Sidoarjo, Jatim - Jelang Hari Kartini 21 April 2016, sejumlah perajin baju adat di Kabupaten Sidoarjo, kebanjiran order. Pesanan yang masuk dari luar kota meningkat mencapai 100 persen.
Siti Ulfah (47) salah satu pengrajin asal Dusun Ngengor RT 01 RW 03 Desa Becirongengor, Kecamatan Wonoayu, mengaku selama bulan April ini pesanan baju adat meningkat drastis.
Kebanyakan pesanan masuk dari luar Kota Sidoarjo, seperti Surabaya, Malang, Mojokerto dan ada juga pesanan dari Jawa Tengah. "Ada juga pesanan dari luar negeri, yakni Malaysia dan Singapura, tapi pesanan melalui distributor," katanya, Senin (18/4/2016).
Selama ini, lanjutnya, pemasaran hanya masih bisa dilakukan di Provinsi Jatim dan Jateng. Sebetulnya dia ingin karya kerajinannya ini bisa di kenal di seluruh Indonesia, namun terkendala tenaga. "Kalau tenaga pemasaran yang handal ada, mungkin kami ingin merambah sampai luar pulau," tukasnya.
Siti menyebutkan, pada hari biasa, rumah industri miliknya yang dibantu 20 tenaga dari unsur tetangga semuanya itu, memproduksi paling banyak lima kodi pakaian adat. Namun menjelang Hari Kartini, pesanannya naik sampai mencapai 10 kodi per harinya. "Setiap satu kodi berisi 20 pasangan pakaian adat mulai dari celana, baju, ikat kepala dan sejumlah asesoris," imbuhnya.
Baju adat itu dijual dengan harga eceran antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Harga itu akan disesuaikan tergantung ukuran anak-anak dan dewasa. Selain itu yang membedakan harga adalah bahan dan asesoris yang ada. "Untuk omzet setiap hari, bisa mencapai Rp 30 juta per hari," rinci Siti.
Guna memenuhi pesanan tersebut, Siti harus mempekerjakan sedikitnya 20 orang yang kebanyakan adalah tetangganya sendiri. Pengerjaan baju adat tersebut sebagian juga bisa dikerjakan di rumah pekerjanya masing-masing. "Pekerjanya tetangga-tetangga dekat saja mas," ujarnya.
Baju adat yang dibuat di rumah Siti ini tidak hanya baju adat Jawa, melainkan semua baju adat yang ada di nusantara. Perajin di tempat ini bisa memenuhi semua baju adat sesuai permintaan konsumen. "Baju adat itu dipesan sejumlah toko yang ada di Surabaya dan Yogyakarta. Di distributor Yogjakarta itulah ada pesanan masuk dari luar neger," kata Siti.
Masih kata Siti, banjirnya order masuk itu bisa menjelang perayaan hari-hari Nasional tertentu. Selain Hari Kartini, permintaan baju adat juga meningkat tajam menjelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. "Ramainya pemesanan biasanya datang saat bulan April dan Agustus dan momen-momen tertentu saja," pungkasnya.
Sumber: http://beritajatim.com