15 Kegiatan Akan Meriahkan Festival Pulau Penyengat Tanjung Pinang 2018

Sebanyak 15 kegiatan akan memeriahkan Festival Pulau Penyengat (FPP) 2018 di Kota Tanjung Pinang, 14 - 16 Februari 2018. Acara yang masuk dalam 100 Wonderful Event Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu, dipusatkan di Balai Adat Melayu Pulau Penyengat.

“Banyak keseruan yang bisa didapatkan di Festival kali ini. Ada 15 kegiatan yang akan digelar. Tapi, ada 3 event unggulan yang akan menjadi atraksi paling menarik dan akan menjadi pusat perhatian masyarakat dan wisatawan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata (Dispar) Tanjungpinang, Reni Yusnel, Kamis (8/2).

Menurut Reni, top three even itu adalah Fashion Malay Penyengat Serantau, Short Film Netizen Penyengat Halal Competition, dan yang ketiga Tour Pattern Penyengat Halal Competition. “Event ini juga terus menyasar crossborder tourism, karena dekat dengan Batam dan Singapura,” ujarnya.

Dijelaskan Reni, Fashion Malay Penyengat Serantau sangat unik. Event ini merupakan ajang kreativitas para fashion designer dan perajin pakaian karnaval untuk menggali konten lokal Melayu secara Islami.

“Nanti akan terlihat seni fashion yang unik dan penuh warna,” katanya.

Acara ini juga akan memeriahkan Pembukaan Road to Fesyar Pulau Penyengat – Syawal Serantau. Kegiatan ini terbagi tiga jenis yaitu Kompetisi Malay Fashion Carnaval, Parade Melayu & Muslim Fashion, dan Bazar Melayu Fashion.

Sedangkan Short Film Netizen Penyengat Halal Competition adalah kompetisi pembuatan film pendek yang melibatkan para netizen untuk membuat promosi Pulau Penyengat melalui tayangan multi media dan di-upload pada website maupun media sosial.

Yang tak kalah seru adalah Tour Pattern Penyengat Halal Competition, kompetisi menciptakan paket tur baru dengan memanfaatkan potensi lokal Kepri, dengan indikator keberhasilan berupa jumlah turis yang membeli paket tur tersebut.

”Paket tour yang di-create bukan berupa one day tour, nantinya akan dijadikan pattern paket tour untuk perjalanan wisata di Pulau Penyengat dan Kepulauan Riau,” ucap Reni.

Sedangkan untuk venue di Balai Adat Melayu, nantinya akan digelar berbagai lomba seperti, lomba melukis, penyajian sejarah, sampan layar, sampan dayung, tangkap itik, pertandingan pukul bantal, kuliner Melayu, pidato sadar wisata, layang-layang dan lomba gasing.

Sementara di Balai Kelurahan, akan diadakan lomba Gurindam 12, lomba pantun, lomba baca puisi, lomba renang tradisional, dan lomba peragaan busana Melayu. Di kawasan Kampung Bulang, digelar lomba fotografi, lomba Jong, lomba pompong hias dan lomba becak hias.

Deputi Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area II pada Asdep Regional I Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hendry Noviardi, optimis kegiatan ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

"Terima kasih kepada panitia pelaksana untuk mengkombinasikan acara ini dengan baik. Harus sukses dan menarik. Karena, festival yang dilandasi dengan budaya dapat meningkatkan tingkat kunjungan wisata dan itu akan memajukan daerah, serta meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat," tutur Pitana.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap festival ini dapat mengangkat pariwisata Kepulauan Riau, khususnya potensi destinasi wisata alam dan budaya setempat. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memperkenalkan Pulau Penyengat sebagai pusat sejarah dan budaya Melayu.

"Letaknya yang strategis, berbatasan dengan Malaysia dan Singapura menjadi keuntungan tersendiri. Evennya, atraksinya, aksesnya, Semua harus digarap secara serius. Kalau Tanjung Pinang serius, komitmen, pariwisatanya pasti cepat tumbuh. Letaknya sangat strategis, berbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Kebetulan Kepala Daerahnya termasuk yang peduli dengan pariwisata. CEO kalau sudah jalan, semua akan mudah," jelas pria berdarah Banyuwangi itu.(ags/lis)

Sumber: https://indopos.co.id
-

Arsip Blog

Recent Posts