Razia Pilkada, Eh.. Malah Nemu Orang Mesum

Tuban - Dalam pengamanan menjelang tahapan rekapitulasi hasil suara dalam pelaksanaan Pemilukada pada tanggal 1 Maret kemarin, selain mengamankan sejumlah titik, petugas kepolisian juga melakukan penyisiran terhadap orang dari luar daerah yang menginap di kabupaten Tuban, Sabtu (05/03/2011) malam.

Dalam pelaksanaan menjelang pengamanan perhitungan dan rekapitulasi tersebut, petugas melakukan razia terhadap sejumlah hotel dan penginapan. Termasuk sejumlah tempat kos yang berada di wilayah Kabupaten Tuban.

Beberapa hotel yang menjadi sasaran operasi adalah Hotel Irwan, yang berada di jalan Diponegoro, Hotel Indonesia, jalan Kh Musta'in, Hotel Dinasty, yang berada di jalan Tuban-Semarang, dan sejumlah hotel lainnya.

Namun bukannya mendapatkan orang-orang yang dicurigai akan menggangu tahapan rekapitulasi, petugas malah mendapati 3 pasangan mesum yang sedang asyik bercinta di dalam kamar hotel.

Saat petugas kepolisian melakukan pemeriksaan mereka yang sedang berduaan dalam kamar kaget. Tiga pasangan yang tertangkap basah hanya tertunduk malu saat di periksa petugas.

Dari razia tersebut, petugas kepolisian dari Polres Tuban hanya melakukakan pendataan terhadap semua tamu hotel yang bermalam. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya orang-orang dari luar yang bermaksud mengacaukan kondisi kota Tuban.

"Ya razia ini adalah merupakan langkah antisipasi untuk melakukan pendataan terhadap orang luar kota yang berada di Tuban, termasuk untuk apa dia datang ke Kota Tuban," jelas Kabag Ops Polres Tuban, Kompol Sura'in, setelah melakukan razia.

Selain melakukan razia terhadap hotel sebanyak 219 anggota yang tergabung dalam razia tersebut juga melakukan razia kendaraan bermotor di wilayan perbatasan anatara Jatim dengan Jateng, dan perbatasan anatara kabupaten Lamongan dengan Tuban.

"Kita razia semua kendaraan yang akan memasuki wilayah Tuban, karena ini semua adalah untuk keamanan tahapan Pemilukada ini. Kami berharap rekapitulasi akan bisa berjalan dngan lancar," pungkasnya. [beritajatim.com]

Siswi SMP Nekat Membuat dan Menyebarkan Video Porno

Kampar - Nekat nian ulah Melati, sebut saja demikian. Siswi SMP di Desa Laboy Jaya, Kecamatan Bangkinang Seberang, Kampar, Riau, itu merekam dan menyebarkan adegan mesum dengan kekasihnya sendiri. Konyol.

Film Melati berdurasi cukup panjang: 3 menit 35 detik. Dalam video yang tampaknya diambil di perkebunan kelapa sawit itu tergambar kedua bocah baru gede ini saling cium dan saling raba.

Ulah Melati jelas membuat malu, terutama keluarga dan pihak sekolah. Menubruk norma adat, agama serta bisa mempengaruhi siswa lainnya. Dan, tanpa proses klarifikasi lagi pihak sekolah langsung mengeluarkan Melati. Melati sendiri kini raib.

Kasus ini kini sudah ditangani kepolisian setempat. Ada kekhawatiran film Melati sudah tersebar ke seluruh hand phone milik anak-anak sebaya Melati.(ICH/Tony Hidayat dan Dedy Iswandi)

Pasangan Mesum Mandi Wajib

Peristiwa memalukan itu, lagi-lagi terjadi di areal kebun teh milik PT Mitra Kerinci, di kawasan Sungailambai, Kecamatan Sangir, Sabtu (26/3). Saat melihat gerak-gerik yang mencurigakan, informen dari korps penegak Perda langsung bergerak. Alhasil, petugas mengaku menemukan dengan kasat mata sepasang cucu adam yang diduga lagi ‘in the hoy’. Sontak keduanya segera diamankan. ”Kejadiannya pukul 13.30 WIB, yang laki-laki berinisial “MD”, 28, sedangkan yang perempuannya berinisial “PA”, 18. Sesampai di kantor mereka kami suruh mandi wajib dulu di sini, karena saat ditemukan keduanya sedang melakukan hubungan layaknya suami istri,”terang Kasat Pol PP Solsel, Erwin Maxtono.

Hasil pemeriksaan, “PA” mengaku siswa salah satu SMP di Kabupaten Solok, sedangkan “MD”, pedagang asal Bukiksileh. Terungkap bahwa kedatangan mereka ke Solsel memang untuk jalan-jalan alias kencan. Mengingat domisili yang cukup jauh, Kasat Pol PP batal mendatangkan kedua orangtua mereka. Setelah membuat surat perjanjian, akhirnya mereka disuruh pulang. “Tidak mungkin kita panggil orang tuanya datang ke sini, lagi pula hari sudah sore. Makanya, kita suruh pulang saja daripada nanti kemalaman sampai di Solok,”ujarnya.

Keesokan harinya, Minggu (27/3) satu lagi pasangan yang berhasil digiring ke kantor Pol PP Solsel, gara-gara kedapatan berbuat mesum. Pelakunya, kali ini remaja Solok Selatan. “DE”, 21, alamat Pauhduo, pekerjaan tani bersama kekasihnya “WR”, seorang ABG berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA Negeri di Solsel. ”Berselang satu hari saja, sudah ada lagi yang tertangkap di kebun teh juga,” kata Erwin kesal, seraya mengatakan bahwa pihaknya terus ber komitmen memberantas maksiat yang` terjadi di wilayah hukum Kabupaten Solok Selatan. Kasus ini ditangani Kasi Pembina Sat Pol PP Solsel Kamaruzzaman. (sih)

Rp2,49 Miliar Dana Pembangunan Model Kampung Wisata Air Manis Padang

Padang - Pemerintah Kota Padang (Pemkot), Sumatra Barat (Sumbar), mengalokasikan anggaran Rp2,49 miliar, APBD 2008 untuk membiayai pembangunan model kampung wisata di kawasan obyek wisata Pantai Air Manis, satu kawasan yang terkenal dengan legenda “batu Malin Kundang” yang potensial untuk dikembangkan.

“Akhir Februari 2008 kita akan menyelesaikan seluruh konsep perencanaan, dan akhir Maret 2008 pembangunan fisik sudah dimulai,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Padang, Didi Ariyadi, di Padang, Jumat.

Ia mengatakan, untuk mendukung keberadaan model kampung wisata itu, Pemkot Padang juga melatih 75 pemuda asal lokasi wisata agar Pantai Air Manis nyaman dan aman dikunjungi.

Dana sebesar itu, katanya lagi, digunakan membangun pavling blok, trotoar tempat pejalan kaki, lampu hias, taman, lampu penunjuk jalan serta membenahi ‘medan nan bapaneh‘ —gelanggang terbuka menggelar berbagai acara budaya, kesenian dan olahraga dan kegiatan agama- red, dan pemagaran.

“Tahun 2008 Pemkot Padang memplot anggaran cukup besar untuk kawasan Pantai Air Manis, agar pembangunan satu kawasan lebih tuntas dan bisa segera bermanfaat,” katanya.

Ia menjelaskan, kampung wisata bakal dikembangkan dengan lebih memanfaatkan puluhan rumah-rumah penduduk di lokasi wisata tersebut, sambil terus menata dan membenahi sarana dan prasarana wisata di daerah itu.

Pantai Air Manis Padang yang terletak sekitar 4 km dari pusat Kota Padang itu dapat dikunjungi wisatawan melalui jalur darat, sambil menikmati panorama pantai yang indah dan pengunjung dapat melaksanakan aktivitas seperti berperahu, mendayung dan kemping.

Menurut dia, pembangunan kampung wisata itu diserahkan kepada masyarakat yang dituntut untuk berprilaku wisata yang baik dan menjadikan rumah-rumah mereka sebagai rumah tamu.

“Mereka dibina untuk menjaga K3 pariwisata sehingga rumah mereka layak ditempati. Perilaku tersebut penting karena akan meningkatkan pendapatan mereka ketika kunjungan meningkat,” katanya.

Ia menyatakan, pantai Air Manis menarik dikunjungi, antaralain karena ombak pantai Air Manis Padang berbeda dengan ombak di pantai lain. Ombak yang bergulung dapat membentuk delapan kali gulungan, beriring-iringan dan tak putus.

Jika diperhatikan, ombak pantai Air Manis memecah di tengah kemudian beruntun menuju tepi mulai dari yang besar sampai yang kecil.

“Pantai yang landai dan tidak dalam menyebabkan ombak itu bertubi-tubi dan bergulung-gulung berbaris menuju pantai. Sekitar 100 meter dari bibir pantai tetap dangkal,” katanya.

Agar penampilan kampung wisata makin menarik, kita juga memasang lampu-lampu jalan, untuk menerangi jalan bagi pengunjung yang akan pulang ketika ‘sun set‘ (matahari terbenam).

Tempat wisata pantai Air Manis sangat menarik untuk menikmati pemandangan ‘sun set‘ disamping kawasan pantai ini sekarang telah ditumbuhi pohon cemara yang bila tertiup angin seolah melantunkan suara gaung semilir yang memberi ketenangan dan ketentraman menyentuh kalbu.

“Untuk menghibur pengunjung, kita juga menyediakan panggung teater serta mushala,” katanya dan menambahkan kios-kios cendera mata juga makin ditata sedemikian rupa untuk menyediakan benda-benda kenang-kenangan yang menarik, katanya. (Ant/p)

Sumber: Antara News (24 Februari 2008)

KRKB Gembiraloka Yogyakarta Sajikan Wisata Edukatif

Yogyakarta - Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembiraloka Yogyakarta merupakan objek wisata keluarga rekreatif dan edukatif yang dapat menambah pengetahuan mengenai berbagai satwa dan tumbuhan.

Humas KRKB Gembiraloka Sri Harti di Yogyakarta, Minggu (24/2), mengatakan, KRKB Gembiraloka memiliki ratusan koleksi satwa mulai dari binatang melata, binatang yang biasa hidup di hutan, maupun binatang yang hidup di air.

"Selain itu, di Gembiraloka juga ada berbagai jenis pohon yang beberapa di antaranya merupakan tanaman langka. Selain difungsikan sebagai hutan kota atau paru-paru kota, koleksi pohon ini juga sebagai sarana belajar bagi siswa sekolah mengenai berbagai jenis pohon," katanya.

Ia mengatakan, KRKB Gembiraloka juga menawarkan berbagai rekreasi yang menarik seperti sepeda air di danau buatan, dan juga ada sejumlah warung makanan khas Yogyakarta.

