Pulau Rupat, Riau - Joget Sonde dari Desa Sonde, Kabupaten Kepulauan Meranti telah menghebohkan kegiatan Rakor Pariwisata Riau dan berhasil menutup Riau Art Camp Festival 2017 dengan meriah yang berlangsung di Pantai Tanjung Lapin, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis.
Rakor yang digelar bersamaan dengan penampilan 200 seniman dan musisi Riau ini berakhir dengan meriah, karena Joged sonde yang telah ditetapkan jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 ini berhasil membawa para penonton untuk berjoget dan menari bersama.
Terlihat juga Kepala Bidang Ekonomi Kreatif di Dinas Pariwisata Riau, Dandun Wibawa dan Kepala Disparpora Bengkalis, H Edwar Daud yang larut menari bersama penonton lainnya dalam kemeriahan tersebut.
Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti Drs H Ismail Arsyad MSi, mengatakan, joget sonde sengaja dihadirkan sebagai peserta Riau Art Camp Festival berdasarkan hasil kurasi tim pengamat dari Dinas Pariwisata Provinsi Riau sebagai perwakilan Meranti untuk menyajikan satu pertunjukan bersama 20 sanggar dari 12 kabupaten/kota lainnya.
Menurut Ismail, kegiatan tersebut digelar Dinas Pariwisata Provinsi dalam rangka mengembangkan pariwisata Riau dan mengangkat ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya dalam sektor seni pertunjukan yang bertajuk Riau Art Camp Festival.
Pada pertunjukan itu, joget sonde yang ditampilkan bukanlah tradisi, melainkan dalam bentuk kreasi. Dimana dalam proses penggarapannya melibatkan dua sanggar yakni Sanggar Kemas Selatpanjang dan Kepurun Desa Alai Selatan.
Joget Sonde merupakan salah satu tarian yang dipopulerkan oleh sekelompok sanggar seni dari Suku Akit yang ada di Desa Sonde, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti. Sejak dulu tarian ini selalu ditampilkan dalam berbagai kegiatan.
Penampilan para penari dan pemusik yang terkesan memiliki daya magis menjadi ciri khas tersendiri dari seni tari ini. Sehingga tak heran jika bunyi biola, gendang dan ketawak yang dimainkan begitu merasuk di jiwa.
Penari-penari joged ini dahulunya adalah gadis suku asli di Sonde atau Sokop, berpakaian bawahan kain atau rok panjang terus baju kebaya lengan panjang ditambah selendang, masih sopan dan tidak minor, dengan make up agak tebal.
Sebelumnya juga joged Sonde ini telah mewakili Riau di tingkat nasional pada Parade Tari Nusantara di Provinsi Bangka Belitung bulan Juli 2016.
Tarian joged Sonde berhasil menyisihkan tujuh kelompok dari kabupaten kota lainnya. Selain itu, kelompok dari kabupaten ini juga berhasil meraih juara umum karena
karena disamping sebagai penyaji terbaik, juga mendapatkan penata musik terbaik di helat parade tari yang ditaja UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
Riau Art Camp Festival sendiri dibuka langsung oleh gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman yang ditandai dengan memetik gambus bersama Bupati Bengkalis Amril Mukminin, ketua DPRD Bengkalis, dan didampingi Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau Fahmizal Usman.
Pada acara yang sama gubernur juga meluncurkan buku tentang pariwisata berjudul "Riau The Homeland of Melayu Apa Mengapa Pariwisata Riau", dan acara dilanjutkan dengan penampilan Riau Rhythm Chambers para pemusik proto melayu yang digawangi oleh Rino Dezapaty dan aksi panggung berikutnya menampilkan tarian Zapin Api.
Sumber: http://www.halloriau.com