Banda Aceh, NAD – Lokasi wisata sejarah melayu di Samalanga sudah diresmikan sejak Desember 2011 lalu. Saat pelantikan yang dihadiri oleh berbagai pihak, Pemerintah Aceh mengaku berkomitmen untuk mengembakan potensi wisata itu. Sayang justru hingga kini lokasi wisata itu terabaikan.
Kekecewaan atas pengabaian itu disampaikan oleh Ketua Ikatan Pelajar Samalangan (IPPS), Mirza Putra Abkhas kepada The Globe Journal, Minggu (5/8). Pada dasarnya sambung Mirza, lokasi wisata sejarah melayu itu memiliki nilai jual yang lebih besar dari lokasi-lokasi lainnya di Aceh.
Opini Mirza tak lepas dari kenyataan betapa mayoritas turis yang datang ke Indonesia, begitu juga ke Aceh berasal dari Malaysia. Selain faktor kurs mata uang Indonesia yang lebih rendah dari Malaysia, alasan kesamaan rasnya juga menjadi pemicu tingginya turis Malaysia ke tanah air.
Apalagi bila pemerintah menjual sisi historisnya seperti Aceh yang memiliki hubungan cukup harmonis. Maka jumlah kedatangan turis ke Aceh dapat meningkat. Karenanya,”IPPS meminta Pemerintahan Aceh Mendukung Penuh Pengembangan Wisata Sejarah Melayu Nusantara Samalanga,” tuntut Mirza.
Murni berharap pada situs itu saja tidak cukup, jelas Mirza lagi. Pengembangan lokasi wisata sejarah melayu di Samalanga harus dibarengi dengan upaya penyediaan wahana wisata tambahan. Hal itu perlu menjadi catatan Pemerintah Aceh yang baru untuk menyikapi grand skenario pembangunan Aceh baik jangka pendek, begitu juga jangka panjang.
Secara kelembagaan, pihaknya sedang menyiapkan peta pariwisata Bireuen baik Wisata bahari, Wisata air, Wisata alam,Wisata agro, Wisata kuliner, Wisata budaya dan religi, Wisata kota, Wisata olahraga dan outbound, Jasa angkutan wisata, Teknologi wisata, dan perlengkapan wisata.
“Kedepan kita dari IPPS akan membuat website wisata sejarah samalanga demi informasi yang lengkap,” tutupnya.
Sumber: http://www.theglobejournal.com