"Sedangkan di depan atau di sebelah selatan pintu masuk terdapat pasar ikan hias serta berbagai kebutuhan untuk akuarium, baik ikan air tawar maupun air laut," katanya.

Menurut dia, rencananya di KRKB Gembiraloka ini juga akan dibangun Botani sebagai sarana belajar tentang lingkungan hidup.

"Diharapkan nantinya laboratorium ini dapat memberikan nilai tambah atau daya tarik masyarakat untuk berkunjung serta belajar melengkapi keberadaan museum Gembiraloka yang sudah ada sejak beberapa waktu lalu," katanya.

Ia mengakui bahwa sejak beberapa waktu ini minat pengunjung untuk datang ke obyek wisata yang dirintis Sultan Hamengkubuwono VIII pada 1933 itu, terus mengalami penurunan.

"Ada beberapa faktor yang menyadi penyebabnya, di antaranya daya beli masyarakat yang menurun serta adanya isu flu burung juga membuat masyarakat takut datang ke kebun binatang. Sekarang manajemen berusaha mengembangkan wisata minat khusus, sehingga pengunjung akan lebih tertarik sesuai minat yang diinginkan," katanya.

KRKB Gembiraloka yang terletak di Jalan Kebun Raya, Umbulharjo, Kota Yogyakarta ini mudah dijangkau calon pengunjung, karena berbagai jenis angkutan perkotaan hampir semua melintasi jalan tersebut.

Lokasi KRKB Gembiraloka hanya berjarak sekitar empat kilometer dari Terminal Penumpang Yogyakarta (TPY) di Giwangan, Kota Yogyakarta. Dari terminal itu dapat langsung naik bus kota jalur 7 maupun jalur 9, atau dapat pula naik bus patas `Trans Jogja`.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)

Pemilu Bisa Tingkatkan Kunjungan Wisata

Magelang - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, pesta demokrasi (pemilu) mendatang bermanfaat bagi peningkatan kunjungan wisata.

"Sangat meningkatkan wisata, semua partai akan rapat di Yogya, di Solo, di Semarang, semakin banyak partai makin banyak yang rapat, itu sewa hotel, restoran, taksi, losmen kecil pun akan penuh," katanya usai menghadiri perayaan Cap Go Meh warga etnis Tionghoa Kabupaten Magelang, di Klenteng Hok An Kiong, Kota Muntilan, di Magelang, Jumat (22/2) petang.

Ia mengatakan, jika pemilu mendatang bisa diselenggarakan secara baik, rukun, demokratis, dan dalam situasi keamanan yang kondusif maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ia mengatakan, target kunjungan wisata 2008 sekitar 226 juta orang terdiri dari sekitar tujuh juta wisatawan mancanegara dan sekitar 219 juta wisatawan domestik.

Kunjungan wisman ke Indonesia 2007 sekitar 5,5 juta.

Ia mengatakan, masyarakat Indonesia perlu melakukan kunjungan wisata terutama untuk mengenal secara lebih baik negerinya.

"Kita orang Indonesia, kalau belum wisata, wisatalah di dalam negeri, datanglah untuk mengenal negeri, kenali negerimu, cintai negerimu," katanya.

Depbudpar telah membuat suatu kampanye sadar wisata sedangkan setiap daerah telah diminta untuk melakukan kampanye tersebut dalam rangka mensukseskan Tahun Kunjungan Wisata 2008.

Situasi yang aman, tertib, dan keramahan masyarakat harus dijaga agar wisatawan betah berkunjung. Keamanan menjadi modal utama bagi pengembangan kepariwisataan.

"Itu yang disukai turis, kita juga, ada sapta pesona," katanya.

Ia menegaskan perlunya keyakinan bahwa pariwisata dikembangkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

"Kalau orang ke Muntilan, ke Magelang, itu pasti uangnya dibelanjakan kepada rakyat, tidak untuk bupati, menteri, gubernur, tetapi ke rakyat," katanya.

Pariwisata dekat dengan kesejahteraan masyarakat sehingga harus digalakkan, kata Jero Wacik.

Hadir dalam puncak perayaan Tahun Baru Imlek 2559, Cap Go Meh di Klenteng Hok An Kiong, Muntilan, Kabupaten Magelang itu sejumlah pejabat tinggi negara yakni Menteri Agama Maftuh Basyuni, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)

Pesta Laut di Pantai Manggar

Balikpapan - Pesta Laut Balikpapan di Pantai Manggar, Minggu (24/2) digelar secara istimewa. Panitia penyelenggara menyediakan 2 ton ikan laut, yang dibakar bersama- sama oleh warga yang tergabung dalam berbagai paguyuban di Balikpapan.

Sedikitnya 131 warga dengan pakaian adat berbeda-beda ikut membakar ikan segar di bawah tenda panjang berukuran 100 meter.

Setiap peserta yang terdiri dari masing-masing paguyuban, diberi jatah 10 kg ikan laut untuk dibakar dan kemudian disantap bersama-sama. Mengenakan pakaian, seperti adat Dayak, Banjar, Bugis, Jawa Timur, Bali, NTT, Maluku, Batak, Sunda dan lain-lainnya, para peserta ini antusias dan saling bahu-mambahu. Suasana menjadi semakin meriah ketika sisa ikan-ikan yang masih belum sempat dibakar menjadi rebutan warga. Dari mulai anak-anak, remaja hingga ibu-ibu saling berdesakan berebut sisa ikan yang ada di kotak. "Lho! mana ikanku?" kata seorang ibu sambil menggerutu.

Seorang ibu lainnya yang sudah mendapatkan ikan dan meletakkannya dalam kuali tiba-tiba hilang, termasuk yang sudah digenggamnya di tangan, gara-gara direbut orang lain. Namun demikian dalam suasana yang hiruk-pikuk itu tidak ada keributan.

Pada acara yang merupakan peringatan hari jadi Kota Balikpapan ke-111 itu, Musium Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada beberapa instansi yang mendukung acara tersebut, diantaranya Kantor Dinas Pariwisata Balikpapan, Dinas Perikanan dan Kalautan Balikpapan dan Telkomsel selaku pihak sponsor.

Penghargaan itu diberikan karena berhasil mendatangkan 131 warga Balikpapan yang berasal dari berbagai paguyuban di seluruh Indonesia, dengan kostum adat nasional.

Selain pakaian adat, masing-masing paguyuban juga menyuguhkan makanan dan aneka kerajinan tangan dari daerahnya. Beberapa paguyuban seperti NTT dan Maluku menampilkan tarian adat daerahnya, seperti tari perang dan tari caci.

Acara itu dihadiri Direktur Promosi dalam Negeri Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Dra Pipin Sukarya, Paulus dari perwakilan Muri, Walikota Balikpapan Imdaad Hamid, Ketua DPRD Balikapapan Andi Burhanuddin Solong, dan sejumlah pejabat Muspida lainnya.

Para tamu undangan VIP ini sebelumnya disambut tarian tepung tawar, yang ditampilkan warga suku Dayak Kahayan. Kemudian disusul dengan aksi penampilan barongsai, dan dilanjutkan dengan pelepasan perahu hias, yang diikuti sekitar 20 nelayan Balikpapan.

"Alhamdulllah berkat dukungan semua pihak, acara ini bisa terlaksana dengan sukses. Tetapi kami masih memiliki dua agenda lagi, yakni lomba memancing tingkat nasional dan atraksi pertunjukan Dayak Spektakuler yang akan diadakan pada 16 Maret mendatang," kata Kepala Kantor Pariwisata Balikpapan Oemy Fachesly.

Sumber: www.tribunkaltim.com (25 Februari 2008)

Program VIY 2008 belum Bisa Dinilai Gagal

Yogyakarta - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 belum bisa dinyatakan gagal, karena program tersebut baru berjalan dua bulan sejak dicanangkan awal Januari lalu.

Usai berbicara pada Seminar Menelusuri Sejarah Penanggalan Nusantara di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (23/2), ia mengatakan, sampai saat ini program VIY 2008 belum bisa dilihat hasilnya dan baru nanti diketahui hasilnya pada awal Januari 2009.

"Melalui VIY 2008, saya optimistis dapat mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) sesuai target sebanyak tujuh juta orang ke Indonesia. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun lalu kita berhasil mendatangkan 5,5 juta wisman ke Indonesia. Keberhasilan itu merupakan rekor karena sejak Indonesia merdeka belum pernah mencatat kedatangan wisman sebanyak itu," katanya.

Terkait dengan pelaksanaan program VIY 2008, Menbudpar Jero Wacik mengatakan pihaknya akan menegur pengelola hotel di Indonesia, yang sampai kini belum memasang logo VIY 2008 baik dalam bentuk spanduk, bendera, maupun umbul-umbul.

Untuk menyukseskan VIY 2008 perlu kerja keras semua pihak termasuk para pengelola hotel, katanya.

Menurut dia, program VIY 2008 sudah selayaknya digelar pada tahun ini, karena sudah 17 tahun program tersebut tidak ada.

"Biarpun ada banjir atau bandara di Indonesia belum siap menyambut VIY 2008, tapi kita harus berani mencanangkan dan melakasanakan program VIY 2008 dengan target kedatangan 7 juta wisman," katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)

Promosi Wisata Sumbar tidak Sesuai Kenyataan

Padang - Pelaku bisnis pariwisata internasional Ridwan Tulus mengatakan, sejumlah promosi wisata yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) banyak yang tidak sesuai kenyataan di lapangan (di objek wisata) sehingga hal ini akan berdampak buruk terhadap pencitraan daerah ini.

"Sebagai contoh, Sumbar dipromosikan dengan masyarakatnya yang ramah terhadap tamu (wisatawan, red), tapi nyatanya di objek wisata keramahtamahan masih jauh dari yang disampaikan dalam promosi," kata Ridwan kepada Antara di Padang, Minggu (24/2).

Bagaimana bisa dikatakan ramah, jika di objek wisata masih ada praktik premanisme (pemaksaan pada pengunjung), tambahnya.

Kemudian para wisatawaan dimintai membayar tiket, tapi berbagai fasilitas bagi mereka justru tidak ada di objek wisata. Belum lagi soal tiket masuk yang kadang dimintai lebih dari satu kali kepada pengunjung, kata Ridwan.

Contoh lainnya, dalam promosi wisata banyak ditampilkan atraksi budaya seperti tarian khas Minang, namun saat wisatawan datang ke daerah itu atraksi tersebut justru sulit ditemukan, tambahnya.

Menurut dia, itu baru sebagai contoh buruk yang nyata di obyek wisata Sumbar, tapi dalam promosi selalu disampaikan hal-hal yang terbaik untuk menarik wisatawan.

Tulus yang merupakan pemimpin biro wisata Sumatera and Beyone dengan segmen pasar wisatawan Eropa itu itu menyatakan, promosi yang tidak sesuai kenyataan ini akan membuat wisatawan merasa tertipu dan hal ini jelas akan merugikan bagi Sumbar secara lebih luas.

