Ternate, Malut - Festival Legu Gam Moloku Kie Raha 2012 akan kembali digelar di Ternate, Maluku Utara, 1-16 April mendatang. Legu Gam adalah pesta rakyat untuk merayakan hari ulang tahun Sri Sultan Ternate, yang digelar dalam bentuk tari-tarian atau disebut Tarian Legu.
Ketua Panitia Legu Gam Arifin Djafar mengatakan, Tarian Legu berbeda dengan tarian tradisional lain yang biasa dipentaskan dalam berbagai acara. Tarian Legu hanya ada dalam tiga acara bertingkat, yaitu Doriu Gam, Kololie Kie, dan Fere Kie.
Doriu Gam tingkatan pertama di mana Sultan Ternate Mudaffar Sjah berkunjung ke daerah tertentu. Kemudian Kololie Kie, saat Sultan mengelilingi gunung dalam kondisi masyarakatnya mengkhawatirkan, seperti saat Gunung Gamalama meletus. Tingkatan terakhir adalah saat Sultan berdoa memohon perlindungan dan keselamatan.
"Meskipun dilakukan kala mengelilingi dan mendaki gunung, kedua upacara ini bukan ritual animisme. Sebab doa dan permohonan dipanjatkan kepada Allah SWT sebagai penguasa alam semesta. Gunung hanya salah satu simbol kebesaran Allah SWT sebagai pencipta," kata Arifin.
Tarian Legu merupakan rangkaian gerak menyerupai kepakan sayap burung. Menurut legenda, tarian ini sebagai simbol turunnya burung berkepala dua yang menjadi simbol Kesultanan Moloku Kie Raha (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacam).
Dalam tarian tersebut, disampaikan berbagai kritikan terhadap Sultan dalam bentuk syair diiringi musik tifa. Para penari adalah perempuan dan bukan keluarga kesultanan. Sultan dilarang berdiri sebelum tarian selesai agar kritik dan pesan bisa dipahami.
Selain Tarian Legu, Festival Legu Gam juga dimeriahkan dengan berbagai potensi wisata dan kebudayaan di kota rempah-rempah tersebut. Tahun ini, penyelenggara mengedepankan permainan tradisional bambu gila untuk memecahkan rekor MURI.
Bambu gila adalah bambu yang sudah dibacakan mantra oleh pawang. Bambu itu nantinya bergerak sendiri mengikuti gerakan pawang. Sementara tujuh orang pemegang bambu merupakan pihak yang berinteraksi dengan bambu tersebut.
Menurut Arifin, sekitar 100 bambu gila akan diturunkan. Satu bambu dipegang oleh tujuh orang, yang artinya 700 orang bakal terlibat permainan. Selain itu, banyak lagi rangkaian acara Legu Gam, tak terkecuali kegiatan menyelam di perairan kota tersebut.
Legu Gam 2012 mengusung tema Aroma Rempah di Jalur Sutra. Sejarah aroma rempah memang tak bisa dilepaskan dari kota ini. Pada masanya, berbagai bangsa di Asia dan Eropa jauh-jauh berlayar ke Timur Indonesia, semata didorong oleh daya tarik dan nilai eksklusif rempah-rempah.
"Tema ini mengembalikan dan mengingatkan kita semua bahwa Maluku Utara pernah jaya dengan perdagangan Jalur Sutera," kata Arifin.
Festival Legu Gam telah menjadi agenda nasional, dan ditargetkan menjadi magnet bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Festival ini juga diharapkan bisa membangkitkan perekonomian warga di kota tersebut.
Sumber: http://www.metrotvnews.com