Bandung, Jabar - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat menggelar Festival Permainan Tradisional 2016 diikuti 18 kabupaten dan kota se-Jawa Barat hingga Sabtu 23 Juli 2016.di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Utara Kota Bandung. Penyelenggaraan Festival Permainan Tradisional dengan tema "Menanamkan silih asah, silih asuh, dan berjiwa korsa" itu dilaksanakan dalam upaya mengembalikan ruh permainan tradisional sebagai media interaksi sosial masyarakat.
"Sejak diperkenalkan ke masyarakat melalui kegiatan festival kaulinan urang lembur oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, telah terjadi pergeseran nilai permainan tradisional. Permainan yang seharusnya dilakukan anak-anak, namun dalam penyelenggaraan melibatkan orangtua. Karenanya tahun 2016 ini kita berupaya melakukan revitalisasi dan rekonstruksi permainan tradisional ke ruhnya sebagai media interaksi sosial dengan kandungan nilai filosofinya," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Ida Hernida. Ia ditemui pada pembukaan Festival Permainan Tradisional 2016 (Festival Sendra Kaulinan Urang Lembur) yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat, Kamis 21 Juli 2016.
Hal yang tidak kalah pentingnya menurut Ida, permainan tradisional bukan merupakan olah raga tradisional yang diperlombakan dalam bentuk kompetisi yang mengutamakan fisik. “Ini yang terjadi saat ini disejumlah daerah karena kondisi yang diciptakan oleh Disparbud Jabar, hal ini menjadi kewajiban Disparbud melalui Taman Budaya sebagai balai UPTD Disparbud Jabar untuk meluruskan,” ujar Ida.
Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Mochamad Darajatun, menambahkan bahwa rangkaian Festival Kaulinan Tradisional 2016, selain diisi dengan Sendra Drama Kaulinan Tradisional, juga workshop dan jajanan tradisional.
"Kita mencoba untuk menggugah masyarakat modern saat ini bahwa segala hal yang berbau tradisional tidak selalu buruk dan ketinggalan jaman, bahkan sekarang ini ada banyak sejumlah permainan yang kembali disukai dan dimainkan, demikian pula halnya dengan makanan seperti cilok, cireng dan lainnya," ujar Darajatun.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com