"Orang akan enggan datang berwisata ke Sumbar dan akan menyebabkan kerugian besar bagi daerah ini, apalagi Sumbar sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan utama kunjungan wisatawan di wilayah Indonesia bagi Barat," tambahnya.

Ia mengatakan, lebih baik Sumbar melakukan pembenahan menyeluruh di sektor pariwisatannya sebelum melakukan promosi ke luar daerah apalagi ke luar negeri.

"Kini prioritas dulu di objek wisata, tingkatkan upaya sosialisasi kepada semua pihak terkait pariwisata, terutama masyarakat di kawasan wisata," tegasnya.

Ia menambahkan, masyarakat termasuk pemerintah daerah harus mampu menunjukkan sikap ramah terlebih dahulu, baru mengundang wisatawan datang berkunjung.

"Tanpa adanya pemebenahan dan hanya melakukan promosi dengan dana besar, maka pariwisata Sumbar justru akan mengalami kerugian," kata Ridwan Tulus.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)

Makam Ki Ageng Pandanaran Jadi Pilihan Wisata Spiritual

Semarang - Objek wisata spiritual makam Ki Ageng Pandanaran yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tetap diminati oleh wisatawan dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa.

"Pada hari-hari tertentu, seperti malam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon, atau hari pasaran Jawa tertentu, misalnya legi, pon atau wage, makam dari tokoh sekaligus ulama penyebar agama Islam di tanah Jawa ini ramai pengunjung," kata Panut, petugas jaga makam ini di Klaten, Sabtu (23/2).

Biasanya para wisatawan yang datang ke tempat ini selain berwisata spiritual untuk mengetahui makam Ki Pandanaran, juga ada yang melakukan tirakat dan minta berkah agar rejekinya lancar, enteng jodoh, naik pangkat/jabatan dan keselamatan.

Makam Ki Ageng Pandanaran berbentuk candi bentar Majapahit.

Pada hari-hari tertentu jumlah pengunjung bisa mencapai ratusan orang. "Mereka datang ada yang berombongan menggunakan bus besar dan sedang. Ada yang berasal dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Surabaya dan Bandung," kata Panut yang mengaku sudah menjadi penjaga di objek wisata ini lebih dari 15 tahun.

Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten, selain makam Ki Pandanaran, objek wisata spiritual yang ada di daerah ini yang juga ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari tertentu adalah makam Ki Ageng Gribig di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, makam Ki Ageng Ronggowarsito di Desa Palar Kecamatan Trucuk dan makam Ki Ageng Perwita di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari.

Lokasi objek wisata spiritual ini sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi, karena jalan menuju lokasi objek wisata tersebut sudah beraspal.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)

11 Provinsi Ikuti Festival Layang-layang Internasional

Johor - Peserta dari 11 provinsi mengikuti festival layang-layang internasional di Bukit Layang-layang, Pasir Gudang, Johor, Malaysia. Dalam festival itu, peserta Indonesia menampilkan layang-layang dengan berbagai kreasi, termasuk layang-layang tradisional.

Berdasarkan pengamatan, Sabtu (23/2), jumlah peserta dari Indonesia merupakan yang terbanyak. Festival itu diikuti 24 negara, seperti Perancis, China, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

Festival yang berlangsung pada 18-24 Februari tersebut diselenggarakan oleh Majelis Tindakan Pelancongan, Johor. Provinsi di Indonesia yang ikut festival itu adalah DKI Jakarta, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, dan Kepulauan Riau.

”Saya membawa layang-layang yang terbuat dari daun kelopek,” kata Lamasili (48), peserta festival layang-layang dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Ia menjelaskan, sebelum dijadikan layang-layang, daun kelopek dikeringkan, diasapi, dan dijemur selama empat hari.

Menurut Lamasili, di Provinsi Sulawesi Tenggara, terdapat gua yang memiliki gambar lukisan layang-layang dari getah daun. ”Lukisan ada di dinding gua. Diperkirakan, lukisan itu sudah ada sejak zaman prasejarah,” katanya.

Peserta dari Kalimantan Selatan, Asran, mengungkapkan, ia akan menerbangkan layang-layang kreasi berupa pelaminan pengantin Banjar. Layang-layang tersebut terbuat dari plastik parasut, bambu, dan kertas hias.

Ketua Pengurus Yayasan Masyarakat Layang-layang Indonesia Sri Handayani Ningsih mengungkapkan, negara lain, seperti Malaysia, dapat menyelenggarakan festival layang-layang tingkat internasional karena memiliki dana dan dukungan pemerintah yang kuat.

”Kalau di Indonesia, perhatian pemerintah terhadap layang-layang masih lemah,” katanya. Padahal, festival layang-layang dapat mendorong pariwisata.

Sri Handayani menambahkan, dalam persoalan layang-layang, yang terungkap atau terlihat sebenarnya tidak hanya keindahan layang-layang itu sendiri. Layang-layang juga mengandung aspek historis, antropologi, sosiologi, dan arkeologi.

Sebagai contoh, di Sulawesi Tenggara, lanjut Sri, terdapat lukisan layang-layang pada gua. ”Itu menunjukkan layang-layang terkait dengan suatu peradaban,” katanya. Selain itu, di Bali, juga terdapat beberapa jenis layang-layang yang sebenarnya mengungkapkan suatu kondisi kehidupan masyarakat.

Sumber: www.kompas.com (26 Februari 2008)

Wayang Ajen Kakufi Raih Tiga Penghargaan Internasional

Bandung - Wayang Ajen Kakufi atau wayang kayu kulit fiber dari Jawa Barat mendapat tiga penghargaan dalam Festival Wayang Internasional I (The First International Marionette Festival) di Hanoi, Vietnam, 16-24 Februari 2008. Pada festival yang diikuti 11 negara itu, Wayang Ajen Kakufi mendapat medali emas untuk kategori Dalang Terbaik, Lakon Terbaik, dan Komposer Terbaik.

Wayang Ajen Kakufi membawakan lakon Dewa Ruci, Nyanyian Air Kehidupan berdurasi 45 menit. Rombongan Wayang Ajen Kakufi terdiri dari 11 orang, antara lain Arthur S Nalan sebagai sutradara atau lakon, Wawan Gunawan (dalang/lakon), Suhendi Afriyanto (penata musik), Dodong Kodir (pemusik), Tavip (penata artistik), Lina Marliana (penata tari), Dini Irma Damayanti (penari), Dedi Wahyudi (penata wayang), dan Kusnandi (penata cahaya).

Saat tampil, para pemain menggunakan kostum ikat kepala lomar dan baju kampret Kanekes (Baduy), serta celana pangsi ba- tik motif megamendung khas Cirebon. Pertunjukan dibuka dan ditutup oleh tarian Upacara Ngarot dari Indramayu dan Topeng Cirebon dengan kedok Panji.

Festival wayang tersebut diikuti oleh 20 grup wayang dari 11 negara, yaitu Indonesia, Vietnam, China, Belgia, Brasil, Swedia, Mesir, Thailand, Filipina, Singapura, dan Israel.

Festival menampilkan wayang dua dimensi dan tiga dimensi yang terdiri dari wayang dengan efek bayangan (puppet shadow), wayang kayu, wayang air (water puppet), dan boneka.

Pada festival tersebut, Indonesia menampilkan dua grup yaitu Wayang Ajen Kakufi dari Jawa Barat dan Wayang Kulit Sandosa Senawangi dari Solo, Jawa Tengah.

Juri festival berasal dari lima negara, yaitu Tupuk Sutrisno dari Indonesia, Miguel Arreche-UNIMA dari Spanyol, Vietna Nguyen Giao dari Vietnam, Otegui dari Israel, serta Vuang Duy Bien juga dari Vietnam.

Daya saing
Menurut Arthur S Nalan selaku ketua rombongan, Indonesia dapat berperan besar dalam festival wayang internasional yang diselenggarakan di berbagai negara setiap tahun. Tahun 2008 ini, misalnya, Wayang Ajen Kakufi tampil pada festival wayang internasional di Praha, Yunani, dan India.

”Ternyata, wayang dan segala potensinya dapat menjadi media daya saing bangsa yang jitu dan bermutu. Tinggal sekarang komitmen pemerintah, terutama di dalam bantuan dana dan fasilitas,” kata Arthur S Nalan, pimpinan rombongan, melalui surat elektronik.

Dalam festival tersebut juga diselenggarakan seminar yang diikuti delegasi sejumlah negara.

Delegasi Indonesia tampil lewat Arthur yang membawakan makalah tentang Gagasan Kre- atif dan Kerja Kreatif dalam Wayang Kakufi. Pemusik Wayang Ajen Kakufi Dodong Kodir mempresentasikan alat musik ciptaannya yang terbuat dari barang bekas.

Wayang Ajen Kakufi merupakan wayang yang bersifat kontemporer dengan berbagai inovasi. Wayang tersebut menggabungkan wayang fiber dan kulit serta wayang golek. Pertunjukan didukung perangkat multimedia untuk memproyeksikan tokoh-tokoh pewayangan lainnya di layar di belakang dalang. Wayang ini juga mengolah musik dari alat- alat musik baru yang dibuat dari sampah.

Sumber: www.kompas.com (26 Februari 2008)

157 Delegasi Internasional akan Studi Banding ke Danau Paniai

Jayapura - Sebanyak 157 utusan dari negara-negara pemilik danau di dunia menurut rencana pada tahun ini akan berkunjung ke Kabupaten Paniai, Papua, untuk melihat dari dekat Danau Paniai yang menyimpan potensi wisata alam yang prospektif.

Bupati Paniai Naftali Yogi kepada Antara di Jayapura, Senin (25/2) mengatakan, keinginan 157 negara itu disampaikan saat berlangsungnya Konferensi Danau se-Dunia di India pada 30 November 2007.

Bupati Yogi yang juga turut hadir dalam konferensi tersebut mengatakan, negara-negara pemilik danau di dunia itu menilai Danau Paniai di Papua merupakan satu-satunya danau yang terindah dan masih belum dijamah tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Dikatakannya, Danau Paniai yang berada pada ketinggian 7.500 meter di atas permukaan laut itu kondisinya sampai sekarang masih alami, karena belum tercemar sehingga menjadi perhatian 157 negara untuk mengunjunginya.

Menurutnya, dalam Konferensi Danau se-Dunia di India itu disepakati pula untuk bersama-sama ikut melestarikan Danau Paniai karena merupakan danau terbaik dan terindah di dunia.

Ia mengatakan, untuk menyambut kedatangan duta 157 negara pemilik danau itu, pihaknya saat ini sedang membangun jalan mengelilingi danau dan rumah-rumah penginapan.

Diharapkan dengan kunjungan 157 negara ke Danau Paniai, maka mereka pun tergerak untuk memberikan bantuan dalam rengka melestarikan danau ini sehingga tetap menjadi danau yang terbaik dan terindah di dunia.

