Bisnis yang Enggak Ada Matinya

INI dia bisnis yang nggak ada habis-habisnya. Pokoknya dilibas petugas, sebentar tiarap, terus muncul lagi, dengan ide yang lebih seru. Apa itu, itu tuh bisnis esek-esek. Dengan bebagai cara, mereka mucikari, bos pebisnis pelacuran mencari celah untuk melicinkan bisnisnya.

Dengan berbagai media, internet dan segala macam perangkatnya, pelanggan boleh membuka HP, lalu lihat di situ ada penawaran. Yang bersuara, disebutlah phonsex, si cewek dengan berbagai rayuan mautnya, dari sekadar berdasah-desah sampai bisa melengang ke kamar hotel.
Pokoknya, mereka membuka lapak dari kaki lima sampai ke kamar hotel berbintang.

Sebenarnya dari zaman kuda gigit besi sampai zaman now, yang namanya pelacuran ya sama saja, begitu itu saja, hanya cara penawarannya yang bervariasi lebih canggih, gitu. Padahal, yang dijual kan itu itu juga, iya apa? Kalau cewek ,ya bisa jadi dari luar negeri sana, ada yang disebut kuda putih, kuda hitam, dan kalau dalam negeri, ya ada cewek yang masih bau kencur.

Pelaku pelacur yang terakhir ini kasihan, kadang mereka nggak sengaja jual diri. Tapi karena sudah terlanjur tertipu, misalnya diimingi kerja, tapi nyatanya jadi pelacur. Begitu seterusnya. Dan si cewek dengan alasan ekonomi, ya akhirnya mau aja.

Memang alasan klise ekonomi, yang nggak bisa dibantah. Maka para cewek ini mengikuti apa saja permainan yang diminta mucikarinya. malah, kasihan kadang mereka hanya jadi sapi perahan.

Memberantas sampai akar-akarnya ya sulit, tapi boleh dong, jika mengingatkan pada para cewek yang belum terlanjur? Kasihan, melacur itu perkerjaan yang nggak keren! Percaya deh. Banyak mudaratnya!

Wahai wanita pelacur, insyaflah. Masih banyak pekerjaan yang halal. –massoes

Sumber: http://poskotanews.com
-

Arsip Blog

Recent Posts