatkan di SMPN 1 Mempura, Sabtu (12/04/2014).

’’Pembangunan kebudayaan Melayu tidak bisa kita abaikan. Kalau hal ini tidak kita perhatikan akhlak generasi muda kita bisa hancur oleh tantangan globalisasi,’’ jelasnya.

Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Siak telah mempersiapkan grand design pengembangan kebudayaan melayu sebagai acuan arah pembangunan daerah. Sebab menurut Syamsuar, sebagai daerah yang berazam menjadi pusat budaya melayu di Provinsi Riau dan Indonesia, Siak harus punya konsep yang jelas dalam membangun masyarakat budaya termasuk dalam hal pendidikan generasi muda yang tidak bisa dilepaskan dari nafas dan nilai-nilai budaya.

Orang nomor satu di Kabupaten Siak ini juga mengajak seluruh insan pendidik dan pengajar yang turut hadir dalam kesempatan tersebut untuk tidak hanya mengenalkan kebudayaan kepada siswa, namun juga mengajak untuk mendidik siswa peserta didik menghayati nilai-nilai kearifan lokal yang ada didalam budaya.

’’Saya menyambut baik dilaksanakannya kegiatan bernuansa budaya ini. Namun harapan saya, bapak ibu guru juga menanamkan penghayatan nilai kearifan budaya melayu kepada anak-anak kita. Misalnya sastra melayu gurindam dua belas yang sarat dengan tunjuk ajar dan nasehat,’’ kata Syamsuar.

Kehadiran bupati yang membuka secara resmi kegiatan tersebut disambut dengan sejumlah atraksi kesenian lokal oleh para siswa, antara lain kompang dan pencak silat.

Dalam kesempatan itu bupati juga berkesempatan meninjau stand bazar daur ulang siswa sebelum acara dimulai. Festival Seni Tradisional dalam rangka HUT ke 17 SMPN 1 Mempura tersebut ditaja oleh OSIS SMPN 1 Mempura dengan mengandalkan pendanaan mandiri.

Tidak kurang dari 300 siswa tingkat SMP se-Kabupaten siak ambil bagian dalam kegiatan yang memperlombakan 5 cabang perlombaan tersebut, diantaranya lomba penampilan syair gurindam duabelas, lomba tari zapin tradisional, lomba pantun buka pintu, lomba aksara arab melayu, dan lomba kesenian melayu rebana.

Duh, 2 Warisan Dunia Milik Indonesia Terancam

Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan berbagai kehidupan alam, hingga budaya, selalu menjadi panutan negara lain dan dijadikan destinasi pariwisata turis luar negeri. Sayangnya UNESCO (Badan PBB yang mengurusi bidang pendidikan dan kebudayaan) mengancam akan menghilangkan dua warisan dunia milik Indonesia, karena cagar alam tersebut mulai rusak.

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Hawan Yunaz menuturkan ada dua cagar alam yang mulai dirambah oleh tangan-tangan masyarakat dan masalah pembangunan infrasturktur jalan. Cagar alam tersebut adalah Tropical Reinforest Heritage of Sumatera (TRHS) terdiri dari taman nasional Kerinci Seblat sekitaran Jambi dan Bengkulu, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, mengitari ujung barat daya Sumatera, dan Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh.

Total ketiga taman nasional ini mencapai 3 juta Hektare. Serta Taman Nasional Lorenz di Papua, yang merupakan Taman Nasional terbesar di dunia dengan cakupan wilyah 2,5 juta hektare. Masyarakat yang menempati wilayah Taman Nasional Lauser, sebagian besar adalah warga aceh yang terkena bencana alam.

"Mereka merupakan eks tsunami yang mulai membabat hutan," tutur Haswan Yunaz dalam konpersi pers di Menkokesra, Selasa (8/4).

Selain itu, banyak dari mereka mulai membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit, lanjut Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ini. Untuk Taman Nasional Kerinci Seblat, telah banyak dijamah pertambangan emas yang menggeliat.

Sedangkan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan mulai hancur karen perambahan warga. Dari ketiga Taman Nasional ini. 70 ribu hektar lahan di gunung Leuser telah hancur. Serta 1 juta hektar lainnya di masing-maing Taman Nasional

Menurut Haswan, pihaknya sedang melakukan negosiasi agar warga yang mendiami taman nasional tersebut bisa berpindah tempat, dan tidak menghancurkan cagar alam warisan dunia ini. Haswan menambahkan, lima tahun kedepan pemerintah terus mengupayakan agar Taman Nasional ini kembali kepada fungsi awalnya.