Selain mempersiapkan jalan dan penginapan, kata Bupati Yogi, pihaknya juga terus melestarikan nilai-nilai seni budaya masyarakat setempat yaitu seni budaya Suku Mee dan Suku Moni.

Pelestarian seni budaya tersebut telah dimasukkan ke dalam kurikulum lokal guna diajarkan kepada murid Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas satu sampai kelas enam, demikian Bupati Naftali Yogi menjelaskan.

Sumber: www.mediaindonesia.com (26 Februari 2008)

Festival Danau Kerinci Masuk Agenda VIY 2008

Jambi - Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMDK) Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi ditetapkan pemerintah pusat sebagai agenda nasional menyambut tahun kunjungan wisata 2008 (Visit Indonesia Year/VIY 2008).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Mualimah di Jambi, mengatakan, kegiatan Festival Danau Kerinci yang digelar rutin tiap November itu telah dilakukan sejak 2001 untuk mengangkat potensi pariwisata Kerinci yang menjadi tujuan utama wisata di Jambi.

Sejumlah negara tetangga yang masuk serumpun Melayu Jambi seperti Malaysia, Singapura, serta Brunei Darussalam dalam beberapa kali kegiatan turut ambil bagian meramaikan kegiatan tersebut.

Kabupaten Kerinci memiliki potensi wisata alam, sejarah, dan budaya yang selama ini belum banyak dikenal baik di dalam dan luar negeri.

Kerinci yang berjarak sekitar 419 km arah barat Kota Jambi selama ini terisolasi karena akses transportasi jalan yang kurang memadai dan harus melalui perjalanan panjang melalui pegunungan terjal Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan waktu tempuh berkisar 10 sampai 12 jam dari Kota Jambi.

Akibatnya daerah itu belum dikenal dan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri belum menggembirakan, meski terjadi peningkatan setelah digelarnya FMPDK sejak 1999.

Sementara itu, Wakil Bupati Kerinci, Hasani menjelaskan, fasilitas objek wisata Danau Kerinci yang banyak belum parmanen secara bertahap akan ditingkatkan, termasuk penataan lokasi dan infrastruktur jalan menuju danau yang saat ini cukup parah banyak berlubang.

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke daerah itu pada 2004 tercatat 34.000 orang, dan wisatawan mancanegara 25.000 orang.

Sementara pada 2005 wisatawan nusantara lebih kurang 35.000 orang dan wisatawan mancanegara 28.000 orang, sedangkan pada 2006 sebanyak 35.000 wisatawan nusantara, dan wisatawan mancanegara 27.000 orang.

Sumber: www.mediaindonesia.com (26 Februari 2008)

Pantai Widuri Pemalang Miliki Keunikan Tersendiri

Semarang - Pantai Widuri yang menjadi salah satu di antara beberapa andalan objek wisata alam di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, memiliki keunikan tersendiri ketimbang objek wisata lainnya.

Keunikan yang dimiliki Pantai Widuri yakni selain pantainya indah, juga menawarkan pemandangan sunset (tenggelamnya matahari pada sore hari) dan sunrise (saat munculnya matahari di pagi hari)

Pemerhati kepariwisataan di Kabupaten Pemalang Ratna Palupi, ketika dihubungi dari Semarang, Senin (25/2), menjelaskan, sampai saat ini objek wisata pantai berhawa sejuk ini masih menjadi andalan untuk menyedot wisatawan berkunjung ke objek wisata tersebut.

Pantai Widuri terletak di Desa Widuri, Kabupaten Pemalang, tepatnya sekitar tiga kilometer dari Kota Pemalang.

Pada objek wisata ini, kata dia, para wisatawan selain dapat melihat keindahan alam pantai juga berjejernya ratusan pohon-pohon berukuran besar dengan usia ratusan tahun di bibir pantai ini.

Keberadaan pohon-pohon besar ini justru menambah asri pemandangan alam dan sejuknya udara pantai yang setiap saat berhembus dan makin memanjakan keteduhan wisatawan yang datang ke lokasi ini.

Pada objek wisata ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kolam renang, lapangan tenis, panggung hiburan, gazebo, dan arena bermain bagi anak-anak.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Pemalang, selain dapat mengunjungi objek wisata Pantai Widuri juga objek wisata Pantai Blendung di Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, sekitar 26 kilometer arah timur laut Kota Pemalang.

"Pantai ini masih alami, dan objek wisata di sini merupakan perpaduan antara objek wisata budaya, alam, dan hipotik," katanya.

Sama halnya dengan fasilitas di objek wisata Pantai Widuri, pada objek wisata ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak-anak, gazebo, dan gardu pandang, katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (27 Februari 2008)

Pembukaan Perdana Program `Aku Cinta Indonesia` di Brunei

Bandar Seri Begawan - Pada hari Jum`at (22/2) KBRI Bandar Seri Begawan bekerjasama dengan Persatuan Masyarakat Indonesia di Brunei Darussalam (PERMAI) menyelenggarakan kegiatan program “Aku Cinta Indonesia”. Program dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Herijanto Soeprapto. Acara tersebut diikuti oleh tak kurang dari 100 anak-anak Indonesia yang tinggal dan belajar di Brunei Darussalam.

Dalam sambutannya, Duta Besar RI telah menyampaikan pesan kepada anak-anak Indonesia untuk merasa bangga sebagai anak Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Ir. Agus S. Djamil, MSc, warga Indonesia yang bekerja pada Kantor Perdana Menteri Negara Brunei Darussalam juga memaparkan “Indonesia at a Glance” sebuah paparan ringkas tentang Indonesia. Dalam uraiannya dijelaskan bahwa Indonesia adalah negara dengan wilayah terluas di Asia Tenggara dengan panjang pantai terpanjang kedua didunia. Indonesia memiliki kenakeragaman hayati yang juga memiliki terumbu karang terbesar dan terindah di dunia yang merupakan tempat paling bagus untuk olahraga diving dan snorkeling. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keunggulan teknologi kelautan sejak abad ketujuh dan telah sanggup mengarungi dunia.

Selanjutnya anak-anak Indonesia dilatih menyanyikan lagu-lagu perjuangan oleh Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan. Lagu-lagu yang diajarkan adalah : Indonesia Raya, Garuda Pancasila dan Bagimu Negeri. Dalam waktu singkat tidak lebih dari 10 (sepuluh) menit mereka telah sanggup menyanyikan ketiga lagu tersebut dengan sempurna dan hafal dalam tempo sekejap.

Mereka juga diperkenalkan dengan berbagai permainan Indonesia yang sifatnya membangkitkan semangat inovasi dan mempererat semangat setia kawan diantara anak-anak Indonesia. Pada akhir program diperkenalkan kepada mereka sebuah cerita rakyat Indonesia “Malin Kundang” yang memberikan pendidikan moral dan gambaran agar anak Indonesia harus setia, taat dan hormat kedua orangtuanya terlebih lagi kepada ibundanya. Penyajian cerita disampaikan secara komedi interaktif sehingga tampak anak-anak Indonesia terpesona dalam menghayati makna cerita rakyat tersebut.

Sumber: www.deplu.go.id (27 Februari 2008)

Batam Siapkan Tahun Kunjungan Wisata 2010

Batam - Wali Kota Ahmad Dahlan dan Wakil Wali Kota Ria Saptarika punya cita-cita menjadikan Batam sebagai kota tujuan wisata dunia. Untuk mewujudkan itu, Pemko Batam punya program Visit Batam 2010 dan menargetkan kunjungan 1,5 juta turis asing.

Persiapannya, sudah dilaksanakan di tahun kedua kepemimpinan Dahlan-Ria. Seperti pembangunan sarana dan prasarana obyek wisata dengan menata sejumlah obyek wisata pantai dan pemugaran rumah tua.

Tahun 2007 lalu, Dinas Pariwisata menata tiga pantai dan membangun gedung kesenian. Di antaranya Pantai Tanjung Memban, Teluk Mata Ikan dan Pantai Melur.

Di Pantai Tanjung Memban yang berlokasi di Nongsa, Dinas Pariwisata Batam membangun gazebo, cottage, panggung hiburan, toilet, pintu gerbang, kios, papan peta wisata, dan jalan pedesterian. Pengeleloannya diberikan kepada masyarakat di bawah binaan Pemko Batam.

Di Pantai Teluk Mata Ikan, Pemko Batam juga melakukan hal yang sama. Tujuannya untuk menjadikan pantai tersebut sebagai tempat wisata publik. Sedangkan di Pantai Melur, yang sudah lama menjadi tempat wisata, Pemko membangun kios, tower pengawas pantai, dan pedesterian.

Pemko Batam juga memugar rumah tua Batubesar di Nongsa. Pemugaran tersebut sebagai langkah melestarikan nilai seni budaya Melayu. Rumah itu nantinya akan diisi dengan beragam pakaian dan alat-alat budaya Melayu. Seperti pelaminan, perkakas dapur dan lainnya.

Rumah tua tersebut juga akan diramaikan pertunjukan tarian-tarian Melayu. Pemko bersama biro-biro perjalanan, akan menjadikan rumah tua itu sebagai tempat kunjungan wisata, sekaligus juga bisa didatangi masyarakat Batam.

Di Belakang Padang, Pemko Batam juga merehabilitasi gedung kesenian Indra Sakti yang mulai rusak. Gedung itu, biasanya dijadikan tempat pagelaran kesenian oleh warga Belakang Padang.

Langkah tersebut, akan dilanjutkan dengan penataan tempat wisata lain tahun ini. Persiapan-persiapan itu, kata Wali Kota Ahmad Dahlan, adalah dalam upaya menyambut Batam sebagai kota tujuan wisata dunia, bersama Jakarta dan Bali.

”Kita berani membuat Visit Batam 2010 karena Batam punya letak yang strategis, SDM yang andal dan sarana yang memadai. Batam bersama Jakarta juga masuk dalam peta kunjungan dunia,`` tukas Dahlan.

Selain melakukan pembenahan dan penataan tempat wisata, Pemko Batam juga menggandeng pihak lain untuk menyukseskan Visit Batam 2010.

Dalam rapat kerja bidang kepariwisataan dan budaya, beberapa waktu lalu, Pemko Batam melakukan penekenan kerja sama dengan para pelaku usaha pariwisata dan institusi lainnya. Seperti BTPB, PHRI Batam, ASITA Batam, Ajahib, HPI Batam, asosiasi pelayaran, maskapai penerbangan, kepolisian dan lain-lain.

Sumber: Batam Pos (27 Februari 2008)

Seni Rupa FSS 2008 hanya Tampilkan Seni Grafis

Surabaya - Festival Seni Surabaya (FSS) 2008 untuk bidang seni rupa kali ini berbeda karena hanya menampilkan seni grafis, sedangkan tahun-tahun sebelumnya menyuguhkan semua jenis.

