Grebeg Syawal

Yogyakarta - Kaki kanan Suripto Hadi (52) memar karena terinjak saat berebut Gunungan Lanang, Rabu (31/8/2011). Gunungan yang diperebutkan ratusan warga tersebut baru saja diarak dari Alun-Alun Utara Yogyakarta menuju Masjid Gede Kauman, Yogyakarta. Peristiwa terjadi saat digelar Upacara Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan 1 Syawal 1432 berdasarkan penanggalan Hijriah.

"Gunungan Lanang baru akan dibawa ke Masjid Gede Kauman untuk didoakan. Tapi, sesaat setelah diarak oleh sepuluh prajurit (bregada)keraton dari Alun-Alun Utara, warga sudah berebut. Saya ikut-ikutan, tapi kaki kanan malah terinjak," aku warga Sewon, Bantul, ini, Rabu (31/8).

Sialnya, ia tak mendapatkan apapun yang ada di Gunungan Lanang. Petugas yang berusaha menghalau aksi massa tak membuahkan hasil. Berbagai sayuran dan hasil bumi yang ada di gunungan tersebut pun ludes.

"Saya sudah siap di sini (Alun-Alun Utara Yogyakarta, Red) sejak pukul 05.30. Setelah prajurit keraton melepaskan tembakan (salvo), gunungan diarak dan warga langsung mengerubuti," ujar Suripto.

Dalam prosesi Grebeg Syawal, perwakilan Keraton Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto, menyerahkan sebuah Gunungan Lanang kepada Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudaningrat.

GBPH Yudaningrat, pada pukul 10.00, lalu memimpin sepuluh prajurit keraton, antara lain Wirobraja, Nyutra, Daeng, Patungpuluh, Ketanggung, Bugis, dan Mantrijero. Mereka membawa gunungan tersebut ke Masjid Gede Kauman untuk didoakan.

Dalam arak-arakan, para prajurit membawa berbagai senjata, seperti senapan, tombak, panah, dan keris. Tradisi Jawa menganggap, Gunungan Lanang membawa kesejahteraan, berkah, dan keselamatan bagi masyarakat.

Selain Suripto Hadi yang terinjak kaki kanannya, gelaran Grebeg Syawal kali ini diwarnai aksi kriminal seorang copet. Tak ayal, ia menjadi bulan-bulanan massa, sebelum akhirnya diamankan di tempat wudhu Masjid Gede Kauman.

Sementara di dalam Keraton Yogyakarta, tepatnya di Bangsal Tratag, diadakan upacara Ngabekten Sungkeman Abdi Dalem Kakung. Dalam acara ini, hadir beberapa kerabat Keraton Yogyakarta dan Sri Paduka Paku Alam IX, serta bupati dan walikota di DIY.

Tak seperti abdi dalem, para kerabat keraton dan Paku Alam IX tidak melakukan sungkem, hanya menangkupkan tangan tanda hormat kepada Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Untuk abdi dalem dan kerabat kraton putri, sungkeman dilakukan Kamis (1/9) pagi.

Sejak pagi, para kerabat dan abdi dalem putri telah siap menunggu kedatangan Sultan di Bangsal Tratag, depan gedung penyimpanan pusaka. sejak pagi. Tepat pukul 09.30, Sultan didampingi GKR Hemas tiba, lalu duduk di singgasana.

Sultan, yang mengenakan surjan bermotif kembang warna cerah, menyambut sungkeman GKR Hemas. Kemudian, GKR Pembayun mendapat giliran berikutnya, dan disusul keempat adiknya. Usai kerabat raja, giliran para abdi dalem putri. (Sigit Widya)

-

Arsip Blog

Recent Posts