Bekasi, Jabar - Puluhan bangunan serupa bubungan tinggi, rumah adat khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan berjajar rapi di wilayah terbuka, seberang area Downtown, Summarecon Mall Bekasi. Bagian bawah masing-masing bumbungan tinggi, yang biasanya berfungsi sebagai kolong rumah kini menjadi ruang bagi ratusan penjual makanan untuk menjajakan hidangannya.
Di antara bumbungan tinggi itu, terdapat replika tugu Kota Banjar. Pada bagian atas diberi lampu tembak, jadi seperti suar. Di sekitar tugu ada dekorasi serupa perahu, dengan meja dan kursi di dalamnya.
“Untuk mencirikan Kampung Banjar yang terkenal dengan julukan ‘seribu perahu’,” kata Assistant PR Manager Summarecon, Dewa Nugraha, Kamis (24/9/2015).
Panggung di tengah area juga tak kalah menonjol. Desain Bajar Bagun Gudang dengan bangunan dua tingkat menjadi latar panggung. Beragam pertunjukan tari tradisional Kalimantan seperti Tari Jepen, Tari Gandut, Tari Gantar, dan Tari Baksa Tameng akan tampil di sini setiap minggunya.
Semua dekorasi ini dibuat dalam Festival Kuliner Bekasi (FKB) 2015. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Kampung Banjar”. Itu sebabnya setiap dekorasi dan bangunan diiadaptasi dari budaya Banjar.
Ada sekitar 200 ragam makanan khas daerah di Indonesia yang dapat dinikmati di sini. Beberapa yang sudah tak asing misalnya sate maranggi, serabi solo, mi bangka belitong, bakso tanah toraja, nasi megono pekalongan, hingga es pisang ijo, es goyang, dan es ciming.
Yang disebut terakhir itu merupakan hidangan dari Purwakarta. Bentuknya serupa es campur berwarna merah. Cincau, cendol, ketan hitam, kelapa parut, dan kacang hijau disatukan dengan serutan es, susu, dan gula buatan sendiri. Menurut salah satu pengelolanya, Adi, gula buatannya asli dari perpaduan gula pasir, air, dengan pewarna kue.
Selain gulanya yang unik, es ini masih menggunakan penyerut es manual. Menyaksikan Adi membuat es menjadi tontonan tersendiri.
Rasa es ciming cenderung manis asam, kombinasi dari gula, susu kental manis, dan rasa ketan hitam yang kuat. Aroma ‘gula merah’ buatannya sangat terasa, menamah kesan manis di mulut.
Es Ciming sudah buka di Purwakarta sejak 1970. Ciming adalah nama peracik makanan ini. Adi menjadi generasi kedua yang meneruskan usaha ini.
Sayang hanya ada tiga menu khas Banjar yang dapat dinikmati di FKB 2015: Nasi Kuning Banjar, Soto Banjar, dan Es Kelapa Banjar. Menurut Dewa, pihaknya memang lebih menekankan pada nuansa Banjar.
“Konsepnya kita mau orang makan masakan nusantara dengan nuansa Kampung Banjar ya,” terang Dewa.
Selain tarian khas Kalimantan, pengunjung juga dapat bermain layang-layang di acara ini. Bekerja sama dengan Museum Layang-Layang Indonesia, setiap sore di akhir pekan, akan ada pelatihan pembuatan layangan di acara ini. Setelah itu, setiap pengunjung dapat memainkan layang-layang buatannya di area kosong dekat wilayah FKB. Semuanya dapat diikuti gratis.
Festival Kuliner Bekasi 2015 berlangsung 23 September – 18 Oktober 2015. Tahun ini menjadi tahun ketiga acara serupa diadakan, setelah sebelumnya mengangkat tema Kampung Sampireun dan Kampung Wong Kito.
Sama seperti tahun sebelumnya, setiap transaksi harus menggunakan kartu. Pengunjung yang melakukan pengisian kartu hingga Rp 200.000 akan mendapat kesempatan mengikuti lucky dip beradiah voucher belanja dan buah tangan.
Sumber: http://travel.kompas.com