UKSU-ITB Tampilkan Kesenian 7 Etnik Sumut di Jakarta

Jakarta - Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan beragam etnik yang tersebar dari utara hingga selatan. Dengan keragaman itu, Unit Kesenian Sumatera Utara Institut Teknologi Bandung (UKSU-ITB) menampilkan pertunjukan Maragam Bangso yang mengangkat tema "Keindahan 7 Etnik Sumatera Utara" pada Sabtu, 8 Maret 2014 di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia lantai 8, Jakarta.

"Sebagai ruang publik yang berkomitmen untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia, kali ini Galeri Indonesia Kaya ingin mendekatkan masyarakat dengan 7 etnik di Sumatera Utara melalui pertunjukan yang digelar oleh UKSU ITB ini. Pertunjukan ini merupakan bentuk nyata dari kerinduan para pelajar yang berasal dari Sumatera Utara yang ingin mengembangkan dan melestarikan budaya Sumatera Utara melalui lagu, musik, dan tarian yang pantas untuk kita dukung dan apresiasi," tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Judul Maragam Bangso ini berasal dari bahasa Batak Toba yang berarti beragam bangsa yang mengangkat keindahan 7 etnik Sumatera Utara, yakni Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Pak-Pak, Mandailing, dan Nias. Pertunjukan yang digelar oleh para mahasiswa ini mengajak penonton untuk menikmati lantunan musik, lagu, tarian dari ketujuh etnik tersebut.

Selama 50 menit, pengunjung Galeri Indonesia Kaya diajak untuk mengenal ketujuh etnik di Sumatera Utara melalui paduan video, musik, dan tarian yang ditampilkan. Dibuka oleh penampilan musik Batak dan tarian kontemporer yang diiringi paduan suara, penonton juga akan menyaksikan secara langsung salah satu lagu, atau tarian dari masing-masing etnik beserta esensi atau arti dari lagu, musik, atau tarian tersebut.

Beberapa lagu, video dan tarian yang ditampilkan oleh Pergelaran UKSU-ITB 2014 adalah tarian Tor-tor Somba, Tari Ya"ahowu Nias, musik dan tarian Piso Surit, Dembas Simenguda, Sitogol, Selayang Pandang dan paduan suara Batak Toba. Penampilan para pelajar ini ditutup dengan musik dan paduan suara. Pada bagian penutup ini, penonton akan diajak juga untuk menari bersama.

"Pertunjukan ini muncul dari kerinduan pada tanah kelahiran kami di Sumatera Utara keinginan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya leluhur di tanah perantauan melalui alunan musik, lagu dan tarian dari ketujuh etnik Sumatera Utara. Karena itu, kami mengapresiasi Galeri Indonesia Kaya yang memberikan dukungan dan ruang untuk berekspresi serta melestarikan kesenian budaya Indonesia," ujar Christian Sidauruk dari UKSU ITB.

-

Arsip Blog

Recent Posts