Pontianak, Kalbar - Pertunjukan seni bela diri "Fu Chen" dari Tiongkok ditampilkan dalam Pentas Seni 2013, kerja sama Universitas Tanjungpura Pontianak dengan Hubei University, RRC, Sabtu malam.
Pertunjukan bela diri Fu Chen yang dibawakan tujuh pemainnya dengan mengayunkan senjata berbentuk mirip seruling dengan salah satu ujung penuh rumbaian tali, mengundang decak kagum ratusan tamu dan undangan Pentas Seni 2013, yang diadakan Pusat Bahasa Mandarin Untan, di Auditorium Universitas Tanjungpura, di Pontianak.
Penonton yang rata-rata warga Tionghoa dan mahasiswa tersebut, tampak antusias menyaksikan pertunjukan seni bela diri Tiongkok yang terkenal dan bernilai tinggi itu.
Fu Chen, merupakan warisan budaya ribuan tahun lalu dan telah berkembang dan tersebar di seluruh dunia. "Fu Chen merupakan sejenis senjata bela diri, ayunan gerakan dari senjata itu bebas, mudah dan kadang-kadang lembut dan menghentak keras, berkelok-kelok dan fleksibel.
Selain pertunjukan Fu Chen yang dibawakan mahasiswa dari Hubei University, di Provinsi Hubei, RRC, juga ada tarian naga yang menjadi pembuka pentas seni tersebut. Tarian naga itu dibawakan perkumpulan seni tari dari Hubei yang selalu meraih prestasi internasional.
Pada tahun 2009, tampil pada acara pembukaan festival penghormatan leluhur oleh perkumpulan orang-orang Tionghoa seluruh dunia.
Rektor Untan, Prof Thamrin Usman DEA, saat membuka pentas seni tersebut mengatakan bangga bisa bekerja sama dengan Hubei University untuk menampilkan atraksi seni budaya dua negara itu. Ia berharap kerja sama kedua universitas dapat dibina dengan baik dan terus berlanjut.
Acara pentas seni itu sendiri disaksikan ratusan warga Tionghoa yang ada di Pontianak. Rata-rata datang bersama keluarga yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu, dan anak-anak remaja.
Selain pertunjukan Fu Chen dan tarian naga, juga ada Tai Chi kipas, seni lagu dan tari Mongolia (Hong Yan), lagu Bengawan Solo, pertunjukan kecapi, catur, kaligrafi, lukisan serta pakaian tradisional Tiongkok, pertunjukan pedang, tombak dan tongkat, tarian air dari tiga dara suku Dai, dan tarian singa (barongsai).
Seorang penonton, Hamid, menyatakan senang bisa menyaksikan pertunjukan itu. "Ukuran barongsainya lebih besar dari yang biasa kita saksikan di sini. Pemainnya juga sangat luwes dan terampil," katanya.
Di antara pertunjukan khas Tiongkok, seorang mahasiswa dari Hubei University juga membawakan lagu "Bengawan Solo" dan mendapat tepukan tangan meriah dari penonton yang sebelumnya tidak menduga ada lagu berbahasa Indonesia yang bisa dibawakan mahasiswa dari RRC tersebut.
Sumber: http://www.antaranews.com