Pontianak, Kalbar - Pekan Gawai Dayak 2016 dipastikan lebih istimewa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Acara yang bakal digelar di Rumah Radakng, 20-27 Mei itu akan dihadiri masyarakat Dayak dari negara tetangga. Sebanyak 200 orang Sarawak, Sabah, Kinabalu (Malaysia) dan Brunei Darussalam sudah menyatakan kesediaan untuk hadir. "Ini yang membuat Pekan Gawai Dayak kali ini istimewa," ujar Irenius Kadim, Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak 2016 dalam keterangan persnya, kemarin.
Menurutnya, tamu dari mancanegara ini tidak hanya sekedar melihat atau menghadiri undangan, akan tetapi mereka dipastikan mengikuti karnaval dan membuka stand pameran dan kuliner.
Selain itu, lanjut Iren, pekan gawai ini juga akan menambah jumlah kegiatan lomba yang diharapkan bisa menambah semaraknya gawai. "Untuk lomba, kami ada penambahan, salah satunya lomba menangkap babi, di samping perlombaan-perlombaan yang sudah ada sebelum-sebelumnya," lanjutnya.
Seperti tahun sebelumnya, gawai ini dimeriahkan upaya pembukaan, display budaya, upacara adat, pameran kerajinan rakyat dan wisata kuliner. Dalam wisata kuliner ini telah disepakati bagaimana cara untuk mengubah stigma masyarakat luas bahwa gawai Dayak itu identik dengan bermabuk-mabukan. “Tahun ini disepakati, tidak boleh ada yang mabuk-mabukan atau yang jual arak,” tegas Iren.
Gawai ini disusun dengan aturan yang harus ditaati, baik pengunjung maupun penyelenggara. Akan diperlakukan hukum adat bagi yang melanggar aturan adat yang ditetapkan penyelenggara. “Siapapun dia, apalagi panitia. Bahkan, kalau panitia melanggar aturan, hukum adatnya bisa sampai dua kali lipat, yakni hukum Nahkoda Macah Timba. Artinya apa, mereka yang melaksanakan kok buat rusuh,” ujarnya.
Selain itu juga dimeriahkan dengan permainan rakyat lainnya, meliputi menyumpit dan pangka gasing. Kemudian pementasan seni, tari dayak kreasi dan tarian dayak. Termasuk sastra lisan, peragaan busana dayak, lomba bujang dan dara gawai serta melukis perisai, memahat, mematung dan seni lukis tato.
Ketua Sekber Kesda Kalbar, Yoseph Odilo Oendoen menambahkan, Pekan Gawai Dayak pertama kali diadakan pada 1986. Kala itu hanya ada sembilan sanggar kesenian di naungan Sekber Kesda Kalbar. Namun, pada 2016 ini sudah mencapai 54 sanggar. “Mulai dari sanggar seni pertunjukan, seni tari, musik, teater, sastra dan seni rupa. Jadi hampir semua cabang seni sudah ada,” katanya.
Dengan gawai ini, Oendoen berharap muncul kreativitas dan inovasi serta produktivitas dari pelaku-pelaku seni ini. Sehingga bisa memberikan warna dan hiburan pada masyarakat umum maupun turis mancanegara.
Sumber: http://www.pontianakpost.com