Sanggar Simpur Melanglang ke Malaka

Singkawang, Kalbar - Setelah tim dayung Kapuas Hulu memenangkan lomba sampan Dragon Boat di Sarawak, Malaysia, giliran Sanggar Simpur dari Kota Singkawang akan memeriahkan Festa Gendang Nusantara 2012 di Malaka.

“Kita diundang ikut memeriahkan hari jadi Kota Malaka Bandar Raya Sejarah. Tentu undangan ini suatu kehormatan bagi kita dan harus dimanfaatkan betul untuk mempromosikan daerah kita,” ungkap Koordinator Tim Indonesia Abdi Nurkamil Mawardi, kepada wartawan kemarin.

Rombongan kesenian Sanggar Simpur akan bertolak Senin (9/4) pagi dari Pontianak menuju Kuching, dilanjutkan terbang ke Kuala lumpur dan terus ke Malaka. Tim akan berada di Malaka hingga 16 April 2012.

“Saya berharap tim kesenian Kota Singkawang ini bukan sekadar tampil saja. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan budaya dan wisata Kalbar,” kata Abdi.

Tim kesenian Sanggar Simpur Singkawang akan mempertunjukkan beberapa kesenian andalannya. Antara lain tarian yang menggambarkan tiga pilar etnis besar di Kalbar yaitu Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Termasuk tari yang sering meraih juara nasional maupun internasional.

“Ajang positif seperti ini diharapkan bisa mendorong dan membangun jiwa generasi muda untuk tetap melestarikan budaya bangsa. Kini nilai-nilai budaya daerah, budaya bangsa, makin terkikis dan perlu dibangkitkan kembali,” ujarnya.

Abdi punya rencana menggelar diskusi bersama mahasiswa dan komponen lainnya untuk melestarikan budaya daerah. Agar budaya bangsa tak habis dimakan zaman dan dikikis oleh kecanggihan teknologi.

Dia berharap pemerintah punya kepedulian terhadap kesenian, kebudayaan, dan generasi muda yang mengabdikan diri untuk kemajuan seni budaya. “Kan ternyata bisa ke luar negeri dan tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu,” katanya.

Abdi berupaya membangkitkan minat berkesenian di kalangan muda untuk difasilitasi. Sasarannya supaya para pegiat dan yang peduli budaya ini punya wadah.

“Banyak budaya yang saat ini mulai tenggelam dan terancam punah. Salah satunya budaya berpantun. Padahal dahulu di kalangan masyarakat Melayu Kalbar pantun adalah suatu tradisi. Nah, ke depan bagaimana kita bisa membuat kelompok berpantun,” tutup Abdi.

-

Arsip Blog

Recent Posts