Jambi - Sultan Kesultanan Melayu Jambi Raden Abdurrahman Thaha Syaifudin mengungkapkan dirinya atas nama Kesultanan Jambi akan mendirikan perkampungan seniman di Pulau Pabe di wilayah Kota Jambi.
"Salah satu program yang akan saya realisasikan guna menampung aspirasi dan mengembangkan misi pelestarian adat, budaya dan kesenian masyarakat melayu Jambi adalah akan membangun ’kampung seniman’, salah satu target lokasinya adalah pulau Pabe di Danau Teluk kota Jambi," kata Sultan Kesultanan Melayu Jambi, Raden Abdurrahman Thaha Syaifudin di Jambi, Kamis.
Menurut dia, status Pulau Pabe yang berada di Danau Teluk di Sebrang Kota Jambi tersebut adalah pulau kecil yang sejatinya adalah lahan tanah milik kerajaan Melayu Jambi. Pulau ini memiliki keindahan yang selama ini tidak atau belum tergarap maksimal potensinya oleh pemerintah.
"Kampung seniman adalah cita-cita pertama saya dalam membangun visi-misi pelestarian nilai-nilai adat dan seni budaya masyarakat Jambi, di perkampungan seniman tersebut nantinya akan menjadi wahan kreatif sekaligus tempat tinggal dan tempat mencari nafkah pada seniman budayawan," ungkap Sultan.
Dikatakannya, pembangunan dan pelestarian nilai-nilai adat dan seni budaya Melayu Jambi yang saat ini kian tergerus tidak cukup dengan hanya mendorong para seniman untuk berkarya kreatif seperti visi-misi ekonomi kreatif, akan tetapi juga harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.
"Bagaimana mau melecut seniman untuk kreatif kalau kebutuhan mendasar mereka tidak diperhatikan, karya kreatif yang lahir yang semestinya menjadi sesuatu yang dapat menghidupi dan memberikan kesejahteraan pada kreator justru akan sangat riskan hanya menjadi barang tak memiliki harga ketika tak ada pihak yang mampu me-manajeri pemasarannya, salah satunya adalah tempat yang presentatif," ujar Sultan.
Dia menilai kehidupan para seniman Jambi saat ini sangat memprihatinkan dan dilematis ketika karya-karya yang mereka lahirkan tak pernah mampu dipasarkan dengan baik oleh pemerintah dan lembaga bertanggung jawab lainnya.
Padahal, kata Sultan, sebenarnya karya para seniman dan kreator Jambi tidak kalah dibandingkan karya para seniman daerah lain seperti Jakarta, Yogyakarta, ataupun Bali bahkan dari karya seniman luar negeri, karena seniman Jambi berkarya berangkat dari akar budaya Melayu jambi yang kental dan identik.
Menurut Sultan, ada banyak sekali akar tradisi warisan masyarakat budaya Melayu Jambi pada masa lampau, namun karena pemerintah, lembaga adat dan Dewan Kesenian tidak pernah memiliki orientasi yang tepat dalam pembangunan kebudayaan semua potensi itu akhirnya tenggelam.
Warisan-warisan seni dan budaya adalah dalam bentuk tangible maupun ingtagible, meliputi semua genre seperti seni rupa seperti arsitektur, ragam hias, ukiran dan lain sebagainya serta juga seni pertunjukan seperti seni tari, teater, musik, tradisi tutur, silat dan sebagainya.
Selain perkampungan seniman, Sultan juga akan membangun infrastruktur pendukung lain yang juga vital berupa galeri, arena, panggung pertunjukan, perpustakaan, museum etno-kultura, sebagai tempat para seniman mempertunjukkan karya-karyanya. "Selanjutnya dinikmati dan dibeli oleh publik dengan nilai yang ’pas’," kata Sultan.
Sumber: http://oase.kompas.com