NEGERI bersejarah dengan segudang cerita di setiap sudut kotanya.
Sebagai kota tua, Rengat juga pernah menjadi pusat kerajaan melayu yang bernama Kerajaan Indragiri.
Bukti sejarah membuktikan eksisnya Kerajaan Indragiri pada masa itu salah satunya adalah keberadaan Danau Raja.
Danau Raja yang berada tepat di tepi Kecamatan Rengat, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Selain menawarkan keindahan, mitos yang tersembunyi di balik Danau Raja juga menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin mengetahuinya.
Sebelum mengulas kisah Danau Raja lebih mendalam pengunjung harus tau dulu letak lokasi danau raja.
Danau Raja terletak di pinggir Kecamatan Rengat yang merupakan ibukota Kabupaten Inhu.
Dari Pekanbaru, bisa menempuh waktu tiga sampai empat jam agar bisa sampai di Kecamatan Rengat.
Setibanya di Rengat, pengunjung akan langsung disambut dengan permukaan air yang membentang dan juga pepohonan hijau yang mengelilingi Danau Raja.
Rasa lelah akan terbayar begitu pengunjung singgah untuk menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi, di bawah rindangnya pohon-pohon beranting besar.
Mengulas sejarah Danau Raja tidak banyak yang orang mengetahuinya.
Salah satunya yang tidak diragukan lagi perhatiannya terhadap segala bentuk kebudayaan dan sejarah yang ada di Kabupaten Inhu, Saharan.
Saharan merupakan staf Balai Besar Cagar Budaya Sumbar, Riau, Kepri.
Kesehariannya adalah mengurus serta merawat dan Komplek Makam Raja Narasinga.
Saharan juga mengetahui banyak soal sejarah Kerajaan Indragiri di Kabupaten Inhu.
Kerajaan Indragiri sendiri tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Danau Raja.
Awal penjelasannya, Saharan berkata Danau Raja tidak terlepas dari latar belakang sejarah dan legenda.
Ia mengatakan sebelumnya nama Danau Raja adalah Danau Selikuyang berarti tanjung.
“Pembentukan Danau Raja sendiri dikarenakan adanya proses evolusialam, dimana terjadinya pendangkalan Sungai Indragiri. Meski begitu tidak bisa dijelaskan waktu proses pembentukan Danau Raja sehingga menjadi sebuah danau tersebut,“ katanya.
Danau Raja sebenarnya sudah lama dimanfaatkan masyarakat untuk bersantai.
Di tepi Danau Raja pernah berdiri sebuah istana Kerajaan Indragiri, pada masa kepemimpinan Sultan Isa Mudoyat Syah ke-24 pada Abad 18.
“Kebetulan letak Danau Raja itu di belakang istana Kerajaan Indragiri, sehingga dimanfaatkan sebagai tempat pemandian putri raja,“ kata Saharan staf Balai Besar Cagar Budaya Sumbar, Riau, Kepri.
Selain menjadi tempat pemandian putri Raja, Saharan berkata, ada juga mitos yang mengatakan bahwa di dalam Danau Raja terdapat istana gaib yang dihuni oleh mahluk yang berwujud buaya kuning.
“Istana gaib di sini disebut juga istana bunian,“ kata Saharan.
Mitos ini membuat sebagai orang menganggap bahwa Danau Raja merupakan tempat yang sakral.
Mitos ini juga menjadi nyata, ketika melihat langsung fenomena-fenomena nyata yang bisa disaksikan pengunjung.
Salah satunya adalah air di dalam danau tidak akan meluap atau kebanjiran ketika hujan deras melanda serta tidak akan kekeringan meski kemarau panjang menerpa.
Mitos ini juga sudah menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat Inhu, terkhususnya warga yang tinggal di Kecamatan Rengat.
Seiring berlalunya zaman kerajaan, dan tahun-tahun terus berganti, keberadaan Danau Raja kini
Saharan melanjutkan, pembenahan Danau Raja dimulai semenjak masa kepemimpinan Bupati Inhu, Asep Ruchiyat.
Di mana pada masa itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Inhu memanfaatkan Danau Raja sebagai pusat balai benih perikanan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Inhu pada masa itu.
