Malang - Video mesum sepasang muda-mudi menjadi viral di media sosial (Medsos) Facebook. Seorang pengunggah video mesum itu menuliskan caption pada laman facebook jika pemeran dalam video itu warga Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Belum diketahui siapa identitas pria serta wanita dalam video itu. Polisi saat ini masih menyelidiki kebenarannya.
Video tersebut diunggah pertama oleh pemilik akun Ibnu Tok, pada Kamis (13/9/2018) pagi. Begitu diunggah, video dengan durasi 3 menit 43 detik tersebut langsung dibanjiri komentar. Namun siang harinya, langsung dihapus.
Dalam rekaman itu, seorang wanita berambut panjang, memakai baju warna coklat, dengan bawahan celana pendek warna hitam, sedang duduk di sofa. Usia wanita itu diperkirakan masih muda.
Sedangkan seorang pria, memakai baju warna hijau. Usianya terlihat lebih tua dari wanita. Perbuatan asusila itu, terlihat sengaja direkam oleh si pria. Ironisnya, perbuatan mesum dengan sengaja direkam sendiri tersebut dilakukan pada siang hari di rumah wanita.
Semula hanya saling bercumbu. Selanjutnya, pasangan itu berhubungan intim layaknya suami istri. "Video itu sebenarnya sudah menyebar di warga sejak beberapa hari lalu. Kami juga terkejut, tetapi siapa pemerannya sama sekali tidak kenal," ucap salah satu warga.
Kepala Desa Blayu, Fathkul Arif, memastikan bahwa kedua pemeran video mesum tersebut, bukan berasal dari Desa Blayu. Ia bersama dengan perangkat desa, sudah melakukan pengecekan ke warga, namun tidak ditemukan serta tidak dikenali siapa wanita dan laki-laki dalam video itu.
"Pemerannya bukan warga Desa Blayu. Sama sekali tidak ada yang kenal dengan wanita atau pria dalam video itu. Sekarang ini bersama dengan petugas Polres Malang dan perangkat desa, kami masih menyelidiki," terang Fathkul Arif, Kamis (13/9/2018).
Menurut Arif, sebelum viral di media sosial, video mesum tersebut sempat tersebar di kontak BBM dan WhatsApp warga Desa Blayu, sejak dua minggu lalu. Mulai dua minggu lalu itu pula informasi tersebut sudah diselidiki, namun tidak ada warga yang kenal dengan pemerannya.
"Kalau ternyata bukan warga Desa Blayu, ini berarti yang memposting menjelekkan nama desa. Dan saya pasti tidak terima, nanti akan kami perkarakan sesuai hukum," tegas Arif. [yog/suf]
Sumber: http://beritajatim.com