Tampilkan postingan dengan label Demak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Demak. Tampilkan semua postingan

Penyelidikan Korupsi Kabupaten Demak Stagnan

DEMAK--Pengusutan dugaan kasus korupsi, dobel anggaran APBD 2003-2004 Kabupaten Demak senilai Rp 4,924 miliar berjalan di tempat. Kejaksaan Negeri (Kejari) Demak mengakui, meski sudah memeriksa 43 anggota DPRD Demak periode 1999-2004, hasilnya belum klop dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Dalam hasil BPKP terungkap, akibat adanya dobel anggaran tersebut, negara ditaksir merugi Rp 4,9 miliar. Karena itu, menurut Kajari Demak Pindo Kartikani, tim jaksa yang dibentuk hingga kini masih mendalami kasus tersebut.

"Jadi, setelah kami evaluasi, ternyata, hasil pemeriksaan saksi-saksi belum cocok dengan temuan hasil audit BPKP. Untuk itulah, kami perdalam lagi pengungkapan data-datanya," ujar Pindo kemarin (15/9).

Pindo mengaku belum mengetahui secara pasti kasus itu bakal ditingkatkan menjadi rencana dakwaan (rendak). Sebab, pihaknya masih menyelidiki.

Hal senada diungkapkan Kasi Pidsus Kejari Demak Joko Tutuko. Dia menyatakan, untuk mengungkap kasus korupsi itu, pihaknya membentuk tim baru. Tim yang dipimpinnya tersebut bertugas mengumpulkan data-data tambahan yang dibutuhkan sebelum menindaklanjuti dengan rendak.

"Data yang kami peroleh dari pemeriksaan 43 saksi anggota dewan tersebut belum cukup dan kurang menggigit. Karena itu, kami perdalam lagi data tersebut," tegasnya.

Menurut Joko, tim jaksa yang menangani kasus dobel anggaran tersebut saat ini terus bekerja keras untuk menyelesaikan penyelidikan. Dia mengakui, perkembangan kasus itu stagnan dan akan dilanjutkan setelah Idul Fitri mendatang.

Terpisah, Ketua Divisi Pelaporan Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jateng Eko Haryanto menilai, pengusutan kasus dobel anggaran tersebut tergolong lambat dibandingkan dengan penanganan kasus korupsi di daerah lain.

Karena itu, KP2KKN mendesak agar kejaksaan segera menyusun rencana dakwaan. "Kasus ini kan sudah lama ditangani kejaksaan. Nah, kalaupun data pemeriksaan saksi belum sama dengan hasil audit BPKP, seharusnya kejaksaan lebih jeli lagi dan profesional. Jaksa kan bisa memaksa mengapa waktunya diulurulur," tandasnya.

Dalam kasus dugaan korupsi itu, kejaksaan telah menetapkan empat ornag sebagai tersangka. Yakni, mantan Ketua DPRD Demak KH Nurul Huda dan tiga mantan wakilnya, yaitu Muh. Ghofar, Suharmin, dan Suranto. Pengusutan kasus itu sebenarnya sudah berlangsung setahun lebih, namun belum ada perkembangan berarti. (hib/jpnn)

Sumber: Rakyat Merdeka, Minggu, 16 September 2007

Grebeg Besar, Lebih rari Akulturasi Budaya

Demak, Jateng - Sejumlah prajurit mengenakan pakaian adat ala keraton berjalan dalam dua barisan. Mereka dilengkapi tombak dan tameng rotan. Salah seorang pria berbusana beskap lengkapdengan pedang bertindak selaku panglima prajurit.

Di sisi belakang, nampak rombongan Bupati beserta Muspida mengendarai kereta kuda. Mereka pun mengenakan busana adat Khas Demak. Pemandangan ini terlihat pada kirab adat grebeg besar dalam peringatanHari Raya Idul Adha, Kamis (24/9).

Kirab dibuka dengan prosesi adat yangdilaksanakan di pendapa kabupaten. Bupati Moh Dachirin Said yang saat itu mengenakan pakaian surban putih ala walisongo memasuki pendapa, disambut dengantarian bedoyo tunggal jiwo.

Setelah tarian usai, Bupati Moh Dachirin Said menyerahkan bokor berisi bunga kepada panglima pasukan sebagai tanda bahwa iring-iringan kirab grebeg besar dilepas. Kirab tersebut mengambil rute dari pendapa menuju kompleks Alun-alun, pecinan, Pasar Bintoro dan berakhir pada makam Sunan Kalijaga di Kadilangu.

Selama kirab berlangsung, ribuan masyarakat tumpah ruah memadati sepanjang rute yang dilintasi. Tidak peduli panas terik, mereka antusias dan sesekali mengabadikan moment tersebut melalui kamera ponsel.

Bila ditilik dari sejarah, grebeg besar merupakan bentuk keramaian murni hasil ciptaan para wali sembilan. Pelaksanaannya, dimulai setelah walisongo mengadakan sidang di serambi Masjid Agung Ampel Dento Surabaya.

Keputusan sidang yang ditulis SunanBonang dengan huruf Arab Gondil menyatakan bahwa metode dakwah pada masa itu dilakukan dengan menyesuaikan adat istiadat setempat yakni ajaran Hindu. Sehingga mereka yang memeluk Islam benar-benar

tulus dan tanpa paksaan. Adalah Sunan Kalijaga yang bertindak sebagai pelopor pembaharuan dalam menyiarkan Islam dengan menyelenggarakan grebeg besar.

