Kabupaten Bangka, Rabu tanggal 2 Februari 2011 adalah pelaksanaan perayaan Rabu Kasan yang merupakan kegiatan adat tahunan, diselenggarakan dengan meriah di desa Air Anyir Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka setiap tahunnya. Upacara ini merupakan tolak balak yang dilaksanakan tiap-tiap hari Rabu di bulan Syafar Tahun Hijriah.
Kegiatan Rebo Kasan ini tetap layak untuk dilestarikan, karena adat budaya daerah merupakan aktualisasi diri masyarakat yang alami, luhur dan mencerminkan kebersamaan, dan kegiatan ini tentunya apabila dilihat dari sisi positif, akan bisa menjadi daya tarik wisata dan budaya bagi wisatawan asing dan lokal.
Latar belakang upacara Rebo Kasan ini berasal dari kata Rabu yang terakhir (Bulan Syafar). Menurut keterangan dari beberapa orang ulama, setiap tahun Allah menurunkan bermacam-macam bala lebih kurang 3.200 macam bala ke muka bumi ini pada hari Rabu terakhir di bulan Syafar, mulai terbitnya fajar sampai siang Rabu tersebut.
Maka setiap penduduk pada hari itu hendaklah hati-hati, karena pada hari itulah yang paling mudah dan paling banyak mendapatkan bala (bahaya). Oleh sebab itu dianjurkan pada setiap penduduk yang ada berencana untuk mengerjakan pekerjaan yang berat-berat atau akan bepergian jauh sebaiknya diundurkan atau dibatalkan dulu sampai kira-kira pukul 02.00 siang, serta dianjurkan setiap penduduk pada hari itu sebaiknya berkumpul dan bersama-sama membaca doa agar tersisih dari sekalian bala yang diturunkan Allah S.W.T pada hari itu.
Untuk pelaksanaannya, masyarakat pergi beramai-ramai dan berkumpul di tempat upacara serta membawa makanan-makanan, dan yang penting adalah ketupat lepas yaitu ketupat tolak bala dan air wafak. Yang dimaksud dengan ketupat tolak balak yaitu ketupat yang dianyam sedemikian rupa yang mudah terlepas apabila bagian ujung dan pangkal daun yang dianyam itu ditarik. Dan ketupat ini tanpa isi, hanya saja sekarang dibuat lebih menarik dengan diisi uang sebagai daya tarik acara.
Lalu ada juga Air Wafak yaitu air yang telah dicampur dengan air doa wafak yang diambil dari ayat Al-Quran dan doa-doa ini ditulis di piring porselin yang putih bersih dengan tinta dawer dari Mekkah, kemudian piring yang bertulisan itu diisi dengan air bersih sampai tulisan itu terhapus dan bercampur dengan air tadi. Jika kita memerlukan lebih banyak, maka air ini boleh kita tambah sebanyak mungkin.
Dikutip dari http://www.visitbangkabelitung.com