SAMARINDA. Gerah dengan prilaku seorang janda berinisial Ms (28), akhirnya warga di kawasan Jalan Rukun 2 H, RT 14, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, nekat menggerebek kamar kosnya. Benar saja. Saat pintu kamarnya didobrak, Ms tengah asyik bersama seorang pria berinisial Rh (19). Keduanya tengah berbuat mesum dan diduga sambil pesta sabu-sabu.
Peristiwa ini terjadi, Sabtu (22/10), pukul 23.55 Wita. Warga di pimpin Ketua RT dan anggota Polsekta Samarinda Seberang kemudian menginterogasi dan membawa pasangan tersebut ke kantor polisi. Dugaan penggunaan narkoba semakin kuat, saat polisi berhasil menemukan barang bukti berupa alat isap sabu (bong) dan korek.
Menurut penuturan warga, Ms memang baru saja menyewa kamar kos tersebut beberapa pekan terakhir. Sejak awal, Ms sudah berani membawa teman pria ke kamarnya dan menginap. Warga mengaku sudah sering menegur Ms, tetapi tak digubris dan terus mengulang. Akhirnya warga melapor ke Polsekta Samarinda Seberang dan beramai-ramai menggerebek Ms dan Rh.
"Cewek itu (Ms, Red) memang seperti orang aneh. Sering sekali mabuk dan melaporkan dirinya sendiri ke kantor polisi. Dan pria yang datang selalu berganti-ganti. Ditegur tidak merespon, akhirnya kami gerebek," ungkap Indra (22), salah seorang warga yang ikut menggerebek pasangan tidak sah tersebut, kepada Sapos.
Selain itu, Indra menuturkan bahwa Rh, yang menjadi pasangan Ms merupakan terget operasi polisi karena diduga juga sebagai pengedar dan pemakai narkoba. "Kami bekerja sama dengan polisi. Jadi kami memantau dan akhirnya hari ini (Sabtu,Red) bisa menemukan waktu yang tepat menggerebek mereka," tutur Indra.
Sementara itu, Ms saat ditemui Sapos di dalam sel mengelak bahwa barang bukti tersebut adalah miliknya. Dia menjelaskan bahwa peralatan "ngefly" tersebut adalah milik rekan-rekannya. "Yang datang ke kamarku kan nggak cuma satu dua orang, tapi banyak. Lagian, aku nggak makai lagi. Aku izinkan teman-teman datang karena aku kesepian sendiri di kos. Lagian aku sudah nggak kerja. Jadi teman-temanku yang kasih aku makan," akunya.
Dia mengaku sudah tinggal di Samarinda selama dua tahun. Dia merupakan janda dengan satu anak. "Anakku bersama omanya di Samarinda. Sedangkan mantan suamiku berada di Loa Bakung. Dia tidak pernah mempedulikan kami lagi," ceritanya dengan tatapan kosong.
Wanita berambut pirang dan berkulit putih ini sebelumnya mengaku aktif bersama sebuah tim arung jeram Samarinda. "Kami memakai supaya berani di medan arung jeram. Aku berhenti semenjak ada teman kami yang meninggal di medan arung jeram," kenangnya.
Ms mengaku sudah lama tidak memakai karena sempat dekat dengan seorang aparat yang bisa membuka pola pikirnya agar tidak mengonsumsi obat terlarang lagi. "Tapi sulit, Aku hanya memiliki teman-teman rusak di sini (Samarinda, Red). Pulang ke Manado pun lebih parah lagi. Jadi, lebih baik menikmati hidup yang nggak jelas ini saja. Ngapain orang-orang sewot, toh Aku sudah rusak," tutupnya dengan cuek.
Terpisah, Kapolsekta Samarinda Seberang, Kompol Bergas Hartoko, saat dikonfirmasi menuturkan bahwa kasus tersebut masih dikembangakan. Untuk memastikan apakah Rh merupakan target operasi selama ini. "Masih diproses. Yang ditemukan barang bukti berupa alat isap. Kalau tidak ada penemuan barang bukti lain, kami hanya akan rujuk ke BNK untuk direhab," jelas Bergas. (rm-1/agi)
Sumber: http://samarinda.prokal.co