Cirebon, Jabar - Keraton Kesepuhan Cirebon menggelar tradisi maleman, Minggu (26/6). Tradisi maleman merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Keraton Kesepuhan dalam rangka menyambut Lailatul Qadar.
Umat muslim mempercayai bahwa Lailatul Qadar adalah malam dimana amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya hingga seribu kali lipat atau lazim disebut malam seribu bulan. Menyambut kedatangannya, umat Islam pun dianjurkan berlomba-lomba memperbanyak ibadah saat sepuluh hari terakhir bulam Ramadan.
Sultan Keraton Kesepuhan, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat mengatakan tradisi maleman rutin digelar oleh Keraton Kesepuhan pada malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Dalam tradisi maleman itu, Keraton Kesepuhan mengirim minyak kelapa, lilin, dan ukup ke Astana Gunungjati (komplek makam Sunan Gunungjati).
"Tradisi ini sudah turun temurun digelar oleh leluhur kami. Sejumlah lilin dan minyak kelapa ini akan kita nyalakan disana," ucapnya.
Filosofi dari nyalanya lilin tersebut, sambung Arief, merupakan perlambangan bahwa umat Islam harus siap untuk menyambut Lailatul Qadar dengan rela tak tidur. "Tradisi maleman ini salah satu dakwah yang dilakukan pada zaman Sunan Gunungjati. Dan kita pun hanya bisa berharap agar bisa bertemu dengan malam lebih baik dari seribu bulan ini. Tentu dengan berdzikir dan ibadah," pungkasnya.