Denpasar, Bali - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof I Wayan Rai mengatakan gamelan dan alat musik tradisional Bali seperti gong kebyar, semarandanu, suling dan kebyar Ding kini makin banyak dimainkan di mancanegara.
"Gamelan Bali mampu naik gengsi, bahkan gong kebyar menjadi kehormatan dalam menyambut tamu-tamu penting pada acara wisuda perguruan tinggi di Amerika Serikat," katanya di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, masyarakat di sejumlah negara menikmati setiap konser gamelan Bali yang digelar.
"Suara Suling" yang menjadi sumber inspirasi tabuh ciptaan tahun 1963 juga dipelajari di berbagai kampus seni manca.
Dunia internasional mulai mengenal gamelan saat komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) menonton pertunjukan gamelan di Pameran Semesta di Paris tahun 1889 untuk memperingati 100 tahun Revolusi Prancis.
Masyarakat Eropa, menurut Prof Rai, makin menaruh perhatian pada gamelan saat gamelan dan tari dari Desa Peliatan, Gianyar, -saat itu menjadi utusan pemerintah kolonial Belanda-- dipentaskan pada The International Colonial Exposition di Prancis tahun 1931.
Di Jepang, ia melanjutkan, kesenian Bali juga mengalami perkembangan pesat. Di negeri Matahari Terbit itu ada 52 sanggar yang mengajarkan tetabuhan dan tari Bali.(I006)
Sanggar tari Bali di Jepang tersebut umumnya dirintis warga Jepang yang sebelumnya pernah belajar di ISI Denpasar, tutur Prof Rai.
Sumber: http://www.antaranews.com