Menteri perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono menegaskan, kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi. "Selama ini kita hindarkan menggunakan taman nasional," tangkas Agung.

Dia menggambarkan layaknya situasi di Sinabung,pemerintah tidak mengintruksikan relokasi mereka ke taman Nasional. Kita selalu hindarkan itu, lanjut Agung. Sama halnya dengan Taman nasionalk di Sumatera. Taman Nasional Lorenz di Papua juga mulai terancam. Dikarenakan proyek pembanganan infrastruktur demi menunjang Sail Raja Ampat 2014.

Dalam menanggulangi Taman Nasional Lorenz, pemerintah telah mengundang UNESCO guna meninjau dan memberikan pandangan mengenai hal ini. Agar Taman Nasional ini masih menjadi salah sat cagar alam yang terdaftar dalam buku warisan dunia UNESCO.

Revitalisasi Malioboro Pertahankan Warisan Budaya

Yogyakarta - Proyek revitalisasi kawasan Malioboro akan tetap mempertahankan bangunan-bangunan warisan budaya yang ada di kawasan tersebut."Yang perlu dikawal, apakah revitalisasi masuk dalam city heritage atau tidak," kata Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Didik Purwadi saat ditemui usai rapat pada Jumat, 11 April 2014.

Selama ini sudah dibentuk tim untuk memastikan perlindungan terhadap warisan budaya yang berasal tim dari Dinas Kebudayaan dan tim yang dibentuk Gubernur Yogkarta, yaitu Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya (DP2WB). (Baca: Kotabaru, Yogya, Dibagi Jadi Lima Kawasan Wisata)

Didik menyatakan, banyak bangunan yang masuk warisan budaya seperti sebagian besar bangunan stasiun Tugu, berikut bangunan rumah dan pertokoan di kawasan Malioboro. Dia mencontohkan, apabila proyek revitalisasi nanti mengenai sebuah rumah, maka apakah rumah tersebut akan dikorbankan atau dipertahankan. "Kami tidak akan merombak bangunan warisan budaya yang menjadi ciri keistimewaan DIY," katanya . (Baca: Yogya Batasi Bangunan Baru di Kawasan Cagar Budaya)

Kepala Seksi Purbakala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Dian Laksmi Pratiwi menambahkan, proyek revitalisasi tersebut dibagi dalam beberapa kelompok kerja. Meliputi pokja perencanaan dan infrastruktur, serta pokja heritage yang terdiri dari dari Dinas Kebudayaan DIY.

"Revitalisasi harus tetap mengacu pada regulasi tentang pelestarian cagar budaya," kata Dian. Dinas Kebudayaan DIY telah menginventarisir titik-titik bangunan yang masuk dalam warisan budaya. Bangunan-bangunan tersebut akan dibahas dan dimatangkan bersama DP2WB.

Didik menambahkan, dalam kurun waktu lima bulan hingga Juni adalah proses pembahasan dan sosialisasi soal revitalisasi tersebut. Proyek yang dibiayai Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tersebut melibatkan pemerintah kota Yogyakarta, pemerintah DIY, PT Kereta Api Indonesia, dan keraton Yogyakarta karena menggunakan tanah Sultan.

Fokus revitalisasi meliputi pengembangan stasiun Tugu, penataan pedestrian Malioboro, dan pembangunan kantong parkir. Lokasi parkir yang dibangun meliputi ruang bawah tanah stasiun Tugu, gedung bekas Kantor Pekerjaan Umum, bekas bioskop Indra, serta parkir Pasar Sore Malioboro. "Ini baru pematangan konsep. Tugas saya segera mensosialisasikan pada teman-teman parkir," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Syarif Teguh.

Prajurit Perdamaian TNI Gelar Budaya Indonesia di Haiti

Jakarta - Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) XXXII-C/Minustah, menggelar budaya Indonesia berupa Tari Papua, Tari Dayak dan atraksi Debus pada acara gelar kesenian dihadapan para pejabat sipil dan militer Intertenasional.

