Jakarta - Sebanyak lima tokoh yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam melestarikan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda akan mendapatkan penghargaan Griya Pusaka. Pemberian penghargaan dua tahunan tersebut berlangsung dalam acara World Batik Summit (WBS) yang digelar Yayasan Batik Indonesia. Salah satu tokoh yang akan mendapat penghargaan tersebut adalah Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
"Itu (penghargaan) akan diberikan pada waktu malam budaya tanggal 29 malam," kata Ketua Bidang Pengembangan Budaya Yayasan Batik Indonesia, Tumbu Astiani Ramelan di Jakarta, Senin (26/9/2011). World Batik Summit berlangsung 28 September sampai 2 Oktober di Jakarta Convention Center.
Tumbu menjelaskan, Nelson menjadi penerima penghargaan pelestarian batik tersebut karena dia kerap mengenakan batik saat menghadiri acara-acara resmi. "Beliau ke mana-mana kan pakai batik, yang dipakai batik Indonesia, karena beliau tidak mungkin datang, jadi kita serahkan ke duta besarnya," tuturnya.
Tokoh masyarakat lainnya yang akan mendapat penghargaan antara lain mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, pelopor batik Indonesia, KRT Hardjonagoro, maestro seni batik Indonesia (alm) Iwan Tirta, dan mantan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi, Joop Ave. Menurut Tumbu, Ali Sadikin pantas mendapat penghargaan pelestarian batik karena dia yang pertama kali mencanangkan batik sebagai busana resmi. Sementara KRT Hardjonagoro itu pembatik yang dikenal di dunia luar saking bagusnya batiknya. Demikian juga dengan Iwan Tirta dan Joop Ave yang dinilai berkontribusi dalam melestarikan batik.
Selain kepada kelima tokoh tersebut, menurut Tumbu, penghargaan akan diberikan kepada lima orang pembatik yang dianggap lama mengabdi dalam batik-membatik. "Mereka orang-orang yang buruh batik, bukan pengusaha, jadi benar-benar orang yang membatik, paling sedikit 30 tahun membatik," katanya. Kelimanya berasal dari Klaten, Selarong, Jambi, Pleret, dan Solo. "Dua orang perempuan, lainnya bapak-bapak," ungkap Tumbu.
Adapun World Batik Summit (WBS) akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Acara tersebut melibatkan 1.000 delegasi nasional dan internasional dari berbagai kalangan seperti akademisi, praktisi, desainer, pemasaran, produsen, perajin, kolektor, serta penggemar batik. Menurut Tumbu, WBS akan terbagi dalam tiga kegiatan utama yakni konferensi yang mendatangkan pembicara dari luar negeri, pameran, dan malam budaya.
"Ada fashion show, pemberian penghargaan di malam budaya itu," ujarnya. Diharapkan, kata Tumbu, acara ini dapat turut mempromosikan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sehingga dikenal di kalangan internasional. "Kita pingin dunia mengakui kita unggul dalam batik, kita pingin diakui sebagai global home of batik (rumah batik)," ujar dia.
Sumber: http://oase.kompas.com