Padangpanjang, Sumbar - Mengusung tema The Voice of Andalas Diversity of Horn, Insitut Senin Indonesia (ISI) Padangpanjang telah sukses melakukan muhibah seni ke Belanda pada 26 Maret hingga 9 April yang lalu. Rektor ISI Padangpanjang, Mahdi Bahar mengatakan muhibah seni tersebut konsepnya membawa misi kesenian sebagian kekayaan budaya di Sumatera, dengan menggabungkan dalam kreatifitas kolaborasi.
Misi tersebut diungkapkan Mahdi, adalah sebagai upaya kepedulian ISI Padangpanjang dalam mengangkat kembali kekayaan khasanah budaya Melayu di nusantara, khususnya di Sumatera.
“Dalam hal ini, ISI tidak hanya berkarya kebudayaan Minang saja, tapi lebih kepada konten Melayunya. Pada kesempatan muhibah ke Belanda itu, ISI menampilkan 11 karya seni dari Sumatera,” jelas Mahdi Bahar usai pementasan kesenian di Gedung Pertunjukan Horidjah Adam.
Pada kesempatan yang sama, Komposer Musik M. Halim mengatakan konsep musik dalam muhibah seni tersebut tidak terlalu kompsitoris dan ringan. Sehingga penampilan digelar di tiga titik tersebut, sehingga benar-benar menarik bagi setiap pengunjung.
“Kita membuat komposisi musiknya antara hiburan dan tidak. Sehingga pertunjukan yang tetap mengedepankan estetika itu, selain pengetahuan tentang khasanah budaya Melayu di Sumatera, betul-betul menjadi hiburan di negeri Kincir Angin,” jelasnya.
Sementara Ketua Bidang pertunjukan Syahril Alek mengungkapkan 6 tema tari ditampilkan oleh 9 penari yang ikut serta. Terhadap 6 tema tari tersebut mempunyai pesan budaya yang berkaitan dengan tradisi dari berbagai daerah di Sumatera. Seperti tari Sirangkak Batuang Zapin Patah Hati, merupakan budaya Pesisir menuju agraris.
Sumber: http://nasional.kompas.com