Jakarta - Bahasa merupakan cermin jati diri dan karakter bangsa penuturnya. Sedangkan sastra membekali setiap generasi untuk mampu menemukan nilai nilai kearifan.
"Kami berharap agar kecintaan pelajar dan generasi muda Indonesia pada bahasa dan sastra dapat menguatkan jati diri kita sebagai bangsa sekaligus memotivasi generasi muda meningkatkan kebanggaan," kata Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud Yeyen Mariyani,saat konferensi pers seusai pemutaran film Bulan,Bintang, dan Mentari dalam rangkaian kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2011 di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (27/10).
Menurut Yeyen, film Bulan, Bintang, dan Mentari yang disponsori Badan Bahasa bertujuan menggerakkan masyarakat khususnya generasi muda untuk bersikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
"Film ini mengangkat kecintaan pada bahasa dan sastra yang dipelopori oleh kebersamaan satu generasi yang diwakili tokoh dan pemerannya yang memberi nilai positif terhadap film Indonesia," kata Yeyen.
Anggota Komisi X DPR Popong Otje Djunjunan menyatakan film tersebut positif dalam memotivasi pelajar dan generasi muda mencintai bahasa nya. Ia pun mendukung film seperti itu dilestarikan dengan mengarahkan pada pendidikan dan kebudayaan.
Namun ia mengkritik fim Indonesia khususnya sinetron yang telah kehilangan jati diri bangsa. Untuk itu, pihaknya akan memanggil produser dan sutradara sinetron agar tidak selalu mengedapankan komersialisasi sinetron yang berdampak negatif bagi generasi muda.
Sedangkan Guru Besar Lingusitik Universitas Padjajadaran Cece Sobarna mengatakan dewasa ini sedikit meluntur jati diri bangsa. Maka melalui film ini diharapkan ada perubahan paradigma bahwa pembangunan tidak selalu dilihat secara fisik juga pembangunan mental.
"Jati diri bangsa ini pada bahasanya maka, peran media masssa amat penting menyebarkan pendidikan bahasa dan pendidikan karakter bangsa," cetusnya.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com