Seruit dan Sulam Usus Lampung Masuk Warisan Budaya Tak Benda

Bandar Lampung, Lampung - Kabar baik datang dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengabarkan lima produk budaya Lampung telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Herlina Warganera selepas dirinya tidak lagi menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (21/9) malam.

Kelima produk budaya Lampung yang mendapatkan ketetapan Warisan Budaya Tak Benda yaitu sulam usus, gulai taboh, seruit, cakak pepadun dan sekura cakak buah.

"Alhamdulillah, kelimanya sudah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tadi pagi (kemarin)," kata mantan Kadis Parekraf tersebut.

Sementara untuk penyerahan sertifikat dan tanda penghargaan terkait hal tersebut diatas direncanakan tanggal 20 Oktober. Penyerahan nantinya akan dilakukan di kantor kementerian.

Herlina mengungkapkan, upaya pengajuan produk budaya Lampung untuk menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda sudah dilakukan sejak awal tahun. Sederet proses seleksi administrasi berupa penyertaan dokumen seperti foto, video dan tulisan juga dites tanya jawab dilaksanakan untuk memastikan itu asli dari Lampung.

"Prosesnya cukup panjang, kita bekali dengan dokumen dan presentasi di hadapan tim kementerian. Dan hasilnya alhamdulillah," imbuh dia.

Masuknya sulam usus, seruit dan gulai taboh kali ini menambah daftar warisan budaya tak benda yang dimiliki Lampung. Sebelumnya di tahun 2014, Lampung juga telah mendapatkan pengakuan untuk gamolan, tari melinting, tari sigeh pengunten, muayak dan rumah adat Lampung Barat.

Di tahun 2014 tapis juga telah ditetapkkan kementerian atas Warisan Budaya Tak Benda.

"Mudah-mudahan tahun yang akan datang lebih banyak lagi produk juga seni Lampung yang diakui," harap Herlina.

Ia mengakui hal ini untuk menjaga agar kebudayaan Lampung tidak punah dan terus dapat dikembangkan. "Masih banyak budaya Lampun yang bakal kita ajukan Seperti meduaro dari Tulangbawang, sulam ulat dr Mesuji, ringgit, bebandung dan banyak lagi yang akan dicatat di Unesco nantinya," urai Herlina melalui aplikasi pesan whatsapp.

-

Arsip Blog

Recent Posts