Cirebon, Jabar - Ribuan warga memadati satu ruas jalan Pantura arah Cirebon, masuk wilayah Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Mereka datang untuk menyaksikan ider-ideran atau arak-arakan dalam rangka “Memayu Ki Buyut Trusmi”, Minggu (27/9).
Terlihat berbagai jenis kreativitas ditunjukkan warga setempat pada kegiatan adat tersebut. Mulai dari atraksi pacuan kuda, iring-iringan badut, pencak silat, drumband, kuda lumping, gunungan hasil bumi, hingga berbagai bentuk boneka raksasa yang ditandu puluhan orang. Ider-ideran berlangsung sejak pukul 6.00 Wib hingga 9.30 Wib, karena banyaknya peserta yang tampil.
Puluhan peserta ider-ideran berjalan perlahan dari mulai Jalan Trusmi menuju jalan pantura Plered hingga berhenti dikawasan mendekai kedawung. Akibat dipakainya arak-arakan tersebut terpaksa lajur jalan Pantura di sana hanya satu jalur, kendaraan dari arah Palimanan pun terpaksa dialihkan ke lajur arah sebaliknya. Tak heran, kemacetan kendaraan pun terjadi seiring berlangsungnya acara.
Terlihat berbagai macam kreasi warga ditampilkan dalam kegiatan "Ider-ideran Memayu Ki Buyut Trusmi" di sepanjang Jalan Plered Kabupaten Cirebon, Minggu (27/9).
Dalam Ider-ideran itu dibuka penampilannya atraktif para penunggang kuda. Atraksi kuda yang cukup berbahaya membuat para penonton di pinggir jalan histeris ketakutan. Histeria warga juga terjadi saat puluhan orang yang mencat tubuhnya dengan cairan berwarna hitam berlarian ke arah mereka. Orang-orang tersebut berusaha membuka jalur konvoi para peserta dengan memeerkan cairan hitam di tubuhnya pada penonton yang berada terlalu tengah.
Aksi ugal-ugalan diperagakan para penanggung boneka-bonekaan berukuran raksasa. Boneka berbentuk banteng, naga, monster-monsteran, tokoh legenda orang ayu hingga tokoh kartun spongebob, bahkan terkadang diarak secara seloyongan melipir ke arah penonton di pinggir jalan, hingga membuat ketakutan para penonton.
Meski arak-arakan terkadang membahayakan, para penonton seakan tak jera menyaksikannya dari jarak dekat. Mereka pun terkadang tertimpa oleh iring-iringan orang yang berjalan mengenakan tongkat tinggi atau egrang yang tak kuasa menahan keseimbangannya.
Salah seorang warga, Edi Supriyadi (35) mengaku antusias menyaksikan jalannya ider-ideran tersebut. “Ya memang sudah biasanya seperti ini. Desak-desakan. Tapi saya suka ider-iderannya soalnya unik-unik. Lumayan buat hiburan sama teman-teman,” katanya saat ditemui saat menonton ider-ideran.
Menurut penuturan para warga di tempat lokasi, kegiatan ider-ideran tersebut merupakan pembuka kegiatan “Memayu Ki Buyut Trusmi”. Merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan warga Desa Panembahan dan sekitarnya, serta merupakan tradisi adat menyambut musim hujan yang ditandai dengan prosesi penggantian atap bangunan atau welit di kawasan makam Ki Buyut Trusmi.
Terlihat berbagai macam kreasi warga ditampilkan dalam kegiatan "Ider-ideran Memayu Ki Buyut Trusmi" di sepanjang Jalan Plered Kabupaten Cirebon, Minggu (27/9).
Terlepas dari keramaian dan upaya pelestarian budaya warga setempat. Kegiatan ider-ideran diakui warga kerap menyisakan kesan negatif. Jalannya ider-ideran menurut salah seorang tokoh pemuda sekaligus Ketua Ikatan Pemuda Nahdatul Ulama Kabupaten Cirebon, Ahmad Imam Baehaqi menjadi kurang khidmat akibat ketidak tertiban penonton serta ugal-ugalannya para peserta karnaval.
Imam juga mengkritisi konten yang disajikan para peserta ider-ideran yang terkadang tidak mencerminkan nilai kesopanan, keramahan dan kearifan lokal. “Padahal seharusnya kita tetap harus menjunjung nilai-nilai luhur tradisi ini. Jadinya lama-lama terkesan sekedar seremonial saja. Dan terkesan untuk hiburan saja,” katanya.
Usai ider-ideran sangat disayangkan, ruas jalan yang dilalui para peserta dipenuhi sampah plastik dan kertas akibat perilaku membuang sampah sembarangan para penonton. Selain itu, sebagian pagar di antara dua lajur ruas jalan Trusmi menjadi rusak bahkan rubuh ke badan jalan. Ironisnya, kondisi itu diakui warga memang selalu terjadi seusai acara ider-ideran setiap tahunnya.
Sumber: http://travel.fajarnews.com