Cirebon, Jabar - Bukan tidak mungkin kesenian daerah berangsur punah. Hal ini bisa dilihat dari 42 jenis dan bentuk kesenian di Kabupaten Cirebon yang sudah semakin tergerus oleh perkembangan zaman. Kepala Disbudparpora Kabupaten Cirebon, H Hartono melalui Kasi Kesenian Uuk Sukarna mengatakan, dari bentuk kesenian ada beberapa yang sudah hampir punah, seperti pedalangan, sastra, wayang wong, wayang kulit, dan lainnya.
Ada juga seni tarling klasik, dan adat istiadat yang sudah hampir tidak bisa dijumpai di masyarakat Kabupaten Cirebon. “Budaya itu bukan hanya kesenian ada juga adat istiadat,” ujarnya.
Kabupaten Cirebon, diakuinya memiliki banyak seni dan budaya. Hanya saja kendalanya ada pada regenerasi dari para pelaku seni dan budaya itu sendiri.
Ketua Sanggar Seni Ni Mas Mayangsari, H Toto Sugiarto SE menilai, tergerusnya seni dan budaya ini menjadi sebuah keniscayaan di tengah arus perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga nilai-nilai seni dan budaya mengalami penurunan. “Orang sekarang sudah tidak menyukai lagi kesenian masa lalu karena tidak mengetahui nilai dan maknanya. Selain juga generasi penerusnya sudah tidak ada lagi,” katanya.
Maka dari itu, untuk menghidupkan kesenian dan kebudayaan daerah diperlukan perhatian serius dan gerakan revitalisasi. Selain pemerintah daerah yang harus memperhatikan juga harus ada dukungan dari para seniman dan masyarakat. Sehingga kesenian dan kebudayaan daerah bisa tetap langgeng dan bertahan di tengah arus globalisasi. “Kita harus mengajak agar masyarakat juga mau belajar seni dan budaya daerahnya. Sekarang kan anak muda lebih suka main drum daripada gamelan. Seharusnya mereka bisa mau belajar mencintai kesenian daerahnya,” jelasnya.
Sumber: http://www.radarcirebon.com