Taufik Ismail Pukau Mesir

Kairo, Mesir - Penyair kesohor Indonesia Taufik Ismail tampil memukau peserta seminar internasional tentang kesusasteraan yang digelar di Ismailiyah, Kota Kembar Yogyakarta di Mesir.

Penyair yang digolongkan dalam Pujangga Baru Angkatan 1966 itu dalam seminar tersebut membacakan beberapa puisi hasil karyanya dalam bahasa Indonesia dan diiringi terjemahannya dalam bahasa Arab.

"Setelah saya membaca terjemahan puisi anda, sungguh jiwa Muhammad Iqbal dan Ahmad Shauqi bersemayam di puisi-puisi anda", kata Prof Abdurrahim El Kurdi sambil memeluk Taufiq setelah membacakan puisinya.

Prof El Kurdi merujuk pada pujangga kaliber Pakistan mendiang Muhammad Iqbal (1877-1938) dan pujangga Mesir Ahmad Shauqi (1868- 1932).

Iqbal dan Shauqi sangat kesohor di Negeri Seribu Menara itu karena syair-syair mereka dilantunkan penyanyi legendaris Mesir, Ummu Kalsum (1898-1975).

Prof El Kurdi, guru besar kesusastraan Arab di Universitas Terusan Suez, merupakan ketua panitia seminar internasional yang digelar di kampur universitas Terusan Suez di kota Ismailiyah pada Selasa (9/4).

Taufiq membacakan empat puisi yang membuat hening dalam ruangan seminar yang dihadiri sekitar 350 undangan, yaitu "Sajadah Panjang", "Celupkan Jarimu Lautan", "Mesir", "9 Pertanyaan Cucuk Untuk Kakeknya", dan "Palestina, Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu".

Seminar internasional itu diselenggarakan oleh "Egyptian Institute for Narrative Studies berkerja sama dengan Fakultas Sastra Universitas Terusan Suez.

Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi didampingi Atase Pendidikan KBRI Kairo Dr Fahmy Lukman dan Atase Pendidikan KBRI Kairo yang baru saja mengakhiri masa tugasnya, Prof Dr Sangidu yang menjabat sejak 2009.

Taufiq diundang dalam seminar bertema "Metode Naratif dalam Karya Tulis Moderen" itu terkait dengan akan diterbitkannya buku kumpulan puisi Taufik Ismail versi bahasa Arab, kata Cecep Taufiurrohman, staf Atase Pendidikan KBRI Kairo yang juga kandidat doktor filsafat Islam pada Universitas Al Azhar, Mesir.

Buku berjudul "Debu di Atas Debu" atau versi Arabnya "Turab Fauqa Turab" itu dialih-bahasakan oleh Prof Dr Nabilah Lubis, mantan Dekan Fakultas Sastra Arab di IAIN, kini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Buku kumpulan puisi Ismail Taufiq itu diterbitkan oleh Majelis Tinggi Kebudayaan Mesir bekerja sama dengan KBRI Kairo.

Setelah membacakan puisi, Taufiq disalami dan dipeluk beberapa peserta termasuk Prof Shalih Mathar, Ketua Jurusan Sastra Arab Universitas Terusan Suez.

"Puisi-puisi Taufiq Ismail sangat bernuansa religius dan sufistik, sebagai buah renungan dan pemahamannya terhadap makna-makna Al Quran," ujar Prof Mathar.

-

Arsip Blog

Recent Posts