"Pemilihan hanya seni grafis ini untuk menyauti tema FSS tahun ini, yakni `100 Kebangkitan Nasional; Untukmu Surabaya`. Ini untuk membangkitkan gairah pelaku seni grafis di Surabaya," kata Ketua Harian FSS 2008 Riadi Ngasiran di Surabaya, Minggu (24/2).

Ia mengemukakan, saat ini keberadaan seni grafis, khususnya di Surabaya, kurang begitu diminati oleh kalangan seniman sehingga FSS perlu merespons kondisi yang memprihatinkan itu dengan program khusus seni rupa grafis.

"Kami mengundang kalangan seniman Surabaya dan Jawa Timur untuk unjuk karya dalam festival kali ini. Kami melakukan dua pilihan untuk penampilan seni grafis ini. Pertama lewat sistem pemilihan langsung atau undangan dan yang kedua dengan sistem seleksi," katanya.

Untuk memberikan bahan perbandingan kepada seniman Jatim, panitia FSS juga akan mengundang penampil grafis dari luar Jatim. Diharapkan penampil dari luar juga memberikan wawasan dan semangat baru bagi seniman grafis di Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.

Ia mengemukakan, sejumlah persiapan pelaksanaan FSS 2008 telah dilakukan panitia, bahkan sekretariat kepanitiaan juga sudah dibuka di komplek Balai Pemuda Surabaya yang sekaligus menjadi pusat penampilan sejumlah kelompok seni dalam FSS.

Mengenai penampil dari kelompok kesenian asing, pihaknya masih terus melakukan berbagai pendekatan, baik melalui jaringan seniman maupun lewat jalur resmi ke konsulat jenderal yang ada di Surabaya.

"Kami sudah mengadakan pembicaraan dengan pihak Konjen Amerika Serikat di Surabaya yang menyatakan sangat antusias untuk menampilkan kesenian negaranya di Surabaya. Sejumlah negara yang kami harapkan bisa tampil adalah Prancis, Jepang dan Australia," katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (27 Februari 2008)

Jalan Menuju Kawasan Wisata Anyer Rusak Parah

Cilegon - Jalan raya menuju kawasan wisata Anyer, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten rusak parah, namun kurang diperhatikan. Padahal, jalan yang menghubungkan Cilegon-Anyer ini merupakan jalur utama menuju kawasan wisata Anyer dan Carita, Kecamatan Labuan, Pandeglang, selain melalui jalur alternatif lewat Cinangka, Serang, dan Pandeglang.

Jalan nasional ini sering rusak, namun terkadang diperbaiki, tetapi daya tahan jalan tidak berlangsung lama karena pengerjaannya tidak berkualitas. Padahal, selain jalur wisata, jalan Cilegon-Anyer itu sering dilalui kendaraan berat berupa truk karena di sekitar kawasan Cigading, Kecamatan Ciwandan, Cilegon terdapat sejumlah pabrik besar.

Berdasarkan pantuan Minggu (24/2), kondisi jalan di wilayah Ciwandan, Cilegon, sangat jelek dan rentan terjadi kecelakaan. Sebab, kondisi jalan berlubang dan kedalaman lubangnya mencapai 30 sentimeter. Bahkan lebih parahnya lagi, sejumlah lampu Penerangan Jalan Umum di kawasan itu tidak berfungsi.

Pada musim hujan, kondisi jalur wisata itu sangat becek, karena air tergenang di lubang-lubang yang terdapat di badan jalan. Sementara kalau musim kemarau tiba, jalan itu penuh dengan debu sehingga sangat mengganggu pengguna kendaraan.

"Kerusakan jalan ini sudah berlangsung lama dan jarang diperbaiki. Kalaupun diperbaiki, daya tahannya hanya tiga bulan, setelah itu rusak kembali. Padahal, jalan ini merupakan jalur penting menuju kawasan wisata Anyer, namun pemerintah seolah tutup mata terhadap keberadaan jalan ini," ujar Badri, pengendara sepeda motor yang sering melintasi kawasan itu, Minggu (24/2).

Keseriusan pemerintah untuk memperbaiki infrakstuktur jalan sangat lemah. Padahal, berkembang tidaknya kawasan wisata di Anyer, bergantung juga dari akses jalan yang memadai.

Sumber: www.suarapembaruan.com (27 Februari 2008)

Depbudpar Minta Agar Gahawisri Sempurnakan `Blueprint` Pengembangan Wisata Bahari

Jakarta - Sekjen Departemen Budaya dan Pariwisata DR. Sapta Nirwandar minta agar Rencana Induk (Blueprint) Pengembangan Wisata Bahari yang dibuat oleh pemerintah (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata/Depbudpar) dapat disempurnakan oleh Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) sehingga aplicable dan menarik calon investor untuk terjun dalam marine tourism.

"Dengan adanya penyempurnaan dari Gahawisri diharapkan blueprint Pengembangan Wisata Bahari ini bisa aplicable dan menarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam wisata bahari," kata Sapta Nirwandar kepada wartawan seusai menjadi pembicara dalam diskusi sekaligus membuka Munas ke-2 Gahawisri di Jakarta, Selasa (26/2).

Blueprint Pengembangan Wisata Bahari yang dibuat Depbudpar itu menguraikan seputar isu strategis, arah kebijakan, strategi dan rencana pengembangan, maupun prioritas pengembangan.

Dalam rencana induk tersebut telah dipetakan sebanyak 13 kepulauan di Indonesia menjadi prioritas untuk dikembangkan sesuai dengan bentuk kegiatan dan tema masing-masing. Sebagai contoh, Kepulauan Bunaken, Sulawesi Utara, kegiatan wisata bahari utamanya adalah selam dan snorkeling dengan tema pengembangan ekowisata berbasis konservasi. Sedangkan untuk Barelang-Riau Kepulauan kegiatan wisata bahari utamanya adalah cruise, yacht dan marina, serta wind surfing dengan tema pengembangan adalah sebagai industri wisata bahari 3P (Private and People Partnership).

Menurut Didien Junaedy, Sekjen Gahawisri, permintaan Sekjen Depbudpar DR.Sapta Nirwandar untuk menyempurnakan blueprint tersebut merupakan wujud sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata bahari di tanah air. "Penyempurnaan blueprint ini juga menjadi tantangan bagi Gahawisri, karena bagaimana agar rencana induk itu bisa diterapkan (applicable) di lapangan serta menarik bagi calon investor untuk menanamkan modalnya di wisata bahari," katanya. (Humas)

Sumber: www.budpar.go.id (27 Februari 2008)

DR. Sapta Nirwandar: Benoa Bali Diprioritaskan Menjadi `Turn-Around Port` untuk Cruise Internasional

Jakarta - Sekjen Depbudpar DR.Sapta Nirwandar mengatakan, pelabuhan Benoa Bali menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai turn-around port berstandar internasional, sehingga nantinya dapat menampung kapal pesiar (cruise) mancanegara sekaligus mendorong berkembangnya wisata bahari di Bali serta kawasan Timur Indonesia.

"Sebagai turn-around port akan banyak kapal pesiar (cruise) yang melakukan embarkasi dan debarkasi dari pelabuhan Benoa, sehingga mendorong kegiatan wisata bahari secara luas," kata Sapta Nirwandar dalam diskusi sekaligus membuka Munas ke-2 Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) di Jakarta, Selasa (26/2).

Dikatakan, pengembangan fasilitas Benoa sebagai pelabuhan cruise internasional selain harus memenuhi standar International Safety Port (ISP) yang ditetapkan oleh IMO (International Marine Organization) juga memenuhi tuntutan pasar di mana telah terjadi perubahaan paradima pelabuhan tidak lagi hanya sebagai container port, melainkan sudah menjadi gabungan dari entertaint dan leisure. "Di banyak negara, pelabuhan sudah dikembangkan menjadi sebuah destinasi yang tidak kalah menariknya dengan obyek wisata lainnya," katanya.

Diharapkan dengan adanya Benoa sebagai turn-around port tersebut akan mendorong pelabuhan lain di kawasan Timur Indonesia seperti Kupang, Alor, Makassar, dan Bitung yang memiliki potensi sebagai destinasi wisata bahari unggulan.

Dalam diskusi pra-Munas Gahawisri ke-2 dengan mengusung tema Mewujudkan Wisata Bahari Sebagai Primadona Pariwisata di Indonesia dan Tujuan Wisata Bahari Dunia tersebut tampil sejumlah pembicara antara lain Widi A.Pratikto (Sekjen DKP), Joko Santoso (anggota Komisi X DPR), dan YP Loke dari Singapore Marine Tourism (SMT).

Sumber: www.budpar.go.id (27 Februari 2008)

Lukisan Maestro Affandi Dipamerkan di Taman Menteng

Jakarta - Seorang pengunjung dengan mengamati lukisan sepanjang lima meter lebih dengan judul "Bima Sakti" karya Amrus Natal Sya yang harganya mencapai Rp 560 juta.

Sebanyak 150 lukisan karya para maestro pelukis Indonesia dan ratusan barang antik hingga abad ke-20 dipamerkan di Rumah Kaca Taman Menteng, Jakarta Pusat, sejak hari Jumat (22/2) hingga Selasa (6/3). Benda-benda tersebut kalau dinilai dengan uang, harganya mencapai miliaran rupiah.

Pameran tersebut merupakan gebrakan yang dilakukan Djody Art & Curio, yang sengaja memajangkan barang-barang berharga milik kolektor Munir Darwis tersebut di ruangan kaca. Pameran yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo itu mengambil tema "A Closer Look to Perpetual Beauty".

Di pameran itu, pengunjung lebih dahulu disuguhi lukisan mahakarya Affandi, Lee Man Fong, Dullah, S Soedjojono, R Bonnet, dan lain-lain. Dari puluhan lukisan yang dipajang, harga yang paling murah adalah Rp 2 juta, sedangkan yang termahal karya Amrus Natalsya. Lukisan sepanjang 5,7 meter dengan tinggi 1,35 meter berjudul Bima Sakti harganya Rp 560 juta.

Lukisan yang menggambarkan pertarungan Bima yang menaiki dua naga melawan para raksasa di tengah lautan. Yang unik, di bawah tanda tangan sang pelukis, tertulis angka 1000900603 yang artinya lukisan ini dibuat tahun 1963 atau dibahasakan seribu sembilan ratus enam puluh tiga.

Sementara itu, lukisan Affandi berjudul Pasar Sepi yang besarnya 40 x 30 cm san satu lukisan tanpa judul sengaja tidak dicantumkan harganya oleh panitia. Harga hanya boleh diketahui orang yang akan membeli saja.

Tidak kalah menarik adalah tiga lukisan karya Lee Man Fong yaitu Kuda, Dua Anjing, dan Wanita Menenun Kain. Untuk lukisan Anjing, harganya Rp 115 juta, dan Kuda senilai Rp 95 juta.

Barang Antik

Selain lukisan, sebanyak 120 barang antik, yang bukan saja peninggalan Indonesia tetapi juga dari luar negeri seperti dari Tiongkok, Kamboja, Vietnam, Thailand, Prancis, dan lain-lain, turut dipamerkan. Seperti, piring keramik bertuliskan huruf Arab yang berasal dari zaman Dinasti Ming tahun 1368 hingga 1643. Ada juga piring yang usianya mencapai 800 tahun. Juga ada lonceng biara Budha dari Thailand yang terbuat dari perunggu dengan tinggi 71 cm dan diameter 30 cm peninggalan abad ke-12.

Sementara, barang antik peninggalan budaya Indonesia seperti alat musik petik Siter Jawa dengan dudukan seekor gajah yang dibuat pada abad ke-19. Selain itu, patung Loro Blonyo yang dibuat pada abad ke-19.

Munir Darwis sebagai sang pemilik lukisan dan barang antik dengan harga puluhan miliar ini menjelaskan, dia mengumpulkan barang-barang antik itu sejak berusia 24 tahun. Dia memburu barang-barang itu bukan saja berkeliling Indonesia, tetapi juga harus merambah ke luar negeri. "Saat ini, saya lebih sering berkunjung ke Tiongkok, karena di sanalah banyak barang-barang antik yang masih diperjualbelikan," ujarnya.

Menurut Munir, pameran ini diselenggarakan untuk memberi kesempatan bagi masyarakat menikmati benda-benda seni bernilai tinggi di lokasi yang cukup nyaman seperti di Rumah Kaca Taman Menteng.

Sumber: www.suarapembaruan.com (27 Februari 2008)

Pariwisata Yogyakarta Belum Digarap Optimal

Yogyakarta - Pariwisata Yogyakarta sebenarnya memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif dibandingkan daerah lain namun belum tergarap secara optimal.

Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr Chafid Fandeli di Yogyakarta, Senin (25/2) mengatakan sampai kini belum banyak pelaku wisata yang menawarkan keunggulan pariwisata daerah ini.

"Selama ini, promosi wisata yang dilakukan masih konvensional yaitu sebatas mendatangkan wisatawan dometik dan mancanegara maupun menawarkan paket wisata," katanya.

Menurut dia, obyek wisata di Yogyakarta terkesan tidak dikelola dengan baik. Padahal, pariwisata daerah ini cukup potensial karena Yogyakarta dekat candi Borobudur sebagai obyek wisata yang memiliki daya tarik dunia.

Selain itu, terdapat pegunungan karst di wilayah kabupaten Gunungkidul yang tidak dimiliki daerah lain, cagar budaya dan budaya yang masih hidup di masyarakat. Semua itu, memiliki daya tarik tersendiri .

"Yogyakarta juga memiliki wisata minat khusus seperti perguruan tinggi serta pusat pendidikan dan kebudayaan," katanya.

Menurut dia, wisata minat khusus jika dikemas dengan baik akan memiliki daya tarik tersendiri karena tidak sekedar menawarkan obyek wisata, tap juga memiliki konsep pembelajaran maupun pengayaan ilmu pengetahuan.

"Potensi semua itu, seharusnya bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara terutama dalam mendukung Visit Indonesia Year (VIY) 2008," katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (27 Februari 2008)

Yuk, Wisata Nostalgia ke Sulawesi Selatan

Makassar - Sulawesi Selatan (Sulsel) menampilkan wisata budaya dan nostalgia sebagai obyek utama menyukseskan tahun kujungan wisata Indonesia (Visit Indonesia Year-VIY) 2008. "Kita memiliki banyak obyek wisata nostalgia peninggalan zaman penjajahan di hampir semua kabupaten dan kota di Sulsel yang memiliki nilai sejarah masa lalu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Andi Ilhamsyah Mattalatta di Makassar, Jumat (22/2).

Salah satu obyek wisata nostalgia yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi yakni Monumen Korban 40.000 jiwa di Benteng Somba Opu di Makassar serta Makam Sultan Hasanuddin di kabupaten Gowa.

Selain itu, di sejumlah kabupaten lainnya juga terdapat obyek serupa antara lain lokasi pendaratan tentara Belanda di Luwu (Palopo) yakni desa pantai Balandai. di lokasi itu juga terdapat kuburan tentara Jepang dan Makam Datuk Patimang, pejuang dan juga penyebar syiar Islam di Bimu Sawerigading Luwu di Masamba Luwu Utara.

Menurut Ilhamsyah, hampir semua daerah yang melakukan pergolakan berjuang melawan penjajah di masa lalu memiliki sejarah panjang membela dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah. Masyarakat di beberapa daerah yang gigih berjuang mempertahakan kemerdekaan antara lain di kabupaten Barru, Luwu, Bone, Gowa, Wajo, dan Sidrap serta sejumlah pejuang lainnya dari daerah sekitarnya.

Wisatawan asal Eropa khususnya dari Belanda dan Jerman banyak yang tertarik Obyek wisata nostalgia tersebut begitu pula wisatawan dari Jepang. "Hampir semua obyek wisata nostalgia itu kini berubah menjadi obyek wisata budaya, sehinga kedua sarana pendukung pariwisata tersebut telah dipadukan dalam satu paket yakni wisata budaya dan nostalgia," ujar Ilhamsyah yang juga Dirut Hotel Singgasana Makassar.

Untuk menarik banyak wisatawan berkunjung ke Sulsel diperlukan diversifikasi obyek, selain budaya yang selama ini telah menjadi primadona seperti budaya Toraja yang langka di dunia. Kalau di Toraja ada pesta Rambu Tuka’ (pesta panen) dan Rampu Solo’ (pesta pemakaman) yang telah menjadi andalan Sulsel, maka daerah lain juga harus mengembangkan obyek wisata yang menarik bagi turis, tutur Ilhamsyah.

Potensi wisata cukup banyak tersebar di semua kabupaten dan kota, namun karena kurangnya perhatian pemerintah setempat terhadap sektor ini, sehingga potensi wisata tersebut nyaris tak terurus.

Kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) cukup signifikan setiap tahun yang bersumber dari pajak hotel dan restoran. "Jika pemkab dan pemkot serius membangun sektor jasa, saya yakin pariwisata di daerah itu akan menjadi primadona untuk meningkatkan PAD setempat," katanya.

Ketua PHRI Makassar Anggiat Sinaga mengatakan, kontribusi sektor pariwisata di ibukota provinsi Sulsel 2007 mencapai Rp 40 miliar meningkat dari tahun sebelumnya Rp 30 miliar. Sementara itu, Walikota Makassar Ilham Arif Siradjuddin menyatakan pihaknya memberi perhatian terhadap sektor pariwisata yang punya kontribusi cukup signifikan terhadap PAD. Untuk 2008 ini pihaknya menargetkan pendapatan Rp 100 miliar.

Sumber: www.kompas.com (27 Februari 2008)

Pajero 'Mesum' Terjun dari Jalan Layang

Jakarta - Dua orang tewas dan lima orang lainnya luka parah, setelah sebuah mobil Mitsubishi Pajero hitam dengan Nopol B 11 HMB, berpenumpang tujuh orang itu, terjun bebas dari KM 24 tol layang Tanjung Priok-Grogol, Selasa 22 Maret 2011 sekira pukul 00.30 Wib.

Korban tewas adalah pengendara yang juga pemilik mobil, bernama Hamed Bahrun (51), warga Jalan Petamburan V RT 014/ RW 5, Jakarta Barat, dan Abubakar (39), warga Jalan KS Tubun Raya RT 7/ RW 09, Jakarta Barat.

Menurut Kasie Humas Polsek Penjaringan Ajun Komisaris, Teddy Hartanto, ketika mobil itu melintas dengan kecepatan tinggi di salah satu belokan di atas jembatan layang tol dari arah Pluit menuju Grogol, mobil kehilangan kendali karena ban kiri depan pecah.

"Pajero tersebut langsung menerjang pagar pembatas tepi tol dan terjun dari ketinggian 10 meter," kata Teddy, Selasa (22/3/2011).

Dugaan sementara, ketujuh orang ini baru berpesta dan semuanya dalam pengaruh alkohol, karena ditemukan obat kuat di dalam mobil. Polisi masih mendalami kemungkinan prostitusi di bawah umur.

"Dua penumpang (Abubakar dan salah satu remaja perempuan) ditemukan hanya menggunakan celana dalam. Kemungkinan baru selesai berhubungan seksual," tutur Teddy.

Staf humas Rumah Sakit Atmajaya, Ningsih, mengatakan, kondisi tiga dari lima remaja tersebut sudah mulai pulih. Sementara 2 orang lainnya masih cidera parah. "Dua yang parah ini belum bisa keluar hari ini," katanya.

Cidera paling parah dialami SW (17), tulang paha kiri patah dan siku tangan kanannya luka. Penumpang lainnya berinisial LP (17), FS (16), ML (17), dan AA (17). Kelimanya merupakan warga Tambora dan Taman Sari, Jakarta Barat. (M Iswanto/SUN TV/ugo)

Pasangan Ini Mesum di Depan Kantor KUA

Banda Aceh - MPD (21) dan NLL (21), sepasang remaja yang tertangkap sedang berbuat mesum di Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, nyaris dimandikan air comberan dan diamuk massa.

MPD dan NLL digerebek warga, Senin (28/3/2011) sekitar pukul 17.00 WIB, saat berbuat mesum dalam sebuah ruangan di kantor Balai Benih Pertanian Kota Banda Aceh.

"Pasangan remaja itu digerebek saat berbuat mesum, perbuatan aib yang mereka lakukan telah membuat nama desa kami tercemar," kata seorang warga, Faisal (37).

Warga lainnya mengatakan, pasangan nonmuhrim itu sering terlihat memasuki bangunan yang berada di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ulee Kareng itu.

MPD, warga Kabupaten Aceh Tengah yang tinggal di Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, diduga sering memanfaatkan kantor milik pemerintah itu untuk berbuat mesum.

Sementara NLL, mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Banda Aceh yang juga berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, itu berdomisili di sektor selatan Kopelma Darussalam, Banda Aceh.

Sebelum diserahkan kepada aparat Wilayatul Hisbah (WH), massa yang terdiri atas ratusan orang minta agar pasangan nonmuhrim itu dimandikan dengan air comberan sebagai hukum adat.

Beruntung, petugas WH langsung membawa kedua remaja itu ke kantornya untuk diproses secara hukum syariat islam.

242 CPNSD Lutim Terima SK 80%

Malili - Sebanyak 242 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Umum Tahun 2010, yang terdiri atas 73 orang tenaga kesehatan, 108 orang tenaga pendidikan, dan 61 orang tenaga teknis, menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah Kabupaten (pemkab) Lutim. Penerbitan SK tersebut merupakan tahap awal (masih 80%-red), hingga para CPNS dianggap layak menerima SK 100%nya.