"Pada acara tersebut, para personel Satgas kizi TNI menampilkan 2 tarian yang mewakili kekayaaan khazanah tarian milik Bangsa Indonesia yang ditampilkan dengan apik dan indah selayaknya penari asli dari daerah yang diwakili oleh para prajurit TNI," kata Letkol Czi Alfius Navirinda K. Dansatgas Konga XXXII-C, Kamis (10/4/2014).

Lebih lanjut Letkol Czi Alfius Navirinda K. mengatakan bahwa, pementasan Tari Dayak dipilih karena Main Body dari Kontingen Indonesia adalah prajurit dari Denzipur 6/ Satya Digdaya Kodam XII/Tanjung Pura yang berlokasi di Kalimantan Barat, sehingga pilihan Tari Dayak juga didasarkan dari daerah dimana satuan asal mereka berada.

"Para prajurit TNI dengan semangat melakukan tarian yang diekspresikan dengan beragam gerak yang lincah dan terkesan riang, ditambah pula dengan gerakan akrobatik yang dibubuhi loncatan yang mendominasi gerakan tari yang ditampilkan," katanya.

Selanjutnya seluruh hadirin yang hadir dibuat terkesima dan kagum dengan penampilan atraksi debus yang ditampilkan prajurit Indonesia dengan menggunakan api serta besi berukuran sekitar 40 Cm yang ditusukkan keleher.

Atraksi yang berlangsung meriah tersebut membuat para tamu undangan merasa senang dan terhibur atas penampilan para prajurit Garuda malam itu.

Begitulah bangsa Indonesia dikenal di pentas Internasional pada missi PBB di Haiti yang tergabung dalam Minustah selain keramah tamahan yang melekat sebagai identitas bangsa kita namun budaya, kultur, etnik dan bahasa yang sangat beragam membuat bangsa lain bedecak kagum terhadap Indonesia.

Taman Budaya Terbuka Untuk Umum

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merevitalisasi taman-taman budaya di Indonesia. Di Indonesia terdapat 25 taman budaya.

Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti mengatakan, nantinya taman-taman budaya tersebut bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkreasi dan aktivitas kebudayaan.

"Masyarakat bisa melakukan apa saja dalam konteks kebudayaan. Taman budaya, kalau di Yogyakarta contohnya, bisa dipakai untuk pameran lukisan," ujar Wiendu dalam sebuah kesempatan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Masyarakat yang ingin memanfaatkan taman budaya tidak akan dipungut biaya.

Selain taman budaya, Kemendikbud juga mengembangkan Rumah Budaya Nusantara. Konsepnya hampir serupa dengan taman budaya tapi hanya untuk memfasilitasi perkembangan dari cikal bakal kebudayaan masyarakat yang telah ada sehingga keberadaannya akan mencapai pelosok-pelosok desa.

"Rumah budaya itu harus dimulai dari suatu masyarakat. Jadi, sudah ada embrio kebudayaan. Misalnya, satu kampung sudah memiliki kegiatan kebudayaan, kemudian kami sediakan fasilitasnya dengan membangun rumah budaya ini," papar Wiendu

Saat ini sebanyak dua rumah budaya sudah dibangun di tiap-tiap provinsi. Sehingga total sudah sebanyak 68 rumah budaya yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Tari Remo Hip Hop, Upaya Surabaya Jadi Kota Budaya

Surabaya, Jatim - Wali Kota Tri Rismaharini berusaha menjadikan Kota Surabaya sebagai Kota Budaya. Berbagai terobosan untuk membangkitkan kembali nilai luhur serta peran aktif dari generasi muda terus digalakkan.

"Kita berusaha melangkah menjadi Kota Budaya," kata Risma saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Bidang Kebudayaan di Hotel JW Marriot Surabaya, Rabu (2/4/2014).

Langkah yang dilakukan Risma untuk menjadikan Surabaya sebagai salah satu Kota Budaya diantaranya, menghidupkan budaya tradisional Indonesia khususnya Jawa Timur dengan menggabungkan budaya modern untuk menarik generasi muda.

"Saya juga mencoba kolaborasikan tari remo dengan tari hip hop sehingga anak anak muda yang awalnya enggan menari tradisional. Ketika saya coba kolaborasikan mereka akhirnya mau. Termasuk musik keroncong yang awalnya kita semua kenal musiknya orang tua, di Surabaya tiu saya berusaha mengikisnya dan sekarang anak anak muda yang menyanyikannya karena bukan lagu lama yang dinyanyikan tapi semua lagu sekarang," ungkap dia.

