Melano, Kalbar - Menu makanan ketupat colet, menu khas Lebaran ala Melayu di Kabupaten Kayong Utara. Menu ini saban tahun mudah ditemui di rumah-rumah warga Melayu Kayong, baik saat Idulfitri maupun Iduladha. “Kadang menjadi tradisi pula pada acara syukuran ataupun selamatan tertentu. Misalnye pindah rumah, tolak bala, dan lain-lain. Ade juga yang buat ketupat untok kepentingan bisnis,” kata Hasanan, warga Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, yang juga aktif di media lokal Kabupaten Kayong Utara, Warta Kayong, kemarin.
Dikatakan dia, ada anggapan di kaum Melayu, Lebaran tanpa ketupat seakan tidak meriah. Sebab, diakui dia, ketupat merupakan menu utama di hari raya yang diagungkan umat Islam. Kaum Melayu Kayong Utara, diungkapkan dia, biasanya menyajikan menu khas ketupat, di mana puncak-puncaknya adalah pada hari pertama atau kedua lebaran. Selepas hari itu, masih menurut dia, sajian ketupat tidak sebanyak di hari sebelumnya. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah warga, keluarga, dan sanak saudara, maka tuan rumah akan menyuguhkan ketupat colet buat tamunya.
Seperti menyambut Idulfitri 1435 H kali ini, komunitas Melayu yang ada di Kayong Utara khususnya, telah mempersiapkan anyaman ketupat, minimal tiga hari sebelum Lebaran. Sedikitnye seratus buah ketupat saban rumahtangga Melayu disediakan.
“Istilah ketupat colet penyebutan hidangan ketupat dan lauknya ala Melayu Kayong. Istilah ini udah lama digunakan di tanah Kayong. Lauk utama ketupat biasanye masak lemak (santan) daging sapi atau ayam, atau rendang daging atau ayam. Kadang juga lauknya ikan pari, tenggiri, teri, toman, ruan, dan lain-lain sesuai selera guna penambah nikmat makan ketupat,” jelas Hasanan.
Kepada setiap tetamu dan sanak saudara yang datang, lanjut Hasanan, tuan rumah akan menyuguhkan satu pinggan (piring besar) ketupat dan piring (piring kecil) masakan lemak daging sapi atau ayam. Kalau tamu lebih dari satu orang, ketupat colet yang disajikan juga lebih dari satu hidangan.
“Care makan ketupat colet, sesuai dengan namanye, sangat sederhana. Orang tinggal memotong ketupat yang siap saji itu dengan tangan, kemudian makannye dengan care mencoletkan atau bececah dengan lauk yang telah disediekan. Lazimnya makan ketupat colet menggunakan tangan langsong, tidak pakai sudu’ atau sendok. Itu sebagai simbol kebersamaan dan kesederhanaan,” kupas Hasanan.
Sumber: http://www.pontianakpost.com