Menurut Bupati, catatan sejarah Kabupaten Demak memang tidak lepas dari perjuangan para wali dalam kegiatan menyebarkan agama Islam pada abad XV. Tidak terkecuali tradisi grebeg besar yang diperingati setiap 10 Dzulhijah. “Pelestarian tradisi ini tidak hanya nguri-uri budaya leluhur. Namun juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Representasi rasa syukur ini dengan digelarnya tradisi tumpeng sembilan pada malam sebelum perayaan grebeg besar,”ujarnya.

Prajurit Patangpuluhan Meriahkan Kirab Seni dan Budaya Demak

Demak, Jateng - Maraknya tradisi dari luar negeri yang akhir-akhir ini banyak diadopsi oleh bangsa Indonesia, memunculkan sebuah keprihatinan yang mendalam bagi para pemerhati budaya lokal. Untuk menggeliatkan kembali rasa cinta terhadap budaya bangsa yang semakin kikis tergerus zaman, Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Demak mempersembahkan pertunjukan Parade Kirab Seni dan Budaya unggulan Kabupaten Demak Tahun 2013 yang digelar di Demak, Minggu (7/4/ 2013).

Kirab Seni Budaya kesenian Demak yang digelar dalam rangka hari Jadi Ke-510 Kabupaten Demak diikuti 42 kelompok kesenian perwakilan sekolah, kecamatan, dan sanggar seni se-Kabupaten Demak. Atraksi yang disuguhkan di antaranya seni barong, seni rebana pesisiran, tari zippin, perang tanding prajurut Pati Unus dan Pandanarum.

Dua nama terakhir adalah simbol kejayaan Kesultanan Demak yang ingin diperkenalkan kembali di depan khalayak. Prajurit Pati Unus terdiri dari 40 orang pria, sedangkan prajurit Pandanarum memiliki 40 orang personel perempuan. Kedua pasukan yang lebih dikenal dengan julukan Prajurit Patangpuluhan tersebut bertugas menjaga pertahanan dan keamanan Kerajaan Demak Bintoro di masa lalu.

Menurut Ratna Dewi, salah satu penonton, dengan adanya pagelaran budaya ini dirinya mendapat pengetahuan baru bahwa Demak memiliki kesenian yang sangat indah dan harus dilestarikan supaya generasi penerus lebih mengenal dan bisa mencintai budayanya sendiri.

"Saya baru tahu kalau Demak punya prajurit perempuan lho!" terang Ratna kepada Kompas.com, Minggu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Demak, Muhammad Ridwan kepada Kompas.com, mengatakan, Kirab Budaya digelar dalam rangka menumbuhkembangkan rasa kebangsaan sekaligus kecintaan pada seni budaya bangsa. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai wahana dan sarana berekspresi masyarakat pecinta seni. Tujuan lainnya adalah sebagai bentuk dukungan agenda wisata, Visit Jateng 2013 serta Tahun Kunjungan Wisata Religius Demak 2014.

Karena mendukung agenda wisata Visit Jateng 2013, parade Kirab Budaya Kesenian Demak juga mengundang seniman dari kabupaten/kota se- Pakujembara di antaranya dari Kabupaten Blora, Rembang dan Jepara. Rute yang dilalui oleh peserta Kirab mulai dari pertigaan Jalan Sultan Fatah depan terminal Bus Demak ke arah seputaran Alun-alun Demak, tempat panggung kehormatan di depan Masjid Agung Demak dan finish di pertigaan patung belimbing depan Makodim Demak.

"Setiap kelompok diberi kesempatan melakukan performance art maksimal tiga menit di depan panggung kehormatan, lengkap dengan iringan musik, aneka ragam busana seni, serta rampak gerak. Yang terbaik akan mendapatkan penghargaan dari panitia," jelas Muhammad Ridwan.

Kirab Budaya Semarakkan Hari Jadi Demak

Demak, Jateng - Parade seni dan kirab budaya dalam rangka memperingati HUT ke-510 Kabupaten Demak akan dilangsungkan Minggu (7/4). Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Demak, Drs Muhamad Ridwan menyatakan, bahwa acara kirab budaya ini baru kali pertama digelar.

Pesta rakyat yang nantinya menjadi agenda tahunan ini menampilkan beragam budaya nusantara, di dalamnya ada akulturasi budaya yang telah diwariskan turun temurun. Kirab budaya dijadwalkan dimulai pukul 13.00, namun penutupan dan pengalihan arus lalu lintas akan dimulai lebih awal.

"Rute kirab dimulai dari pertigaan Jalan Sultan Fatah atau depan terminal, sedangkan berakhir di pertigaan Tugu Blimbing atau depan Makodim," katanya, Jumat (5/4).

Rute arak-arakan parade kirab dari pertigaan Jalan Sultan Fatah dilanjutkan menuju arah alun-alun - depan kantor Bank Jateng - depan rumah tahanan (rutan) - special stage (panggung kehormatan), pertigaan pecinan - pertigaan Tugu Blimbing. Kirab tersebut diikuti ribuan peserta, bahkan kelompok kesenian dari kabupaten/kota tetangga turut memeriahkan kegiatan tersebut.

"Ada rombongan kesenian dari Kabupaten Jepara, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Rembang yang memastikan diri bakal tampil. Mereka akan menampilkan kesenian rakyat unggulan dari daerahnya masing-masing," imbuhnya.

Adapun peserta kesenian kirab nantinya diberi durasi tiga menit untuk tampil di depan panggung kehormatan. Penampilan tersebut sesuai dengan tema kirab yakni "Menumbuhkembangkan Kecintaan Terhadap Seni dan Budaya Sebagai Jati Diri Bangsa."

Para peserta terdiri atas kelompok kesenian perwakilan dari masing-masing kecamatan, sekolah dan sanggar seni se-Kabupaten Demak. Mereka diharuskan menampilkan jenis kesenian rakyat unggulan daerah dan bukan pameran hasil bumi.

-

Arsip Blog

Recent Posts