Tak hanya itu, lanjut Risma, pihaknya juga menjadikan bangunan lama sebagai gedung cagar budaya dengan memberikan insentif 50 persen bagi pemilik gedung yang kita jadikan bangunan cagar budaya.

"Dampaknya warga mau merawat dan mempertahankan gedung bersejarah yang dulunya kumuh dan kotor. Bahkan jika pemilik gedung ingin membetulkan kita gratiskan IMB nya," ujar Risma yang disambut tepuk tangan peserta rakor.

Risma juga mengaku berusaha mempertahankan kampung cagar budaya atau perkampungan yang bangunan rumahnya berasitektur eropa, cina dan eropa dengan memberikan nama kawasan tersebut sesuai dengan gaya arsitektur rumah.

"Kita punya kawasan eropa di Jalan Karet, Kampung Maspati. Ada juga kampung pecinan di Jalan Panggung serta ada juga kampung Arab di kawasan wisata religi Sunan Ampel," beber lulusan ITS jurusan arsitektur sambil menunjuk layar screen.

Upaya ini mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud yang menganggap Risma sebagai pemimpin daerah yang berhasil mengangkat kembali budaya tradisional.

"Kalau seandainya walikota semua seperti ini bener benar Indonesia berbudaya," tutur Sekertaris Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Nono Adya.

Nono juga kagum dengan upaya yang dilakukan Risma dengan nilai budaya yang sudah luntur berusaha diangkat kembali dengan mengkolaborasikan dengan budaya modern tanpa menghilangkan nilai budaya tradisional sehingga mampu mengajak generasi muda berpartisipasi.

"Ini bukan main, Bu Risma mencoba untuk mengembalikan nilai nilai luhur yang pernah dipunyai. Kawasan hampir punah dibangkitkan kembali ini bukan main dan mudah mudahan apa yang dirintis oleh Bu Risma menjadi realita yang ada dan menjadi motivasi bagi kota kota lain," imbuh Nono.

April Ini Malang Flower Carnival Digelar

Jakarta - Akhir April ini, agendakan wisata Anda ke Malang, Jawa Timur. Sebab, pada 27 April 2014 akan diselenggarakan Malang Flower Carnival.

"Ini karnaval budaya yang bertemakan bunga. Kota Malang identik dengan kota bunga," kata Kasubdit Promosi Tujuan Wisata V Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Putu G Gayatri, di Jakarta, Selasa (8/4/2014).

Selain itu, lanjutnya, acara ini juga sekaligus merayakan ulang tahun ke-100 Kota Malang. Dalam acara tersebut, akan ada karnaval busana yaitu peserta akan mengenakan kostum bertemakan bunga.

Jadi seperti pameran busana namun para peraga bukan berjalan di catwalk. Para peraga akan memperagakan busana di jalanan. Karnaval busana bunga akan berlangsung di sepanjang Jalan Ijen, Kota Malang.

Anjungan Rumah Adat Gorontalo di Taman Mini akan Direnovasi

Gorontalo - Anjungan rumah adat Provinsi Gorontalo yang berdiri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bakal direnovasi dan ditata ulang.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Selasa mengungkapkan, berdasarkan keluhan pengunjung TMII, kondisi anjungan dinilai tidak representatif.

"Banyak laporan baik dari orang Gorontalo di Gorontalo atau orang Gorontalo di luar daerah yang berkunjung ke TMII bahwa kondisi bangunannya tidak bagus karena tidak terawat. Saya sudah datang ke sana didampingi ketua dewan adat untuk melihat rencana renovasi anjungan itu," ujarnya.

Anjungan diharapkan memuat berbagai informasi penting menyangkut potensi daerah dan makna adat di setiap sudut rumah.

"Kami akan buat bagus agar ke depan nanti anjungan ini menjadi ikon dan orang bisa melihat segala hal tentang Gorontalo, termasuk program pemerintah. Ada brosur dan informasi penting lainnya," imbuhnya.

Renovasi rumah adat tersebut di antaranya menyangkut struktur bangunan dalam yang dinilai tidak representatif. Bangun dalam rumah terlalu sempit dengan ruang pertemuan yang kecil.

