Stabat, Sumut - Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH secara resmi membuka Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Majelis Adat Budaya Melayu (Mabmi) Kabupaten Langkat tahun 2015 digedung Mabmi, Stabat (10/6/2015).
Ngogesa berharap Musda dapat berjalan baik, lancar dan optimal, agar mampu melahirkan keputusan-keputusan terbaik guna mengantarkan organisasi MABMI menjadi wadah yang benar-benar mampu membina warganya menjadi lebih berkualitas sehingga dapat berkiprah dengan baik dalam berbagai bidang kehidupan ditengah-tengah masyarakat Langkat” ungkap Ngogesa.
Ngogesa mengakui, MABMI adalah organisasi yang tidak pernah menyerah dalam berjuang dan membangun kader, “Untuk itu, sudah seharusnya MABMI menjadi contoh bagi 18 etnis lainnya di Kabupaten Langkat dalam membina dan membangkitkan Langkat lebih maju lagi kedepan” kata Ngogesa.
Lanjut Ngogesa, saat ini, tantangan bangsa ke depan semakin berat, apa yang menjadi tantangan bangsa Indonesia juga menjadi tantangan masyarakat suku bangsa Melayu.
“Karenanya, melalui musda ini saya berharap masyarakat Melayu akan terus bangkit dan menata diri serta meningkatkan peran di tengah-tengah masyarakat Langkat yang majemuk ini, “ tegas Ngogesa.
Dihadapan undangan yang hadir, seperti perwakilan Forkopimda Kabupaten Langkat, sejumlah SKPD dijajaran Pemkab. Langkat dan ratusan pengurus, kader dan simpatisan MABMI Langkat, Ngogesa akan mengusulkan ke DPRD Langkat, agar setiap hari Jum’at seluruh ASN menggunakan pakaian adat melayu sebagai simbol bahwa Bumi Langkat Religius ranahnya etnis melayu.
Ketua Panitia H. Syafrudin Basyir melaporkan Musdalub berlangsung selama 2 hari dari tanggal 9 s/d 10 Juni 2015, dengan peserta berjumlah 121 orang, terdiri dari 68 pengurus dari 17 Kecamatan di Langkat, 20 pengurus Daerah, 4 Penasehat, 16 orang Dewan Adat, 3 orang Karateker, 5 pengurus Sumut, 5 orang penasehat dan 12 orang peninjau dari organisasi pendukung.
Sumber: http://dnaberita.com