Dalam kegiatan pengambilan sumpah kepada para CPNS di Gedung Simpurusiang Malili, Jum’at (25/3). Ketua panitia kegiatan Hj.A.Asma Sari, M.M menuturkan, bahwa semua CPNS yang menerima SK itu, masih harus melalui tahap pengamatan dan uji coba selama dua tahun sebelum mereka dipandang layak untuk menjadi PNS.

Selain penerbitan SK untuk formasi umum, sejumlah 58 orang honorer juga menerima SK 100%nya hari itu. “Masing-masing dari jumlah itu yakni, 1 orang tenaga kesehatan dari golongan IIa, serta sebanyak 57 orang tenaga teknis antara lain, 11 orang dari golongan IIIa, 45 orang dari golongan IIa, dan 1 orang dari golongan IIc,” tandas Asma dalam laporannya.

Sementara itu, dalam sambutannya usai mengambil sumpah jabatan, Bupati Lutim H.A.Hatta Marakarma, mengingatkan kepada para pegawai agar bekerja maksimal di bidangnya. Ia meminta, agar CPNS dapat bisa beradaptasi dengan warga Lutim, mengingat amat heterogennya daerah ini.

“Masyarakat Lutim membutuhkan pelayan-pelayan yang prima. Makanya, saya menuntut saudara-saudara untuk memberikan kinerja yang baik. Luwu Timur ini sangat spesifik. Di tempat lain, dengan modal bahasa Bugis, anda mungkin sudah bisa beradaptasi di situ. Tapi, di sini, ini tempat yang amat heterogen,” katanya.

Kurang Pelamar, Formasi CPNS Bisa Diubah

Jakarta - Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sudah ditetapkan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) EE Mangindaan ternyata masih bisa diubah. Perubahan ini bisa dilakukan apabila jumlah pelamarnya kurang atau tidak ada pelamar.

Hanya saja menurut Kepala Sub Direktorat Perencanaan Formasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) Badi Mulyono perubahan formasi itu hanya bisa dilakukan sebelum tes. "Kalau sudah dekat pelaksanaan tes atau setelah tes dilakukan ya tidak bisa diutak-atik lagi," ujar Badi di Jakarta, Jumat (25/3).

Dia menyebut, dari tahun ke tahun selalu ada saja daerah yang mengeluhkan formasinya banyak kosong akibat kurangnya pelamar. Bahkan ada di posisi tertentu seperti dokter spesial minus pelamar.

"Dari pengalaman itulah banyak daerah yang datang konsultasi ke BKN minta petunjuk bagaimana menyusun formasi. Termasuk kemungkinan formasi yang sudah ditetapkan, tidak ada pelamar. Prinsipnya, bisa saja diubah asalkan jarak tesnya masih jauh. Ini agar pelamar punya kesempatan untuk menyiapkan berkas-berkasnya," bebernya.

Badi menyarankan dalam menyusun formasi CPNS, pemda berkoordinasi dengan DPRD agar bisa diketahui tenaga aparatur apa yang dibutuhkan. Di samping menjaga proses seleksi bisa berjalan transparan. "DPRD bisa ikut mengawasi jalannya pelaksanaan seleksi CPNS," cetusnya.

Mengenai kasus di daerah yang ditolak permintaan perubahan formasinya, menurut Badi, karena usulannya diajukan setelah tes CPNS sudah dilakukan. Untuk mengatasi itu, pemerintah akan menyarankan kuota yang kosong diajukan dalam seleksi berikutnya.

"Kuota yang kosong akan tetap diperhitungkan di tahun berikutnya. Karena itu panitia seleksi harus jeli membaca keadaan. Bila ada tanda-tanda tak ada pelamar, cepat-cepatlah mengajukan usulan perubahan formasi. Tapi formasi penggantinya harus sesuai kebutuhan daerah, bukan asal ganti saja," jelasnya. (esy/jpnn)

Solo Promosikan Wisata Kuliner

Solo - Solo yang memiliki keunikan beraneka makanan khas daerah, dan sudah terkenal sampai di daerah-daerah lain, kini sudah sepantasnya beraneka makanan itu dikemas dengan baik dan dijadikan objek wisata kuliner.

Sekretaris Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Edi Suseno yang didampingi Wakil Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, mengatakan hal itu ketika meninjau pembuatan gerobak dorong yang akan diperbantukan kepada para pedagang untuk wisata kuliner di Jalan Mayor Sunaryo Solo, Selasa.

Ia mengatakan potensi seperti ini perlu terus digali dan diharapkan akan bisa menjadi daya tarik baik untuk wisatawan dalam negeri maupun asing datang ke Solo, bagi menikmati makanan khas yang ada di daerah ini.

Melalui cara-cara seperti ini pula diharapkan bisa membuka kesempatan kerja lebih banyak dan sekaligus meningkatkan ekonomi. "Saya juga berharap makanan khas Solo nanti bisa menjadi makanan yang bisa dikenal di dunia internasional," katanya.

“Solo yang banyak mempunyai keaneka ragaman budaya dan makanan khas ini dalam pengembangan wisata kuliner dijadikan percontohan nasional. Untuk itu dalam program tersebut hendaknya ditangani secara serius,” katanya.

Wakil Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, pihaknya mengajukan bantuan ke Departemen Perdagangan untuk pengembangan wisata kuliner ini sebanyak 100 gerobak dorong dan saat ini baru diberikan 75 gerobak dorong sedangkan sisanya akan diberikan pada tahun anggaran berikutnya.

Gerobak dorong untuk para pedagang di wisata kuliner ini setiap unitnya senilai Rp6,5 juta. Program wisata kuliner ini pada bulan April 2008 diharapkan sudah bisa diresmikan.

Sumber: www.mediaindonesia.com (28 Februari 2008)

VIY 2008 dari Lanaken dan Charleroi Expo di Belgia

Brussel - KBRI Brussel kembali lakukan promo wisata marathon Visit Indonesia Year (VIY) 2008 di dua kota yang berbeda, di kota Lanaken, wilayah Belgia yang berbahasa Belanda tanggal 21 Februari 2008 dan sepekan mengikuti pameran wisata Idee Vacant dalam Charleroi Expo di kawasan berbahasa Perancis, 19-14 Februari 2008 lalu.

Duta Besar RI Nadjib Riphat Kesoema dalam sambutan pembukaan acara Ean Haart voor Indonesie di Lanaken menyampaikan bahwa Indonesia masih menjadi tempat tujuan wisata yang menarik. Tidak hanya keindahan alam, keunikan budaya dan kesenian, yang menjadi daya tarik, tapi juga kebiasaan kita memperlakukan orang asing menjadi tamu yang terhormat, mungkin menjadikan mereka memiliki luxury ekslusif, pelayanan unik yang tidak diperoleh di negeri lain.

Ajang promosi wisata Visit Indonesia Year (VIY 2008) kembali digelar untuk kedua kalinya. Dari kota kecil Lanaken Belgia yang hanya berjarak 4 km dari kota Maastricht (Belanda) ini, KBRI Brussel bekerjasama dengan yayasan Davidfonds dan dr Sardjono Pribadi, ahli jantung, pada tanggal 21 Februari 2008 telah digelar malam dana Een Hart voor Indonesia.

Acara ini telah dihadiri Marino Keulen, Mendagri wilayah Flams dan Urusan Integrasi Flanderen, Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib RIPHAT Kesoema, para pejabat Pemerintah daerah kota Lanaken dan masyarakat Lanaken pada umumnya. Tari, musik gamelan, dan makanan Indonesia terasa tetap menyedot perhatian.

Sementara secara marathon, KBRI Brussels kembali gelar acara yang sama VIY 2008 di Charleroi Expo, 19-24 Februari 2008. Gelar budaya dalam pameran wisata Idees Vacant di wilayah masyarakat Belgia yang berbahasa Perancis (Wallonia) mendapat sambutan meriah. Arena promosi seluas 53m2 di lokasi Charleroi Expo dikunjungi warga yang ingin menyaksikan tarian dan musik gamelan Bali terasa membludak, menghentak para pengunjung. Sekalipun India dengan incredible India nya terletak tidak jauh dari lokasi. Di depan stand Indonesia, Tunisia menjual paket wisata menarik. Sekalipun stand Tunisia membuka galeri hiasan keramik yang dibagikan secara cuma-cuma, Indonesia terutama Bali tetap menyedot perhatian.

Partisipasi Indonesia pada event Idees Vacant di Charleroi Expo tersebut merupakan promosi lanjutan yang kedua setelah tampil dengan peluncuran perdana (kick-off) promosi seni, budaya, dan wisata Indonesia di wilayah Eropa pada Vakantiesalon (Indonesia Travel Days) di kota Brugge pada tanggal 5 – 6 Januari 2008 yang lalu.

Tari pendet, rantak dan jaipong mampu mengoyang pengunjung di hari Sabtu dan Minggu (23-24 Februari) lalu. Selain Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa tampak hadir di tengah pengunjung pagelaran ini Messenger de Colombe, dari pemerintah daerah Stavelot yang akan member gelar bangsawan dari Stavelot pada Duta Besar RI, Nadjib Riphat Kesoema pada tanggal 02 Maret 2008 ini. Rententan kegiatan promosi Indonesia ke pelosok Belgia dan partisupasi Indonesia dalam Carnaval Blanch Moussi 2007 lalu di wilayah perbatasan Belgia-Jerman ini pun terasa membuahkan hasil.

Rangkaian 6 (enam) hari promosi tersebut diisi antara lain acara gelar kesenian tradisional Indonesia, workshop mengenai gamelan dan tarian Indonesia ternyata cukup seksi untuk mengundang publik memberi perhatian kepada Indonesia. Sanggar gamelan Bali Salih Asah, yang dibina KBRI Brussel dengan mayoritas pemain orang-orang Belgia terasa mendekatan jiwa musik gamelan dan esotisme Indonesia.

Melalui medium kesenian, tari dan musik ini kita buka cakrawala dan kita dekatkan Indonesia kepada publik. Masyarakat luas, people to people contact dengan cara interaktif. Kita bangun perhatian dan rasa ingin tahu dari tingkat yang paling bawah, people on the street, kalangan profesional, para dokter hingga kantor para wakil rakyat Belgia.

Sumber: www.deplu.go.id (28 Februari 2008)

Terumbu Karang di Pulau Enggano Terancam Habis

Bengkulu - Keberadaan terumbu karang di Pulau Enggano, Bengkulu Utara, terancam rusak dan habis, karena terus diambil secara ilegal untuk dijadikan bahan bangunan proyek-proyek pembangunan fisik dan keperluan pribadi warga setempat.

Basir Kauno, salah seorang tokoh masyarakat Enggano, Senin, menilai, pemerintah sampai sekarang belum berhasil mengatasi penambangan liar batu karang di Enggano tersebut, sehingga keberadaannya terancam habis dan akan berdampak pada rapuhnya pondasi pulau tersebut.

