Karnaval Kuda Menari di Polewali Mandar

Polewali Mandar, Sulbar - Karnaval Kuda Menari yang telah menjadi salah satu ikon wisata budaya di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi ajang silaturahim nasional bagi suku Mandar di Polewali. Karnaval itu tak hanya menjadi obyek wisata tahunan yang selalu mengundang perhatian publik.

Tak heran bila ribuan warga dari berbagai daerah di perantauan sengaja pulang ke kampung halaman mereka hanya untuk menyaksikan Karnaval Kuda Menari atau menjadi peserta karnaval. Perpaduan budaya dan syiar agama menjadikan Karnaval Kuda Menari, atau yang akrab dikenal sebagai Sayyang Pattuddu, menjadi kebudayaan yang tetap tumbuh subur di tengah masyarakat Mandar hingga saat ini.

Ratusan kuda terlatih yang pandai menari sesuai perintah tuannya mengambil bagian dalam Karnaval Kuda Menari yang dipusatkan di Kecamatan Pambusuang, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (4/5/2011).

Karnaval budaya itu sudah berlangsung di tanah Mandar sejak ratusan tahun lalu. Ratusan warga suku Mandar yang berada di perantauan atau yang tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air menjadikan momentum karnaval budaya tahunan ini sebagai ajang silaturahim untuk mempererat persaudaraan sesama suku Mandar. Tak heran jika di semua rumah penduduk di sepanjang rute yang akan dilalui oleh peserta karnaval terdapat warga dari berbagai daerah lain yang menumpang sementara, hanya untuk menyaksikan karnaval.

Tak heran pula jika setiap tahun puncak karnaval selalu dikunjungi warga asing. Sejumlah warga asal Jepang yang tertarik dengan kebudayaan Mandar ini beberapa kali sengaja datang ke Polewali hanya untuk menyaksikan karnaval itu.

"Tidak saja warga setempat, suku Mandar di perantauan juga sengaja datang untuk menyaksikan Karnaval Kuda Menari. Warga Jepang pun sudah beberapa kali datang secara khusus untuk menyaksikan karnaval," ujar Hamzah, ketua panitia pelaksana karnaval.

Seperti pada masa Lebaran, setiap rumah penduduk di kawasan yang akan dilalui peserta Karnaval Kuda Menari menyuguhkan aneka jenis makanan dan minuman. Yang menarik, Anda yang haus atau lapar tak perlu khawatir karena setiap warga dengan senang hati mengundang Anda untuk mencicipi masakan mereka yang memang disiapkan untuk para tamu.

Uniknya, meskipun pelaksanaan karnaval budaya yang selalu sesak dengan pengunjung ini tidak didanai sepeser pun oleh pemerintah atau lembaga tertentu, kegiatan ini tetap semarak setiap tahun. Warga dengan sukarela menguras kocek demi menyediakan suguhan makanan dan minuman kepada setiap tamu mereka yang datang.

Tokoh masyarakat Polewali, Salim S Mengga, menyatakan, tradisi Karnaval Kuda Menari yang dilaksanakan warga sejak ratusan tahun lalu bisa bertahan karena mampu memadukan tradisi dan syiar agama.

Hampir dalam setiap tahun pelaksanaan karnaval, jalan-jalan dan lorong yang dilalui peserta karnaval disesaki lautan manusia. Di lokasi ini juga tak jarang jodoh antar-rumpun keluarga ditentukan. Kerabat yang lama terpisah karena berada di perantauan untuk mencari nafkah kembali dipertemukan seolah menjadi satu keluarga besar yang dekat.

Jika sudah seperti ini, warga tidak hanya merasa terhibur, tetapi juga bangga karena ikatan kekerabatan di antara suku Mandar makin lekat.

-

Arsip Blog

Recent Posts