Sehingga tidak heran apabila Danau Raja kaya akan spesies ikan.
DONGKRAK EKONOMI MASYARAKAT
Semakin berkembang zaman, sektor pariwisata menjadi bisnis jasa yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, pengembangan terhadap areal lokasi Danau Raja terus dilakukan.
"Apakah itu melalui masyarakat yang peduli ataupun pihak pengusaha swasta. Pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator,“ ujarnya.
Memang semenjak beberapa tahun belakangan banyak anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan di Danau Raja. Bahkan Danau Raja sendiri saat ini memiliki bangunan replika istana dan juga balai.
Saharan berkata, replika istana itu dibangun meniru istana Kerajaan Indragiri yang sudah roboh terkena dampak abrasi air Sungai Indragiri.
Robohnya istana itu diperkirakan terjadi sekira abad ke 19. Saat ini juga terdapat balai yang bisa digunakan untuk melakukan pertemuan.
Untuk pengelolaan aset itu, dirinya berharap hendaknya dikelola bersama-sama antara Disporapar Inhu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Inhu juga melibatkan bagian aset.
Danau Raja saat ini juga kerap menjadi lokasi pelaksanaan iven kabupaten, provinsi hingga nasional.
Setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri, Disporapar Inhu selalu menggelar festival beduk di Danau Raja. Suasana malam lebaran di Danau Raja semakin meriah dengan adanya festival beduk tersebut.
Bahkan, Pemkab Inhu sengaja menghiasai Danau Raja dengan ribuan obor yang dipancangkan mengelilingi danau, sehingga semakin memperindah Danau Raja.
Baru-baru ini, Pemprov Riau juga menggelar festival kuliner khas daerah di Danau Raja.
Bahkan Danau Raja pernah menjadi persinggahan iven tingkat nasional, yakni kirab pemuda tingkat nasional.
Itulah sejumlah fakta menarik yang tentunya bisa menjadikan Danau Raja sebagai objek wisata yang penting dikunjungi. (adv)
Sumber: http://pekanbaru.tribunnews.com
Sebagai kota tua, Rengat juga pernah menjadi pusat kerajaan melayu yang bernama Kerajaan Indragiri.
Bukti sejarah membuktikan eksisnya Kerajaan Indragiri pada masa itu salah satunya adalah keberadaan Danau Raja.
Danau Raja yang berada tepat di tepi Kecamatan Rengat, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Selain menawarkan keindahan, mitos yang tersembunyi di balik Danau Raja juga menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin mengetahuinya.
Sebelum mengulas kisah Danau Raja lebih mendalam pengunjung harus tau dulu letak lokasi danau raja.
Danau Raja terletak di pinggir Kecamatan Rengat yang merupakan ibukota Kabupaten Inhu.
Dari Pekanbaru, bisa menempuh waktu tiga sampai empat jam agar bisa sampai di Kecamatan Rengat.
Setibanya di Rengat, pengunjung akan langsung disambut dengan permukaan air yang membentang dan juga pepohonan hijau yang mengelilingi Danau Raja.
Rasa lelah akan terbayar begitu pengunjung singgah untuk menikmati angin yang bertiup sepoi-sepoi, di bawah rindangnya pohon-pohon beranting besar.
Mengulas sejarah Danau Raja tidak banyak yang orang mengetahuinya.
Salah satunya yang tidak diragukan lagi perhatiannya terhadap segala bentuk kebudayaan dan sejarah yang ada di Kabupaten Inhu, Saharan.
Saharan merupakan staf Balai Besar Cagar Budaya Sumbar, Riau, Kepri.
Kesehariannya adalah mengurus serta merawat dan Komplek Makam Raja Narasinga.
Saharan juga mengetahui banyak soal sejarah Kerajaan Indragiri di Kabupaten Inhu.
Kerajaan Indragiri sendiri tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Danau Raja.
Awal penjelasannya, Saharan berkata Danau Raja tidak terlepas dari latar belakang sejarah dan legenda.
Ia mengatakan sebelumnya nama Danau Raja adalah Danau Selikuyang berarti tanjung.
