Pelestarian Budaya Melayu: Muatan Lokal Budaya Melayu Sebagai Filter

Pekanbaru, Riau - Komisi III DPRD Kota yang membidangi pendidikan merasa prihatin terhadap muatan lokal budaya Melayu yang hingga saat ini belum masuk dalam kurikulum pendidikan. Pasalnya, budaya Melayu yang luhur perlu dilestarikan. Salah satu caranya melalui pendidikan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Zulkarnain SE MSi, Sabtu (30/5/2015). Dikatakannya, pada umumnya muatan lokal itu ada di setiap daerah. Dan untuk Riau, Pemerintah Provinsi telah mengaminkan hal tersebut.

"Karena dengan adanya muatan lokal budaya Melayu dalam kurikulum pendidikan, itu artinya kita menunjukkan jati diri dan mempertahankan ciri khas daerah kita," tuturnya.

Politisi PPP ini juga menyebutkan, adanya muatan lokal budaya Melayu bisa menjadi antasipasi globalisasi budaya-budaya asing dengan tujuan utama untuk mempertahan ciri khas budaya. Budaya Melayu Riau khususnya.

"Jadi hal inilah yang menjadi filter, dan jalurnya yang tepat itu adalah dunia pendidikan," sambungnya.

Berikutnya, menyikapi hal ini, Zulkarnain juga berharap jalinan komunikasi bisa berjalan dengan baik. "Istilahnya gayung bersambut," katanya yang sangat mengapresiasi sosialisasi kegiatan yang ditaja Dewan Pendidikan Kota Pekanbaru, Kamis (28/5) kemarin di Hotel Nilam Sari, Pekanbaru.

Tidak hanya itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru ini berharap muatan lokal budaya Melayu agar bisa masuk ke dalam kurikulum pendidikan dengan melibatkan seluruh pihak terkait sebagai penunjang terealisasikannya mutan lokal budaya Melayu ke dalam kurikulum pendidikan.

"Seluruh pihak yang memahami kebudayaan Melayu, misalnya para budayawan dan pakar budaya Melayu, harus dilibatkan," jelas Zulkarnain lagi.

-

Arsip Blog

Recent Posts