Menurut dia, yang sangat mengkhawatirkan adalah pengambilan secara besar-besaran oleh pihak kontraktor pembangunan jalan dan bangunan fisik proyek pemerintah lainnya di pulau tersebut, padahal terumbu karang itu berfungsi memperkokoh pondasi Pulau Enggano yang berjarak 97 mil dari Kota Bengkulu itu.

Bila terumbu karang itu habis akan mengancam pulau terpencil itu menjadi tenggelam, karena kawasan hutannya pun sekarang sudah mulai dibabat dan diambil kayunya oleh masyarakat.

Ia juga menilai, pembangunan di Pulau Enggano selama ini masih sebatas proyek uji coba dan bukan untuk pengembangan dan mempertahankan kekayaan alam yang ada.

Basir mencontohlan beberapa proyek besar tahun lalu antara lain transmigrasi yang menghabiskan dana puluhan miliar rupiah sampai sekarang terbengkalai termasuk pengadaan kapal nelayan sampai kini tidak ada realisasinya.

Pembangunan jalan dan irigasi seluruhnya menggunakan terumbu karang yang ada di daerah itu, bila terumbu karang tersebut habis, Pulau Enggano ke depan tinggal kenangan dan akan tenggelam apalagi hutannya terus dibabat untuk diambil kayunya.

Menurut penetian ahli kepulauan, kata Basir Kauno, Pulau Enggano berada di atas kekuatan karang, bila karang-karang itu terus diambil pondasinya akan runtuh.

Untuk mengantisipasinya, pihak Pemkab Bengkulu Utara harus tegas menindak dan menyetop pencurian sumber daya alam yang ada di pulau terpencil yang berada di Samudra Indonesia itu.

Sebelum masuknya transmigrasi ke daerah itu, banyak pengusaha berpura-pura ingin menanamkan modalnya dengan membuka perkebunan besar, namun setelah berjalan ternyata hanya mengambil kayu dan gulung tikar.

Menanggapi rencana masuknya investor ke daerah itu, Basir menyambut positif asalkan kepentingan masyarakat setempat tak diabaikan.

Sumber: www.mediaindonesia.com (28 Februari 2008)

Tiga Stasiun TV Asing Liput Ritual Nyepi

Denpasar - Tiga stasiun televisi asing telah memastikan akan meliput rangkaian kegiatan ritual umat Hindu melaksanakan tapa brata penyepian menyambut Tahun Baru Saka 1930 tanggal 7 Maret 2008.

"Ketiga stasiun televisi itu masing-masing CNN Amerika Serikat, televisi dari Taiwan dan Korea," kata Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Drs I Gede Nurjaya, di Denpasar, Rabu.

Dikatakannya, banyak rangkaian kegiatan ritual yang bisa diliput untuk disebarluaskan kepada masyarakat internasional, tanpa mengganggu umat Hindu menunaikan empat pantangan yang akan dilakukan umat Hindu.

Keempat pantangan tersebut meliputi tidak melakukan kegiatan (amati karya), tidak menyalakan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengumbar hawa nafsu (amati lelanguan).

Rangkaian kegiatan ritual tersebut antara lain prosesi "Melasti/Melis" bermakna membersihkan pratime, yakni benda suci yang disakralkan ke laut, danau atau sumber mata air yang melibatkan warga di masing-masing desa adat, sesuai dengan kondisi daerah setempat antara 3-5 Maret 2008, katanya.

Warga berbondong-bondong ikut ambil bagian dalam kegiatan melasti sambil membawa sesaji dan peralatan suci, diiringi alunan musik tradisional Bali (gamelan) yang bertalu-talu.

Selesai Melasti dilanjutkan dengan melaksanakan upacara "Tawur Kesanga" pada hari kamis(6/3), sehari menjelang Nyepi, dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat rumah tangga, dusun, Desa adat, Kecamatan, kabupaten/kota hingga tingkat Propinsi Bali.

Kegiatan bermakna meningkatkan hubungan yang lebih serasi dan harmonis antara sesama umat manusia, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.

Tawur Kesanga yang berakhir pada petang hari itu dilanjutkan dengan "Ngerupuk" yang bermakna menetralkan semua kekuatan dan pengaruh negatif "bhutakala" dengan harapan alam semesta tentram, damai dan harmonis.

Malam harinya dilanjutkan dengan arak-arakan ogoh-ogoh, yakni boneka berukuran besar menyerupai raksasa dengan wajah menyeramkan, diarak keliling banjar dan desa adat.

Semua itu dapat diliput secara lengkap dan baik televisi luar negeri, tanpa mengganggu kegiatan ritual yang digelar umat Hindu setempat. Sedangkan pada hari suci Nyepi di mana seluruh umat Hindu akan mengunci pintu rumahnya, dapat diliput kameramen dari hotel tempatnya menginap.

"Kalau ingin merekam suasana Bali yang hening secara keseluruhan, sebaiknya stasiun televisi luar negeri itu memanfaatkan banyak petugas dan kamera, saat nyepi menginap secara terpencar," ujar Nurjaya.

Belasan wartawan media elektronik asing itu sudah dikoordinasikan dengan Ketua Majelis Desa Pekraman (MDP) Bali AA Arnawa.

Peliputan tersebut dilakukan terkait dengan ajakan masyarakat Bali kepada dunia untuk secara bersama-sama melakukan "Berata Penyepian" pada hari suci tersebut.

Ajakan atau seruan tentang itu dilakukan delegasi dari Bali pada konferensi PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, awal Desember 2007.

Menurut delegasi dari Bali, dengan melakukan "Berata Penyepian" dalam sehari saja, akan dapat ditekan tingkat pencemaran karbon dalam jumlah yang sangat besar pada atmosfer bumi.

Arnawa mengatakan, meski "Berata Penyepian" merupakan ajaran Hindu, namun masyarakat Bali tidak ingin meng-Hindu-kan dunia, melainkan ingin mengajak dunia dapat melakukan model kearifan lokal yang dapat diterapkan untuk menekan pencemaran karbon di atmosfer bumi.

Mengenai aktivitas jurnalis asing nantinya, Arnawa mengatakan bahwa pihaknya tidak keberatan selama mereka dapat mematuhi dan tidak mengganggu jalannya "Berata Penyepian" yang dilakukan umat Hindu.

Sumber: www.antara.co.id (28 Februari 2008)

Pameran Indonesia di Eropa Tengah dan Timur (IE CEE) di Warsawa 7-10 Mei 2008

Ogan Komering Ilir - Perkembangan kebudayaan Sumatera Selatan tak lepas dari pengaruh China di masa lampau, mulai dari bangunan, ukir-ukiran, kesenian, hingga makanan. Namun, saat ini serbuan produk China yang masuk ke Indonesia hingga pelosok desa justru menyebabkan kepunahan perahu kajang Kayu Agung, salah satu perahu kuno di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Perahu kajang biasanya dipakai sebagai alat transportasi untuk menjual kerajinan tembikar buatan warga Kayu Agung ke daerah-daerah lainnya di sepanjang Sungai Komering yang merupakan sungai besar di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Perahu yang memiliki panjang delapan meter dan lebar dua meter tersebut kini tak pernah terlihat karena bisnis tembikar gulung tikar akibat munculnya produk China yang jauh lebih bagus dengan harga relatif terjangkau.

Satu kekhasan perahu yang diperkirakan berasal dari masa kerajaan Sriwijaya (abad VII-XIII masehi) tersebut adalah bagian atap yang terbuat dari daun nipah. Atap terdiri dari tiga bagian bersusun, bagian depan disebut kajang tarik, tengah disebut kajang tetap, dan belakang disebut tunjang karang. Dari namanya dapat ditebak bahwa bagian tengah dipasang permanen, sedangkan bagian depan dapat disorong sehingga pada saat hujan atau istirahat di siang hari akan melindungi penumpang dari terik matahari.

Perahu ini juga memiliki ciri khas pada buritan bagian depan karena terdapat tonjolan seperti kepala yang disebut ”selungku”. Bagian ini mungkin untuk meredam guncangan saat perahu menabrak sesuatu.

Bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan perahu ini adalah jenis kayu rengas yang tidak ditemukan lagi di wilayah Kayu Agung. Namun, kepunahan kayu tersebut bukan penyebab perahu kajang punah karena bisa saja diganti bahan lain yang tak kalah kuat.

Manusia perahu
Kepala Balai Arkeologi Palembang Nurhadi Rangkuti bahkan mengatakan, para pemilik perahu kajang disebut sebagai manusia perahu. Itu karena mereka lebih banyak berada di atas perahu untuk berdagang ketimbang hidup di darat.

”Mereka merupakan pedagang tembikar buatan warga setempat yang dipasarkan ke luar daerah, bahkan ke Palembang melalui Sungai Musi. Kadang kala, tembikar ditukar dengan beras atau barang kebutuhan warga desa penghasil tembikar,” ujar Rangkuti.

Namun, berjalan dengan perkembangan zaman, produk tembikar mulai kehilangan peminat karena muncul produk pabrik yang lebih menarik dengan harga bersaing. Meredupnya pasar usaha tembikar diikuti oleh lesunya pemasaran produk tersebut yang berbuntut punahnya perahu kajang.

Perahu kajang diperkirakan masih marak digunakan sampai tahun 1980-an. Satu per satu perahu kajang yang bertahan hilang karena kehilangan fungsi.

Menurut Rangkuti, dalam penelusuran yang dilakukan Balai Arkeologi Palembang beberapa waktu lalu di sepanjang Sungai Komering, hanya ditemukan satu perahu kajang yang sudah dimodifikasi menjadi kapal ketek dengan mesin dan kemudi seperti setir mobil.

”Tetapi kami masih menemukan beberapa nelayan yang menyimpan bagian kapal, di antaranya dayung sepanjang tiga meter dan kemudi sepanjang dua meter. Dayung ditempatkan di bagian depan dan kemudi di bagian belakang,” ujar Rangkuti.

Nasib perahu kajang memang berbeda dengan perahu sandeq yang digunakan etnis Mandar di Sulawesi Barat. Perahu layar tradisional khas Mandar tersebut tidak hanya lincah dan tangguh mengarungi laut lepas Selat Makassar, tetapi juga mampu bertahan hingga saat ini.

Bayangkan, sandeq mampu melaju dengan kecepatan 20 knot dengan mengandalkan dorongan angin yang ditangkap layar berbentuk segitiga. Nelayan yang biasa mencari telur ikan terbang itu tidak pernah repot dan ribut soal kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Mungkin Pemerintah Kabupaten OKI ataupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan harus belajar melestarikan perahu kajang dari orang-orang Mandar. Bukan hanya karena alasan ekonomi, melainkan mungkin perahu tersebut memiliki nilai-nilai kearifan lokal.

Salah satu kearifan lokal adalah perahu-perahu yang merupakan hasil karya nenek moyang tersebut tidak perlu membakar (BBM). Perahu kuno itu juga ramah lingkungan dan membantu pemerintah menekan biaya subsidi BBM.

Sumber: www.kompas.co.id (29 Februari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts