Pekanbaru, Riau - Balai Bahasa Provinsi Riau (BBPR) harus terus berupaya menggesa yang muda untuk menggairahkan dan membudayakan kembali pantun-memantun pada budaya Melayu sekarang ini. Demikian dikatakan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau Syafruddin Saleh Sei Gergaji, Kamis (11/6/2015) yang mengapresiasi kegiatan Pekan Sastra 2015 yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau.
Menurut Syafruddin, Lomba Berbalas Pantun untuk Mahasiswa se-Provinsi Riau dalam Pekan Sastra 2015 merupakan kegiatan positif, di mana melalui pantun nilai-nilai luhur bisa disebarluaskan dan diwariskan.
"Namun saya tidak tahu penyebabnya, kenapa kegiatan seperti ini tidak ada utusan dari FIB Unilak, juga FKIP UIR dari bahasa dan sastra," ujarnya kepada Riaupos.co Kamis (11/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Ketua Bidang Agama DPH LAM Riau yang menjadi dewan juri ini juga menuturkan, kelemahan peserta lomba berbalas pantun, di mana banyak ditemukan penggunaan bahasa pasar (Melayu Betawi) bukan bahasa Melayu Riau.
"Pada dasarnya, mereka memahami struktur pantun tapi tidak menaati struktur itu karena keterbatasan kosa kata," katanya.
Kemudian kelemahannya, sambung Syafruddin, logika berpantun para peserta masih perlu dipertanyakan. "Apakah sesuai dengan pikiran normal atau tidak," ucapnya.
Berpantun atau saling berbalas pantun tidak sama dengan cerdas cermat. Pantun lebih kepada bagaimana cara pemantun berfalsafah kehidupan melalui pantun. "Di sini saya temukan, antara penjual dan pembeli seperti cerdas cermat. Contohnya tadi, ada peserta yang berpantun menanyakan undang-undang perminyakan. Ini kan keliru," jelasnya.
Selain itu, berbalas pantun, dikatakannya, berbalas pantun pada budaya Melayu sebenarnya melatih kecepatan berpikir dan kecermatan menyampaikan pikiran. "Inilah kelemahan-kelemahan para peserta lomba yang saya lihat," tuturnya.
Untuk itu, Syafruddin berharap agar ke depannya kegiatan seperti ini bisa diikuti banyak perguruan tinggi yang ada di Riau."Nah, saya sebagai dewan juri pada hari ini, mengharapkan Fakultas Ilmu Budaya di Unilak, jurusan bahasa dan sastra di Unri dan UIR, STSR bahkan yang lainnya untuk meningkatkan lagi pembinaan tentang pantun saat ini dan kesenian Melayu yang lainnya," katanya mengakhiri pembicaraan.
Sumber: http://www.riaupos.co