“Pembentukan Danau Raja sendiri dikarenakan adanya proses evolusialam, dimana terjadinya pendangkalan Sungai Indragiri. Meski begitu tidak bisa dijelaskan waktu proses pembentukan Danau Raja sehingga menjadi sebuah danau tersebut,“ katanya.
Danau Raja sebenarnya sudah lama dimanfaatkan masyarakat untuk bersantai.
Di tepi Danau Raja pernah berdiri sebuah istana Kerajaan Indragiri, pada masa kepemimpinan Sultan Isa Mudoyat Syah ke-24 pada Abad 18.
“Kebetulan letak Danau Raja itu di belakang istana Kerajaan Indragiri, sehingga dimanfaatkan sebagai tempat pemandian putri raja,“ kata Saharan staf Balai Besar Cagar Budaya Sumbar, Riau, Kepri.
Selain menjadi tempat pemandian putri Raja, Saharan berkata, ada juga mitos yang mengatakan bahwa di dalam Danau Raja terdapat istana gaib yang dihuni oleh mahluk yang berwujud buaya kuning.
“Istana gaib di sini disebut juga istana bunian,“ kata Saharan.
Mitos ini membuat sebagai orang menganggap bahwa Danau Raja merupakan tempat yang sakral.
Mitos ini juga menjadi nyata, ketika melihat langsung fenomena-fenomena nyata yang bisa disaksikan pengunjung.
Salah satunya adalah air di dalam danau tidak akan meluap atau kebanjiran ketika hujan deras melanda serta tidak akan kekeringan meski kemarau panjang menerpa.
Mitos ini juga sudah menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat Inhu, terkhususnya warga yang tinggal di Kecamatan Rengat.
Seiring berlalunya zaman kerajaan, dan tahun-tahun terus berganti, keberadaan Danau Raja kini
Saharan melanjutkan, pembenahan Danau Raja dimulai semenjak masa kepemimpinan Bupati Inhu, Asep Ruchiyat.
Di mana pada masa itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Inhu memanfaatkan Danau Raja sebagai pusat balai benih perikanan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Inhu pada masa itu.
Sehingga tidak heran apabila Danau Raja kaya akan spesies ikan.
DONGKRAK EKONOMI MASYARAKAT
Semakin berkembang zaman, sektor pariwisata menjadi bisnis jasa yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, pengembangan terhadap areal lokasi Danau Raja terus dilakukan.
"Apakah itu melalui masyarakat yang peduli ataupun pihak pengusaha swasta. Pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator,“ ujarnya.
Memang semenjak beberapa tahun belakangan banyak anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan di Danau Raja. Bahkan Danau Raja sendiri saat ini memiliki bangunan replika istana dan juga balai.
Saharan berkata, replika istana itu dibangun meniru istana Kerajaan Indragiri yang sudah roboh terkena dampak abrasi air Sungai Indragiri.
Robohnya istana itu diperkirakan terjadi sekira abad ke 19. Saat ini juga terdapat balai yang bisa digunakan untuk melakukan pertemuan.
Untuk pengelolaan aset itu, dirinya berharap hendaknya dikelola bersama-sama antara Disporapar Inhu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Inhu juga melibatkan bagian aset.
Danau Raja saat ini juga kerap menjadi lokasi pelaksanaan iven kabupaten, provinsi hingga nasional.
Setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri, Disporapar Inhu selalu menggelar festival beduk di Danau Raja. Suasana malam lebaran di Danau Raja semakin meriah dengan adanya festival beduk tersebut.
Bahkan, Pemkab Inhu sengaja menghiasai Danau Raja dengan ribuan obor yang dipancangkan mengelilingi danau, sehingga semakin memperindah Danau Raja.
Baru-baru ini, Pemprov Riau juga menggelar festival kuliner khas daerah di Danau Raja.
Bahkan Danau Raja pernah menjadi persinggahan iven tingkat nasional, yakni kirab pemuda tingkat nasional.
Itulah sejumlah fakta menarik yang tentunya bisa menjadikan Danau Raja sebagai objek wisata yang penting dikunjungi. (adv)
Sumber: http://pekanbaru.tribunnews.com