Noken Diakui Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Manokwari, Papua - Tas tradisional papua yang biasa disebut Noken diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO. Pengakuan ini menambah panjang daftar kebudayaan Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menyerahkan sertifikat UNESCO terkait Noken itu kepada Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi di Hotel ASTON Manokwari, Papua Barat, pada Minggu (7/4/2014).

M Nuh mengatakan pengakuan UNESCO mengenai Noken yang diterima pada 4 Desember 2012 ini merupakan sesuatu yang sangat membanggakan.

"Ini menujukkan produk nenek moyang kita diapresiasi oleh dunia," kata M Nuh usai pemberian setifikat tersebut.

Noken adalah tas tradisional papua yang terbuat dari kulit kayu atau serat pohon yang dibentuk dengan sistem anyam atau rajut. Bentuk rajutan Noken biasanya berbentuk jaring dan digunakan oleh masyarakat untuk membawa barang dengan mengaitkan tali ikatan Noken tersebut di kepala mereka, sedangkan barang bawaannya diletakan di bagian belakang.

M Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan konservasi Noken yang ada di Papua. Caranya adalah dengan mengajarkan seni pembuatan Noken kepada pelajar yang ada di Papua.

"Setelah adanya pengakuan ini tentunya perlu konservasi dan juga promosi sehingga bisa tetap lestari," katanya.

M Nuh mengatakan, masih banyak hasil kebudayaan Indonesia yang sedang didaftarkan di UNESCO agar bisa diakui sebagai warisan budaya dunia.

Saat ditanya apakah langkah pendaftaran ini dilakukan agar produk budaya lokal tidak diakui negara lain, M Nuh mengatakan hal ini penting karena Indonesia merupakan ahli waris kebudayaan itu.

"Kita sebagai ahli waris tentunya bertanggung jawab dengan Noken. Perkembangan dunia saat ini memungkinkan suatu budaya berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kalau tidak didaftarkan bisa saja milik kita diakui negara lain," katanya.

Sementara itu, Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi mengatakan sangat senang karena budaya Papua diakui secara internasional oleh UNESCO. "Saya sangat bangga sebagai orang Papua," katanya.

Menuturnya Noken sudah sangat lekat dengan masyarakat Papua. Tas tradisional ini selalu dibawa masyarakat dalam kesehariannya.

"Berbagai barang bisa dibawa dalam tas ini, kalau sekarang pelajar menggunakan Noken sebagai tas untuk membawa buku," ujar Abraham.

-

Arsip Blog

Recent Posts