Menggali Budaya Melayu di Festival Pulau Penyengat

Anda suka budaya Melayu? Atau tertarik dengan dunia maritim? Datang saja ke Tanjungpinang pada 14-18 Februari 2018. Ada lebih dari 20 agenda Festival Pulau Penyengat 2018 yang bisa dinikmati.

Konsep matang dihadirkan. Berbagai perlombaan dan acara keren disiapkan. Ada lomba dayung sampan, lomba pukul bantal di laut, lomba nambat itik di laut, dan lomba becak motor hias. Selain itu, ada juga pangkak gasing, syahril gurindam 12, membaca gurindam 12, pertunjukan wayang cicak, dan kegiatan klinik sastra.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata (Dispar)Kota Tanjungpinang, Reni Yusneli, mengatakan selain itu, ada beberapa acara pendukung lain yang tak kalah menariknya. Ada Fashion Malay Penyengat Syawal Serantau, Hunting Photography Penyengat Halal Competition, dan Short Film Netizen Penyengat Halal Competition.

"Tidak hanya itu, ada pula acara seru lainnya seperti Tour Pattern Penyengat Halal Competition, Khazanah Kompang Melayu. Agenda ini sekaligus menjadi sarana pertunjukan dan hiburan bagi wisatawan dan masyarakat Tanjungpinang," sebut Reni, Rabu (16/01/2018).

Reni optimistis, festival ini juga berpotensi menjaring wisman di wilayah perbatasan. Di samping jaraknya yang relatif dekat dengan Malaysia dan Singapura, kedekatan kultur dan budaya pun menjadi pertimbangannya. Apalagi budaya Melayu di wilayah ini masih sangat kental dan tetap dilestarikan.

"Karena dengan festival yang dilandasi dengan budaya, dipastikan tingkat kunjungan wisatawan dari negara tetangga semakin bertambah. Itu juga akan memajukan daerah serta meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat," papar Reni.

Dari sekian banyaknya kegiatan, lanjut Reni, ada tiga acara unggulan yang akan menjadi atraksi paling menarik. Top 3 event ini dipastikan bakal menjadi pusat perhatian wisatawan.

"Top 3 event akan terbagi tiga jenis, yaitu Kompetisi Malay Fashion Carnaval, Parade Melayu dan Muslim Fashion, juga Bazar Melayu Fashion. Event ini terus menyasar crossborder tourism karena dekat dengan Malaysia dan Singapura," kata Reni.

Dijelaskan Reni, kompetisi fashion karnaval diadakan dengan tujuan menggali konten lokal Melayu. Peserta akan memamerkan pakaian dengan model dan desain penuh atribut Melayu yang indah-indah. "Kompetisi ini akan mengangkat konten lokal Melayu dalam karya kreatif pakaian karnaval. Ini juga sebagai daya tarik untuk kunjungan para turis. Diharapkan akan menjadi aktivitas pariwisata Pulau Penyengat .”

Sumber: http://www.netralnews.com
-

Arsip Blog

Recent Posts