Upacara Reba merupakan upacara yang diadakan setiap tahun baru, tepatnya di bulan Januari atau Februari. Upacara adat ini bertujuan untuk melakukan penghormatan dan ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur. Dan upacara tersebut juga untuk mengevaluasi segala hal tentang kehidupan bermasyarakat pada tahun sebelumnya yang telah dijalani oleh masyarakat Ngada.
Melalui upacara ini, keluarga dan masyarakat juga meminta petunjuk kepada tokoh agama dan tokoh adat untuk dapat menjalani hidup lebih baik pada tahun baru yang akan datang. Upacara ini selalu dilakukan setiap tahunnya. Sehari sebelum perayaan Reba dimulai, dilaksanakan upacara pembukaan Reba atau su‘i uwi. Pada malam su‘i uwi dilakukan acara makan minum bersama (ka maki Reba) sambil menunggu pagi. Pada pagi harinya, ketika upacara berlangsung, para tamu disediakan makanan dan minuman yang sudah matang dan siap dimakan (Ngeta kau bhagi ngia, mami utu mogo. Kaa si papa vara, ini su papa pinu).
Selama upacara Reba berlangsung diiringi oleh tarian para penari yang menggenggam pedang panjang (sau) dan tongkat warna-warni yang pada bagian ujungnya dihiasi dengan bulu kambing berwarna putih. Sebagai pengiring tarian adalah alat musik gesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung kelapa atau juga dari labu hutan. Sebagai wadah resonansinya alat musik ini ditutupi dengan kulit kambing yang pada bagian tengahnya telah dilubangi. Sedangkan penggeseknya terbuat dari sebilah bambu yang telah diikat dengan benang tenun yang telah digosok dengan lilin.
Keistimewaan upacara adat Reba ini dilakukan selama 3 hingga 4 hari. Sebelum pelaksanaan upacara tari-tarian dan nyanyian (O Uwi) diadakan misa inkulturasi di gereja yang dipimpin oleh seorang pater atau romo. Beberapa rangkaian upacara juga diiringi dengan koor nyanyian gereja, dan menggunakan bahasa lokal Ngada.
Di luar gereja, suasana upacara adat bertambah meriah, ketika para penonton dan penari disodori satu dua gelas arak (tua ara). Ini merupakan tradisi setiap orang Ngada yang hadir dalam upacara tersebut. Namun demikian, Reba tidak sekadar pesta hura-hura, tapi wujud kegembiraan (gaja gora) masyarakat Ngada dengan tetap menjaga nuansa rohani. Upacara Reba dapat kita saksikan di masing-masing kecamatan yang terletak di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Provinsi NTT. Dari Kupang, ibukota Provinsi NTT, wisatawan dapat naik pesawat menuju Ende, sebuah kota di Pulau Flores. Setiba di sana, perjalanan dilanjutkan menuju Kota Ngada yang berjarak sekitar 61 kilometer dengan naik minibus.
Sumber: http://y3hoo.nice-topic.com