Surabaya, Jatim - Ribuan wanita di Kota Surabaya dalam memperingati Hari Kartini mengikuti permainan tradisional di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu.
Ketua Panitia Penyelenggara Perayaan Kartinian Siti Nasyiah mengatakan acara Kartinian yang digelar suporter Bonek dan komunitas RMT (Rek Ayorek Mlaku-Mlaku nang Tunjungan) mendapat antusiame warga Surabaya.
"Banyak warga yang mengikuti acara mengangkat dolanan tradisional ini," katanya.
Sejumlah anggota DPRD Surabaya tampak hadir di acara tersebut di antaranya Ine Listiyani, Ivy Juana, Ninuk Irmawati dan Herlina Harsono. Selain itu, istri Wakil Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono yang juga Ketua PKK Surabaya, Dyah Katarina juga ikut hadir.
"Mereka tampak menikmati permainan klompen berjamaah. Tim yang dipimpin Dyah Katarina menyerah kalah kepada tim dari bunda PAUD," katanya.
Menurut dia, kegiatan semacam ini nantinya akan dijadikan agenda tahunan. Sebelumnya, acara serupa digelar di GOR Brawijaya dengan tema futsal kebaya.
"Dolanan (permainan) tradisional seperti gobak sodor, dakon, ular tangga, egrang, hulahup dan lainnya) sengaja kita angkat kali ini untuk mengimbangi derasnya laju permainan modern. Agar kita tidak dinilai pemutus tradisi oleh sejarah," kata penulis buku biografi yang akrab disapa Ita tersebut.
Dipilihnya jalan Tunjungan, kata dia, bukan tanpa sebab. Sebagai anggota komunitas RMT, Ita mempunyai misi menjadikan Tunjungan sebagai ikon Surabaya.
Untuk itulah, kata dia, sebagai arek Suroboyo, Ita bersama pendiri RMT seperti Ananto Sidohutomo, Memed, Agus Romli, Bayu Kanugrahan dan lainnya bertekad mengembalikan kejayaan jalan Tunjungan sebagaimana di era perjuangan.
"Kalau dulu arek-arek Suroboyo berhasil menyobek bendera merah putih biru di hotel Orange, sekarang saatnya kita berbuat agar masyarakat Surabaya punya tempat representatif untuk mengapresiasikan segalanya. Ya seni, budaya atau bahkan kulinernya," kata Memed, arsitek ternama lulusan ITS menambahkan.
Sumber: http://www.antaranews.com