HIDAYAT , 40, memang pede banget jadi orang. Meski tampang hanya mirip penjual cilok, tapi berani bisnis “three in one”. Dia merelakan istrinya, Rini, 35, dikencani orang, dengan syarat Hidayat harus ikut bergabung. Meski bisnisnya laris manis, tapi akhirnya jadi urusan polisi Sidoarjo (Jatim).
Allah Swt menjadikan seks itu nikmat dan indah, agar manusia bisa berkembang biak dan bertebaran di muka bumi. Jika seks itu menyakitkan, pasti tak ada orang mau menikah, atau keloni suami/istri orang. Cuma di era gombalisasi ini, keindahan dan kenikmatan seks banyak disalahgunakan. Tak hanya jadi ajang pelacuran, tapi sampai-sampai istri sendiri dibisniskan dengan cara yang aneh pula.
Hidayat warga Kota Delta Sidoarjo, termasuk lelaki yang aneh itu. Tak hanya aneh, tapi juga terlalu pede. Orang tampangnya saja mirip penjual cilok (aci dicolok) yang biasa lewat depan rumah, kok berani-beraninya bisnis “three in one”, maksudnya: transaksi seks bertiga, di mana perempuan satu (istrinya) melayani dua orang sekaligus, yakni konsumen dan suami sendiri.
Sebetulnya Hidayat juga membuka paket dua wanita satu laki-laki, yakni dirinya sendiri dengan partner istri dan wanita konsumen. Tapi tak ada peminat. Itu malah lebih menguntung untuk Hidayat, sebab dalam usia 40 tahun sekarang ini, powernya mulai berkurang, tidak lagi rosa-rosa kayak Mbah Maridjan gunung Merapi. Coba jika ada konsumen yang minta paket seperti itu, bisa-bisa Hidayat kodok kalung kupat, awak boyok sing gak kuat.
Kenapa Hidayat yang tampang penjual cilok berani bisnis aneh-aneh? Semuanya karena keterpaksaan. Pasangan keluarga ini dililit utang, pusing bagaimana bayarnya. Kok di internet ada tawaran seks three in one. Dia langsung tertarik. Begitu istrinya ditawari, ternyata tidak keberatan. Ya sudah, bisnis mesum itu langsung dijalankan tanpa pakai urus SIUP dan akte pendirian usaha segala.
Mulailah Hidayat menawarkan istrinya melalui online. Ee, ternyata banyak juga peminatnya. Maklum istri Hidayat ini tergolong cantik dan seksi pula. Tubuhnya putih mulus, mrusuh kayak singkong kupasan siap direbus, dan tanpa slontrot (akar) pula. Tamu dilayani tengah malam. Kadang di hotel, kadang di rumah, mana yang memungkinkan lah.
Tarifnya memang murah meriah. Satu kali kencan dalam waktu 60 menit, hanya Rp 200.000,- tanpa PPN 10 %. Jika diperpanjang sampai 5 jam, tarifnya menjadi Rp 500.000,- Berapa omsetnya yang pegang Hidayat sendiri, Rini istrinya hanya dibagi barang sedikit. Alasannya tentu saja, buat bayar utang.
Meski usaha ini bergerak dalam senyap, lama-lama Polres Sidoarjo mengendusnya. Digerebeklah pasangan “three in one” itu ketika sedang beroperasi. Hidayat sitampang tukang cilok langsung jadi tersangka, sedangkan Rini dan konsumennya masih menjadi saksi.
Dalam pemeriksaan, Hidayat mengaku baru 6 kali terima konsumen. Mengingat bisnis gila itu sudah berjalan setahun, keterangan itu diragukan polisi. Padahal sedikit atau banyak, tetap saja Hidayat dan istrinya terkena pasal ITE.
Kalau jualan cilok, nggak laku bisa dimakan sendiri. (JPNN/Gunarso TS)
Sumber: http://poskotanews.com