Tari dan Musik Etnik Kalbar Memukau Presiden

Jakarta - Latihan berbulan-bulan dan kerja keras ratusan seniman tari dan musik etnik Kalbar membuahkan hasil. Tarian kolosal tiga etnis provinsi ini yang bertajuk Gempita Khatulistiwa tampil cantik di Istana Negara, Rabu (17/8) sore. Terbukti, selama 12 menit 17 detik, RI 1 bersama istri terpesona.

Tidak terhitung berapan kali tepuk tangan Presiden SBY saat menyaksikan tarian kolosal tiga etnis. Pun dengan Ibu Ani Yudhoyono. Tangan kanannya terus menepuk paha mengikuti alunan irama Dayak, Melayu dan Tionghoa yang mengiringi tarian. Senyum keduanya mengembang. Presiden dan istri puas, sementara tim kesenian dan masyarakat Kalbar bangga.Bukan hanya kepala negara dan istri yang terpukau. Ribuan tamu HUT RI, kemarin sore turut terhibur. Meski ada layar kaca setiap tenda yang menayangkan tarian tersebut tidak membuat mereka puas. Kepala mendongak berebut pandangan agar dapat melihat langsung ke halaman istana. Anggota DPR RI pun demikian, tubuh bergoyang mengikuti alunan musik, sedangkan tatapan tertuju pada penari. Sambil menunggu penurunan bendera, para tamu senang. Pertunjukan selesai, tepuk tangan membahana walau penari belum sepenuhnya meninggalkan halaman istana.

Hal itu tentu membuat seluruh anggota tim kesenian Kalbar bangga. Setelah tiga provinsi, Kalbar, Sumut dan Papua selesai tampil, Kepala Biro Seni dan Budaya Sekretariat Kepresidenan, Ade mendatangi Tim Kesenian Kalbar. Kepada Koordinator Tim Kesenian Kalbar Kusmindari Triwati dia mengacungkan jempol. Dari tiga provinsi itu, menurutnya Kalbar terbaik. “Kita dipuji lagi. Sekretariat Kepresidenan mengatakan penampilan Kalbar cantik. Dia juga membandingkan dengan provinsi lain, Ibu Ade bilang kita terbaik,” kata Kusmindari yang disambut tepuk tangan ratusan penari dan pemusik, tadi malam.

Pelatih tari Dayak, Vinsensius menilai anak asuhnya tampil maksimal. Kerja keras selama ini tidak sia-sia. Apa yang disuguhkan sesuai dengan harapan. “Penampilan penari membuat saya puas. Mereka tampil bagus,” ujarnya.

Albertus Beni, pelatih tari Tionghoa pun mengaku puas. Bunga teratai yang menjadi perlengkapan tarian itu dimainkan sangat baik oleh penari. Anak asuhnya sangat menjiwai simbol Tionghoa untuk tarian kali ini. “Secara umum sangat membanggakan. Memang konsep saya tidak terlalu menonjolkan gerakan tubuh. Ini tarian massal, property menjadi yang utama,” katanya.

Pelatih tari Melayu, Budi lebih senang lagi. Meski turut menari, sesekali dia memperhatikan anak asuhnya. Tarian Melayu sebagai penutup Gempita Khatulistiwa dinilainya mencapai puncak, kemarin. “Jauh lebih baik dari latihan dan gladi. Penutupan sekaligus puncak tarian sangat indah tadi,” ucapnya sembari mengumbar senyum.

Salah seorang penari, Feri merasa sangat bangga dan terharu. Selain dapat menghibur Presiden dan tamu negara dirinya senang dapat melihat langsung orang nomor satu di negara ini dari dekat. Padahal pada 2007 Feri dan dua rekannya dari Kalbar bersama perwakilan seluruh Indonesia menjadi paduan suara pada HUT RI kala itu. “Tapi waktu itu melihat Pak SBY dari jauh. Sekarang dari dekat. Rasa tidak percaya,” ungkapnya lelaki asal Tanjung Kapuas, Sanggau ini.

Kepala Taman Budaya, Sabar Hati Duha mengucapkan terima kasih kepada penari, pemusik, pelatih dan official. Jerit payah lebih dari tiga bulan membuahkan hasil. Nama Kalbar harum karena Gempita Khatulistiwa di tingkat nasional. “Namun yang terpenting, tarian tiga etnis ini kita harapkan dapat diterapkan secara nyata. Tidak hanya di Kalbar, tapi di Indonesia,” harapnya.Official tim kesenian Kalbar Selamet Mulyadi mengapresiasi penari dan pemusik. Bukan sekadar penampilan mereka, kemarin tapi sikap dan kemauan selama berlatih menjadikan hasilnya sempurna. “Kami mengapresiasi kedisiplinan dan kemauan mereka berlatih. Penampilan hari ini (kemarin) hanya puncak dari proses yang telah dilakukan berbulan-bulan,” tuturnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts