Tampilkan postingan dengan label Brebes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Brebes. Tampilkan semua postingan

Pak Guru Tertangkap Basah Ngamar Bareng Mantan Siswi

BREBES - Seorang guru asal Jawa Barat digerebek Satpol PP Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, saat ngamar bersama mantan siswinya di sebuah hotel, Senin (7/5).

“Yang bersangkutan didapati tengah berdua di dalam kamar hotel. Kami data dan lakukan pembinaan,” kata Kabid Penegakan Perda dan Ketertiban Umum Arif Jutawan sebagaimana dilansir Radar Tegal, Jumat (11/5).

Selain Pak Guru dan siswi itu, ada lima pasangan mesum lainnya yang ikut terjaring.

Arif menambahkan, pihaknya meminta para pasangan mesum itu tidak mengulangi perbuatannya.

Petugas juga menyasar tiga lokasi prostitusi yang sudah ditutup sejak 2 Mei lalu.

Ketiga lokasi itu berada di wilayah Kecamatan Jatibarang, Tonjong, dan Losari.

Petugas menemukan PSK yang sedang menunggu tamu di Jatibarang.

Namun, petugas tidak mendapatkan PSK di Tonjong. Petugas baru panen di Losari.

Di sana, petugas menemukan sepuluh PSK yang masih mangkal.

Para PSK itu dibina dan diminta tidak menjajakan diri lagi.

"Penutupan tempat prostitusi itu dilakukan karena masih ada aktivitas prostitusi di kawasan tersebut,” tegas Arif. (ded/ism/zul/radar tegal/jpnn)

Sumber: https://www.jpnn.com

Perawan Ting Ting dan Magisnya Tari Sintren

Brebes, Jateng - Tari sintren merupakan pertunjukan budaya yang sudah melegenda bagi masyarakat pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Belum diketahui pasti sejak kapan kesenian ini mulai muncul. Namun, kesenian ini diyakini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Hingga kini, seni tari sintren masih kental dengan unsur magis dan mistis ini. Meskipun kini kemajuan teknologi telah menggerus zaman, kesenian yang juga disebut lais itu masih dilestarikan segelintir pegiat seni budaya.

Atas dasar itu, Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Brebes Jateng bekerja sama dengan Lembaga Studi dan Agama (Elsa) dan didukung Dewan Kesenian menggelar kesenian sintren di Pendopo Jaka Poleng, Sabtu, 20 Agustus 2016.

Pagelaran sintren bertajuk "Merajut Harmoni Merawat Tradisi" itu menarik warga dan menjadi ajang pelestarian sintren yang mulai jarang ditampilkan di muka umum.

Salah satu faktor menarik dalam pertunjukan sintren adalah pemilihan pemain utama. Syaratnya adalah gadis belia yang belum mengalami menstruasi dan dijamah lelaki bukan muhrim. Selain itu, selama pertunjukan sintren selalu diiringi musik tradisional dan lantunan lagu yang merupakan mantra untuk memanggil arwah atau roh dari alam gaib.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, pertunjukan sintren diawali dengan iringan musik tradisional dan lagu-lagu mantra berbahasa Jawa. Alat musik pengiring itu terbuat dari tembikar dan kipas bambu yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yang khas.

Tak lama berselang, sang penari sintren pun mulai memasuki panggung dengan sedikit gerakan dari kedua tangannya.

Setelah berada di atas panggung pertunjukan, pawang sintren memperebutkan sebuah kurungan dari pohon bambu yang sudah dibalut kain bewarna merah ke sintren yang duduk menunggu.

Sekitar lima menit kemudian, setelah pawang membacakan mantra-mantra, kurungan itu diangkat oleh sang pawang. Ajaib, sang gadis itu sudah berubah penampilan.

Ia berganti pakaian dari kepala hingga kaki, lengkap dengan kaca mata hitam. Sang sintren pun langsung memeragakan tarian dengan gayanya yang lemah gemulai.

Saat menari itulah, tampak sang sintren mulai menunjukkan kemahirannya dan menciptakan suasana yang cukup berbeda serta sedikit menegangkan. Beruntung, empat orang penjaga sintren yang berada tak jauh dari aksi menawan liukan kaki, tangan, dan kepala sang sintren mampu menjaga tubuhnya tidak sampai terjatuh.

Sesekali terlihat penonton memberikan uang dengan cara dilempar ke arah sang sintren. Uang balangan--sebutan untuk uang saweran--itu tak sampai mengenai ataupun menyentuh sang sintren. Jika uang balangan itu sampai menyentuh bagian tubuhnya, sang sintren pun langsung roboh pingsan jatuh ke lantai.

Untuk itu, pawang sintren menyebarkan asap kemenyan. Tujuannya agar membuat sang sintren terus menari dan melanjutkan pertunjukannya sampai usai.

-

Arsip Blog

Recent Posts