Padahal, dalam adat Gorontalo dikenal istilah "dulohupa" atau musyawarah. Dari tiga kamar yang tersedia, satu di antaranya akan dibongkar untuk memberikan ruang yang lebih luas sebagai ruang musyawarah.

"Dalam rumah adat itu ada tiga ruang penting. Pertama huwali lo wadaka atau tempat rias, huwali lo humbia atau kamar bersanding (suami-istri) dan ada ruangan besar untuk pertemuan dan musyawarah ," jelas Ketua Dewan Adat Gorontalo Karim Pateda.

Anjungan Provinsi Gorontalo merupakan anjungan terkahir yang dibangun di areal TMII. Anjungan ini diresmikan tahun 2011 .

Selain memamerkan rumah adat, pakaian adat dan pelaminan adat, anjungan ini memamerkan transportasi khas Gorontalo Bentor (becak motor) dan Bendi (kereta kuda). Di depan anjungan terdapat patung pria dan wanita yang sedang menari Saronde lengkap dengan pakaian adat.

Karnaval Budaya Indonesia Bertaraf Internasional Digelar

Solo, Jateng - Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari) akan menggelar karnaval budaya bertaraf internasional. Karnaval tersebut rencananya akan digelar di kota Jember, Jawa Timur, pada 21 hingga 24 Agustus mendatang. Hal tersebut dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari), Dynand Fariz, Sabtu (5/4).

“Acara itu kami beri nama Wonderfull Archipelago Carnival (WAC) Indonesia. Acara tersebut akan diikuti 6 daerah yang memiliki karnaval sebagai ikon. Sebelumnya dari DPP Akari akan mengadakan coaching clinic terhadap keenam kota tersebut,” ungkap Fariz saat ditemui wartawan di salah satu cafe di Solo.

Dalam kesempatan itu Fariz mengatakan, WAC akan berbentuk karnaval kolosal yang diikuti 40 hingga 60 orang setiap kelompok. Keenam daerah tersebut diantaranya adalah, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Bali, Jakarta, dan Jawa Timur.

“Untuk Jawa Tengah akan diwakili oleh Solo Batik Carnival. Kami memilih SBC selain sudah menjadi ikon Jawa Tengah pada umumnya dan Kota Solo pada khususnya, kami memandang bahwa SBC merupakan kelompok carnival yang konsisten menyelenggarakan acara maupun mendidik anggota-anggota yang bernaung di bawah SBC. Karena itulah SBC kami pilih untuk mewakili Jawa Tengah,” tutur Fariz.

“Karya kolosal ini akan menampilkan konten yang berbeda dari setiap daerah, ini akan menjadi etalase karnaval pertama di Indonesia,” pungkasnya.

Pemprov Rencanakan Buat AlQuran Raksasa

Jambi - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tengah merencanakan proyek besar, yakni pembuatan Al Quran raksasa. Proyek ini mulai berjalan setelah diresmikan oleh Gubernur jambi hasan basri agus (HBA) di pelataran kantor MUI Provinsi Jambi, kemarin pagi.

“Ini proyek amal dan sangat bernilai sejarah. Saya berahrap akan jadi kenangan bagi anak cucu kita kelak,”ujarnya.

Dia menjelaskan, banyak keistimewaan mushaf quran raksasa ini. Menurutnya, mushaf quran tersebut bukan seperti yang ada umumnya. Tapi, mushaf sengaja dibuat yang dipadukan dengan aksesoris serta ukiran jambi. “Quran ini akan di dekorasi ala jambi. Nuansa jambi – nya sangat kental,” tegasnya.

Selain ukurannya yang besar, bahan quran juga terbuat dari kertas anti koyak dan anti basah. Sehingga, quran ini di prediksi akan tahan sampai seribu tahun lamanya.“Nanti akan di ukir dan ditulis oleh para ahli yang hafal quran. Sewaktu-waktu, anak cucu kita akan melihat sejarah ini," terangnya.

Dikatakannya, melayu jambi tak dapat di pisahkan dari sejarah panjang islam. Menurutnya, sejarah melayu jambi kental kaitannya dengan islam. Makanya, sejak menjdi gubernur ia sangat konsen membumikan budaya melayu islam jambi."Jambi telah membuktikan kental terhadp islam. Makanya, beberapa waktu lalu saya juga telah launching aksa arab melayu di perkantoran. Agar terbiasa,”ujarnya.

HBA berharap kota seberang yang menjadi basis melayu jambi terus dikenang dan dikembangkan.Sementara, inisiator mushaf raksasa sekaligus budayawan jambi junadi T Noor mengatakan karya ini akan sangat bermanfaat abgi masyarakat jambi.“Mushaf ini akan terwariskan. Nanti, quran ini akan ditempatkan di gentala arasy,”katanya.

Ia mengatakan penulisan quran raksasa melibatkan lima orang penulis ahli. Selain itu, di prediksi penulisan quran akan menghabiskan waktu satu tahun.“setelah diresmikan pak gubernur, langsung dimulai penulisa,”katanya.

Ribuan Peserta Meriahkan Pawai Seni Budaya

Subang, Jabar - Ribuan peserta memeriahkan Pawai alegoris seni budaya serta berbagai produk maupun komoditas unggulan dari berbagai daerah di Kabupaten Subang diikuti ribuan peserta, Rabu (2/4/2014). Kegiatan yang melibatkan berbagai kalangan itu sekaligus menandai dimulainya rangkaian peringatan Hari Jadi ke-66 Subang yang jatuh pada tanggal 5 April 2014.

Peserta pawai maupun warga sudah memadati ruas jalan dikawasan Soklat hingga Otista sejak pagi. Rombongan baru mulai bergerak dari Alun-alun Subang sekitar pukul 9.00 WIB. Antrian peserta cukup panjang, sehingga ruas jalan S. Parman - Mesjid Agung hingga Otista. Mereka bergerak hingga melintasi podium utama di depan STIESA Subang, dan menampilkan atraksi dihadapan Bupati, Wakil Bupati, Muspida serta tamu undangan lainnya.

Dalam iring-iringan rombongan pawai, seperti dari SKPD, kecamatan, dan kelurahan, maupun instansi swasta di Subang menyertakan pula mobil hias. Malahan hampir sebagian besar mobilnya dihias dengan menyajikan berbagai produk maupun komoditas di daerahnya. Peserta pawainya juga hampir sebagian mengenakan pakaian adat, pakaian unik serta menampilkan seni dan tradisi yang ada di wilayahnya masing-masing. Lautan manusia berpakaian adat mengalir, mereka bergerak bersama mobil hias mulai dari soklat dan berakhir di wesel. Hal itu membuat suasana di pusat Kota Kabupaten Subang menjadi semarak.

Warga dari berbagai kalangan usia antusias menyaksikan pawai. Mereka sejak pagi sudah berderet di ruas jalan yang akan dilalui rombongan. Setiap rombongan melintas disambut dan mengelu-elukan. Kemacetan lalu lintas selama berlangsung pawai seakan tak dihiraukan warga. Mereka larut menikmati pawai yang digelar tahunan tersebut, sekaligus menampilkan berbagai kekhasan daerah dari 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Subang.

"Sekali-kali macet seperti ini gak apa-apa. Yang penting sebagian besar warga bisa menikmati dan senang dengan acara seperti ini," ujar Endang seorang warga Dawuan yang sengaja datang ingin menyaksikan pawai.

Warga lainnya, Asep berharap ke depannya acara pawai seni budaya seperti ini penyajiannya bisa ditata lebih baik lagi. Apabila itu dilakukan, bukan mustahil bukan hanya dinikmati warga tetapi akan mampu mengundang warga berbagai daerah diluar Subang datang. "Malahan kalau penataannya bagus, bisa menjadi agenda tahunan yang mampu mengundang wisatawan," ujarnya.

Sementara itu Bupati Subang Ojang Sohandi berjanji akan terus menggelar pawai seni budaya dengan menampilkan berbagai keunikan dan kekhasan di berbagai daerah bisa dilaksanakan setiap tahun. Apalagi sambutan dan antusiasme warga juga begitu besar terhadap kegiatan ini.

Dia berharap melalui kegiatan tersebut mampu memberikan gambaran tentang berbagai perkembangan seni, budaya, dan pembangunan di daerahnya. Dengan demikian warga yang menyaksikan bisa mengenal kesenian dan budaya, serta perkembangan daerahnya. "Peringatan hari jadi ke 66 tahun ini diharapkan Subang bisa lebih maju lagi," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts