Banjarmasin - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin menjadikan salon kecantikan sebagai daya pikat pariwisata di kota itu, dan akan membenahi sekitar 150 salon di kota tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Banjarmasin Hesly Junianto kepada pers di Banjarmasin mengatakan, salon jangan lagi semata mengurus kecantikan, tapi harus menjual hal yang menarik bagi kunjungan wisatawan.
"Umpamanya saja salon bisa juga berfungsi sebagai galeri berbagai barang cenderamata, lokasi kerajinan khas, atau salon menjadi lokasi yang enak untuk bersantai, berlibur, dan beristirahat," kata Hesly Junianto.
Selama ini salon di Banjarmasin memang terbukti menarik kunjungan wisatawan lokal, seperti wisatawan dari provinsi tetangga, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
"Banyak orang berduit dari berbagai kota itu datang ke Banjarmasin hanya untuk mempercantik diri, atau menyehatkan badan, sambil berwisata ke berbagai lokasi objek wisata di kota ini," katanya.
Apalagi salon-salon tersebut tak sedikit yang menyediakan pijat kesehatan atau refleksi, dan pengobatan badan seperti sauna dan sebagainya, sehingga menjadi daya pikat bagi pendatang.
"Kita sudah melakukan pertemuan dengan pengelola salon di kota Banjarmasin tersebut untuk menjelaskan rencana ke depan dalam upaya menjadikan salon sebagai daya pikat kepariwisataan," kata Hesly.
Dalam pertemuan tersebut, Pemkot juga menjelaskan adanya peraturan daerah yang tidak memperbolehkan salon berpraktik ganda (salon plus) seperti untuk lokasi prostitusi dan ketentuan-ketentuan lainnya demi menjaga ketertiban, kenyaman, dan kebersihan.
Salon yang menyalahi aturan akan dikenai sanksi denda Rp50 juta atau kurungan badan selama tiga bulan bagi pengelola salon tersebut.
Perda tersebut dibuat karena seringnya terdengar keluhan salon-salon berpraktik ganda. Dinas Pariwisata dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu pihak kepolisian akan rutin merazia salon.
Sumber: www.mediaindonesia.com (31 Agustus 2007)